• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR KEPEGAWAIAN PEMIMPIN

Dalam dokumen 2012 view laptah 2012 asli (Halaman 190-200)

KELOMPOK HUKUM PEMIMPIN KELOMPOK KEPATUHAN PEMIMPIN KELOMPOK MANAJEMEN RISIKO PEMIMPIN DIVISI KEPATUHAN DIREKTUR KEPATUHAN  Analis Kepatuhan;  Asisten Kepatuhan.

 Analis Manajemen Risiko Kredit;

 Analis Manajemen Risiko Non Kredit;

 Asisten Manajemen Risiko.

 Yurist;

Bank Kalteng memiliki struktur organisasi yang menggambarkan secara jelas batas wewenang dan tanggung jawab Satuan Kerja yang menangani manajemen risiko. Di dalam organisasi yang dimiliki, terdapat pemisahan fungsi yang jelas antara Satuan Kerja Operasional (bussines unit) dengan Satuan Kerja yang melaksanakan pengendalian dan Satuan Kerja Manajemen Risiko.

 Budaya Risiko

Dengan semakin kompleksnya kegiatan usaha perbankan saat ini, secara otomatis potensi risiko yang dihadapi Bank semakin besar, sehingga Manajemen Bank Kalteng berupaya menanamkan budaya sadar risiko pada seluruh pegawai di setiap tingkatan. Sebagaimana diamanatkan dalam SE BI Nomor 5/21/DPNP, tanggal 29 September 2003 perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum yang telah diubah dengan SE BI Nomor 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011, maka dalam upaya menanamkan budaya risiko tersebut, Manajemen melalui surat-surat pembinaan, telah melakukan sosialisasi budaya risiko kepada seluruh jajaran risk taking unit untuk memastikan bahwa pegawai memiliki pemahaman yang memadai mengenai praktik manajemen risiko.

Selain melakukan sosialisasi, Bank Kalteng juga menyertakan para pegawai yang menduduki suatu jabatan dalam Program Sertifikasi Manajemen Risiko hingga Tingkat 3 dan khusus untuk Direksi Tingkat 4. Dengan mengikuti program sertifikasi tersebut, pegawai memperoleh peningkatan kemampuan terkait dengan pemahaman risiko, pengendalian risiko serta berbagai kompetensi pengelolaan risiko lainnya.

 Pengungkapan Eksposur Risiko

Guna menumbuhkan budaya risiko di setiap jenjang, Dewan Komisaris dan Direksi Bank Kalteng melalui organisasi dan komite yang dibentuk (SKMR, Komite Manajemen Risiko (KMR), Komite Pemantau Risiko (KPR)) diharapkan mampu menangkap kondisi minor yang berpotensi merugikan Bank sedini mungkin di satuan kerja terkecil pada risk taking unit dan sedini mungkin dapat dilakukan langkah-langkah korektif dan mitigasi.

Dalam memenuhi ketentuan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 dan Surat Edaran Nomor 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011, Kelompok Manajemen Risiko menyusun Laporan Penilaian Profil Risiko secara periodik yaitu triwulanan, serta menyampaikan laporan tersebut ke berbagai jenjang Manajemen termasuk kepada Dewan Komisaris dan kepada pihak eksternal terkait seperti Bank Indonesia. Laporan Penilaian Profil Risiko merupakan bagian dari penilaian Tingkat Kesehatan Bank sesuai Surat Edaran Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011. Profil Risiko Bank Kalteng mengukur 8 jenis risiko, yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan dan Risiko Reputasi. Penilaian profil risiko dilakukan terhadap risiko inheren dari masing-masing risiko dan kualitas penerapan manajemen risiko selama periode penilaian.

Hasil penilaian Bank Indonesia periode Desember 2012, profil risiko Bank Kalteng secara komposit adalah Peringkat 3 (Moderate) yang berarti dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan bank,

kemungkinan kerugian bank yang dihadapi Bank dari risiko inhern komposit tergolong cukup tinggi selama periode waktu tertentu di masa datang dan kualitas penerapan manajemen risiko secara komposit cukup memadai dimana meskipun persyaratan minimum terpenuhi, terdapat beberapa kelemahan yang membutuhkan perhatian manajemen dan perbaikan.

1. Risiko Kredit

Pengukuran risiko kredit maupun risiko lainnya pada Bank Kalteng dibantu dengan tools/aplikasi yang disebut Risk Based Bank Rating (RBBR aplikasi). Hasil pengukuran risiko kredit tercantum dalam laporan penilaian profil risiko bank setiap triwulanan. Sedangkan pengukuran ATMR Risiko Kredit dengan metode Pendekatan Standar.

Salah satu mitigasi risiko kredit adalah dengan agunan/jaminan. Sesuai SE Bank Indonesia Nomor 33/6/UKU tanggal 28 Februari 1991, jaminan pokok dari suatu pemberian kredit adalah keyakinan bank atas kesanggupan debitur untuk melunasi pinjamannya sesuai dengan yang diperjanjikan. Agunan yang diterima telah ditaksasi sebagaimana kebijakan internal Bank Kalteng dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian. Pihak-pihak pemberi jaminan pada Bank Kalteng adalah perusahaan asuransi berstatus BUMN dan swasta terkemuka seperti Jamkrindo, Askrindo, Himalaya Pelindung, AJB Bumi Putra, Jasa Raharja, Jasa Raharja Putra, Jiwasraya dan PT. Asuransi Bangun Askrida. Aturan kerjasama dengan pihak-pihak tersebut dituangkan dalam perjanjian kerjasama (PKS) dan dievaluasi secara periodik.

Tabel Pengungkapan Kuantitatif Risiko Kredit : No. Kode

Lampiran Nama Tabel

1. Tabel 2.1.a Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah.

2. Tabel 2.2.a Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak.

3. Tabel 2.3.a Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi.

4. Tabel 2.4.a Tabel Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah.

5. Tabel 3.1.a Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat.

6. Tabel 4.1.a Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan MRK. 7. Tabel 4.2.a Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik

Mitigasi Risiko Kredit.

8. Tabel 6.1.1 Tabel Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca. 9. Tabel 6.1.2

Tabel Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontijensi pada Transaksi Rekening Administrasi.

10. Tabel 6.1.7 Tabel Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit.

2. Risiko Pasar

Bank Kalteng merupakan Bank Umum yang belum berorientasi Bank Devisa sehingga eksposur risiko pasar dari trading tidak signifikan. Walaupun masih belum terlalu dipengaruhi oleh perubahan kondisi pasar baik regional maupun nasional, namun Bank Kalteng tetap mewaspadai perubahan kondisi pasar terutama perubahan suku bunga. 3. Risiko Likuiditas

Pengukuran risiko likuiditas maupun risiko lainnya pada Bank Kalteng dihitung dengan tools/aplikasi yang disebut Risk Based Bank Rating (RBBR aplikasi). Hasil pengukuran dilihat dalam laporan penilaian profil risiko bank setiap triwulanan.

Pengendalian risiko likuiditas dilakukan dengan melakukan stress test likuiditas antara lain pada saat terjadinya penarikan dana Pemerintah Kota Palangka Raya dan pada saat posisi akhir tahun.

Profil Maturitas Bank Kalteng posisi 31 Desember 2012 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Tabel 9.1.a.

4. Risiko Operasional

Mekanisme yang digunakan Bank dalam mengidentifikasi risiko operasional adalah dengan melakukan pemantauan terhadap laporan hasil pengawasan audit intern maupun ekstern termasuk pemantauan terhadap tindaklanjut komitmen auditee khususnya terkait masalah TI dan SDM. Identifikasi risiko operasional juga dilakukan dengan cara pemantauan terhadap kejadian-kejadian internal maupun eksternal yang berpotensi menimbulkan risiko operasional dan merugikan bank. Pengukuran risiko operasional maupun risiko lainnya pada Bank Kalteng dibantu dengan tools/aplikasi yang disebut Risk Based Bank Rating (RBBR aplikasi). Hasil pengukuran risiko operasional tercantum dalam laporan penilaian profil risiko bank setiap triwulanan. Sedangkan pengukuran ATMR Risiko Operasional dengan metode Pendekatan Indikator Dasar.

Upaya mitigasi risiko operasional antara lain dengan melakukan pembinaan terhadap risk taking unit agar melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, meningkatkan kualitas dan proses kontrol internal, meningkatkan kualitas SDM melalui berbagai pelatihan, sertifikasi dan seminar serta peningkatan layanan perbankan melalui perbaikan infrastruktur yang dibutuhkan termasuk Sistem Informasi Teknologi. Di samping itu, dalam rangka upaya mitigasi bencana dan untuk memastikan berjalannya bisnis usaha bank, ujicoba Bussiness Continuity Plan (BCP) dilaksanakan sekali dalam setahun.

Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Operasional sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Tabel 8.1.a.

5. Risiko Hukum

Risiko Hukum selain bersumber dari tuntutan hukum dapat juga bersumber antara lain dari kelemahan aspek yuridis yang disebabkan oleh lemahnya perikatan yang dilakukan oleh Bank, ketiadaan dan/atau

perubahan peraturan perundang-undangan yang menyebabkan suatu transaksi yang telah dilakukan Bank menjadi tidak sesuai dengan ketentuan yang akan ada, dan proses litigasi baik yang timbul dari gugatan pihak ketiga terhadap Bank maupun Bank terhadap pihak ketiga.

Upaya mitigasi risiko hukum antara lain dengan memberikan sosialisasi kepada seluruh Pejabat dan Pegawai terkait masalah Anti Fraud dan penerapan Anti Pencucian Uang – Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU-PPT), melakukan kajian hukum dan risiko terhadap produk/aktivitas baru, draf Keputusan/Edaran Direksi dan draf Perjanjian Kerjasama dengan pihak ekstern, serta melakukan pembinaan kepada satuan kerja terkait hasil temuan auditor yang berpotensi menimbulkan risiko hukum.

6. Risiko Stratejik

Manajemen Risiko untuk Risiko Stratejik adalah untuk memastikan bahwa proses Manajemen Risiko dapat meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari ketidaktepatan pengambilan keputusan stratejik dan kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Rencana stratejik bank dalam bentuk Rencana Bisnis Bank akan memperhatikan perubahan lingkungan bisnis baik eksternal maupun internal.

Mekanisme pengukuran kemajuan yang dicapai dari Rencana Bisnis Bank adalah dengan membandingkan hasil realisasi Rencana Bisnis dengan target yang telah disepakati dalam Rencana Bisnis.

7. Risiko Kepatuhan

Risiko Kepatuhan adalah risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.

Kelompok Manajemen Risiko melakukan pemantauan dan pengendalian risiko kepatuhan antara lain dengan cara :

 memastikan setiap draf kebijakan, prosedur maupun perjanjian kerjasama harus dikaji terlebih dahulu oleh Divisi Kepatuhan dalam hal ini oleh Kelompok Hukum agar sesuai dengan standar yang berlaku secara umum, ketentuan dan/atau peraturan perundang- undangan yang berlaku.

 melakukan pemantauan terhadap tindaklanjut komitmen- komitmen bank terhadap temuan auditor.

 melakukan pembinaan terhadap satuan kerja yang melakukan pelanggaran ketentuan yang mengakibatkan bank dikenakan sanksi oleh pihak ekstern.

 meningkatkan kemampuan SDM dengan cara mengikutkan pejabat dan pegawai dalam kursus-kursus, seminar, pelatihan maupun pendidikan sehingga potensi human eror dapat diminimalisir dan pelanggaran/kesalahan yang sama tidak terjadi lagi dikemudian hari.

8. Risiko Reputasi

Penyelesaian pengaduan nasabah pada Bank Kalteng masih dikelola oleh Divisi Treasury dan bekerjasama dengan satuan kerja terkait seperti unit pelayanan pada Kantor Cabang/Cabang Pembantu/Kas. Mekanisme pengendalian risiko reputasi bank antara lain melalui surat- surat pembinaan meminta/mewajibkan risk taking unit untuk selalu menjaga kredibilitas Bank dan tanggap dalam merespon segala keluhan dan pemberitaan negatif tentang Bank Kalteng.

Disamping itu, guna memastikan kualitas pelayanan kepada nasabah tetap terjaga, Bank Kalteng telah memiliki Buku Pedoman Perusahaan (BPP) Standar Layanan.

Berikut ini disampaikan rekapitulasi tabel sebagaimana SE BI Nomor 14/35/DPNP tanggal 10 Desember 2012 yang tidak sesuai dengan kondisi dan kompleksitas Bank Kalteng :

No. Kode Tabel Keterangan Ketidaksesuaian

1. Tabel 1.b Khusus Bank Asing.

2. Tabel 2.1.b Khusus Bank dengan Perusahaan Anak. 3. Tabel 2.2.b Khusus Bank dengan Perusahaan Anak. 4. Tabel 2.3.b Khusus Bank dengan Perusahaan Anak. 5. Tabel 2.4.b Khusus Bank dengan Perusahaan Anak. 6. Tabel 2.5.b Khusus Bank dengan Perusahaan Anak. 7. Tabel 2.6.b Khusus Bank dengan Perusahaan Anak. 8. Tabel 3.1.b Khusus Bank dengan Perusahaan Anak.

9. Tabel 3.2 Khusus Risiko Kredit Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk).

10. Tabel 4.1.b Khusus Bank dengan Perusahaan Anak. 11. Tabel 4.2.b Khusus Bank dengan Perusahaan Anak. 12. Tabel 5.1, Tabel 5.2 Khusus Transaksi Sekuritisasi.

13. Tabel 6.1.3 Khusus Eksposur Risiko Kredit akibat kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk).

14. Tabel 6.1.4 Khusus Eksposur Risiko Kredit akibat kegagalan Setelmen.

15. Tabel 6.1.5 Khusus Eksposur Transaksi Sekuritisasi. 16. Tabel 6.1.6 Khusus Eksposur di Unit Usaha Syariah.

17. Tabel 6.2 Khusus Perhitungan ATMR Kredit bagi Bank dengan Perusahaan Anak.

18. Tabel 7.1, Tabel 7.2 Khusus Perhitungan Risiko Pasar

19. Tabel 8.1.b Khusus Bank dengan Perusahaan Anak. 20. Tabel 9.1.b Khusus Bank dengan Perusahaan Anak. 21. Tabel 9.2 Khusus perhitungan valas.

Tabel 1.a. Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum ( jutaan rupiah) Bank Konsolidasi (1) (3) (4) I KOMPONEN MODAL A 429,101 1 Modal disetor 184,396

2 Cadangan Tambahan Modal 252,964

3 Modal Inovatif -

4 Faktor Pengurang Modal Inti 8,259 5 Kepentingan Non Pengendali 0 B 23,844 1 Level Atas (Upper Tier 2) 23,844 2 Level Bawah (Lower Tier 2) maksimum 50% Modal Inti -

3 Faktor Pengurang Modal Pelengkap -

C - Eksposur Sekuritisasi - D - E - II 452,945 III 452,945 IV 1,401,367 V 506,111 VI - A - B - VIII 23.75% (2) Metode Standar Metode internal ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR [III : (IV + V + VI)] TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A + B - C) TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP,DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR (A + B - C + E) ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3) MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR Modal Pelengkap Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap Modal Inti KOMPONEN MODAL Posisi 31 Desember 2012 Tabel 2.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih berdasarkan Wilayah – Bank Secara Individual Wi l ayah 1 Wi l ayah 2 Total 1 Kredit Beragun Properti Komersial Total 332 332

2 Kredit Beragun Rumah Tinggal Total 23,759 23,759

3 Kredit Pegawai atau Pensiun Total 2,126,781 2,126,781

4 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Total 17,831 17,831

5 Tagihan Kepada Korporasi Total 2,441 2,441

6 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan

Portofolio Ritel Total 87,511 87,511

7 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Total 19,090 19,090

Grand Total 2,277,745 2,277,745

Kategori Portofol i o No.

12/31/2012

Tabel 2.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak – Bank Secara Individual

≤1 tahun ³ 1 thn sd 3 thn > 3 thn sd 5 thn > 5 thn No n - Ko n traktu al Total

1 Kredit Beragun Properti Komersial 10,632 - - 7,199 17,831 2 Kredit Beragun Rumah Tinggal 43,285 39,133 8,280 8,452 99,150 3 Kredit Pegawai atau Pensiun 31 648 773 12,857 14,308

4 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - 252 252

5 Tagihan Kepada Korporasi 99,494 260,526 362,492 1,404,269 2,126,781 6 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 35 224 - 73 332

7 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 14,622 1,694 1,151 1,623 19,090 Total 168,100 302,224 372,695 1,434,726 - 2,277,745 Tagihan bersih berdasarkan jangka waktu kontrak Kategori Portofolio 12/31/2012 No (jutaan rupiah) Tabel 2.3.a. Pengungkapan Tagihan Bersih berdasarkan Sektor Ekonomi – Bank Secara Individual No Sektor Ekonomi T a giha n Ke pa da E ntita s S e k tor P ublik T a giha n Ke pa da Korpora si Tag i h an Kep ad a Us ah a M i kro , Us ah a Keci l d an Po rto fo l i o R i tel Kre dit Be ra gun Rum a h T ingga l Kre dit P e ga wa i a ta u P e nsiun Kre dit Be ra gun P rope rti Kom e rsia l T a giha n y a ng T e la h Ja tuh T e m po 31 Desember 2012 1 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib 10,632 - - - - - -

2 Industri Pengolahan - - 3,552 - - 43 158

3 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan & Perorangan Lain - - 12,102 - - 68 1,240 4 Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial - - 770 - - - 227

5 Jasa Pendidikan - - 326 - - - 6

6 Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga - - 432 - - - 42

7 Konstruksi - 2,441 6,321 - - - 7,307 8 Listrik Gas & Air 7,199 - 305 - - - -

9 Penyediaan Akomodasi & Penyediaan Makan Minum - - 4,787 - - 83 210

10 Perdagangan Besar & Eceran - - 43,593 - - 7 3,708 11 Perikanan - - 1,521 - - - 444

12 Pertambangan & Penggalian - - 442 - - - -

13 Pertanian, Perburuan & Kehutanan - - 10,091 - - 58 502

14 Real Estate, Usaha Persewaan & Jasa Perusahaan - - 1,203 - - - 17

15 Rumah Tangga - - - 23,759 2,126,781 73 5,153 16 Transportasi, Pergudangan & Komunikasi - - 2,065 - - - 75

Total 17,831 2,441 87,511 23,759 2,126,781 332 19,090 (jutaan rupiah) Tabel 2.4.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan berdasarkan Wilayah – Bank Secara Individual Wilayah 1 Wilayah 2 Total 1 Tagihan - -

2 Tagihan yang mengalami penurunan nilai (impaired) - -

a. Belum jatuh tempo - -

b. Telah jatuh tempo - -

3 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Individual - -

4 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Kolektif 16,160 16,160 5 Tagihan yang dihapus buku - - No. Kategori Portofolio Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

12/31/2012

Tabel 3.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat – Bank Secara Individual

(dalam jutaan)

Dengan Tanpa TOTAL

Peringkat Peringkat

(1) (2) (3) (4) (5)

A Eksposur Neraca

1 Tagihan Kepada Pemerintah - 1,062,692 1,062,692 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - 17,717 17,717

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - -

4 Tagihan Kepada Bank - 188,323 188,323 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - 23,851 23,851 6 Kredit Beragun Properti Komersial - 332 332

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - 2,144,251 2,144,251 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - 87,415 87,415 9 Tagihan Kepada Korporasi - 2,424 2,424 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - 5,124 5,124 11 Aset Lainnya - 385,044 385,044 Total Eksposur Neraca - 3,917,173 3,917,173 B Eksposur Rekening Administratif 1 Tagihan Kepada Pemerintah - 6,757 6,757 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - -

4 Tagihan Kepada Bank - - -

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - -

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - -

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - 52,805 52,805 9 Tagihan Kepada Korporasi - 21,395 21,395 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - -

Total Eksposur Rekening Administratif - 80,957 80,957 Total (A+B) - 3,998,130 3,998,130

Posisi 31/12/2012

Tabel 4.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual (dalam jutaan) ATMR 0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) A Eksposur Neraca

1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - 8,859 - - - - 8,859 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - -

4 Tagihan Kepada Bank - 37,665 - - - - 37,665 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - 3,168 5,818 114 - - - - - 9,100 6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - 332 - - 332

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - 1,072,126 - - - - 1,072,126 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - - 65,561 - - - 65,561 9 Tagihan Kepada Korporasi - - - - 2,424 - - 2,424 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - - 420 7,056 - 7,476 11 Aset Lainnya - - - - 136,826 136,826 Total Eksposur Neraca - 37,665 3,168 5,818 114 1,080,985 65,561 3,176 7,056 136,826 1,340,369 B Eksposur Transaksi Rekening Administratif (TRA) 1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - -

4 Tagihan Kepada Bank - - - -

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - -

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - -

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - - 39,603 - - - 39,603 9 Tagihan Kepada Korporasi - - - - 21,395 - - 21,395 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - -

Total Eksposur TRA - - - - 39,603 21,395 - - 60,998

Total (A+B) - 37,665 3,168 5,818 114 1,080,985 105,164 24,571 7,056 136,826 1,401,367

Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit

No. Kategori Portofolio

Tabel 4.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual

(dalam jutaan)

Tagihan Bersih Bagian Yg

Agunan Garansi Asuransi Kredit Lainnya Tidak Dijamin

(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9)

A Eksposur Neraca

1 Tagihan Kepada Pemerintah 1,062,692 - - - - 1,062,692 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 17,717 - - - - 17,717

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank 188,323 - - - - 188,323 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 23,851 - - - - 23,851 6 Kredit Beragun Properti Komersial 332 - - - - 332

7 Kredit Pegawai/Pensiunan 2,144,251 - - - - 2,144,251 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 87,415 - - - - 87,415 9 Tagihan Kepada Korporasi 2,424 - - - - 2,424 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 5,124 - - - - 5,124 11 Aset Lainnya 385,044 - - - - 385,044 Total Eksposur Neraca 3,917,173 - - - - 3,917,173 B Eksposur Rekening Administratif 1 Tagihan Kepada Pemerintah 6,757 - - - - 6,757 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank - - - - - -

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - -

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - -

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 52,805 - - - - 52,805 9 Tagihan Kepada Korporasi 21,395 - - - - 21,395 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - - - -

Total Eksposur Rekening Administratif 80,957 - - - - 80,957 Total (A+B) 3,998,130 - - - - 3,998,130 No. Kategori Portofolio Bagian Yang Dijamin Dengan Posisi 31/12/2012 Tabel 6.1.1. Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca (dalam jutaan) Tagihan Bersih ATMR Sebelum ATMR Setelah MRK MRK (1) (2) (3) (4) (5) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 1,062,692 - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 17,717 8,859 8,859 3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - -

4 Tagihan Kepada Bank 188,323 37,665 37,665 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 23,851 9,100 9,100 6 Kredit Beragun Properti Komersial 332 332 332 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 2,144,251 1,072,126 1,072,126 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 87,415 65,561 65,561 9 Tagihan Kepada Korporasi 2,424 2,424 2,424 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 5,124 7,476 7,476 11 Aset Lainnya 385,044 - 136,826

Total 3,917,173 1,203,543 1,340,369

No. Kategori Portofolio

Dalam dokumen 2012 view laptah 2012 asli (Halaman 190-200)