• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.2 Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Disclosure didefinisikan sebagai penyampaian informasi. Pengungkapan laporan keuangan mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas entitas yang terdapat pada catatan atas laporan keuangan terhadap pengungkapan wajib laporan keuangan entitas pelaporan sehingga laporan keuangan harus lengkap, jelas, dan dapat menggambarkan secara tepat kejadian-kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil operasi entitas tersebut. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 pada lampiran PSAP 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan, bahwa setiap entitas pelaporan diharuskan untuk menyajikan Catatan atas Laporan Keuangan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk tujuan umum. Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar laporan keuangan dapat dipahami oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun manajemen entitas pelaporan. Laporan Keuangan mungkin mengandung informasi yang dapat mempunyai potensi kesalahpahaman di antara pembacanya. Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahpahaman atas sajian laporan keuangan harus dibuat Catatan atas Laporan Keuangan yang berisi informasi untuk memudahkan pengguna dalam memahami Laporan Keuangan.

Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional dan

Laporan Arus Kas dapat mempunyai referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya.

Dalam rangka pengungkapan dalam laporan keuangan yang memadai, Catatan atas Laporan Keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi; 2. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro;

3. Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;

4. Informasi tentang dasar penyajian laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;

5. Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka laporan keuangan;

6. Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan; dan

7. Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

Pengungkapan laporan keuangan merupakan cara untuk menjelaskan atau membeberkan hal-hal informatif yang dianggap penting dan bermanfaat bagi pemakai seperti yang terdapat pada catatan atas laporan keuangan sesuai prinsip akuntabilitas. Pemerintah mengungkapkan hal-hal yang bersifat penting dan informatif sebagai bentuk good governance dalam melaksanakan prinsip akuntabilitas dan transparansi yang dituangkan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Penyusunan LKPD harus disajikan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan SAP yang akan menghasilkan suatu Sistem Akuntansi Pemerintahan. Penyusunan LKPD adalah salah satu bentuk penerapan prinsip transparansi yang merupakan keterbukaan pemerintah atas aktivitas pengelolaan keuangan daerah. LKPD merupakan laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan yang telah dilakukan pemerintah selama suatu periode untuk diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang BPK bahwa BPK sebagai satu-satunya auditor yang mempunyai wewenang untuk memeriksa laporan keuangan ketiga lapis pemerintahan di Indonesia yang terdiri dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Setelah LKPD selesai diperiksa maka BPK akan mengeluarkan opini atas hasil pemeriksaan tersebut. Opini dari BPK ini yang menjadi acuan atas kinerja pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerah karena opini bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance) apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum. Opini dari hasil pemeriksaan BPK menjadi penting ketika dikaitkan dengan tujuan laporan keuangan yaitu menyajikan informasi keuangan, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para stakeholders

yang terdiri dari masyarakat, legislatif, lembaga pemeriksa/pengawas, pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman, serta pemerintah (Sarjono, 2012).

Jenis Pengungkapan menurut Sri Rahayu, pengungkapan dalam laporan keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua terdiri dari:

a. Pengungkapan Wajib (Mandatory Disclosure)

Adalah pengungkapan/penjelasan yang harus (wajib) dilakukan oleh pimpinan entitas (kepala daerah) khususnya.

Contohnya:

- Kebijakan akuntansi yang digunakan pemerintah karena setelah keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah sesuai dengan bunyi pasal 4 ayat 1 yaitu pemerintah menerapkan SAP berbasis akrual, yang sebelumnya mengikuti Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang menerapkan SAP berbasis kas, jadi pemerintah harus mengungkapkan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas; - Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi

makro, pencapaian target Undang-Undang APBN/Perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;

- Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan;

- Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;

- Pengungkapan informasi untuk pengakuan pendapatan pajak, retribusi, dan perlakuan akuntansi terhadap selisih kurs, dan lain-lain.

b. Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure)

Adalah pengungkapan/penjelasan yang secara sukarela diungkapkan oleh pimpinan entitas/kepala daerah khususnya kepada publik/masyarakat, anggota legislatif, kreditor, pegawai, investor, dan lain-lain sebagai stakeholder. Contohnya:

- Profil Daerah dan Pemerintah Daerah, dan lain-lain.

Sedangkan Tingkatan (level) pengungkapan terdiri dari tiga konsep pengungkapan yaitu:

a. Pengungkapan memadai (adequate disclosure) b. Pengungkapan wajar (fair disclosure)

c. Pengungkapan berlebihan (full disclosure)

Secara umum, tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda. Definisi pengungkapan wajib dalam hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan oleh standar adalah pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar

akuntansi yang berlaku (Naim dan Rakhman, 2000), (Suhardjanto, Yulianingtyas, 2011).