• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penilaian terhadap Pelayanan Yayasan Dharma Bhakti Astra

Penilaian terhadap pelayanan Yayasan Dharma Bhakti Astra, yaitu penilaian yang diberikan individu atau UMKM binaan sebagai responden penelitian terhadap pelaksanaan pelayanan tanggungjawab sosial yang dilakukan melalui pelayanan yang diberikan oleh YDBA. Penilaian pelayanan YDBA tersebut dinilai berdasarkan bantuan modal, bantuan teknis, dan manajemen. Bantuan modal dalam hal ini, yaitu bantuan dari segala sumberdaya hasil produksi yang tahan lama yang dapat digunakan sebagai input produktif dalam proses produksi berikutnya. Bantuan modal menjadi salah satu faktor dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia karena dari bantuan modal inilah penerima pelayanan dilatih untuk memanajemen keuangan. Bantuan modal juga diberikan agar penerima pelayanan dapat terlatih bagaimana cara mereka mengelola bengkel dengan anggaran atau dana yang ada. Bapak HP mengungkapkan bahwa:

“… Bantuan modal yang diberikan oleh Astra Mitra Ventura (AMV) yang dijembatani oleh YDBA benar-benar membuat saya disiplin dalam mengelola uang karena AMV memberikan pendampingan dan pengawasan kepada saya dalam pengembalian modal, dan menurut saya itu adalah salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam segi manajemen keuangan …” (HP, 35 tahun).

Bantuan teknis, yaitu bantuan dalam pengumpulan data, penggunaan komputer, presentasi secara verbal atau tertulis, manajemen, dan pengendalian keuangan. Bantuan teknis jelas merupakan salah satu faktor dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia responden sebagai penerima pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan. Hal tersebut terjadi karena bantuan teknis adalah bantuan yang sangat dibutuhkan oleh responden sebagai penerima pelayanan yang bergelut dalam bidang perbengkelan roda empat. Bantuan teknis jelas sangat berperan dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia, seperti yang telah diungkapkan oleh Ibu JN berikut:

“… Bantuan teknis yang diberikan oleh YDBA jelas banget memberikan manfaat kepada saya dan karyawan saya dalam meningkatan kemampuan dan pengenalan teknologi baru di dunia bengkel mobil, dan saya sadar sekali bahwa YDBA memberikan itu kepada saya dan karyawan saya di bengkel. Bantuan teknis yang diberikan YDBA tidak sekedar bantuan yang hanya sekali dua kali diberikan, tapi ada level-level yang sudah diatur sedemikian rupa sehingga saya dan karyawan saya dapat meningkatkan kualitas diri saya melalui pelatihan-pelatihan yang diberikan YDBA melalui bantuan teknis itu …” (JN, 30 tahun).

Manajemen dalam penelitian ini, yaitu kegiatan penting dalam menilai kinerja staf, membangun tim yang efektif, merumuskan tujuan jangka panjang dan jangka pendek, membagi tanggungjawab dan tugas, serta melancarkan komunikasi antara perusahaan dengan masyarakat sebagai sasaran tanggungjawab sosial perusahaan. Manajemen yang diberikan YDBA kepada anggota binaan berupa manajemen sistem perbengkelan mulai dari manajemen penerimaan tamu, perpajakan dalam dunia perbengkelan, manajemen keuangan, manajemen waktu, hingga manjemen karyawan. Semua inilah yang menjadi acuan penilaian anggota binaan terhadap pelaksanaan pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan yang diberikan oleh YDBA. Manjemen merupakan salah satu faktor yang menentukan peningkatan kualitas sumberdaya manusia pada responden sebagai penerima pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan, seperti yang telah diungkapkan oleh Ibu MA berikut:

“… YDBA memberikan pelajaran baru kepada saya dalam memanajemen bengkel. Bagaimana menstrukturisasi ulang dalam mengelola bengkel menjadi usaha yang maju dan itu saya akui sangat bermanfaat untuk bengkel saya ketika saya baru dibina YDBA, walaupun bengkel saya sampai saat ini keadaannya masih jalan ditempat. Tapi hal itu bukan berarti YDBA memberikan dampak yang negatif terhadap bengkel saya, tapi memang karena kesibukan saya dalam mengurus keluarga. Saya ingin sekali menata ulang bengkel saya berdasarkan manajemen yang sudah diberikan YDBA, dan saya yakin ketika saya melakukan manajemen itu saya dapat memajukan bengkel saya …” (MA, 47 tahun).

Penilaian pelayanan YDBA pada penelitian ini dilakukan oleh 30 responden sebagai anggota UMKM binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra bidang perbengkelan roda empat. Penilaian dilihat berdasarkan bantuan modal, bantuan teknis, dan manajemen yang diberikan kepada anggota binaan. Bantuan modal yang diberikan kepada anggota berasal dari Astra Mitra Ventura (AMV) yang dijembatani oleh YDBA. Bantuan modal ini membantu anggota binaan dalam memulai dan mengembangkan UMKM yang tengah dirintis. Menurut anggota binaan, bantuan modal yang diberikan berkisar lima juta hingga ratusan juta rupiah. Bantuan teknis yang diberikan Yayasan Dharma Bhakti Astra berupa bantuan dalam memindahkan pengetahuan terkait bengkel roda empat yang dimiliki pembina kepada anggota binaan. Manajemen yang diberikan Yayasan Dharma Bhakti Astra kepada anggota binaan berupa manajemen sistem perbengkelan mulai dari manajemen penerimaan tamu, perpajakan dalam dunia perbengkelan, manajemen keuangan, manajemen waktu, hingga manjemen karyawan. Semua inilah yang menjadi acuan penilaian anggota binaan terhadap pelaksanaan pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan yang diberikan oleh YDBA. Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan jumlah dan persentase responden menurut penilaian terhadap pelayanan YDBA dalam proses tanggungjawab sosial perusahaan.

Tabel 3 Jumlah dan persentase responden berdasarkan bantuan modal, bantuan teknis, dan manajemen tahun 2012

Item Jumlah (orang) Persentase (%)

Bantuan Modal Rendah (Skor: 4 – 7) 0 0 Sedang (Skor: 8 – 11) 16 52.33 Tinggi (Skor: 12 – 16) 14 46.67 Bantuan Teknis Rendah (Skor: 6 – 11) 0 0 Sedang (Skor: 12 – 17) 4 13.33 Tinggi (Skor: 18 – 24) 26 86.67 Manajemen Rendah (Skor: 6 – 11) 0 0 Sedang ( Skor: 12 – 17) 10 33.33 Tinggi (Skor: 18 – 24) 20 66.67

Tabel 3 menunjukkan bahwa penilaian terhadap pelayanan YDBA dilihat dari bantuan modal, bantuan teknis, dan manajemen. Responden cenderung memiliki penilaian yang tinggi terhadap bantuan teknis dan manajemen dibandingkan dengan bantuan modal karena bantuan modal diberikan oleh AMV dengan dijembatani oleh YDBA tidak sekedar cuma-cuma, tetapi ada proses pengembalian bantuan tersebut. Artinya bantuan modal yang diberikan berupa pinjaman yang disampaikan oleh mitra Yayasan Dharma Bhakti Astra melalui Astra Mitra Ventura, dan hal inilah yang menjadi salah satu faktor mengapa penilaian yang diberikan oleh penerima pelayanan terhadap bantuan modal tidak setinggi bantuan teknis dan manajemen yang diberikan YDBA, seperti yang diungkapkan Bapak AY berikut:

“… Saya tidak merasakan bantuan modal atau materi dari YDBA, karena yang saya tahu itu hanya sebatas peminjaman melalui AMV yang nantinya saya harus melakukan pengembalian kembali dari bantuan yang telah saya terima, dan saya pribadi tidak terlalu berharap dengan bantuan itu, saya lebih ingin YDBA memberikan bantuan teknis dan manajemen yang saat ini sangat saya butuhkan …” (AY, 43 tahun).

Berbeda dengan penilaian terhadap bantuan modal dan bantuan teknis, manajemen mendapatkan penilaian yang tinggi dari responden sebagai penerima pelayanan dalam penelitianini. Dapat dilihat bahwa dari 30 penerima pelayanan yang menilai tanggungjawab sosial perusahaan Yayasan Dharma Bhakti Astra, 26 diantaranya memiliki penilaian yang tinggi terhadap bantuan teknis, sedangkan 20 dari 30 penerima pelayanan memiliki penilaian yang tinggi pula terhadap manajemen. Hal tersebut terjadi karena penerima pelayanan memang mengakui

bahwa YDBA telah memberikan sesuatu yang memang dibutuhkan mereka sebagai anggota binaan sekaligus pemiliki UMKM yang tengah dijalani dan dibina oleh YDBA, seperti yang diungkapkan oleh Bapak US salah satu penerima pelayanan yang juga menjadi responden dalam penelitian ini, beliau mengatakan bahwa:

“… YDBA memberikan sesuatu yang memang saya butuhkan. Saya tidak terlalu mengerti mengenai bidang yang saat ini saya jalani sebagai mata pencaharian saya, tapi YDBA membuka pencerahan kepada saya dan karyawan-karyawan saya. Pembinaan yang selama ini diadakan oleh YDBA memberikan manfaat kepada saya dan karyawan saya yang mengikuti, apalagi mengenai teknis perbengkelannya. Saya dan karyawan saya menjadi tahu dan selalu update mengenai teknologi-teknologi baru yang disampaikan oleh YDBA. Perkembangan teknologi mengenai roda empat selalu berkembang dan maju, dan inilah yang saya rasakan sekali manfaatnya. Kemampuan teknis dari pembina membuat saya tidak kapok dan selalu ingin hadir dalam pembinaan selanjutnya …” (US, 44 tahun).

Manajemen yang diberikan YDBApun dinilai sangat baik oleh UMKM binaannya, karena manajemen yang diberikan oleh YDBAadalah manajemen yang memang sangat dibutuhkan oleh UMKM tersebutdan sesuai dengan keinginan UMKM binaannya. Salah satu manajemen yang diberikan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra adalah manajemen dasar dalam perbengkelan. Berikut adalah salah satu gambar dari pelayanan YDBA dalam manajemen bengkel:

Gambar 5 Pelatihan manajemen bengkel roda empat binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra

Manajemen tersebutlah yang dianggap sangat penting oleh UMKM binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra, seperti yang telah diungkapkan oleh Bapak DN salah satu staf Yayasan Dharma Bhakti Astra yang bertanggungjawab di bidang perbengkelan roda empat. Beliau mengatakan bahwa:

“… Manajemen yang diberikan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra tidak sekedar manajemen yang diberikan lalu dilupakan, namun lebih kepada bagaimana UMKM yang dibina mampu mengaplikasikannya di lapangan, sehingga menguntungkan tidak hanya untuk pemilik, tetapi juga untuk pelanggan bengkel tersebut. Manajemen dalam bengkel roda empat ini dimulai dari manajemen bengkel yang mengacu kepada 5R, yaitu resik, rapi, ringkas, rawat, dan rajin, selanjutnya adalah manajemen layout bengkel tersebut, bagaimana caranya layout bengkel dapat membuat pelanggan tertarik, nyaman, percaya, dan selalu ingin datang kembali ke bengkel tersebut. Lalu manajemen dalam communication skill yang dilakukan dengan mengadakan pelatihan service advisor, bagaimana seorang karyawan menghadapi pelanggan yang baru saja datang, memberikan ucapan selamat datang, memberikan senyuman, dan memberikan kesan bahwa pelanggan adalah raja yang harus dilayani sepuas mungkin, sehingga kenyamanan pun tercipta …” (DN, 23 tahun).

Hubungan Karakteristik Penerima Pelayanan dengan Penilaian terhadap Pelayanan Yayasan Dharma Bhakti Astra

Penelitian ini menguji pengaruh antara karakteristik responden terhadap penilaian tanggungjawab sosial perusahaan Yayasan Dharma Bhakti Astra. Indikator dari karakteristik penerima pelayanan, yaitu usia, jenis kelamin, dan pendidikan terakhir. Indikator dari penilaian terhadap pelayanan YDBA, yaitu bantuan modal, bantuan teknis, dan manajemen. Penelitian ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Sumaryo (2009) bahwa dalam suatu penilaian tanggungjawab sosial perusahaan yang berdampak pada perkembangan ekonomi dan kemandirian memiliki hubungan dengan karakteristik penerima pelayanan dalam menilai pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan tersebut (seperti umur, jenis kelamin, dan pendidikan).

Hubungan Karakteristik Penerima Pelayanan dengan Bantuan Modal

Hasil uji menunjukkan bahwa nilai signifikasi untuk hubungan antara usia dengan bantuan modal adalah 0.570, artinya tidak terdapat hubungan antara usia dengan bantuan modal yang diberikan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra. Hal ini dikarenakan bantuan modal diberikan kepada mereka yang berusia berapapun oleh Astra Mitra Ventura yang dijembatanai oleh YDBA.Jumlah bantuan modal yang diberikan kepada UMKM binaan tidaklah dilihat dari usia, melainkan semua disamakan kedudukannya, sehingga mereka yang memiliki usia berapapun cenderung memiliki penilaian yang sama terhadap tanggungjawab sosial yang diberikan Yayasan Dharma Bhakti Astra kepada penerima pelayanan UMKM bidang perbengkelan roda empat, dan dapat dinyatakan bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan bantuan modal. Persentase penerima pelayanan berdasarkan penilaian terhadap bantuan modal dengan karakteristik penerima pelayanan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Persentase penerima pelayanan berdasarkan penilaian terhadap bantuan modal dengan karakteristik penerima pelayanan tahun 2012

Karakteristik penerima pelayanan

Kategori

Penilaian terhadap bantuan modal (%)

Rendah Sedang Tinggi

Usia Dewasa awal (18 – 29 tahun) 0 3.3 0

Dewasa pertengahan (30-50 tahun) 0 26.7 33.3

Dewasa tua (>50 tahun) 0 23.3 13.3

Jenis kelamin Laki-laki 0 40 43.3

Perempuan 0 13.3 3.3

Pendidikan Rendah (≤ SMP) 0 3.3 0

Sedang (SMA) 0 6.7 13.3

Tinggi (Perguruan Tinggi) 0 43.3 33.3

Tabel 4 menunjukkan bahwa 3.3% penerima pelayanan yang masuk dalam kategori dewasa awal memiliki penilaian yang sedang terhadap bantuan modal. Penerima pelayanan dengan persentase 26.7% yang masuk dalam kategori dewasa pertengahan memiliki penilaian sedang terhadap bantuan modal, dan 33.3% penerima pelayanan yang masuk dalam kategori dewasa pertengahan memiliki penilaian tinggi terhadap bantuan modal, sedangkan 23.3% penerima pelayanan yang masuk dalam kategori dewasa tua memiliki penilaian yang sedang terhadap bantuan modal, dan 13.3% penerima pelayanan yang masuk dalam kategori dewasa tua memiliki penilaian tinggi terhadap bantuan modal. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa penerima pelayanan yang tergolong usia kategori dewasa awal, dewasa pertengahan, dan dewasa tua cenderung memiliki penilaian yang sedang terhadap bantuan modal. Hal ini disebabkan karena bantuan modal tidaklah terlalu menjadi suatu hal yang sangat penting dalam UMKM yang mereka jalani karena sebetulnya mereka lebih memberatkan pada pembinaan dan pendampingan yang diberikan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra kepada anggota UMKM binaannya daripada bantuan modal yang diberikan oleh AMV melalui YDBA, seperti yang diungkapkan oleh Bapak HC sebagai penerima pelayanan tanggungjawab sosial, bahwa:

“… Bantuan modal atau ekonomi sebetulnya bukanlah suatu hal yang utama, tapi disini saya lebih ingin YDBA meningkatkan controlling terhadap UMKM perbengkelan roda empat yang dibinanya, karena hal itu sangat penting bagi sebuah UMKM yang masih kecil menjadi UMKM yang besar. Saya pribadi sangat mengharapkan YDBA melakukan hal itu, walaupun sebenarnya saya tahu bahwa tenaga di YDBA tidak sebanyak UMKM yang dibinanya …” (HC, 36 tahun).

Jenis kelamin dapat mempengaruhi adanya suatu penilaian seseorang terhadap pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai signifikasi untuk hubungan antara jenis kelamin dengan bantuan modal adalah 0.336. Artinya tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan

bantuan modal yang diberikan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra. Hal ini disebabkan bantuan modal diberikan kepada mereka yang berjenis kelamin apapun melalui mitra Yayasan Dharma Bhakti Astra, yaitu Astra Mitra Ventura. Jumlah bantuan modal yang diberikan kepada UMKM binaan tidaklah dilihat dari jenis kelamin mereka, melainkan semua disamakan kedudukannya, sehingga tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan bantuan modal.

Tabel 4 menunjukkan bahwa 40% penerima pelayanan yang berjenis kelamin laki-laki memiliki penilaian yang sedang terhadap bantuan modal, dan 43.3%penerima pelayanan berjenis kelamin perempuan memiliki penilaian sedang terhadap bantuan modal, dan 13.3% penerima pelayanan berjenis kelamin laki- laki memiliki penilaian tinggi terhadap bantuan modal, sedangkan 3.3% penerima pelayanan berjenis kelamin perempuan memiliki penilaian yang tinggi terhadap bantuan modal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerima pelayanan yang tergolong berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan cenderung memiliki penilaian yang sedang terhadap bantuan modal. Hal ini karena jenis kelamin tidak mempengaruhi penilaian terhadap bantuan modal, dan bantuan modalpun diberikan tidak hanya kepada mereka laki-laki saja, tetapi perempuan pun sama kedudukannya.

Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang, dan seseorang yang memiliki pendidikan lebih baik, maka akan lebih responsive terhadap informasi (Sumarwan 2004). Uji kali ini menghubungkan antara tingkat pendidikan dengan bantuan modal yang diberikan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk hubungan antara pendidikan terakhir dengan bantuan modal adalah sebesar 0.620. Nilai tersebut lebih besar dari α (0.05), artinya tidak terdapat hubungan antara pendidikan terakhir dengan bantuan modal yang diberikan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra. Hal ini dikarenakan penerima pelayanan yang memiliki pendidikan tinggi ataupun rendah memiliki kesempaan yang sama dalam mendapatkan bantuan modal yang diberikan Yayasan Dharma Bhakti Astra. Besar bantuanpun tidak dibedakan antara mereka yang memiliki pendidikan rendah ataupun mereka yang memiliki pendidikan tinggi.

Tabel 4 menunjukkan bahwa 3.3%penerima pelayanan yang berpendidikan rendah memiliki penilaian yang sedang terhadap bantuan modal, dan 6.7%penerima pelayanan berpendidikan sedang memiliki penilaian sedang terhadap bantuan modal, dan 13.3% penerima pelayanan yang memiliki pendidikan sedang memiliki penilaian tinggi terhadap bantuan modal, sedangkan 43.3% penerima pelayanan yang memiliki pendidikan tinggi memiliki penilaian yang sedang terhadap bantuan modal, dan 33.3% penerima pelayanan yang memiliki pendidikan tinggi memiliki penilaian yang tinggi terhadap bantuan modal. Pada penelitian inipenerima pelayanan yang tergolong berpendidikan rendah, sedang, maupun tinggi cenderung memiliki penilaian yang sedang terhadap bantuan modal. Hal ini terjadi karena bantuan modal diberikan tidak berdasarkan pada tingkat pendidikan. Mereka yang memiliki pendidikan yang rendah, sedang, dan tinggi disetarakan kedudukannya.

Hasil penelitian mengenai hubungan karakteristik penerima pelayanan dengan bantuan modal menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara karakteristik penerima pelayanan dengan bantuan modal. Hal tersebut terjadi

karena bantuan modal diberikan oleh AMV melalui YDBA tanpa melihat adanya perbedaan usia, jenis kelamin, dan pendidikan.

Hubungan Karakteristik Penerima Pelayanan dengan Bantuan Teknis

Hasil olahan uji hubungan antara usia dengan bantuan teknis memiliki nilai sebesar 0.703. Nilai tersebut lebih besar dari α (0.05), artinya tidak terdapat hubungan antara usia dengan bantuan teknis. Hal ini terjadi karena Yayasan Dharma Bhakti Astra tidak memiliki batasan usia dalam memberikan bantuan teknis kepada para anggota UMKM bidang perbengkelan. Yayasan Dharma Bhakti Astra memberikan kesempatan dalam membantu seluruh anggota UMKM bidang perbengkelan dalam hal bantuan teknis, seperti mengadakan pembinaan, pendampingan, dan seminar tanpa melihat adanya perbedaan usia. Persentase penerima pelayanan berdasarkan penilaian terhadap bantuan teknis dengan karakteristik penerima pelayanan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Persentase penerima pelayanan berdasarkan penilaian terhadap bantuan teknis dengan karakteristik penerima pelayanan tahun 2012

Karakteristik penerima pelayanan

Kategori

Penilaian terhadap bantuan teknis (%)

Rendah Sedang Tinggi

Usia Dewasa awal (18 – 29 tahun) 0 0 3.3

Dewasa pertengahan (30-50 tahun) 0 10 50

Dewasa tua (>50 tahun) 0 3.3 33.3

Jenis kelamin Laki-laki 0 6.7 76.7

Perempuan 0 6.7 10

Pendidikan Rendah (≤ SMP) 0 0 3.3

Sedang (SMA) 0 3.3 16.7

Tinggi (Perguruan Tinggi) 0 10 66.7

Tabel 5 menunjukkan bahwa 3.3% penerima pelayanan kategori dewasa awal memiliki penilaian bantuan teknis Yayasan Dharma Bhakti Astra yang tinggi, sedangkan 10% penerima pelayanan yang masuk dalam kategori usia dewasa pertengahanmemiliki penilaian yang sedang terhadap bantuan teknis, 50% penerima pelayanan yangmasuk dalam kategori usia dewasa pertengahan memiliki penilaian tinggi terhadap bantuan teknis yang diberikan Yayasan Dharma Bhakti Astra. Penerima pelayanan yang masuk dalam kategori dewasa tua 3.3% memiliki penilaian tinggi terhadap bantuan teknis yang sedang, dan 33.3% penerima pelayanan yang masuk dalam kategori dewasa tua memiliki penilaian yang tinggi terhadap bantuan teknis. Secara keseluruhan, penerima pelayanan yang masuk dalam kategori usia dewasa awal, dewasa pertengahan, dan dewasa tua cenderung memiliki penilaian yang tinggi terhadap bantuan teknis yang diberikan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra. Hal ini terjadi karena bantuan teknis diberikan kepada seluruh anggota tanpa melihat dan mempertimbangkan usia, tidak ada batas usia dalam menerima pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan yang diberikan Yayasan Dharma Bhakti Astra dalam hal bantuan teknis.

Uji korelasi antara jenis kelamin dengan bantuan teknis memiliki nilai signifikansi sebesar 0.119. Nilai tersebut lebih besar dari α (0.05), artinya tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan bantuan teknis yang diberikan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra sebagai pemberi pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan. Hal ini terjadi karena penilaian tanggungjawab sosial dalam bantuan teknis diberikan kepada seluruh anggota yang memiliki jenis kelamin perempuan dan laki-laki, tidak ada diskriminasi antara perempuan ataupun laki- laki, walaupun sebetulnya laki-laki mungkin lebih mengerti mengenai UMKM dalam bidang perbengkelan dibandingkan perempuan. Yayasan Dharma Bhakti Astra memberikan bantuan teknis secara seimbang dan adil tanpa harus membedakan gender diantara keduanya, sehingga tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan bantuan teknis yang diberikan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra.

Tabel 5 menunjukkan bahwa 6.7% penerima pelayanan berjenis kelamin laki-laki memiliki penilaian yang sedang terhadap bantuan teknis yang diberikan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra, dan 76.7% penerima pelayananlaki-laki memiliki penilaian yang tinggi terhadap bantuan teknis tersebut, sedangkan 6.7% penerima pelayanan yang memiliki jenis kelamin perempuan memiliki penilaian yang sedang terhadap bantuan teknis yang diberikan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra, dan 10% penerima pelayanan yang memiliki jenis kelamin perempuan memiliki penilaian yang tinggi terhadap bantuan teknis pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan yang diberikan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra. Secara keseluruhan, penerima pelayanan baik perempuan maupun laki-laki, keduanya cenderung memiliki penilaian yang tinggi terhadap bantuan teknis yang diberikan Yayasan Dharma Bhakti Astra. Hal ini terjadi karena bantuan teknis diberikan kepada seluruh anggota UMKM bidang perbengkelan baik laki-laki ataupun perempuan, keduannya disetarakan kedudukannya dan diperlakukan secara adil.

Hasil uji korelasi antara tingkat pendidikan dengan bantuan teknis menunjukkan nilai sebesar 0.300. Nilai tersebut lebih besar dari α (0.05), artinya tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan bantuan teknis yang diberikan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra. Hal ini disebabkan karena bantuan teknis diberikan kepada seluruh anggota secara adil baik untuk mereka yang memiliki pendidikan rendah, sedang, ataupun tinggi.

Tabel 5 menunjukkan bahwa 3.3% penerima pelayanan yang memiliki pendidikan rendah memiliki penilaian yang tinggi terhadap bantuan teknis, dan 3.3% penerima pelayanan yang memiliki pendidikan yang sedang memiliki penilaian yang sedang terhadap bantuan teknis, sedangkan 16.7% penerima pelayanan dengan pendidikan yang sedang memiliki penilaian yang tinggi terhadap bantuan teknis, 10% penerima pelayanan dengan pendidikan tinggi memberikan penilaian yang sedang terhadap bantuan teknis, dan 66.7% penerima pelayanan dengan pendidikan yang tinggi memberikan penilaian yang tinggi terhadap bantuan teknis. Secara keseluruhan, penerima pelayanan yang memiliki pendidikan rendah, sedang, dan tinggi cenderung memiliki penilaian yang tinggi terhadap bantuan teknis. Hal ini terjadi karena bantuan teknis yang diberikan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra diperuntukkan kepada seluruh anggota tanpa melihat adanya perbedaan pendidikan yang telah ditempuh oleh anggota UMKM tersebut, sehingga tidak ada hubungan antara pendidikan dan bantuan teknis yang

Dokumen terkait