• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Meninjau materi cetak

Mengumpulkan informasi yang akurat dan tepat waktu mungkin sulit untuk dilakukan, terutama di negara-negara di mana akses informasi tertulis resmi dibatasi. Dalam meninjau bahan-bahan informasi, ada baiknya bila memperhatikan keterbatasan sumber tertentu. Misalnya, data yang dicatat oleh lembaga perdagangan resmi cenderung terlalu optimis dalam rangka mempromosikan produk suatu negara. Dalam kasus lain, banyak informasi yang berasal dari sumber LSM multilateral, bilateral atau internasional. Seringkali, hanya sedikit informasi yang tersedia terkait dengan pemasaran produk hasil tanaman dan hutan, mengingat bahwa topik ini masih baru. Namun, dalam proses identifikasi produk dan pasar, angka yang tepat tidak diperlukan dan informasi perkiraan masih dapat berguna dalam memberikan gambaran umum sebuah situasi.

INFORMASI LATAR BELAKANG

• Dokumen, berita acara, dan laporan dari para ahli yang relevan,

departemen dan instansi, layanan komunikasi, universitas, perpustakaan, masyarakat setempat, dan kelompok kepentingan khusus, seperti pedagang lokal, unit usaha impor / ekspor, unit industri, pusat promosi perdagangan, lembaga penelitian dan kelompok profesional;

INFORMASI TINGKAT INTERNASIONAl

• Data bank Internasional tentang perdagangan produk hasil tanaman dan hutan yang dipilih;

• Perpustakaan dan departemen komunikasi dari lembaga penelitian yang dipilih;

• Produsen, pabrikan dan pedagang produk hasil tanaman dan hutan.

INFORMASI TINGKAT NASIONAL

• Keputusan dan undang-undang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) atau Kementerian Pertanian mengenai ekstraksi produk, perdagangan dan pengolahan;

• Persediaan Nasional untuk produk hasil tanaman dan hutan; bagian tertentu di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) atau Kementerian Pertanian;

• Pusat perdagangan dan industri terkait dan statistik pusat promosi perdagangan

• Transaksi produk unit usaha Semi-publik atau swasta;

• Pengalaman dan studi dari LSM internasional ‘atau lembaga multilateral’ tentang produk hasil tanaman dan hutan;

• Data kamar dagang.

INFORMASI TINGKAT REGIONAL (DI DALAM NEGERI)

• Inventarsi produk di tingkat regional;

• Penelitian dan laporan proyek di wilayah yang bersangkutan;

• Peta, herbarium botani, hutan regional dan statistik pertanian (misalnya pajak yang dikumpulkan dari produk hasil tanaman dan hutan);

• Pedagang utama dan transaksi pasar.

INFORMASI TINGKAT KOMUNITAS

• Survei dasar mengenai produksi, pengumpulan, pengangkutan, pasca panen

• kegiatan dan penjualan hasil pohon dan hutan; ketergantungan

• anggota komunitas pada produk-produk untuk keperluan rumah tangga dan pendapatan

2. Wawancara

Pengumpulan informasi dari sumber-sumber langsung, melalui wawancara dan observasi adalah salah satu tugas yang paling sulit dilakukan oleh pengguna proses APP. Masalah yang umumnya dialami adalah kurangnya waktu dan usaha untuk mempersiapkan alat-alat wawancara, melemahkan validitas dan reliabilitas informasi.

Maka dari itu sangatlah penting bagi fasilitator melatih mereka dalam teknik wawancara serta observasi. Jika para pengumpul informasi tidak dipersiapkan dengan benar, mereka bisa memperoleh informasi yang kurang tepat dan tidak dapat diyakini kebenarannya.

Melakukan wawancara

Berikut adalah daftar isian yang dapat menjadi panduan pelaksanaan wawancara.

Lakukan wawancara secara informal

Hanya beberapa pertanyaan yang perlu ditentukan sedari awal. Saat wawancara, akan terdapat beberapa pertanyaan relevan yang muncul dari observasi, tanggapan narasumber dan topik yang ingin mereka bicarakan

Pilih narasumber utama

Narasumber bisa saja produsen skala kecil, pengolah,

pedagang grosiran atau eceran, pemimpin asosiasi produsen, produsen skala besar, pengolah, pedagang grosiran atau eceran, pejabat pemerintahan, dll.

Latihlah kemampuan wawancara dan teknik perekaman informasi

Informasi yang paling penting biasanya dapat diperoleh dengan mengajukan pertanyaan secara lebih santai atau tidak langsung dan menghubungkan pertanyaan pada observasi.

Ajukan pertanyaan yang banyak dan berlatihlah jauh-jauh hari

Berlatihlah mengajukan pertanyaan berdasarkan enam kata tanya (5W dan 1H): siapa, apa, mengapa, kapan, di mana, bagaimana? Dapatkan tanggapan yang lebih signifikan dengan mengajukan pertanyaan terbuka. Tentukan

apakah tanggapan yang diberikan dapat dianggap sebagai fakta, opini atau rumor. Dengarkan dengan sabar. Biarkan narasumber berbicara, meskipun ketika pada awalnya jawabannya tidak langsung menjawab pertanyaan.

Buat narasumber merasa nyaman

Datanglah tepat waktu dan jelaskan maksud kunjungan Anda pada saat hadir. Minta izin narasumber untuk membuat catatan. Buatlah narasumber merasa nyaman (misalnya, memulai wawancara dengan berbincang ringan mengenai toko, pabrik, sawah, rumah atau cuaca)

Tentukan lokasi

wawancara yang sesuai

Wawancara tidak boleh melebihi satu jam. Jika

memungkinkan, wawancara sebaiknya dilakukan pada saat kegiatan yang dimaksud sedang berlangsung. Sebagai contoh, jika subjek wawancara adalah hasil hutan, maka wawancara tersebut idealnya dilakukan di hutan. Jika mengenai produk pertanian, lakukan wawancara di sawah.

Hormati para informan dan belajarlah dari mereka

Jangan membuat komentar negatif terhadap kegiatan-kegiatan narasumber. Sebagai contoh, tidaklah pantas untuk membuat komentar negatif mengenai metode panen mereka meski menurut Anda metode tersebut bersifat destruktif. Tugas dari pengumpul informasi adalah untuk belajar. Pelajari isu-isu yang penting bagi narasumber.

Persiapkan rencana survei lapangan untuk harian dan jangka panjang

Lihat Bagian 4 mengenai persiapan rencana survei

Bandingkan catatan-catatan.

Buatlah tinjauan harian mengenai informasi yang diperoleh (lihat Bagian 4 mengenai persiapan rencana survei), dilengkapi dengan hasil yang diperoleh.

Teknik Wawancara

Pengumpul informasi perlu memahami cara melakukan wawancara dan cara menggunakan berbagai teknik untuk melakukan validasi informasi.

Wawancara Semi Terstruktur

Wawancara ini bersifat informal dan berdasarkan pada sebuah daftar isu yang ingin diketahui oleh pewawancara. Beberapa orang lebih suka membuat daftar terperinci sehingga mereka tidak melupakan apa yang ingin mereka tanyakan, sementara lainnya merasa nyaman dengan garis besarnya saja. Wawancara sebaiknya berlangsung dengan santai dan seramah mungkin. Doronglah narasumber agar mau membahas isu yang tidak diantisipasi oleh pewawancara.

Wawancara Informan Kunci

Beberapa fase pada proses APP sangat membutuhkan informasi yang akurat. Dalam hal ini, sebaiknya wawancara dilakukan pada narasumber yang kompeten, karena mereka memiliki pengetahuan khusus mengenai topik diskusi.

Beberapa alat wawancara yang berguna

• Pengumpul informasi harus menghindari pertanyaan yang ambigu atau mengarahkan pada saat wawancara. Pertanyaan yang mengarahkan hanya akan ditanggapi dengan jawaban ya atau tidak, sementara pertanyaan dengan apa, kapan, di mana, siapa, mengapa atau bagaimana akan memancing percakapan.

• Dengan mengajukan pertanyaan seperti “Tetapi mengapa?”, atau “Bisakah Anda memberi tahu lebih banyak tentang hal itu?” dan “Ada lagi yang bisa Anda ceritakan?”, pewawancara akan mempelajari lebih banyak mengenai jawaban awal dan memperoleh informasi dengan kualitas yang lebih baik.

Teknik untuk melakukan validasi informasi

• Triangulasi: Ini merupakan cara untuk memeriksa kembali informasi agar akurat. Artinya pewawancara diharapkan untuk memandang sebuah masalah dengan perspektif sebanyak mungkin, tetapi setidaknya dari tiga sudut pandang. Triangulasi dilakukan dengan menggunakan peralatan yang berbeda untuk mengumpulkan informasi mengenai isu yang sama (misalnya peta, alur tren untuk memeriksa perubahan lingkungan) dan dengan mendengarkan orang-orang yang memiliki sudut pandang berbeda mengenai topik yang sama (misal perempuan/laki-laki, muda/ tua, mampu/tidak mampu). Catatan yang diperoleh saat wawancara harus didiskusikan pada saat tinjauan harian mengenai informasi yang diperoleh.

• Menentukan reliabilitas (ketepatan) tanggapan: Lebih baik memperoleh sedikit informasi yang dapat diyakini kebenarannya daripada sejumlah besar informasi ambigu atau tidak tepat. Agar terhindar dari informasi yang tidak reliabel, pewawancara harus manilai tanggapan-tanggapan yang diberikan dan menentukan apakah informasi tersebut bisa disimpan atau tidak. Informasi yang diperoleh sebaiknya dikelompokkan sebagai berikut:

» Fakta: sebuah fakta berdasarkan waktu dan tempat yang disepakati secara umum » Opini: pandangan seorang individu atau sebuah kelompok mengenai suatu topik, atau » Rumor: informasi yang tidak memiliki substansi dan berasal dari sumber yang tidak diketahui. » Opini atau rumor harus diperiksa ulang kebenarannya.

3. Observasi

Observasi secara fisik jarang dilakukan dalam pengumpulan informasi. Meskipun demikian, sebaiknya hasil wawancara juga dilengkapi dengan observasi fisik.

Sebagai contoh, dengan berjalan melewati:

• suatu komunitas dapat menyediakan informasi mengenai pemanfaatan lahan, ekonomi setempat, pembagian tenaga kerja (siapa melakukan apa) dan/atau kegiatan musiman;

• sebuah pabrik dapat menyediakan informasi mengenai teknologi, tenaga kerja, kualitas produk dan penyimpanan;

• lokasi pasar akan menyediakan informasi jumlah penjual, kualitas produk dan infrastruktur. Pengumpul informasi juga dapat menghubungkan apa yang mereka lihat dengan pertanyaan yang diajukan saat wawancara. Sebagai contoh:

• Mereka dapat bertanya mengenai sebuah produk;

• Jika produk yang dijual berasal dari pohon-pohon di sekitar rumah, pengumpul informasi dapat bertanya tentang pemanfaatan produk, pengelolaan pohon, nilai produk, dll;

• Jika produk sedang diolah, pengumpul informasi dapat menanyakan apakah produk tersebut untuk dikonsumsi sendiri atau dijual, siapa yang mengolah produk tersebut, siapa yang menjual dan kepada siapa produk tersebut dijual;

• Di hutan, pengumpul informasi dapat menunjuk sebuah pohon dan bertanya kapan (atau jika) pohon tersebut ditanam, berapa usia pohon tersebut, dan digunakan untuk apa. Pengumpul informasi juga bisa bertanya tentang produk lain.

• Di toko atau kios pasar, pengumpul informasi dapat mengajukan pertanyaan tentang asal produk, apakah pedagang tersebut membelinya langsung dari produsen, ekspektasi penjualan pada hari tersebut, pembeli, jumlah yang terjual, apakah transaksi berlangsung secara tunai atau kredit, dst.

4. Mempersiapkan rencara survei lapangan.

Salah satu cara terbaik agar dapat memanfaatkan waktu dengan optimal dalam pengumpulan informasi adalah dengan memiliki rencana survei lapangan. Rencana ini harus mencakup jadwal wawancara, topik-topik dan daftar narasumber. Rencana survei ini terdiri dari rencana survei jangka panjang dan harian, dan keduanya akan diperbarui seiring dengan adanya perolehan dan analisis informasi terus menerus. Rencana survei lapangan bukanlah jadwal yang kaku, tetapi merupakan tuntunan yang fleksibel.

Untuk membuat rencana survei lapangan, lakukan hal-hal berikut:

RANCANG SEBUAH RENCANA SURVEI YANG MENCAKUP

IDENTIFIKASI

• Jadwal kegiatan harian

• Sebuah arahan yang jelas mengenai siapa melakukan apa (anggota komunitas/informan kunci)

• Kebutuhan logistik (transportasi, makanan, dll.)

• Cukup waktu (yang tidak dijadwalkan sebelumnya) untuk mengakomodasi penundaan atau aktivitas-aktivitas baru • Aspek di mana terdapat informasi yang masih minim • Isu yang ada, kendala dan peluang

Untuk membuat tinjauan harian ketika kembali dari lapangan, lakukan hal-hal berikut: JAWAB PERTANYAAN-PERTANYAAN BERIKUT DISKUSIKAN APAKAH ADA PRODUK YANG HARUS DIELIMINASI BUAT RENCANA UNTUK HARI ESOK NILAI PERFORMA PEWAWANCARA

• Informasi baru apa saja yang diperoleh? • Apa saja yang dipelajari?

• Apakah terdapat informasi serupa yang diperoleh dari lebih dari satu sumber?

• Apakah informasi tersebut akurat?

• Isu baru apa yang muncul dari kerja lapangan hari ini?

• Bagaimana informasi mengenai masalah baru ini dikumpulkan? • Informasi apa lagi yang masih butuh dicari?

• Apakah terdapat kebijakan/peraturan yang dapat menghambat pengumpulan atau pemanenan suatu produk?

• Apakah terdapat monopoli terhadap pengendalian suatu produk? • Apakah para pelaku usaha tidak tertarik terhadap perluasan

produksi?

• Apakah produk tersebut saat ini dipanen secara berlebihan? Apakah produk tersebut sekarang sulit dicari dan diperoleh? • Apakah sekarang terdapat pasokan produk yang berlebihan (terlalu banyak tanaman, pohon, dll)? Apakah hal tersebut membuat harga produk menjadi rendah?

• Apakah permintaan terhadap produk tersebut rendah dan berkurang?

• Apa saja kegiatan lapangan yang akan dilakukan besok? • Siapa yang akan melakukan apa?

• Siapa saja informan yang akan terlibat?

• Apa saja kebutuhan logistik (transportasi, makanan) yang perlu disiapkan?

• Apakah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan bersifat terbuka? • Apakah pertanyaan-pertanyaan tersebut logis?

• Apakah terjadi tindaklanjut yang baik terhadap informasi yang diberikan?

• Apa saja yang berlangsung dengan baik? • Apa saja yang membutuhkan perbaikan?

Dokumen terkait