• Tidak ada hasil yang ditemukan

Risiko Operasional (Lanjutan)

Dalam dokumen 2012 view laptah 2012 asli (Halaman 181-186)

LAPORAN KEUANGAN

MANAJEMEN RISIKO

D. Risiko Operasional (Lanjutan)

Masih terjadinya pemadaman listrik dapat mempengaruhi pelayanan kepada nasabah, namun selama Triwulan IV tahun 2012 hal tersebut dapat diminimalisir risikonya karena genset sudah berjalan normal sehingga pelayanan Karakteristik produk dan jasa pada Bank Kalteng memiliki karakteristik yang sederhana sehingga risiko yang dihadapi relatif masih rendah. Produk dan jasa relatif kurang bervariasi, namun pengembangan produk dan jasa baru belum diikuti oleh pengembangan sistem TI dan peningkatan kualitas SDM yang berkesinambungan.

Penggunaan jasa alih daya (outsourcing) minimal sehingga potensi risikonya rendah.

Cukup signifikannya kegagalan karena faktor manusia (human error) mengakibatkan Bank berisiko kehilangan pendapatan. Sebagai contoh berdasarkan hasil pemeriksaan Divisi Pengawasan Intern terdapat temuan kesalahan SDM (human error) atau ketidaktahuan pegawai mengenai ketentuan antara lain : dalam hal menginput pada sistem VBS yang berakibat rekening tabungan yang menggunakan fasilitas ATM tidak dikenakan beban administrasi ATM serta kesalahan input sandi rekening giro yang mengakibatkan kekurangan pembebanan biaya administrasi giro.

MANAJEMEN RISIKO(Lanjutan)

-

-

-

tahun 2012 hal tersebut dapat diminimalisir risikonya karena genset sudah berjalan normal sehingga pelayanan pembayaran gaji dan pelayanan lainnya bisa berjalan secara normal. Untuk mitigasi risiko operasional kedepan, diharapkan keberadaan genset disetiap kantor layanan Bank Kalteng tetap perlu mendapat perhatian agar kegiatan pelayanan tidak terganggu dan khusus untuk server TI perlu diadakan genset tersendiri.

Bank kedepan semakin kompetitif untuk merebut pangsa pasar, hal ini menjadi perhatian yang serius bagi Pengurus Bank supaya dapat bersaing dengan baik salah satunya dengan cara memperkuat sistem TI dan jaringan ATM serta meningkatkan kualitas SDM.

Kerentanan sistem TI terhadap ancaman/serangan rendah, namun Bank belum memiliki sistem pengamanan TI (anti virus) yang global dan terupdate secara berkesinambungan pada seluruh sarana komputer yang terintegrasi dengan sistem TI.

Kualitas penerapan manajemen risiko operasional secara komposit memadai, meskipun terdapat kelemahan minor misalnya berdasarkan hasil audit Divisi Pengawasan Intern bahwa pengawasan melekat pada satuan kerja operasional belum optimal dilaksanakan sehingga masih terdapat pelanggaran ketentuan yang berpotensi merugikan Bank, antara lain :

terdapat rekening tabungan yang menggunakan fasilitas ATM namun belum dikenakan biaya administrasi ATM.

terdapat rekening tabungan yang dikenakan biaya administrasi ATM lebih dari 1 kali dibulan yang sama.

terdapat kekurangan pembebanan biaya administrasi rekening giro sehingga mengurangi fee based income.

Sumber Daya Manusia pada aktifitas operasional sudah cukup memadai dari segi kompetensi namun dari segi kuantitas masih kurang memadai. Hal tersebut tercermin dengan masih adanya pegawai yang merangkap jabatan pada satuan kerja operasional. Pejabat dan Pegawai Bank Kalteng yang memasuki masa pensiun pada tahun 2013 sebanyak 12 (dua belas) orang sehingga berpotensi menyebabkan Bank kekurangan Sumber Daya Manusia terutama untuk Pejabat di level middle.

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

38. D.

Kerugian Bank akibat sanksi denda oleh Bank Indonesia selama Triwulan IV tahun 2012 cukup signifikan dan cenderung mengulang sanksi yang serupa seperti tahun sebelumnya, namun kecenderungan kerugian Bank masih terjadi akibat kesalahan SDM atau ketidaktahuan SDM mengenai ketentuan yang berlaku.

Penetapan limit risiko operasional telah ditetapkan serta dilaksanakan oleh semua satuan kerja operasional sehingga proses manajemen risiko operasional dapat teridentifikasi, terpantau, terukur dan terkendali.

MANAJEMEN RISIKO(Lanjutan) Risiko Operasional(Lanjutan)

Masih rendahnya budaya sadar risiko pada aktivitas operasional Bank.

Sesuai ketentuan Bank lndonesia SE BI No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009, Bank telah melakukan perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk risiko operasional dan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum. Menghitung Modal yang Diperlukan untuk Mengcover Risiko Operasional

Bank telah melakukan simulasi perhitungan dengan menggunakan metode perhitungan Standardized Approach

E.

Selama triwulan IV tahun 2012 tidak ada kerugian yang dialami oleh Bank karena gugatan atau permasalahan hukum yang terjadi, walaupun masih ada permasalahan hukum yang masih dalam proses penyelesaian oleh penegak hukum.

Seluruh perjanjian/perikatan dengan pihak ketiga dibuat cukup memadai, meskipun masih ditemukan beberapa kelemahan klausula perjanjian dan tidak terpenuhinya syarat sahnya perjanjian, misalnya dalam beberapa hasil temuan auditor yang berpotensi hukum dimana terdapat administrasi kredit yang belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Sumber Daya Manusia yang tidak cukup secara kuantitas dan tidak memadai secara kualitas akan mengakibatkan kesalahan/kerugian yang sangat signifikan bagi bank khususnya dalam hal menganalisa hukum. Hal ini agar menjadi perhatian manajemen.

Kualitas penerapan manajemen risiko secara komposit cukup memadai, meskipun terdapat kelemahan minor, misalnya berdasarkan temuan auditor masih terdapat dokumen perjanjian yang tidak memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku sehingga berisiko hukum dikemudian hari apabila tidak segera diperbaiki. Seluruh aktivitas dan produk Bank telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Diupayakan setiap ketentuan peraturan intern Bank yang berlaku selalu dikinikan sesuai perkembangan perbankan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terbaru.

Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari risiko inhern komposit tergolong rendah selama periode waktu tertentu dimasa datang.

Risiko Hukum

Bank telah melakukan simulasi perhitungan dengan menggunakan metode perhitungan Standardized Approach sejalan dengan pelaksanaan pengukuran kinerja SBU berbasis risiko. Nilai ATMR risiko operasional adalah sebesar Rp.506.111.075.000,-.

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

38. E.

F.

Risiko Hukum(Lanjutan)

Strategi hukum dalam penyelesaian masalah/fraud yang terjadi di Bank Kalteng sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang berlalu, karena pihak manajemen memiliki awareness dan pemahaman yang baik terhadap risiko hukum.

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan operasional Bank Kalteng saat ini adalah belum memadainya ketentuan yang mengatur perlindungan hukum bagi pejabat dan pegawai Bank Kalteng dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.

Risiko Stratejik

Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari risiko inhern komposit tergolong rendah selama periode waktu tertentu dimasa datang.

Fungsi manajemen risiko hukum cukup baik, meskipun demikian pemantauan terhadap permasalahan hukum yang masih dihadapi oleh Bank Kalteng harus tetap mendapat perhatian manajemen.

MANAJEMEN RISIKO(Lanjutan)

Dewan Komisaris dan Direksi memiliki awareness dan pemahaman yang cukup baik mengenai manajemen risiko stratejik. Direksi selalu berkoordinasi dengan Dewan Komisaris dalam penyusunan rencana bisnis Bank.

Pencapaian rencana bisnis Bank cukup memadai, namun masih terdapat target-target bisnis yang belum tercapai misalnya rasio LDR masih belum sesuai target, disamping itu masih terdapat rencana penambahan jaringan kantor baru yang belum terlaksanakan sesuai rencana bisnis Bank.

Strategi bank kedepan khususnya dalam meningkatkan penyaluran kredit tergolong berisiko tinggi, karena ekspansi kredit produktif akan ditingkatkan padahal kredit produktif bukanlah sektor kredit yang dikuasai oleh Bank Kalteng.

Bank Kalteng agar tetap eksis berkompetitif dalam rangka pengembangan usahanya yang berkelanjutan harus selalu membuat terobosan di bidang pelayanan antara lain : mendirikan kantor baru, membuka jaringan ATM di pusat perbelanjaan dan didaerah perkantoran yang aksesnya mudah dijangkau oleh masyarakat umum.

Agar semua satuan kerja memahami pelayanan yang baik dan prima (Prime Service Quality) kepada para stakeholder, sehingga tercipta suasana yang ramah dan cukup berkesan dengan nasabah.

Kualitas penerapan manajemen risiko secara komposit cukup memadai, meskipun demikian pemantauan terhadap realisasi rencana bisnis Bank tetap perlu mendapatkan perhatian manajemen.

Produk/kegiatan usaha Bank guna menghimpun dana masih terkonsentrasi pada tabungan, giro dan deposito berjangka. Sedangkan guna menyalurkan dana tersebut masih terkonsentrasi pada perkreditan namun risikonya rendah karena sebagian besar penyaluran kredit kepada PNS/Pensiunan yang gajinya disalurkan melalui Bank.

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

38. F.

G.

MANAJEMEN RISIKO(Lanjutan) Risiko Stratejik (Lanjutan)

Fungsi manajemen risiko stratejik cukup baik, namun belum terlihat strategi nyata dari Manajemen dalam upaya memenuhi persyaratan BPD Regional Champion (BRC) pada tahun 2014 antara lain strategi dalam peningkatan modal inti minimal Rp. 1 triliyun, pemenuhan DPK 70% dari dana non pemerintah daerah (swasta), rasio Net Interest Margin (NIM) maksimal 5,5% dan persyaratan lainnya.

Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia cukup memadai namun masih perlu dilakukannya peningkatan kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia guna meminimalisir risiko yang terjadi dan mendukung rencana bisnis Bank. Kurangnya Sumber Daya Manusia akan berpengaruh terhadap rencana bisnis Bank antara lain terhambatkan pelaksanaan pembukaan jaringan kantor baru maupun peningkatan status jaringan kantor sehingga sangat diperlukan adanya penambahan Sumber Daya Manusia yang sesuai dengan kebutuhan.

Risiko Kepatuhan

Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari

Kualitas penerapan manajemen risiko secara komposit cukup memadai, meskipun terdapat kelemahan minor, misalnya masih terjadi pelanggaran/temuan yang sama berdasarkan hasil temuan auditor.

Budaya manajemen risiko kepatuhan cukup baik tetapi belum selalu dilaksanakan secara konsisten oleh satuan kerja Bank, mengingat masih dijumpainya beberapa pelanggaran peraturan dan komitmen.

Dalam penerapan manajemen risiko kepatuhan, Divisi Kepatuhan selalu menyampaikan Peraturan dan Surat Edaran Bank Indonesia terkini kepada satuan kerja terkait sebagai pedoman bagi satuan kerja tersebut.

Berdasarkan pemantauan terhadap hasil temuan auditor intern maupun ekstern dan pemantauan terhadap tindaklanjutnya bahwa track record kepatuhan Bank selama Triwulan IV tahun 2012 ini cukup baik, walaupun masih dijumpai pelanggaran dan ketidakpatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan terhadap komitmen Bank. Namun perlu menjadi perhatian manajemen Bank terkait komitmen-komitmen kepada pihak ekstern khususnya Bank Indonesia yang sampai batas akhir komitmen masih belum terpenuhi. Khusus untuk komitmen yang dijadwal ulang agar menjadi perhatian dari satuan kerja terkait sehingga komitmen dapat diselesaikan tepat waktu.

Berdasarkan hasil audit Divisi Pengawasan Intern, masih terjadi pelanggaran/temuan yang sama dan selalu terjadi berulang-ulang yang secara langsung berpengaruh meningkatkan risiko kepatuhan Bank, contohnya masih ditemukannya kelemahan administrasi kredit yang berpotensi risiko hukum dan masih ditemukannya human error pada bidang pelayanan yang berpotensi merugikan Bank.

Frekuensi sanksi denda dari Bank Indonesia selama Triwulan IV 2012 hanya terjadi 1 (satu) kali namun nominalnya cukup signifikan yakni sebesar Rp. 121.700.000,-.

Perlunya meningkatkan kemampuan SDM agar berkualitas dengan cara mengikuti kursus-kursus, seminar, pelatihan dan lain-lain sehingga pelanggaran/kesalahan yang sama tidak terjadi lagi dikemudian hari.

Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari risiko inhern komposit tergolong cukup tinggi selama periode waktu tertentu dimasa datang.

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

38. G.

H.

MANAJEMEN RISIKO(Lanjutan)

Pemberitaan negatif dari Pemegang Saham masih skala kecil dan pengaruhnya tidak signifikan.

Risiko Reputasi

Kebijakan dan prosedur dalam pendelegasi wewenang telah diatur dan dalam pelaksanaannya terus dipantau oleh manajemen untuk menimbulkan budaya risiko.

Fungsi kepatuhan dalam pelaksanaannya secara independen yang dituangkan dalam job deskripsi dan dipahami oleh manajemen.

Terkait risiko kepatuhan, masih terdapat komitmen tindak lanjut penyelesaian temuan Bank Indonesia yang tidak dapat diselesaikan sesuai tenggat waktu dan dijadwalkan kembali penyelesaiannya.

Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari risiko inhern komposit tergolong rendah selama periode waktu tertentu dimasa datang.

Risiko Kepatuhan(Lanjutan)

Bank tidak pernah melakukan pelanggaran etika bisnis.

Produk bank sederhana sehingga relatif tidak memerlukan pemahaman khusus dari nasabah.

Kualitas penerapan manajemen risiko reputasi secara komposit cukup memadai, meskipun terdapat kelemahan misalnya : belum adanya satuan kerja khusus yang menangani pemberitaan/publikasi negatif media terhadap Bank dan belum adanya unit khusus yang menangani pengaduan nasabah 24 jam.

Proses manajemen risiko reputasi sudah cukup memadai namun Bank perlu memiliki unit khusus dalam menangani masalah reputasi yang dihadapi oleh Bank.

Budaya manajemen risiko reputasi cukup baik dimana seluruh pegawai dibina melalui surat-surat pembinaan dari Direksi untuk selalu menjaga nama baik dan reputasi lembaga.

Reputasi Bank yang bersifat pemberitaan negatif hanya sesaat saja, mengingat dari pihak manajemen sudah melakukan konsolidasi/klarifikasi dengan para pemegang saham dan sistem TI telah dipantau terus oleh pihak vendor, sehingga dalam bulan berikutnya tidak terlihat dampaknya dengan para nasabah.

Kedepan perkembangan dan pemeliharaan sistem TI menjadi fokus perhatian, mengingat sistem TI berhubungan langsung dengan proses layanan dengan para nasabah.

Selama triwulan IV tahun 2012, tidak terjadi pemberitaan negatif di media lokal terhadap Bank.

Selama triwulan IV tahun 2012, frekuensi penyampaian keluhan nasabah cukup tinggi (terdapat 92 pengaduan nasabah antara lain akibat gangguan/kerusakan sistem, gangguan/kerusakan ATM dan kelalaian nasabah) namun kerugiannya tidak material dan sebagian besar telah diselesaikan dalam jangka waktu 40 hari kerja.

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

38. I.

MANAJEMEN RISIKO(Lanjutan) Risiko Suku Bunga

Risiko pasar banking book disebabkan perubahan suku bunga dan nilai tukar atas aktivitas banking book. Risiko pasar banking book dikelola dengan mengoptimalkan struktur laporan posisi keuangan Bank untuk mendapatkan imbal hasil yang maksimal sesuai tingkat risiko yang dapat diterima Bank. Pengendalian risiko pasar banking book dilakukan dengan menetapkan limit yang mengacu pada ketentuan regulatr dan internal yang dimonitor secara mingguan maupun bulanan oleh Market Risk Management Unit.

Risiko suku bunga banking book timbul akibat pergerakan suku bunga pasar yang berlawanan dengan posisi atau transaksi yang dimiliki Bank, yang dapat berpengaruh pada profitabilitas Bank (earning perspective) maupun nilai ekonomis modal Bank (economic value perspective). Sumber risiko suku bunga banking book adalah repricing risk (repricing mismatch antara komponen aset dan liabilitas), basis risk (penggunaan suku bunga acuan yang berbeda), yield curve risk (perubahan bentuk dan slope yield curve) dan option risk (pelunasan kredit atau pencairan deposito sebelum jatuh waktu). Bank menggunakan repricing gap dan melakukan sensitivity analysis guna memperoleh proyeksi Net Interest Income (NII) dan Economic Value of Equity (EVE).

Tabel berikut ini merangkum tingkat suku bunga rata-rata efektif

39. A.

10 - 21 11,17 -

PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING

Dalam dokumen 2012 view laptah 2012 asli (Halaman 181-186)