• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUNGKAPAN PERMODALAN DAN PENGUNGKAPAN EKSPOSUR RISIKO SERTA PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BANK

Dalam dokumen 2012 view laptah 2012 asli (Halaman 188-190)

(SESUAI SE BI NOMOR : 14/35/DPNP TANGGAL 10 DESEMBER 2012)

A. PENGUNGKAPAN PERMODALAN 1. Struktur Permodalan

Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa yang dituangkan dalam Akta Notaris Ellys Nathalia, SH.MH, Notaris di Palangka Raya , Nomor 26 tanggal 27 Juni 2009 mengenai Perubahan Anggaran Dasar PT Bank Kalteng. Pasal 4 butir (1) Anggaran Dasar tersebut menyatakan bahwa Modal Dasar Bank Kalteng sejumlah Rp 500.000.000.000,- (Lima Ratus Milyar Rupiah) terbagi atas 50.000 lembar saham dengan nilai nominal per lembar saham Rp.10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah).

2. Penilaian Kecukupan Modal

Perhitungan penilaian kecukupan modal Bank mengacu pada ketentuan Peraturan Bank Indonesia mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM). Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) yang dipergunakan dalam perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) hanya melingkupi ATMR Risiko Kredit dan ATMR Risiko Operasional.

Menunjuk Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/37/DPNP tanggal 27 Desember 2012 perihal Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Sesuai Profil Risiko dan Pemenuhan Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA), mulai tahun 2013 Bank Kalteng akan menilai kecukupan modal dengan mengacu pada penilaian profil risiko.

Struktur Permodalan Bank Kalteng per 31 Desember 2012 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Tabel 1.a.

B. PENGUNGKAPAN EKSPOSUR RISIKO DAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO Manajemen risiko adalah suatu aktivitas untuk mengendalikan risiko dengan melalui suatu proses identifikasi, pengukuran, evaluasi dan monitoring terhadap seluruh aktivitas kegiatan Bank untuk memperkirakan kerugian potensial yang mungkin terjadi. Sehingga dengan manajemen risiko, kerugian yang mungkin terjadi diharapkan dapat dimitigasi dengan baik dan dapat diminimalisir.

Berdasarkan PBI Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan PBI Nomor 11/25/PBI/2009 dan SE BI Nomor 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 perihal Penerapan Manajemen Risiko Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan SE BI Nomor 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011, Bank Kalteng telah memiliki Buku Pedoman Perusahaan (BPP) Pedoman Standar Manajemen Risiko yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah Nomor DKR.22/SK-063/III-12 tanggal 22 Maret 2012. Penerapan manajemen risiko di Bank Kalteng mencakup 4 (empat) pilar sesuai dengan SE BI dimaksud, yaitu :

1. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi.

Dewan Komisaris dan Direksi bertanggungjawab atas efektivitas penerapan Manajemen Risiko di Bank. Untuk itu Dewan Komisaris dan Direksi memahami Risiko-Risiko yang dihadapi Bank dan memberikan arahan yang jelas, melakukan pengawasan dan mitigasi secara aktif serta mengembangkan budaya Manajemen Risiko di Bank. Selain itu Dewan Komisaris dan Direksi juga memastikan struktur organisasi yang memadai, menetapkan tugas dan tanggung jawab yang jelas pada masing-masing unit, serta memastikan kecukupan kuantitas dan kualitas SDM untuk mendukung penerapan Manajemen Risiko secara efektif.

2. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit.

Penerapan Manajemen Risiko yang efektif didukung dengan kerangka yang mencakup kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko serta limit Risiko yang ditetapkan secara jelas sejalan dengan visi, misi dan strategi bisnis Bank. Penyusunan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko tersebut dilakukan dengan memperhatikan antara lain jenis kompleksitas kegiatan usaha, profil Risiko dan tingkat Risiko yang akan diambil serta peraturan yang ditetapkan otoritas dan/atau praktek perbankan yang sehat. Selain itu, penerapan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko yang dimiliki didukung oleh kecukupan permodalan dan kualitas SDM.

3. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Pengendalian Risiko serta Sistem Informasi Manajemen Risiko.

Identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian Risiko merupakan bagian utama dari proses penerapan Manajemen Risiko. Identifikasi Risiko bersifat proaktif, mencakup seluruh aktivitas bisnis Bank dan dilakukan dalam rangka menganalisa sumber dan kemungkinan timbulnya Risiko serta dampaknya. Selanjutnya, Bank melakukan pengukuran Risiko sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas kegiatan usaha. Selain itu, efektivitas penerapan Manajemen Risiko perlu didukung oleh pengendalian Risiko dengan mempertimbangkan hasil pengukuran dan pemantauan Risiko. Dalam rangka mendukung proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko, Bank mengembangkan sistem informasi manajemen yang disesuaikan dengan karakteristik, kegiatan dan kompleksitas kegiatan usaha Bank.

4. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.

Proses penerapan Manajemen Risiko yang efektif dilengkapi dengan sistem pengendalian intern yang baik. Penerapan sistem pengendalian intern secara efektif dapat membantu pengurus Bank menjaga aset Bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan Bank terhadap ketentuan dan peraturan perundang -undangan yang berlaku, serta mengurangi Risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-hatian. Terselenggaranya sistem pengendalian intern Bank yang baik dan efektif menjadi tanggung jawab dari seluruh satuan kerja operasional dan satuan kerja pendukung serta Divisi Pengawasan Intern.

 Organisasi Manajemen Risiko

Organisasi dalam pengelolaan manajemen risiko di Bank Kalteng dipimpin oleh seorang Direktur yang bertanggung jawab dalam pengelolaan risiko, yaitu Direktur Kepatuhan. Untuk membantu Direktur Kepatuhan tersebut, Bank Kalteng telah membentuk Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR), yaitu Kelompok Manajemen Risiko yang ditetapkan sesuai dengan Keputusan Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah Nomor : DPP.03/SK-0140/VIII-11 tanggal 26 Agustus 2011 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Direksi PT. Bank Pembangunan Kalteng Nomor : DPAI.400/SK-3-0073/VII-04 tanggal 22 Juli 2004 tentang Susunan Organisasi Kantor Pusat, Kantor Cabang Utama, Kantor Cabang Kelas 1, Kantor Cabang Kelas 2, Kantor Cabang Kelas 3, Kantor Cabang Syariah, Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas.

Kelompok Manajemen Risiko bertanggung jawab kepada Direktur Kepatuhan, untuk melakukan fungsi evaluasi penerapan manajemen risiko secara independent.

Dalam mendukung pelaksanaan tugasnya terutama yang terkait dengan pengelolaan risiko, Direksi Bank Kalteng juga membentuk Komite Manajemen Risiko (KMR) yang dipimpin oleh Direktur Kepatuhan, beranggotakan Direksi (kecuali Direktur Utama), seluruh Pemimpin Divisi dan Pemimpin Kantor Cabang Utama. Komite Manajemen Risiko (KMR) dalam tugasnya membahas hal terkait kebijakan, strategi dan upaya untuk mengendalikan risiko yang terjadi pada Bank Kalteng.

STRUKTUR KEPEGAWAIAN

Dalam dokumen 2012 view laptah 2012 asli (Halaman 188-190)