• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUKURAN NILAI WAJAR (lanjutan) FAIR VALUE MEASUREMENT (continued) Hirarki Nilai Wajar (lanjutan) Fair Value Hierarchy (continued)

Dalam dokumen Financial Report Interim 30 September 2017 (Halaman 106-108)

AND CONTINGENCIES

34. PENGUKURAN NILAI WAJAR (lanjutan) FAIR VALUE MEASUREMENT (continued) Hirarki Nilai Wajar (lanjutan) Fair Value Hierarchy (continued)

Bukti terbaik dari nilai wajar adalah harga yang dikuotasikan (quoted prices) dalam sebuah pasar yang aktif. Jika pasar untuk sebuah instrumen keuangan tidak aktif, entitas menetapkan nilai wajar dengan menggunakan metode penilaian. Tujuan dari penggunaan metode penilaian adalah untuk menetapkan harga transaksi yang terbentuk pada tanggal pengukuran dalam sebuah transaksi pertukaran yang wajar dengan pertimbangan bisnis normal. Metode penilaian termasuk penggunaan harga dalam transaksi pasar yang wajar (arm’s length) terakhir antara pihak-pihak yang memahami dan berkeinginan, jika tersedia, referensi kepada nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisa arus kas yang didiskontokan dan model harga opsi (option pricing models).

The best evidence of fair value is quoted prices in an active market. If the market for a financial instrument is not active, an entity establishes fair value by using a valuation technique. The objective of using a valuation technique is to establish what the transaction price would have been on the measurement date in an arm's length exchange motivated by normal business considerations. Valuation techniques include using recent arm's length market transactions between knowledgeable and willing parties, if available, reference to the current fair value of another instrument that is substantially the same, discounted cash flow analysis and option pricing models.

Jika terdapat metode penilaian yang biasa digunakan oleh para peserta pasar untuk menentukan harga dari instrumen dan metode tersebut telah didemonstrasikan untuk menyediakan estimasi yang handal atas harga yang diperoleh dari transaksi pasar yang aktual, entitas harus menggunakan metode tersebut. Metode penilaian yang dipilih membuat penggunaan maksimum dari input pasar dan bergantung sedikit mungkin atas input yang spesifik untuk entitas (entity-specific inputs). Metode tersebut memperhitungkan semua faktor yang akan dipertimbangkan oleh peserta pasar dalam menentukan sebuah harga dan selaras dengan metode ekonomis untuk penilaian sebuah instrumen keuangan. Secara berkala, Grup menelaah metode penilaian dan mengujinya untuk validitas dengan menggunakan harga dari transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi untuk instrumen yang sama (yaitu tanpa modifikasi dan pengemasan kembali) atau berdasarkan data pasar yang tersedia dan dapat diobservasi.

If there is a valuation technique commonly used by market participants to price the instrument and that technique has been demonstrated to provide reliable estimates of prices obtained in actual market transactions, the entity uses that technique. The chosen valuation technique makes maximum use of market inputs and relies as little as possible on entity- specific inputs. It incorporates all factors that market participants would consider in setting a price and is consistent with accepted economic methodologies for pricing financial instruments. Periodically, the Group calibrates the valuation technique and tests it for validity using prices from any observable current market transactions in the same instrument (i.e., without modification or repackaging) or based on any available observable market data.

Grup menggunakan hirarki di bawah untuk menentukan dan menyajikan nilai wajar dari instrumen keuangan dalam melakukan pengukuran:

The Group uses the hierarchy to determine and present the fair value of financial instruments to measure:

 Tingkat 1 : Nilai wajar diukur berdasarkan pada harga kuotasi (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas sejenis.

 Level 1 : Fair value measured based on quoted prices (unadjusted) in active markets for identical assets or liabilities.

Hirarki Nilai Wajar (lanjutan) Fair Value Hierarchy (continued)

 Tingkat 2 : Nilai wajar diukur berdasarkan teknik-teknik valuasi, yaitu untuk seluruh input yang diketahui baik secara langsung ataupun tidak langsung memiliki dampak signifikan atas nilai wajar tercatat.

 Level 2 : Fair value measured based on valuation techniques for which all inputs which have a significant effect on the recorded fair values are observable, either directly or indirectly.

 Tingkat 3 : Nilai wajar diukur berdasarkan teknik-teknik valuasi, yaitu untuk seluruh input yang tidak dapat diketahui baik secara langsung ataupun tidak langsung memiliki dampak signifikan atas nilai wajar tercatat.

 Level 3 : Fair value measured based on valuation techniques for which any inputs which have a significant effect on the recorded fair values that are not based on observable market data (unobservable inputs).

Hirarki nilai wajar Grup pada tanggal 30 September 2017 adalah sebagai berikut:

Fair value hierarchy of the Group as of September 30, 2017 is as follows:

30 September/September 30, 2017

Total/ Level 1/ Level 2/ Level 3/

Total Level 1 Level 2 Level 3

Assets for which fair value are

Aset yang nilai wajarnya diungkapkan disclosed

Aset tidak lancar Non-current Assets

Aset tetap *) 3.273.086 - 3.273.086 - Fixed assets *) Properti investasi 389.282 - 389.282 - Investment properties

*) Untuk aset tetap dengan nilai buku sebesar Rp1.385.066/For fixed assets with net book value of Rp1,385,066 Pada tanggal 30 September 2017, tidak terdapat

pengalihan antara pengukuran nilai wajar level 1 dan level 2.

As of September 30, 2017, there is no transfer between measurement of fair value of level 1 and level 2.

Tidak terdapat aset dan liabilitas lain yang diukur dan diungkapkan selain yang telah dijelaskan diatas.

No other assets and liabilities have been measured and disclosed other than above explained.

35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN 35. FINANCIAL RISK MANAGEMENT

Risiko utama dari instrumen keuangan Grup adalah risiko tingkat suku bunga, risiko mata uang, risiko kredit dan risiko likuiditas. Penelaahan Direksi dan kebijakan yang disetujui untuk mengelola masing- masing risiko ini dijelaskan secara detail sebagai berikut:

The main risks arising from the Group’s financial

instruments are interest rate risk, currency risk, credit risk and liquidity risk. The Directors review and approve policies for managing each of these risks, which are described in more detail as follows:

a. Risiko tingkat suku bunga a. Interest rate risk Risiko tingkat suku bunga Grup terutama timbul

dari pinjaman untuk tujuan modal kerja dan investasi. Pinjaman pada tingkat suku bunga mengambang membuat Grup terekspos terhadap risiko suku bunga atas arus kas.

The Group’s interest rate risk mainly arises from loans for working capital and investment purposes. Loans at floating rates expose the Group to cash flow interest rate risk.

35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 35. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Dalam dokumen Financial Report Interim 30 September 2017 (Halaman 106-108)