• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penilaian kinerja pendamping juga dilakukan berdasarkan persepsi petani binaan Persepsi petani binaan diukur melalui pernyataan mengenai kinerja

METODE PENELITIAN

7. Penilaian kinerja pendamping juga dilakukan berdasarkan persepsi petani binaan Persepsi petani binaan diukur melalui pernyataan mengenai kinerja

pendamping dengan menggunakan skala ordinal berdasarkan 25 pernyataan, kemudian diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu rendah (skor 52-75), sedang (skor 76-77), dan tinggi (skor 78-87).

Validitas dan Reliabilitas Instrumentasi

Suatu instrumen dikatakan layak untuk digunakan dalam pengukuran apabila telah memenuhi syarat dalam validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keterandalan). Instrumen dalam penelitian ini disusun sedemikian rupa sebelum digunakan dalam penelitian, sehingga alat pengukur atau instrumen yang digunakan benar-benar teruji validitas (kesahihan) dan reliabilitasnya (keterandalan). Untuk keperluan uji validitas dan reliabilitas dilakukan uji coba terhadap 30 (n=30 orang) pendamping Gernas di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.

Validitas Instrumentasi

Validitas adalah ketepatan alat ukur dalam mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Muljono (2012) validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrumen pengukuran dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Artinya hasil ukur dari pengukuran tersebut merupakan besaran yang mencerminkan secara tepat fakta atau keadaan sesungguhnya dari apa yang diukur.

Menurut Kerlinger (1986) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila: (a) Mampu mengukur apa yang diinginkan, (b) Dapat mengungkap data dari peubah yang diteliti secara tepat, dan (c) Dapat menggambarkan sejauhmana data terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang peubah yang dimaksud (Arikunto 1998; Kerlinger 1986). Untuk

memperoleh validitas instrumen diusahakan dengan cara: (a) Menyesuaikan daftar pertanyaan dengan judul penelitian; (b) Memperhatikan saran-saran para ahli dan teori-teori dalam pustaka.

Dalam penelitian ini, uji validitas yang digunakan adalah korelasi produk momen (product moment correlation). Uji validitas dilakukan dengan uji korelasi antarskor masing-masing items pertanyaan dengan skor total pada setiap peubah dengan persen kelonggaran (5%) dan derajat bebas adalah n-2=28, didapat nilai rtabeladalah 0.361. Jika nilai rhitung> 0.361 maka items valid dan digunakan dalam penelitian, sedangkan item pertanyaan atau pernyataan yang tidak valid maka kemudian dimodifikasi kembali susunan kata-kata atau kalimatnya agar lebih dipahami oleh responden.

Berdasarkan hasil uji statistik terhadap instrumen yang digunakan dengan SPSS versi 20.0, maka dapat disimpulkan secara keseluruhan item pertanyaan tentang aktivitas komunikasi organisasi menunjukkan angka korelasi terendah yaitu 0.381 dan tertinggi yaitu 0.668 nilai tersebut di atas angka kritis pada taraf lima persen (r=0.361). Untuk pertanyaan tentang tingkat penggunaan media komunikasi diperoleh angka korelasi terendah yaitu 0.245 dan tertinggi yaitu 0.696 pertanyaan yang angka korelasinya di bawah angka kritis pada taraf lima persen (r=0.361) dimodifikasi dari media komunikasi film menjadi media komunikasi surat kabar. Untuk pertanyaan tentang tingkat penggunaan sarana kerja diperoleh angka korelasi terendah yaitu 0.149 dan tertinggi yaitu 0.782 pertanyaan yang angka korelasinya di bawah angka kritis pada taraf lima persen (r=0.361) dimodifikasi dari sarana kerja buku kas menjadi buku catatan (block note). Untuk pernyataan tentang motivasi diperoleh angka korelasi terendah yaitu 0.396 dan tertinggi yaitu 0.874 nilai tersebut di atas angka kritis pada taraf lima persen (r=0.361), dan untuk pernyataan tentang kinerja diperoleh angka korelasi terendah yaitu 0.448 dan tertinggi yaitu 0.684 nilai tersebut di atas angka kritis pada taraf lima persen (r=0.361).

Reliabilitas Instrumentasi

Reliabilitas menurut Singarimbun dan Effendi (2010) adalah sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Menurut Muljono (2012) reliabilitas instrumentasi berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Reliabilitas instrumen digunakan dengan cara: (a) Mengungkapkan pertanyaan secara lugas (tidak membingungkan), (b) Memberikan petunjuk yang jelas dan baku, dan (c) Melakukan uji coba kuesioner pada responden yang memiliki ciri-ciri yang relatif sama dengan obyek penelitian. Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto 1998; Kerlinger 1986).

Penggunaan uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan baik segi efektivitas, waktu, dan biaya yang digunakan. Dalam menghitung reliabilitas instrumen penelitian yang digunakan adalah koefisien reliabilitas Alpha Cronbach.

Hasil uji coba kuesioner didapatkan nilai r sebagai berikut: variabel aktivitas komunikasi organisasi, menghasilkan nilai r sebesar 0.738, variabel tingkat penggunaan media komunikasi menghasilkan nilai r sebesar 0.711, variabel tingkat penggunaan sarana kerja menghasilkan nilai r sebesar 0.741, variabel

motivasi kerja menghasilkan nilai r sebesar 0.754, dan variabel kinerja pendamping menghasilkan nilai r sebesar 0.753. Hasil uji coba tersebut dapat membuktikan bahwa kuesioner yang digunakan sebagai instrumen pengumpulan data sudah reliabel. Nilai tersebut menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian termasuk konsisten dalam mengukur gejala yang sama. Nilai koefisien reliabilitas instrumen terdapat pada Lampiran 3.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: (1) Wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Wawancara dilakukan secara langsung yaitu dengan menemui responden, (2) Observasi, yaitu mengadakan pengamatan secara langsung pada subyek penelitian untuk menguji kebenaran jawaban responden pada kuesioner, dan (3) Mencatat berbagai data sekunder, yaitu mencatat dan mengumpulkan data sekunder yang diperoleh dari BPS Kabupaten Polewali Mandar, Sekretariat program Gernas, dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Polewali Mandar.

Analisis Data

Sebelum analisis data dilakukan beberapa prosedur pengolahan data dilakukan, yaitu: (1) Memeriksa kelengkapan data lapangan, menyusun dalam kategori, (2) Melakukan pengkodean, dan (3) mentabulasi data. Setelah mentabulasi data selanjutnya dilakukan analisis data dan interpretasi hasil analisis. Analisis data pada pendekatan penelitian kuantitatif, menggunakan: (1) Analisis statistik deskriptif, dan (2) Analisis statistik inferensial.

1. Analisis statistik deskriptif (frekuensi dan persentase) digunakan untuk menganalisis deskripsi variabel (a) Aktivitas komunikasi organisasi, dan (b) Kinerja pendamping.

2. Analisis statistik inferensial digunakan untuk melihat hubungan antar variabel (a) Hubungan aktivitas komunikasi organisasi dengan kinerja pendamping, (b) Hubungan karakteristik dengan motivasi kerja pendamping, (c) Hubungan karakteristik dengan kinerja pendamping, (d) Hubungan motivasi kerja dengan kinerja pendamping, dan (e) Hubungan penggunaan sarana kerja dengan kinerja pendamping. Analisis statistik inferensial yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi rank Spearman. Korelasi rankSpearman digunakan untuk melihat hubungan setiap variabel sesuai dengan tujuan dan hipotesis yang telah ditetapkan. Korelasi rank Spearman digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel yang minimal memiliki data ordinal dengan ordinal. Rumus korelasirankSpearman sebagai berikut:

Keterangan:

Rs (rho) : Koefisien korelasirankSpearman 1 : Bilangan konstan

6 : Bilangan konstan

d : Perbedaan antara pasangan jenjang

∑ : Sigma atau jumlah