• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis Data

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.5. Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis Data

Sebelum pengumpulan data, terlebih dahulu ditetapkan: (a) faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan pengendalian mutu lahan kering di empat kecamatan penelitian; (b) data sekunder dan data primer yang akan dikumpulkan untuk keperluan analisis deskriptif dan bivariat, AHP dan ISM; (c) sumber data sekunder; (d) responden untuk data primer (e) alat atau instrumen pengumpulan data; (f) teknik pengumpulan data menurut ketegori responden.

Adapun perincian faktor-faktor dan aspek yang dianalisis secara univariat dan bivariat dalam rangka membangun model kebijakan pengendalian mutu lahan kering berbasis pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Ponorogo Jawa Timur yaitu tertera dalam Tabel 3. Untuk keperluan pengumpulan data primer ini

disusun questionnaire untuk responden masyarakat dan untuk responden dinas dan instansi. Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis secara deskriptif dan bivariat. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-square (2) yang tata cara dan rumus-rumusnya telah baku seperti tercantum dalam buku statistik karangan Walpole (1990) dengan tingkat signifikansi p value > α dalam 0,05.

Hasil analisis data ini digunakan untuk membangun model pengendalian mutu lahan kering berbasis pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Ponorogo.

Tabel 3 Faktor-faktor dan aspek yang dianalisis dalam membangun model pengendalian mutu lahan kering berbasis pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Ponorogo

Faktor-faktor Aspek yang dianalisis Hasil

1. Lingkungan  Sumberdaya air  Pohon/tanaman keras  Curah hujan/suhu udara/ kelembaban udara

1.Perolehan air untuk pertanian 2.Keadaan pohon/tanaman keras 3.Angka curah hujan, suhu udara,

dan kelembaban udara

Mode l Pe m be rday aa n Ma syar ak at T ani dal am Penge n dal ian Deg rad as i Laha n K er ing di K abupa ten Po nor ogo 2. Kependudukan  Pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat  Pendidikan formal masya-rakat  Pendapatan masyarakat 4. Tingkat pengetahuan

masyarakat tentang lahan kering 5. Sikap masyarakat terhadap

pengendalian degradasi lahan kering

6. Tingkat perilaku masyarakat 7. Tingkat pendidikan formal

masyarakat

8. Tingkat pendapatan/

pengeluaran per kapita keluarga masyarakat

3. Layanan Pemerintah  Penanganan erosi dan/

atau degradasi lahan kering

 Penyuluhan pertanian  Bimbingan teknis

pengendalian

degradasi lahan kering

9. Cakupan layanan penanganan degradasi lahan kering

10.Frekuensi layanan penyuluhan pengendalian degradasi lahan kering. 4. Teknologi  Biologi  Fisika  Kimia Dampak penerapan/penggunaan hasil teknologi pertanian.

Data primer untuk keperluan AHP dikumpulkan dari pendapat pakar menggunakan questionnaire khusus yang disusun berdasarkan struktur hierarki antar elemen pengendalian mutu lahan kering berbasis pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Ponorogo.

Data primer untuk keperluan ISM yang dikumpulkan dari responden pakar menggunakan questionnaire kedua yaitu sejumlah sub elemen dari elemen- elemen ”strategi” pengendalian degradasi lahan kering di Kabupaten Ponorogo. Hasil ISM berupa perolehan elemen kunci akan dipergunakan sebagai predictor

dalam penyusunan skenario. Data sekunder yang diperlukan untuk analisis deskriptif dan bivariat ialah data faktor-faktor atau aspek lingkungan, kependudukan, layanan Pemerintah, dan teknologi seperti terurai dalam Tabel 3.

3.5.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan oleh penulis dibantu oleh beberapa orang tenaga yang telah dilatih. Data sekunder dikumpulkan dari hasil pengamatan obyek dan tanya jawab di lapangan. Data primer dikumpulkan dengan wawancara langsung serta pengisian kuesioner oleh responden. Dalam proses pengumpulan ada kemungkinan terjadi kesalahan, kekurangan, atau ketidakjelasan; oleh karena itu dilakukan monitoring dan koreksi agar semua data yang diperlukan lengkap.

Focus group discussion (FGD) dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dengan tata cara menurut pedoman umum penyelenggaraan FGD, dengan modifikasi sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Tentang waktu dan tempat pelaksanaan wawancara mendalam sesuai kesepakatan responden dan peneliti.

3.5.2. Pengolahan Data

Tahapan kegiatan pengolahan data hasil responden masyarakat yaitu: pertama, pengeditan data; kedua, pengkodean data; ketiga, pemasukan data ke dalam komputer; dan keempat, pembersihan data. Pengolahan data menggunakan program komputer di antaranya paket program Statistical program for social science (SPSS) 13.0 for Windows. Pengolahan data AHP yang tertera dalam matriks perbandingan lokal yang telah diisi oleh pakar yaitu nilai-nilai kepentingan atau perbandingan berpasangan suatu elemen terhadap elemen yang lain, digunakan perangkat lunak Criterium Decision Plus V3.04.

Dalam rangka penyelesaian ISM, setelah ketiga Structural Self-Interaction Matrix (SSIM) diisi lengkap oleh responden dengan simbol V, A, X, atau O, kemudian dimasukkan ke dalam Reachability Matrix (RM) dengan mengkonversi simbol V menjadi angka 1 dan sebaliknya O; huruf A menjadi angka O dan

sebaliknya 1; huruf X menjadi angka 1 dan sebaliknya 1; dan huruf O menjadi 0 dan sebaliknya juga 0. Langkah selanjutnya ialah pemeriksaan transitivity rule

matriks dengan cara memeriksa sebelum sel-sel yang nilainya 0, apakah telah memenuhi transitivity atau belum. Setelah seluruhnya selesai kemudian angka- angka nilai itu dijumlahkan secara horizontal dan vertikal. Penjumlahan secara horizontal untuk memperoleh nilai drive power; dan penjumlahan secara vertikal untuk memperoleh nilai dependence setiap elemen.

3.5.3. Analisis Data

Data yang berkaitan dengan faktor-faktor pengendalian degradasi lahan dianalisis secara deskriptif dan bivariat. Analisis deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan kerakteristik masing-masing sampel penelitian. Analisis bivariat dimaksudkan untuk memperoleh gambaran signifikansi hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat.

Dalam rangka AHP, berdasarkan nilai eigen atau nilai bobot global dari hasil pengolahan matriks perbandingan sebelumnya, dapat diketahui elemen mana yang paling penting atau mendapat skala prioritas yang paling tinggi pada masing- masing level: Aktor, Faktor, Tujuan. Kriteria, dan Strategi. Dalam analisis ini dilakukan penentuan parameter Consistency ratio (CR) untuk memeriksa apakah perbandingan berpasangan dilakukan konsekuen atau tidak.

Dalam rangka penyelesaian ISM, analisis data dilakukan untuk mengetahui ranking setiap sub elemen dalam elemen strategi. Berdasarkan nilai

driver power (DP) dan dependence (D) seluruh elemen dipetakan dengan menempatkan pada setiap ordinat (x,y) atau ke dalam empat sektor beserta koordinatnya dalam kuadran Independent, Linkage, Autonomous, dan Dependent. Dari pemetaan kemudian diidentifikasi struktur faktor-faktor kunci (key factors) berdasarkan kebutuhan stakeholder, berupa elemen atau sub-elemen prioritas pada sektor independen.