• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV METODE PEN ELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.4. Matode Pengolahan Data

4.4.2. Pengukuran Kine rja Rantai Pasok 1 Efisiensi Pemasaran

Analisis efisiensi pemasaran dapat diukur untuk mengetahui efisiensi dalam rantai pasok karena di dalam rantai pasok terdapat kegiatan pemasaran yang dapat mencerminkan tingkat efisiensi sebuah rantai pasok. Analisis efisiensi pemasaran diawali dengan identifikasi lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran beras organik. Pada penelitian kali ini, analisis efisiensi pemasaran dilakukan hanya dengan pendekatan indikator efisiensi operasional. Efisiensi pemasaran beras organik berdasarkan indikator efisie nsi operasional dapat dilihat dari pengukuran margin pemasaran dan farmer’s share.

Margin Pe masaran

Analisis margin pemasaran dilakukan untuk mengetahui komponen biaya pemasaran yang membuat harga produk semakin naik dan berbeda antara lembaga pemasaran yang satu dengan lembaga pemasaran lainnya. Margin pemasaran mencerminkan perbedaan pendapatan yang diterima oleh masing- masing lembaga pemasaran. Hal tersebut dikarenakan besarnya biaya pemasaran yang dikeluarkan setiap lembaga pemasaran juga berbeda, tergantung dari fungsi pemasaran yang dilakukan.

Terdapat tiga fungsi pemasaran, yaitu fungsi pertukaran, fisik, dan fasilitas. Fungsi pertukaran merupakan fungsi yang mencakup perpindahan hak milik barang atau jasa. Fungsi ini terdiri atas fungsi pembelian, penjualan, dan pengumpulan. Fungsi fisik merupakan fungsi yang mencakup aktivitas penanganan, pergerakan, dan perubahan fisik dari komoditas pe rtanian. Fungsi ini mencakup fungsi penyimpanan, fungsi pengangkutan, dan fungsi pengolahan. Fungsi fasilitas merupakan fungsi yang mencakup aktivitas yang memperlancar atau sebagai perantara antara fungsi pertukaran dan fungsi fisik. Fungsi fasilitas mencakup fungsi standardisasi, fungsi keuangan, fungsi penanggungan risiko, dan fungsi intelijen pasar seperti mengumpulkan, mengintepretasikan, dan menyebarkan informasi pasar.

Margin pemasaran beras organik dihitung berdasarkan pengurangan harga jual dan harga beli pada setiap lembaga yang terlibat dalam pemasaran beras organik atau penjumlahan dari biaya-biaya pemasaran yang dikeluarkan dan

keuntungan yang diperoleh lembaga pemasaran. Margin pemasaran secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut (Kohls & Uhl 2002) :

Mi = Psi – Pbi Mi = Ci + πi Psi –Pbi = Ci + πi Keuntungan lembaga pemasaran tingkat ke- i adalah :

Πi = Psi – Pbi – Ci Maka besarnya margin pemasaran total adalah :

MT = Σ Mi

Keterangan : Mi = Margin pemasaran pada pasar tingkat ke- i Psi = Harga jual pada pasar tingkat ke-i

Pbi = Harga beli pada pasar tingkat ke-i Ci = Biaya lembaga pemasaran tingkat ke-i Πi = Keuntungan lembaga pemasaran tingkat ke-i MT = Margin total

i = 1, 2, 3, ….., n

Farmer’s Share

Farmer’s share merupakan indikator efisiensi pemasaran yang diukur untuk mengetahui apakah bagian yang diterima oleh petani sesuai atau tidak dengan harga yang dibayar konsumen akhir. Farmer’s share berkebalikan dengan margin pemasaran. Jika margin pemasaran rendah, maka bagian yang diterima oleh petani atau farmer’s share tinggi dan sebaliknya. Secara matematis, farmer’s

share dirumuskan sebagai berikut (Kohls & Uhl 2002) :

Fs =

x 100% Keterangan : Fs = Farmer’s share

Pf = Harga di tingkat petani

Pr = Harga yang dibayar konsumen akhir

Setelah nilai farmer’s share diketahui, efisiensi pemasaran rantai pasok beras organik dapat diketahui. Kemudian, kinerja lainnya diukur melalui metrik lainnya seperti inventory turnover, inventory days of supply, dan cash to cash

karena anggota rantai pasok yang menjadi sentra dalam penelitian ini adalah Tani Sejahtera Farm.

4.4.2.2. Efisiensi Pengelolaan Asset

Efisiensi pengelolaan asset rantai pasok merupakan salah satu atribut pengukuran kinerja dalam metrik SCOR (Supply Chain Operations Reference). Terdapat dua kategori dalam metrik SCOR, yaitu sisi pelanggan dan sisi internal. Dalam penelitian ini, hanya sisi internal saja yang dianalisis karena jika dianalisis dari sisi pelanggan, produk akhir beras organik yang diterima pelanggan bukan berasal dari satu pemasok saja, tetapi berasal dari banyak pemasok sementara fokus atau sentra rantai pasok beras organik dalam penelitian ini adalah sebuah badan usaha yang berperan sebagai pemasok beras organik sehingga hasil analisis menjadi kurang sesuai. Atribut efisiensi pengelolaan asset berada dalam sisi internal. Oleh karena itu, penelitian ini hanya menganalisis efisiensi pengelolaan asset pada anggota rantai pasok yang menjadi fokus atau sentra rantai pasok beras organik.

Inventory Turnover

Metrik ini mengukur frekuensi perputaran persediaan yang telah digantikan selama periode waktu tertentu dan menjelaskan berapa kali suatu aset bisa digunakan untuk meperoleh profit atau revenue. Menurut Russell dan Taylor (2000), inventory turnover diperoleh dengan membagi biaya penjualan produk

(cost of good sold) dengan rata-rata nilai keseluruhan persediaan (average

aggregate value of inventory). Besar biaya penjualan produk tidak termasuk

diskon atau mark up, sedangkan rata-rata nilai keseluruhan persediaan merupakan jumlah nilai semua barang yang terdapat dalam persediaan. Kinerja rantai pasok dikatakan lebih baik apabila nilai inventory turnover semakin kecil. Berikut adalah perhitungan inventory turnover secara matematis (Russell & Taylor 2000)

Inventory Turnover =

Inventory Days of Supply

Metrik ini mengukur kecukupan persediaan dengan satuan waktu hari.

Inventory days of supply adalah lamanya rata-rata (dalam hari) suatu perusahaan

bisa bertahan dengan jumlah persediaan yang dimiliki apabila tidak ada pasokan lebih lanjut. Kinerja rantai pasok dikatakan bagus apabila mampu memutar asset dengan cepat. Dengan demikian, semakin pendek inventory days of supply, semakin bagus pula kinerja rantai pasok. Perhitungan inventory days of supply dapat dilihat di bawah ini (Russell & Taylor 2000).

Inventory days of supply = vera e re ate alue of nventory

S hari

Cash to Cash Cycle Time

Metrik ini mengukur kecepatan rantai pasok mengubah persediaan menjadi uang. Semakin pendek waktu yang dibutuhkan, semakin bagus bagi rantai pasok. Perusahaan yang bagus memiliki cash to cash cycle time yang pendek. Ada tiga komponen dalam perhitungan ini, yaitu :

1) Average days of account receivable (dalam hari) merupakan ukuran

seberapa cepat pelanggan membayar barang yang sudah diterima.

2) Average days of account payable (dalam hari) merupakan ukuran

kecepatan perusahaan membayar ke pemasok untuk material/ba han baku yang sudah diterima.

3) Inventory days of supply (dalam hari).

Berikut adalah perhitungan cash to cash cycle time menurut Pujawan (2005).

Cash to cash cycle time = inventory days of supply + average days of account

receivable average days of account payable