• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keefektifan Pelayanan Tanggungjawab Sosial Perusahaan sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia (Kasus Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keefektifan Pelayanan Tanggungjawab Sosial Perusahaan sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia (Kasus Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra)"

Copied!
215
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

AGUSTIN. Keefektifan Pelayanan Tanggungjawab Sosial Perusahaan sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia (Kasus Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra). Dibimbing oleh DJUARA P. LUBIS.

Tanggungjawab sosial perusahaan merupakan suatu pendekatan perubahan atau pengembangan masyarakat khususnya dalam upaya meningkatan sumberdaya manusia yang dilakukan oleh suatu perusahaan sebagai bagian dari tanggungjawab sosialnya. Tanggungjawab sosial perusahaan membantu memecahkan persoalan pendidikan dalam meningkatkan kualitas SDM. Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) merupakan salah satu yayasan yang memberikan pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Tujuan penelitian ini menganalisis penilaian pelayanan YDBA dan faktor yang berhubungan, serta mengetahui kualitas sumberdaya manusia penerima pelayanan dan hubungannya dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia. YDBA dinilai efektif dalam menjalankan pelayanan tanggungjawab sosialnya karena YDBA telah berhasil meningkatkan kualitas sumberdaya manusia pada anggota binaannya. Hal tersebut dapat terlihat dengan adanya peningkatan yang terjadi pada perkembangan ekonomi dan tingkat kemandirian penerima pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan.

Kata kunci: sumberdaya manusia, tanggungjawab sosial perusahaan

ABSTRACT

AGUSTIN. Effectiveness of Corporate Social Responsibility as a Service to Improve Quality of Human Resources (Case of Micro, Small and Medium Enterprises Patronaged by Yayasan Dharma Bhakti Astra). Supervised by DJUARA P. LUBIS.

Corporate social responsibility is an approach to change or community development especially in efforts to improve human resources,which is usually did by an enterprise as part of their social responsibilities. Corporate social responsibility help community to solve the problems of education in improving the human quality. Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) is one of the foundation that provide the services of corporate social responsibility to improve the quality of human resources. The purposes of this study were to analyze the assessment of YDBA’s services and the related factors, and to know the quality of human resources that receive the services and the relation between the services and the quality of human resources. YDBA considered effective in carrying out their social responsibilities because YDBA have improved the quality of human resources that received the services. This can be seen by the increase occuring in economic development and the independence level of corporate social responsibility’s recipients.

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan menjadi suatu hal yang sangat penting dalam mengubah bangsa Indonesia menjadi bangsa yang memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas. Meskipun pada kenyataannya kondisi dan hasil pendidikan di Indonesia belum memadai. Kondisi tersebut ditunjukkan dari kecilnya kemampuan sumberdaya manusia (SDM) Indonesia untuk berkompetisi dengan bangsa lain. Data yang dipublikasikan oleh United Development Index sangat memprihatinkan karena Human Development Index (HDI) Indonesia tahun 2007/2008 menempati peringkat 107, dua peringkat di bawah Vietnam. Indikator dari HDI meliputi pendapatan perkapita, akses terhadap pendidikan, dan akses terhadap kesehatan. Peringkat Indonesia pada HDI tersebut merupakan indikator dari kualitas pendidikan di Indonesia yang menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih terbilang rendah (Okvina et al. dikutip oleh Mulyandari et al. 2010), untuk mengejar ketertinggalan dunia pendidikan tersebut perlu dilakukan pelayanan terobosan yang mendukung peningkatan peran pendidikan dalam pengembangan masyarakat dengan melibatkan secara langsung pihak swasta sebagai bentuk kepedulian dan tanggungjawab sosial. Salah satu pelayanan nyata gerakan kepedulian pihak swasta (perusahaan) terhadap masyarakat adalah corporate social responsibility (CSR). Kepedulian sejumlah perusahaan untuk memajukan dunia pendidikan melalui kegiatan tanggungjawab sosial perusahaan sangat berarti bagi dunia pendidikan dalam mendapatkan sumberdaya manusia yang berkualitas.

Wibisono (2007) menyatakan bahwa tanggungjawab sosial perusahaan menjadi salah satu inovasi yang diterapkan berbagai perusahaan dalam menjaga eksistensinya. The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) merupakan lembaga internasional yang berdiri pada tahun 1955 dan beranggotakan 120 perusahaan multinasional yang berasal dari 30 negara dunia. WBCSD mendefinisikan tanggungjawab sosial perusahaan sebagai suatu bentuk tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi yang dibarengi dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan masyarakat lebih luas secara mandiri (Wibisono 2007). Hal tersebut secara tidak langsung menunjukkan adanya praktik tanggungjawab sosial yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang berdampak pada aspek ekonomi dan kemandirian masyarakat.

(3)

seharusnya memiliki tujuan akhir dalam pemberdayaan masyarakat sekitar, terutama pemberdayaan dalam hal peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang berdampak pada nilai ekonomi dan kemandirian masyarakat. Artinya perusahaan menerapkan pemberdayaan sebagai bagian dari upaya pengembangan keunggulan kompetitif di tengah persaingan global yang mengarah pada new economy (Nangoi 2004). Tanggungjawab sosial perusahaan menurut Sumaryo (2009) merupakan suatu pendekatan perubahan atau pengembangan masyarakat khususnya peningkatan sumberdaya manusia yang dilakukan oleh suatu perusahaan sebagai bagian dari tanggungjawab sosialnya. Pendekatan ini bertujuan agar masyarakat turut terlibat atau menjadi bagian dari perusahaan tersebut dan menikmati manfaat dari keberadaan perusahaan di suatu wilayah tertentu terutama manfaat dalam hal ekonomi dan kemandirian masyarakat.

Soedaryamanti (2001) mengungkapkan bahwa peningkatan sumberdaya manusia (SDM) dapat dilakukan melalui upaya pelatihan dalam organisasi perusahaan yang merupakan salah satu fungsi manajemen SDM. Pelatihan jelas diperlukan untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan manajemen termasuk untuk mengupayakan terciptanya budaya pemasaran yang kuat di kalangan SDM. Perusahaan perlu mengembangkan kegiatan pengembangan SDM melalui pelayanan-pelayanan pelatihan dan pengembangan secara sungguh-sungguh dan juga mendapat dukungan dunia pendidikan dalam hal menghasilkan calon tenaga kerja terdidik yang sesuai dengan kebutuhan pasaran tenaga kerja. Oleh sebab itu, tanggungjawab sosial perusahaan membantu memecahkan persoalan pendidikan dalam meningkatkan kualitas SDM yang berdampak pada perkembangan ekonomi dan kemandirian bagi masyarakat sebagai penerima pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan.

(4)

Astra telah menerbitkan Astra Friendly Company (AFC) sebagai panduan dalam melaksanakan berbagai kegiatan CSR secara konsisten di seluruh unit usahanya dengan berfokus pada tiga pilar dasar, yaitu nilai, pola pikir, dan perilaku (http://www.astra.co.id/index.php/profile/detail/2 diunduh 2 Desember 2012). Setiap unit usaha dapat merancang pelayanan CSR dan dinilai berdasarkan efektivitas pelayanannya sesuai "Pedoman Kriteria Penilaian untuk Astra Friendly Company". Pedoman Kriteria Penilaian ini mencakup indikator kinerja utama dan arah konstruktif dari suatu pelayanan CSR. Seluruh pemangku kepentingan termasuk para karyawan dan keluarga mereka, pemegang saham, pelanggan, pemasok, masyarakat luas maupun pemerintah, dapat dilibatkan dalam upaya meraih tujuan bersama dan mencapai masa depan lebih baik bagi masyarakat Indonesia melalui pendekatan AFC, untuk menyebarluaskan dan melaksanakan berbagai pelayanan CSR-nya, Astra mengelola sejumlah yayasan. Seluruh yayasan ini berperan sebagai pintu gerbang dalam menjangkau dan membantu memenuhi aspirasi masyarakat. Salah satu yayasan yang dikelola Astra, yaitu Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA).

YDBA merupakan sebuah yayasan pembinaan UMKM yang dalam kurun waktu tiga puluh tahun telah membina kurang lebih 5300 UMKM yang berada diseluruh Indonesia (ydba.astra.co.id diunduh 2 Desember 2012). Bentuk pembinaan yang dilakukan pun disesuaikan dengan kondisi UMKM binaan. Pembentukan YDBA ini diharapkan dapat memandirikan masyarakat Indonesia, khususnya UMKM. YDBA membantu mengembangkan UMKM baik di berbagai wilayah yang terkait dengan kegiatan Astra maupun di tempat-tempat lain. Upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan melalui sinergi dengan perusahaan-perusahaan Grup Astra telah menghasilkan peningkatan kapasitas di bidang teknologi, mentalitas dasar, manajemen, pemasaran, pembiayaan, dan teknologi informasi, sehingga masyarakat mampu mengelola usaha secara berkelanjutan, untuk dapat mempertahankan fokus kegiatannya YDBA senantiasa merujuk pada visi dan misinya. Sepanjang tahun 2011 YDBA mendukung proyek-proyek di bidang otomotif, bengkel dan alat berat, agribisnis dan pertambangan, fasilitas pembiayaan dan lembaga pengembangan bisnis (LPB), galeri, dan sarana pemasaran bagi usaha kecil dan menengah. YDBA merupakan salah satu bentuk pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan yang cocok untuk dikaji lebih jauh mengenai keefektifan pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan sebagai upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia (ydba.astra.co.id diunduh 2 Desember 2012).

Perumusan Masalah

(5)

Pelatihan jelas diperlukan untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan manajemen termasuk mengupayakan terciptanya budaya pemasaran yang kuat di kalangan SDM. Perusahaan perlu mengembangkan kegiatan pengembangan SDM melalui pelayanan-pelayanan pelatihan dan pengembangan secara sungguh-sungguh dan mendapat dukungan dunia pendidikan dalam hal menghasilkan calon tenaga kerja terdidik yang sesuai dengan kebutuhan pasaran tenaga kerja. Oleh sebab itu, tanggungjawab sosial perusahaan membantu memecahkan persoalan pendidikan dalam meningkatkan kualitas SDM yang berdampak pada perkembangan ekonomi dan kemandirian masyarakat sebagai penerima tanggungjawab sosial perusahaan.

PT Astra Internasional Tbk. merupakan sebuah perusahaan dengan komitmen terhadap peningkatan kualitas SDM yang sangat besar. Komitmen tersebut tercermin disetiap aspek kegiatan perusahaan yang selalu mengutamakan kepentingan rakyat dengan melakukan suatu kegiatan pembinaan yang tidak lain memberikan pendidikan kepada masyarakat dengan tujuan meningkatkan kualitas SDM yang nantinya berdampak pada perkembangan ekonomi dan kemandirian masyarakat. Salah satu wujud komitmen dari PT Astra Internasional Tbk. adalah dengan melakukan pembinaan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui pelayanan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). Oleh karena itu, sampai sejauh mana keefektifitan pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan sebagai upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia akan dikaji dalam penelitian ini.

Berdasarkan uraian di atas, masalah yang dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana penilaian UMKM binaan YDBA terhadap pelayanan yang diberikan oleh YDBA?

2. Apa saja faktor yang berhubungan dengan penilaian terhadap pelayanan YDBA?

3. Bagaimana peningkatan kualitas sumberdaya manusia penerima pelayanan YDBA?

4. Bagaimana hubungan antara penilaian terhadap pelayanan yang diberikan oleh YDBA dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia penerima pelayanan?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengkaji keefektifan pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan sebagai upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Secara spesifik, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis penilaian UMKM binaan YDBA terhadap pelayanan yang diberikan oleh YDBA;

2. Menganalisis faktor apa saja yang berhubungan dengan penilaian terhadap pelayanan tersebut;

3. Menganalisis peningkatan kualitas sumberdaya manusia penerima pelayanan YDBA; dan

(6)

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi seluruh kalangan yang terkait dengan topik penelitian ini, baik bagi civitas akademika, masyarakat, maupun pemerintah. Secara spesifik, manfaat yang diharapkan diperoleh masing-masing pihak adalah sebagai berikut:

1. Bagi akademisi

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi dan pengetahuan tentang keefektifan pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan sebagai upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia, serta dapat menjadi awal bagi penelitian-penelitian selanjutnya secara lebih mendalam terkait penelitian sejenis.

2. Bagi Perusahaan khususnya Yayasan Dharma Bhakti Astra

Hasil penelitian ini diharapakan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan dan untuk bahan masukan bagi pelaksanaan pelayanan selanjutnya.

3. Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam menjalankan pengawasan terkait dengan pelaksanaan pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan.

4. Non-akademisi dan masyarakat luas

(7)

KEEFEKTIFAN PELAYANAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL

PERUSAHAAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN

KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA

(Kasus Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra)

AGUSTIN

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Keefektifan Pelayanan Tanggungjawab Sosial Perusahaan sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia (Kasus Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(9)

ABSTRAK

AGUSTIN. Keefektifan Pelayanan Tanggungjawab Sosial Perusahaan sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia (Kasus Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra). Dibimbing oleh DJUARA P. LUBIS.

Tanggungjawab sosial perusahaan merupakan suatu pendekatan perubahan atau pengembangan masyarakat khususnya dalam upaya meningkatan sumberdaya manusia yang dilakukan oleh suatu perusahaan sebagai bagian dari tanggungjawab sosialnya. Tanggungjawab sosial perusahaan membantu memecahkan persoalan pendidikan dalam meningkatkan kualitas SDM. Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) merupakan salah satu yayasan yang memberikan pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Tujuan penelitian ini menganalisis penilaian pelayanan YDBA dan faktor yang berhubungan, serta mengetahui kualitas sumberdaya manusia penerima pelayanan dan hubungannya dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia. YDBA dinilai efektif dalam menjalankan pelayanan tanggungjawab sosialnya karena YDBA telah berhasil meningkatkan kualitas sumberdaya manusia pada anggota binaannya. Hal tersebut dapat terlihat dengan adanya peningkatan yang terjadi pada perkembangan ekonomi dan tingkat kemandirian penerima pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan.

Kata kunci: sumberdaya manusia, tanggungjawab sosial perusahaan

ABSTRACT

AGUSTIN. Effectiveness of Corporate Social Responsibility as a Service to Improve Quality of Human Resources (Case of Micro, Small and Medium Enterprises Patronaged by Yayasan Dharma Bhakti Astra). Supervised by DJUARA P. LUBIS.

Corporate social responsibility is an approach to change or community development especially in efforts to improve human resources,which is usually did by an enterprise as part of their social responsibilities. Corporate social responsibility help community to solve the problems of education in improving the human quality. Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) is one of the foundation that provide the services of corporate social responsibility to improve the quality of human resources. The purposes of this study were to analyze the assessment of YDBA’s services and the related factors, and to know the quality of human resources that receive the services and the relation between the services and the quality of human resources. YDBA considered effective in carrying out their social responsibilities because YDBA have improved the quality of human resources that received the services. This can be seen by the increase occuring in economic development and the independence level of corporate social responsibility’s recipients.

(10)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

KEEFEKTIFAN PELAYANAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL

PERUSAHAAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN

KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA

(Kasus Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra)

AGUSTIN

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(11)
(12)

Astra) Nama : Agustin NIM : I34090024

Disetujui oleh

Dr Ir Djuara P Lubis, MS Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Soeryo Adiwibowo, MS Ketua Departemen

(13)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan dengan baik. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2012 ini ialah tanggungjawab sosial perusahaan dengan judul Keefektifan Pelayanan Tanggungjawab Sosial Perusahaan sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan masukan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Kepada Dosen Penguji Utama Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, MSi dan Dosen Penguji Akademik Dr. Sofyan Sjaf, MS yang telah memberikan masukan yang sangat berguna kepada penulis. Kepada pihak Yayasan Dharma Bhakti Astra, Bapak Iqbal selaku General Manager, Pak Pandu, Pak Kamsun, Mas Daniel, Mas Annas, Mas Danang, dan Mba Windi yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis. Orang tua tercinta Supriyatna dan Siti Khadijah, serta kakak-kakak tersayang, Ibnu Permana, Tya Setiawan dan adik tercinta Asri Setia Lestari yang selalu sabar memberi doa, dukungan, semangat, materi, dan semua pengorbanannya dengan penuh rasa sayang kepada penulis. Sahabat-sahabat terbaik KPM, khususnya Tiara Pridatika, Tiara Triutami, M. Septiadi, Denissa Aryandi, Lidya Agustina, Adisthya Artik, Ratu Sarah, Gilang Angga, Elbie Yudha, Rina Khaerunnisa atas saran, masukan, dan kebersamaan. Teman satu bimbingan, Lulu Hanifah, untuk semangat, masukan, saran, candaan, dan kebersamaan dalam mengerjakan skripsi sehingga kita bisa bersama-sama menyelesaikan skripsi dengan lancar. Teman-teman seperjuangan akselerasi yang banyak memberikan masukan bagi penulis. Kakak-kakak KPM 45, Farhan, Arin, Robi, Obin yang telah memberi banyak masukan bagi penulis. Iccha Pradhana Zico, untuk selalu memotivasi, mendukung, dan mendengarkan keluh kesah penulis. Seluruh keluarga besar KPM, khususnya KPM 46 atas dukungan dan kebersamaan selama ini. Seluruh Crew Majalah Komunitas yang selalu mengingatkan penulis untuk selalu bertanggungjawab dan seluruh responden serta semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan studi pustaka hingga penyelesaian skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

(14)

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 4

Manfaat Penelitian 5

TINJAUAN PUSTAKA 7

Tanggungjawab Sosial Perusahaan 7

Pelaksanaan Pelayanan Tanggungjawab Sosial Perusahaan 9 Keefektifan Pelayanan Tanggungjawab Sosial Perusahaan 10

Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia (SDM) 12

Pelatihan dalam Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia 14

Pemberdayaan Ekonomi 15

Pemberdayaan Ekonomi dalam Pelaksanaan Tanggungjawab Sosial

Perusahaan 16

Kemandirian 18

Kerangka Pemikiran 19

Hipotesis 21

Definisi Operasional 21

METODE 25

Lokasi dan Waktu Penelitian 25

Teknik Pengumpulan Data 26

Teknik Pengolahan dan Analisis Data 28

GAMBARAN UMUM 29

Gambaran Yayasan Dharma Bhakti Astra 29

Pelayanan Yayasan Dharma Bhakti Astra 32

Stuktur Organisasi Yayasan Dharma Bhakti Astra 1 September 2012 33 Yayasan Dharma Bhakti Astra dan Tanggungjawab Sosial Perusahaan 34

(15)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

PENILAIAN TERHADAP PELAYANAN YAYASAN DHARMA BHAKTI

ASTRA DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN 42

Penilaian terhadap Pelayanan Yayasan Dharma Bhakti Astra 43 Hubungan Karakteristik Penerima Pelayanan dengan Penilaian terhadap

Pelayanan Yayasan Dharma Bhakti Astra 47

Penilaian terhadap Pembina 55

Hubungan Penilaian terhadap Pembina dengan Penilaian terhadap

Pelayanan Yayasan Dharma Bhakti Astra 57

Ikhtisar 65

PENINGKATAN KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENILAIAN PELAYANAN YAYASAN

DHARMA BHAKTI ASTRA 67

Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia Penerima Pelayanan

Tanggungjawab Sosial Perusahaan 67

Hubungan Penilaian terhadap Pelayanan Yayasan Dharma Bhakti Astra

dengan Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia 70

Ikhtisar 85

SIMPULAN DAN SARAN 89

Simpulan 89

Saran 89

DAFTAR PUSTAKA 91

LAMPIRAN

(16)

sampai 2011 33 2 Jumlah dan persentase responden menurut usia, jenis kelamin, dan

pendidikan terakhir tahun 2012 38

3 Jumlah dan persentase responden berdasarkan bantuan modal, bantuan

teknis, dan manajemen tahun 2012 45

4 Persentase penerima pelayanan berdasarkan penilaian terhadap bantuan modal dengan karakteristik penerima pelayanan tahun 2012 48 5 Persentase penerima pelayanan berdasarkan penilaian terhadap bantuan

teknis dengan karakteristik penerima pelayanan tahun 2012 50 6 Persentase penerima pelayanan berdasarkan penilaian terhadap

manajemen dengan karakteristik penerima pelayanan tahun 2012 52 7 Jumlah dan persentase penerima pelayanan berdasarkan kemampuan

teknis, kemampuan komunikasi atau interaksi, dan aktivitas tahun 2012 55 8 Persentase penerima pelayanan berdasarkan penilaian terhadap bantuan

modal dengan penilaian terhadap pembina tahun 2012 58 9 Persentase penerima pelayanan berdasarkan penilaian terhadap bantuan

teknis dengan penilaian terhadap pembina tahun 2012 60 10 Persentase penerima pelayanan berdasarkan penilaian terhadap

manajemen dengan penilaian terhadap pembina tahun 2012 63 11 Nilai signifikansi hubungan antara karakteristik penerima pelayanan

dengan penilaian terhadap pelayanan Yayasan Dharma Bhakti Astra

tahun 2012 65

12 Nilai signifikansi hubungan antara penilaian terhadap pembina dengan penilaian terhadap pelayanan Yayasan Dharma Bhakti Astra tahun 2012 66 13 Jumlah dan persentase penerima pelayanan menurut unit barang yang

masuk, jumlah karyawan, dan pendapatan tahun 2012 67 14 Jumlah dan persentase penerima pelayanan berdasarkan kemandirian

aktivitas, kemandirian ekonomi, dan kemandirian teknis tahun 2012 69 15 Persentase penerima pelayanan berdasarkan penilaian terhadap unit

barang yang masuk dengan penilaian terhadap pelayanan YDBA tahun

2012 71

16 Persentase penerima pelayanan berdasarkan penilaian terhadap jumlah karyawan dengan penilaian terhadap pelayanan YDBA tahun 2012 74 17 Persentase penerima pelayanan berdasarkan penilaian terhadap

pendapatan dengan penilaian terhadap pelayanan YDBA tahun 2012 76 18 Persentase penerima pelayanan berdasarkan penilaian terhadap

kemandirian aktivitas dengan penilaian terhadap pelayanan YDBA

tahun 2012 78

19 Persentase penerima pelayanan berdasarkan penilaian terhadap kemandirian ekonomi dengan penilaian terhadap pelayanan YDBA

tahun 2012 81

20 Persentase penerima pelayanan berdasarkan penilaian terhadap kemandirian teknis dengan penilaian terhadap pelayanan YDBA tahun

(17)

21 Nilai signifikansi antara hubungan penilaian terhadap pelayanan YDBA dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia tahun 2012 87

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran keefektifan pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan sebagai upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia 21 2 Struktur organisasi Yayasan Dharma Bhakti Astra 34

3 Pelatihan mekanik bengkel binaan YDBA 36

4 Tampilan depan UMKM bengkel roda empat binaan YDBA 37 5 Pelatihan manajemen bengkel roda empat binaan Yayasan Dharma

Bhakti Astra 46

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kerangka sampling penerima pelayanan tanggungjawab sosial Yayasan

Dharma Bhakti Astra 95

2 Hasil wawancara mendalam dengan pihak Yayasan Dharma Bhakti

Astra 96

(18)
(19)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan menjadi suatu hal yang sangat penting dalam mengubah bangsa Indonesia menjadi bangsa yang memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas. Meskipun pada kenyataannya kondisi dan hasil pendidikan di Indonesia belum memadai. Kondisi tersebut ditunjukkan dari kecilnya kemampuan sumberdaya manusia (SDM) Indonesia untuk berkompetisi dengan bangsa lain. Data yang dipublikasikan oleh United Development Index sangat memprihatinkan karena Human Development Index (HDI) Indonesia tahun 2007/2008 menempati peringkat 107, dua peringkat di bawah Vietnam. Indikator dari HDI meliputi pendapatan perkapita, akses terhadap pendidikan, dan akses terhadap kesehatan. Peringkat Indonesia pada HDI tersebut merupakan indikator dari kualitas pendidikan di Indonesia yang menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih terbilang rendah (Okvina et al. dikutip oleh Mulyandari et al. 2010), untuk mengejar ketertinggalan dunia pendidikan tersebut perlu dilakukan pelayanan terobosan yang mendukung peningkatan peran pendidikan dalam pengembangan masyarakat dengan melibatkan secara langsung pihak swasta sebagai bentuk kepedulian dan tanggungjawab sosial. Salah satu pelayanan nyata gerakan kepedulian pihak swasta (perusahaan) terhadap masyarakat adalah corporate social responsibility (CSR). Kepedulian sejumlah perusahaan untuk memajukan dunia pendidikan melalui kegiatan tanggungjawab sosial perusahaan sangat berarti bagi dunia pendidikan dalam mendapatkan sumberdaya manusia yang berkualitas.

Wibisono (2007) menyatakan bahwa tanggungjawab sosial perusahaan menjadi salah satu inovasi yang diterapkan berbagai perusahaan dalam menjaga eksistensinya. The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) merupakan lembaga internasional yang berdiri pada tahun 1955 dan beranggotakan 120 perusahaan multinasional yang berasal dari 30 negara dunia. WBCSD mendefinisikan tanggungjawab sosial perusahaan sebagai suatu bentuk tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi yang dibarengi dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan masyarakat lebih luas secara mandiri (Wibisono 2007). Hal tersebut secara tidak langsung menunjukkan adanya praktik tanggungjawab sosial yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang berdampak pada aspek ekonomi dan kemandirian masyarakat.

(20)

seharusnya memiliki tujuan akhir dalam pemberdayaan masyarakat sekitar, terutama pemberdayaan dalam hal peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang berdampak pada nilai ekonomi dan kemandirian masyarakat. Artinya perusahaan menerapkan pemberdayaan sebagai bagian dari upaya pengembangan keunggulan kompetitif di tengah persaingan global yang mengarah pada new economy (Nangoi 2004). Tanggungjawab sosial perusahaan menurut Sumaryo (2009) merupakan suatu pendekatan perubahan atau pengembangan masyarakat khususnya peningkatan sumberdaya manusia yang dilakukan oleh suatu perusahaan sebagai bagian dari tanggungjawab sosialnya. Pendekatan ini bertujuan agar masyarakat turut terlibat atau menjadi bagian dari perusahaan tersebut dan menikmati manfaat dari keberadaan perusahaan di suatu wilayah tertentu terutama manfaat dalam hal ekonomi dan kemandirian masyarakat.

Soedaryamanti (2001) mengungkapkan bahwa peningkatan sumberdaya manusia (SDM) dapat dilakukan melalui upaya pelatihan dalam organisasi perusahaan yang merupakan salah satu fungsi manajemen SDM. Pelatihan jelas diperlukan untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan manajemen termasuk untuk mengupayakan terciptanya budaya pemasaran yang kuat di kalangan SDM. Perusahaan perlu mengembangkan kegiatan pengembangan SDM melalui pelayanan-pelayanan pelatihan dan pengembangan secara sungguh-sungguh dan juga mendapat dukungan dunia pendidikan dalam hal menghasilkan calon tenaga kerja terdidik yang sesuai dengan kebutuhan pasaran tenaga kerja. Oleh sebab itu, tanggungjawab sosial perusahaan membantu memecahkan persoalan pendidikan dalam meningkatkan kualitas SDM yang berdampak pada perkembangan ekonomi dan kemandirian bagi masyarakat sebagai penerima pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan.

(21)

Astra telah menerbitkan Astra Friendly Company (AFC) sebagai panduan dalam melaksanakan berbagai kegiatan CSR secara konsisten di seluruh unit usahanya dengan berfokus pada tiga pilar dasar, yaitu nilai, pola pikir, dan perilaku (http://www.astra.co.id/index.php/profile/detail/2 diunduh 2 Desember 2012). Setiap unit usaha dapat merancang pelayanan CSR dan dinilai berdasarkan efektivitas pelayanannya sesuai "Pedoman Kriteria Penilaian untuk Astra Friendly Company". Pedoman Kriteria Penilaian ini mencakup indikator kinerja utama dan arah konstruktif dari suatu pelayanan CSR. Seluruh pemangku kepentingan termasuk para karyawan dan keluarga mereka, pemegang saham, pelanggan, pemasok, masyarakat luas maupun pemerintah, dapat dilibatkan dalam upaya meraih tujuan bersama dan mencapai masa depan lebih baik bagi masyarakat Indonesia melalui pendekatan AFC, untuk menyebarluaskan dan melaksanakan berbagai pelayanan CSR-nya, Astra mengelola sejumlah yayasan. Seluruh yayasan ini berperan sebagai pintu gerbang dalam menjangkau dan membantu memenuhi aspirasi masyarakat. Salah satu yayasan yang dikelola Astra, yaitu Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA).

YDBA merupakan sebuah yayasan pembinaan UMKM yang dalam kurun waktu tiga puluh tahun telah membina kurang lebih 5300 UMKM yang berada diseluruh Indonesia (ydba.astra.co.id diunduh 2 Desember 2012). Bentuk pembinaan yang dilakukan pun disesuaikan dengan kondisi UMKM binaan. Pembentukan YDBA ini diharapkan dapat memandirikan masyarakat Indonesia, khususnya UMKM. YDBA membantu mengembangkan UMKM baik di berbagai wilayah yang terkait dengan kegiatan Astra maupun di tempat-tempat lain. Upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan melalui sinergi dengan perusahaan-perusahaan Grup Astra telah menghasilkan peningkatan kapasitas di bidang teknologi, mentalitas dasar, manajemen, pemasaran, pembiayaan, dan teknologi informasi, sehingga masyarakat mampu mengelola usaha secara berkelanjutan, untuk dapat mempertahankan fokus kegiatannya YDBA senantiasa merujuk pada visi dan misinya. Sepanjang tahun 2011 YDBA mendukung proyek-proyek di bidang otomotif, bengkel dan alat berat, agribisnis dan pertambangan, fasilitas pembiayaan dan lembaga pengembangan bisnis (LPB), galeri, dan sarana pemasaran bagi usaha kecil dan menengah. YDBA merupakan salah satu bentuk pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan yang cocok untuk dikaji lebih jauh mengenai keefektifan pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan sebagai upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia (ydba.astra.co.id diunduh 2 Desember 2012).

Perumusan Masalah

(22)

Pelatihan jelas diperlukan untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan manajemen termasuk mengupayakan terciptanya budaya pemasaran yang kuat di kalangan SDM. Perusahaan perlu mengembangkan kegiatan pengembangan SDM melalui pelayanan-pelayanan pelatihan dan pengembangan secara sungguh-sungguh dan mendapat dukungan dunia pendidikan dalam hal menghasilkan calon tenaga kerja terdidik yang sesuai dengan kebutuhan pasaran tenaga kerja. Oleh sebab itu, tanggungjawab sosial perusahaan membantu memecahkan persoalan pendidikan dalam meningkatkan kualitas SDM yang berdampak pada perkembangan ekonomi dan kemandirian masyarakat sebagai penerima tanggungjawab sosial perusahaan.

PT Astra Internasional Tbk. merupakan sebuah perusahaan dengan komitmen terhadap peningkatan kualitas SDM yang sangat besar. Komitmen tersebut tercermin disetiap aspek kegiatan perusahaan yang selalu mengutamakan kepentingan rakyat dengan melakukan suatu kegiatan pembinaan yang tidak lain memberikan pendidikan kepada masyarakat dengan tujuan meningkatkan kualitas SDM yang nantinya berdampak pada perkembangan ekonomi dan kemandirian masyarakat. Salah satu wujud komitmen dari PT Astra Internasional Tbk. adalah dengan melakukan pembinaan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui pelayanan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). Oleh karena itu, sampai sejauh mana keefektifitan pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan sebagai upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia akan dikaji dalam penelitian ini.

Berdasarkan uraian di atas, masalah yang dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana penilaian UMKM binaan YDBA terhadap pelayanan yang diberikan oleh YDBA?

2. Apa saja faktor yang berhubungan dengan penilaian terhadap pelayanan YDBA?

3. Bagaimana peningkatan kualitas sumberdaya manusia penerima pelayanan YDBA?

4. Bagaimana hubungan antara penilaian terhadap pelayanan yang diberikan oleh YDBA dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia penerima pelayanan?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengkaji keefektifan pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan sebagai upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Secara spesifik, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis penilaian UMKM binaan YDBA terhadap pelayanan yang diberikan oleh YDBA;

2. Menganalisis faktor apa saja yang berhubungan dengan penilaian terhadap pelayanan tersebut;

3. Menganalisis peningkatan kualitas sumberdaya manusia penerima pelayanan YDBA; dan

(23)

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi seluruh kalangan yang terkait dengan topik penelitian ini, baik bagi civitas akademika, masyarakat, maupun pemerintah. Secara spesifik, manfaat yang diharapkan diperoleh masing-masing pihak adalah sebagai berikut:

1. Bagi akademisi

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi dan pengetahuan tentang keefektifan pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan sebagai upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia, serta dapat menjadi awal bagi penelitian-penelitian selanjutnya secara lebih mendalam terkait penelitian sejenis.

2. Bagi Perusahaan khususnya Yayasan Dharma Bhakti Astra

Hasil penelitian ini diharapakan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan dan untuk bahan masukan bagi pelaksanaan pelayanan selanjutnya.

3. Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam menjalankan pengawasan terkait dengan pelaksanaan pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan.

4. Non-akademisi dan masyarakat luas

(24)
(25)

TINJAUAN PUSTAKA

Tanggungjawab Sosial Perusahaan

Ardianto dan Machfudz (2011) mengungkapkan bahwa tanggungjawab sosial perusahaan dapat dijadikan strategi bisnis di masa depan untuk meningkatkan citra dan investasi masa depan bagi perusahaan. Bila citra perusahaan meningkat, umumnya keuntungan perusahaan juga akan meningkat. Demikian halnya perlakuan perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan, bila kontribusi perusahaan tidak memberikan kontribusi positif maka lingkungan yang ada juga tidak akan memberikan kontribusi positif terhadap perusahaan.

Pengertian tanggungjawab sosial perusahaan telah banyak disampaikan oleh para pakar maupun lembaga internasional. Saat ini tanggungjawab sosial perusahaan menjadi salah satu hal yang penting dalam kehidupan masyarakat yang berada di sekitar wilayah perusahaan. Menurut Sumaryo (2009), tanggungjawab sosial perusahaan merupakan kegiatan perusahaan yang membantu masyarakat dalam bidang fisik, sosial, budaya, dan ekonomi agar masyarakat lebih berdaya, mandiri, dan terbantu dalam meningkatkan kesejahteraannya. Manajemen perusahaan memahami bahwa dengan memberikan bantuan fisik untuk pembangunan prasarana pendidikan, ibadah, sosial, bantuan pendidikan, dan menjalin kemitraan dengan masyarakat berarti perusahaan telah melaksanakan tanggungjawab sosialnya.

Tanggungjawab sosial perusahaan juga menurut Sumaryo (2009) merupakan suatu pendekatan perubahan atau pengembangan masyarakat khususnya peningkatan sumberdaya manusia yang dilakukan oleh suatu perusahaan sebagai bagian dari tanggungjawab sosialnya. Pendekatan ini bertujuan agar masyarakat turut terlibat atau menjadi bagian dari perusahaan tersebut dan menikmati manfaat dari keberadaan perusahaan di suatu wilayah tertentu terutama manfaat dalam hal ekonomi dan kemandirian masyarakat. Aprilianti (2008) menyatakan bahwa tanggungjawab sosial merupakan suatu bentuk tanggungjawab sosial perusahaan kepada masyarakat atau wilayah sekitar yang terkena dampak dari aktivitas perusahaan, baik dampak langsung maupun tidak langsung. Nurdiana (2008) menyatakan bahwa tanggungjawab sosial merupakan salah satu upaya penyerasian perkembangan bersama antara perusahaan dan masyarakat sekitar perusahaan. Upaya tersebut merupakan suatu pelayanan yang bermanfaat untuk mengurangi dampak negatif yang terwujud dalam bentuk kesenjangan antara kemajuan gerak perusahaan dan keadaan serta harapan masyarakat sekitarnya. Jadi, tanggungjawab sosial perusahaan merupakan suatu upaya baik dalam segi ekonomi, sosial, maupun lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat sekitar guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mencegah adanya kesenjangan antara masyarakat dengan pihak perusahaan.

(26)

perusahaan ini dapat dipandang sebagai upaya untuk mewujudkan good corporate governance, good corporate citizenship, dan good business ethics dari sebuah entitas bisnis. Perusahaan tidak cukup hanya memikirkan kepentingan shareholder (pemilik modal), tetapi juga mempunyai orientasi untuk memenuhi kepentingan seluruh stakeholders. Tanggungjawab sosial perusahaan merupakan komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggungjawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan (Untung yang dikutip oleh Mapisangka 2009).

Pada tahun 1980-an dan 1990-an kepedulian sosial sebagian besar perusahaan berfokus pada sponsorship untuk kegiatan tertentu seperti olahraga. Saat ini perhatian perusahaan mulai pada isu-isu sosial, kemiskinan, dan pemberdayaan ekonomi komunitas lokal. Keberadaan perusahaan akan memperhatikan kesejahteraan tidak hanya pada pemilik modal (shareholder), tetapi juga bagi komunitas sekitar perusahaan dan masyarakat terkait (stakeholders). Schermerhon dalam Suharto yang dikutip oleh Wahyuni (2007) dengan judul buku “Pekerjaan Sosial di Dunia Industri” mengartikan tanggungjawab sosial perusahaan sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan publik eksternal. Suatu kegiatan dikatakan tanggungjawab sosial perusahaan jika lebih menekankan pada prinsip keberlanjutan dari kegiatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di sekitar perusahaan. Hal ini sebagaimana dikemukakan Pambudi yang dikutip oleh Wahyuni (2007) Direktur Eksekutif Yayasan Pembangunan Berkelanjutan dan Direktur Pelayanan National Lead Indonesia.

”Sebenarnya yang terpenting dari pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan adalah menekankan pada prinsip-prinsip keberlanjutan. Artinya, perusahaan membuat pelayanan yang berjalan secara berkesinambungan, bukan sekedar membagi-bagi uang dalam jangka yang sangat pendek. Perlu ada desain pelayanan terencana, termonitoring, dan evaluasi perbaikan yang berkelanjutan. Aktivitas tanggungjawab sosial perusahaan yang terbaik adalah pelayanan yang bersumber dari hasil pertanyaan apa yang sebenarnya dibutuhkan masyarakat dan lingkungan sekitar kita, sehingga lebih mengena dan tepat sasaran”(Pambudi yang dikutip oleh Wahyuni (2007)).

(27)

tanggungjawab sosial perusahaan adalah suatu konsep yang menunjukkan bagaimana perusahaan secara sukarela member kontribusi bagi terbentuknya masyarakat yang lebih baik dan lingkungan yang lebih bersih. Elkington yang dikutip oleh Susiloadi (2007) mengemukakan bahwa sebuah perusahaan yang menunjukkan tanggungjawab sosialnya akan memberikan perhatian kepada peningkatan kualitas perusahaan (profit) dan masyarakat, khususnya komunitas sekitar (people) dan lingkungan hidup (planet).

Ardianto dan Machfudz (2011) menyatakan bahwa konsep tanggung jawab sosial perusahaan muncul sebagai akibat adanya kenyataan bahwa pada dasarnya karakter alami dari setiap perusahaan adalah mencari keuntungan semaksimal mungkin tanpa memperdulikan kesejahteraan karyawan, masyarakat, dan lingkungan alam. Seiring dengan meningkatnya kesadaran dan kepekaan dari stakeholders perusahaan, maka konsep tanggungjawab sosial muncul dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang. Tanggungjawab sosial perusahaan dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu konsep yang mewajibkan perusahan untuk memenuhi dan memperhatikan kepentingan stakeholders dalam kegiatan operasinya mencari keuntungan.

Pelaksanaan Pelayanan Tanggungjawab Sosial Perusahaan

Thamrin et al. (2010) menyatakan bahwa praktik tanggungjawab sosial perusahaan yang selama ini dilakukan oleh beberapa perusahaan di Indonesia belum menunjukkan hasil yang signifikan khususnya bila dikaitkan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Aprilianti (2008) mengenai “Analisis Pengimplementasian Corporate Social Responsibility oleh PT Antam Tbk. UBPE Pongkordalam Pengembangan Komunitas (Studi Kasus: Kampung Bantar Karet, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan tanggungjawab sosial tersebut dinilai menyentuh kebutuhan, tetapi belum semua masyarakat mendapatkan pelayanan bantuan dari PT Antam Tbk. UBPE Pongkor tersebut. Hal ini terkait dengan banyaknya desa yang perlu dibantu. Masyarakat sudah merasakan manfaat dari pelayanan-pelayanan pengembangan masyarakat yang sudah dilakukan oleh PT Antam Tbk. UBPE Pongkor, namun beberapa masyarakat ada yang tidak puas dengan mekanisme penyaluran pelayanan yang dianggap tidak transparan dan belum mengutamakan aspirasi masyarakat. Terdapat sebagian masyarakat yang menganggap bahwa kebanyakan pelayanan pengembangan masyarakat di luar pengembangan kemitraan semata hanya memberi bantuan karitatif. Setelah bantuan atau dana disalurkan, hampir tidak ada bantuan teknis. PT Antam Tbk. UBPE Pongkor juga tidak mempunyai staf tetap yang pekerjaannya mendampingi masyarakat desa atau sebagai pelaksana pengembangan masyarakat professional. Hal ini mengakibatkan kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh PT Antam Tbk. UBPE Pongkor tidak banyak meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mereka hanya sebagai penerima bantuan yang tidak pernah diberdayakan secara individu maupun sabagai komunitas.

(28)

sosial perusahaan didasarkan pada konsep pembangunan berkelanjutan yang bertumpu pada tiga pencapaian yang bermanfaat secara ekonomi, sosial, dan lingkungan (triple bottom lines). Pada penelitiannya di Indocement, pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan didasarkan pada Kerangka Lima Pilar Pembangunan Berkelanjutan, meliputi bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, sosial budaya, dan keamanan yang memiliki keterkaitan dengan konsep pengembangan dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan tanggungjawab sosial. Pelaksanaan tanggungjawab sosial perusahaan sebenarnya bersifat tidak mengikat, namun sebagian perusahaan menganggap bahwa tanggungjawab sosial perusahaan merupakan kewajiban karena salah satu manfaat yang dapat dirasakan adalah demi keberlangsungan usahanya. Pelaksanaan tanggungjawab sosial perusahaan di Indonesia masih jauh dari harapan semua pihak, sehingga pemerintah menganggap perlu adanya aturan atau perundangan yang mengikat perusahaan nasional dan multinasional untuk melaksanakan tangungjawab sosialnya.

Pelaksanaan pogram tanggungjawab sosial perusahaan merupakan realisasi dan aktualisasi dari upaya perusahaan untuk terus dekat dengan masyarakat. Menurut Budimanta et al. yang dikutip oleh Mapisangka (2009), tanggungjawab sosial perusahaan pada dasarnya merupakan suatu elemen yang penting dalam kerangka sustainability yang mencakup aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya yang merupakan proses penting dalam pengelolaan biaya dan keuntungan kegiatan bisnis dengan stakeholders baik secara internal (pekerja, shareholders, dan penanam modal) maupuan eksternal (kelembagaan, pengaturan umum, anggota-anggota masyarakat, kelompok masyarakat sipil, dan perusahaan lain). Banyak kalangan melihat bahwa praktik tanggungjawab sosial yang dilakukan oleh korporat masih sebatas “kosmetik”. Nuansa “kosmetik” tersebut menurut Wibowo yang dikutip oleh Thamrin et al. (2010) tercermin dari berbagai aspek sejak perumusan kebijakan dan penentuan orientasi pelayanan, pengorganisasian, pendanaan, eksekusi pelayanan, evaluasi, dan pelaporan, namun tidak dapat pula dipungkiri bahwa perkembangan pelaksanaan tanggungjawab sosial perusahaan akhir-akhir ini mengalami kecenderungan positif dalam upaya pemberdayaan.

Keefektifan Pelayanan Tanggungjawab Sosial Perusahaan

(29)

kesigapan petugas dalam menanggapi permintaan masyarakat lokal selama pendampingan, dan kesungguhan petugas dalam memperhatikan kepentingan masyarakat yang didampingi. Aspek efektivitas kelompok diantaranya adalah hubungan komunikasi yang baik antara perusahaan dan masyarakat, pelayanan pendidikan life skill training yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kehidupan sehari-hari, dan pelayanan pendidikan yang dilaksanakan secara berkelanjutan (kontinuitas pelayanan pendidikan).

Hasil analisis yang disampaikan Nurdiana (2008) dalam penelitiannya mengenai “Analisis Efektivitas Implementasi Corporate Social Responsibility PT Kaltim Prima Coal”, diperoleh nilai kesenjangan yang negatif pada semua variabel. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat sebagai penerima manfaat masih belum puas dengan kinerja pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan yang telah dijalankan pihak PT Kaltim Prima Coal, sehingga kinerja pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan harus lebih ditingkatkan lagi. PT Kaltim Prima Coal (KPC) harus memperhatikan beberapa aspek yang menunjang efektivitas pelayanan dalam meningkatkan efektivitas pelayanan tanggungjawab sosial. Aspek yang dimaksud adalah aspek individu, kelompok, dan organisasi. Variabel yang dimaksud untuk efektivitas Individu adalah kemampuan petugas dalam mendampingi masyarakat, kesigapan petugas dalam menanggapi permintaan masyarakat lokal selama pendampingan, kesungguhan petugas dalam memperhatikan kepentingan masyarakat yang didampingi. Aspek efektivitas kelompok diantaranya adalah hubungan komunikasi yang baik antara perusahaan dan masyarakat, pelayanan pendidikan life skill training yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kehidupan sehari-hari, dan pelayanan pendidikan yang dilaksanakan secara berkelanjutan (kontinuitas pelayanan pendidikan). Berbeda dengan efektivitas organisasi dalam hal ini adalah PT KPC, variabel yang termasuk didalamnya adalah pemantauan dan pengevaluasian pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan,kepedulian perusahaan mangenai sarana penampungan keluhan masyarakat, serta kepedulian terhadap Iingkungan sekitarnya.

(30)

biaya operasional yang bernilai positif. Tingkat efektivitas dilihat perkembangan usaha mitra binaan yang diukur berdasarkan pada peningkatan laba, peningkatan jenis produk, peningkatan jumlah tenaga kerja, dan peningkatan pelanggan. Tolok ukur efektivitas tersebut bernilai positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa pelayanan Kemitraan Pelindo III berjalan dengan efektif.

Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia (SDM)

Peningkatan kualitas SDM menjadi sangat penting dan perlu dilakukan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan dalam rangka meningkatkan kemampuan dan profesionalisme. Kualitas SDM yang tinggi akan bermuara pada lahirnya komitmen yang kuat dalam penyelesaian tugas-tugas rutin sesuai tanggungjawab dan fungsinya masing-masing secara lebih efisien, efektif, dan produktif. Pembahasan pengembangan SDM sebenarnya dapat dilihat dari dua aspek, yaitu kuantitas dan kualitas. Pengertian kuantitas menyangkut jumlah SDM. Kuantitas SDM tanpa disertai dengan kualitas yang baik akan menjadi beban organisasi. Kualitas menyangkut mutu SDM yang menyangkut kemampuan, yaitu kemampuan fisik dan kemampuan non fisik (kecerdasan dan mental). Oleh sebab itu, untuk kepentingan akselerasi tugas pokok dan fungsi organisasi apapun, peningkatan kualitas SDM merupakan salah satu syarat utama. Kualitas SDM menyangkut dua aspek, yakni aspek fisik (kualitas fisik) dan non fisik (kualitas non fisik) yang menyangkut kemampuan bekerja, berpikir, dan keterampilan lain. Kualitas fisik dapat diupayakan melalui pelayanan peningkatan kesejahteraan dan gizi, sedangkan untuk meningkatkan kualitas non fisik, maka upaya pendidikan dan pelatihan sangat diperlukan. Upaya inilah yang dimaksudkan dengan peningkatan SDM. SDM secara makro adalah suatu proses peningkatan kualitas atau kemampuan manusia dalam rangka mencapai tujuan pembangunan bangsa. Proses peningkatan di sini mencakup perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan SDM. Secara mikro dalam arti lingkungan suatu unit kerja, SDM adalah tenaga kerja atau pegawai di dalam suatu organisasi yang mempunyai peran penting dalam mencapai keberhasilan. Fasilitas yang canggih dan lengkap bukan merupakan jaminan akan berhasilnya suatu organisasi tanpa diimbangi oleh kualitas manusia yang akan memanfaatkan fasilitas tersebut.

Pada era globalisasi sekarang ini, pengembangan SDM tidak saja penting dilakukan untuk mewujudkan suatu organisasi yang memiliki kerangka kuat dan mampu menghadapi semua tantangan dan persaingan yang tidak dapat dihindari. Peningkatan SDM penting dilakukan dengan sejumlah pertimbangan, yaitu: a. Penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam organisasi semakin

beragam dan beraneka pilihannya, sehingga mau tidak mau, mampu tidak mampu organisasi harus mengambil alternatif pilihan untuk meningkatkan kualitas SDM agar dapat menguasai dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut ke dalam organisasi.

(31)

sumber daya manusia, di bawah ini beberapa pendapat para ahli tentang peningkatan kualitas SDM.

Hamalik (2005) mengemukakan bahwa peningkatan kualitas SDM adalah suatu usaha yang terus menerus dan terencana yang dilakukan oleh manajemen untuk meningkatkan tingkat kecakapan pegawai dan performa organisasi. Soedaryamanti (2001) berpendapat bahwa peningkatan kualitas SDM dalam arti luas adalah seluruh proses pembinaan untuk meningkatkan kualitas serta taraf hidup manusia dari suatu negara, dalam arti sempit adalah peningkatan pendidikan dan pelatihan atau usaha menambah pengetahuan dan keterampilan sebagai proses yang tanpa akhir terutama pengembangan diri sendiri. Saydam (2000) mengemukakan pengertian peningkatan SDM merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh organisasi agar pengetahuan (knowledge), kemampuan (ability), dan keterampilan (skill) mereka sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang mereka lakukan.

Uraian tersebut mengartikan bahwa peningkatan kualitas sumberdaya manusia harus dilakukan secara terorganisir baik secara vertikal maupun horizontal oleh semua fungsi organisasi yang pengelolaannya dikoordinasikan oleh fungsi pengelola SDM. Peningkatan kualitas SDM juga harus dilakukan secara terencana dan berkesinambungan. Hal ini dimaksudkan agar peningkatan kualitas SDM harus dilakukan secara terus menerus dan disesuaikan dengan perkembangan lingkungan organisasi baik secara eksternal maupun lingkungan internal organisasi. CIDA (Canadian Internal Development Agency) seperti dikutip oleh Effendi (1993) mengemukakan bahwa peningkatan kualitas SDM menekankan manusia baik sebagai alat maupun sebagai tujuan akhir pembangunan. Pada proses jangka pendek dapat diartikan bahwa peningkatan SDM sebagai pengembangan pendidikan dan pelatihan untuk memenuhi segala tenaga ahli teknik, kepemimpinan, dan tenaga administrasi. Pengertian diatas meletakkan sebagai pelaku dan penerima pembangunan. Tindakan yang perlu dilakukan dalam jangka pendek memberikan pendidikan dan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil. Effendi (1993) mengemukakan bahwa meskipun unsur kesehatan dan gizi, kesempatan kerja, lingkungan hidup yang sehat, pengembangan karir di tempat kerja, dan kehidupan politik yang bebas termasuk pendukung dalam pengembangan sumberdaya manusia, pendidikan dan pelatihan merupakan unsur terpenting dalam pengembangannya.

Peningkatan kualitas SDM sebagai suatu proses pembudayaan bangsa bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang menguasai pengetahuan, keterampilan, keahlian, dan wawasan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Wawasan yang sesuai era globalisasi adalah kemampuan untuk memandang jauh ke depan, wawasan mutu dan kekaryaan, serta wawasan inovasi dan perubahan yang sesuai dengan nilai dan sikap yang berkembang dalam masyarakat.

(32)

Pelatihan dalam Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia

Pelatihan atau pembinaan dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia biasanya diberikan kepada pegawai dengan upaya peningkatan keterampilan. Pelatihan adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap individu (Sinamora 2004). Pelatihan sebagai bagian pengembangan manusia dapat meningkatkan hasil-hasil kerja karyawan (kinerja) guna peningkatan produktivitas dan keterampilan karyawan. Menurut Katz yang dikutip oleh Hasibuan (1996), keterampilan dapat dibagi menjadi tiga bagian pokok, yaitu technical skill, conceptual skill, and human skill. Technical skill adalah kemampuan manusia yang diperoleh dari kursus-kursus dari lembaga pendidikan dan latihan. Stoner yang dikutip oleh Hasibuan (1996) menguraikan bahwa technical skill adalah kemampuan untuk menggunakan alat-alat, prosedur, dan teknik suatu bidang yang khusus. Aparat membutuhkan keterampilan teknis yang cukup dalam melakukan tugasnya. Stoner yang dikutip oleh Hasibuan (1996) menguraikan bahwa keterampilan konseptual adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasi dan memadukan semua kepentingan dan kegiatan organisasi. Kemampuan ini mendukung aparat untuk mampu memandang organisasi secara keseluruhan dan memahami masalah yang dihadapi. Kemampuan ini menjadikan aparat dapat melakukan perencanaan kerja dengan memperhitungkan kemampuan-kemampuan organisasi serta tujuan yang hendak dicapai. Hubungan sosial aparat sangat mendukung kondisi kerja suatu organisasi. Stoner yang dikutip oleh Hasibuan (1996) menguraikan bahwa keterampilan manusiawi atau human skill adalah kemampuan untuk bekerja dengan orang lain, memahami orang lain, dan mendorong orang lain baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok. Kemampuan kerjasama yang baik menjadikan aparat mampu menciptakan suasana kerja yang baik dalam pencapaian tujuan organisasi. Menurut Siagian (1997) ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari penyelenggaraan pelayanan pelatihan dan pengembangan, yakni peningkatan produktivitas kerja organisasi keseluruhan, terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan, terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat, meningkatkan semangat kerja seluruh karyawan dalam organisasi dengan komitmen organisasional yang lebih tinggi, mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya manajerial yang partisipatif, memperlancar jalannya komunikasi yang efektif yang pada gilirannya memperlancar perumusan kebijaksanaan organisasi dan operasionalnya, serta penyelesaian konflik secara fungsional yang berdampakpada tumbuh suburnya rasa persatuan dan suasana kekeluargaan dikalangan para anggota organisasi.

(33)

penghargaan menurut prestasi kerja dan pengembangan karir, membina kesatuan berpikir dan bahasa dalam rangka terwujudnya kesatuan gerak dan kerjasama, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai tugas dan jabatannya, serta mengembangkan kemampuan dan dedikasi serta motivasi dalam pelaksanaan pembangunan.

Pendidikan dan pelatihan (diklat) merupakan bagian yang integral dari administrasi kepegawaian yang selanjutnya adalah bagian dari administrasi negara, berorientasi pada pelaksanaan tugas pokok, peningkatan produktivitas, dan peningkatan kemampuan, serta dedikasi pegawai negeri. Tujuan pendidikan dan pelatihan secara umum adalah meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi oleh kepribadian dan etika pegawai sesuai kebutuhan instansi, menciptakan pegawai yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa, memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat, menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan, serta terwujudnya pemerintahan yang baik. Secara khusus pendidikan dan pelatihan mengarah pada meningkatkan kepribadian dan semangat pengabdian kepada masyarakat, meningkatkan mutu dan kemampuan baik dalam bidang substansi maupun kepemimpinannya, dan dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan semangat kerjasama dan tanggungjawab sesuai dengan lingkungan kerja dan organisasinya.

Pemberdayaan Ekonomi

Tantangan pembangunan ekonomi dewasa ini harus dijawab melalui perencanaan pembangunan yang bijaksana dan operasionalisasi pelayanan pembangunan yang terarah untuk kepentingan rakyat dan bermanfaat bagi segenap lapisan masyarakat tanpa kecuali. Oleh karena itu, konsep pemberdayaan ekonomi dapat diterjemahkan dalam ekonomi kerakyatan (Sumodiningrat 1999). Ekonomi rakyat didefinisikan sebagai segala sesuatu kegiatan dan upaya rakyat dalam memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, yaitu pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan. Kegiatan pemberdayaan ekonomi banyak dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah maupun non pemerintah (Lembaga Swadaya Masyarakat) baik di negara-negara berkembang maupun di negara-negara maju untuk membantu masyarakat pengusaha berskala kecil guna meningkatkan produktivitas dan kemampuan akumulasi modal agar mampu berkompetisi di pasar domestik dan bahkan dalam pasar global.

(34)

masyarakat masih bersifat lokal, spesifik, dan problem spesifik.Oleh karena itu, konsep dan operasional pemberdayaan ekonomi masyarakat tidak dapat diformulasikan secara generik. Usaha memformulasikan konsep, pendekatan, dan bentuk operasional pemberdayaan ekonomi masyarakat secara generik memang penting, tetapi yang jauh lebih penting adalah pemahaman bersama secara jernih terhadap karakteristik permasalahan ketidakberdayaan masyarakat di bidang ekonomi. Pemahaman yang jernih mengenai pemberdayaan ekonomi masyarakat akan lebih produktif dalam memformulasikan konsep, pendekatan, dan bentuk operasional pemberdayaan ekonomi masyarakat yang sesuai dengan karakteristik permasalahan lokal.

Penelitian yang dilakukan oleh Sumaryo (2009) mengenai “Implementasi Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) dalam Pemberdayaan dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat: Kasus di Provinsi Lampung” menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi tidak cukup hanya dengan pemberian modal bergulir, tetapi juga harus ada penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat, penguatan sumberdaya manusianya, penyediaan prasarananya, penguatan posisi tawarnya, pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi atau penguatan ekonomi rakyat harus dilakukan secara elegan tanpa menghambat dan mendiskriminasikan ekonomi kuat, untuk itu kemitraan antar usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar adalah jalan yang harus ditempuh. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi adalah proses penguatan ekonomi rakyat menuju ekonomi rakyat yang kokoh, modern, efisien, dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi, tidak dapat dilakukan melalui pendekatan individu, melainkan harus melalui pendekatan kelompok.

Pemberdayaan Ekonomi dalam Pelaksanaan Tanggungjawab Sosial Perusahaan

Paradigma pembangunan saat ini telah diwarnai konsep pemberdayaan yang melibatkan pemerintah, swasta, dan masyarakat, sehingga ketiga pihak memiliki tanggungjawab yang seimbang dalam mencapai tujuan pembangunan. Mereka harus bersinergi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap hasil-hasil pembangunan yang dilaksanakan. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah diharapkan mampu mengkoordinasikan berbagai pelayanan atau kegiatan yang ada, sehingga memungkinkan masyarakat berpartisipasi aktif dan swasta terutama perusahaan atau korporasi yang mengeksploitasi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia di suatu wilayah berkontribusi secara wajar di dalam pembangunan daerah sebagai pelaksanaan tanggungjawab sosial perusahaan.

(35)

seperti Pelayanan Ekonomi Kerakyatan Riau (PEK) pada beberapa komunitas mengalami kegagalan dalam hal pengembalian kredit. Hal ini disebabkan adanya pengaruh dari pola pemberdayaan yang selama ini lebih berorientasi pada proyek tanpa ada keharusan untuk berhasil.

Keberadaan perusahaan di suatu wilayah harus mempertimbangkan manfaat yang dapat dirasakan masyarakat, khususnya di sekitar perusahaan. Perspektif social justice masyarakat sekitar perusahaan juga ikut diberdayakan, sehingga terjadi proses empowerment melalui kegiatan-kegiatan pelatihan (capacity building) yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu, masyarakat juga dibantu fasilitas (dana, sarana, dan prasarana) agar mereka dapat bekerja dan menciptakan peluang usaha (creating opportunities) untuk meningkatkan kualitas kehidupannya.

Keberhasilan upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat dipengaruhi oleh berbagai peubah, baik peubah internal individu masyarakat, maupun peubah eksternal seperti dinamika kelompok masyarakat, kualitas pelayanan, maupun kualitas pendukung lainnya. Masyarakat sekitar perusahaan sebagai sasaran pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan juga merupakan bagian dari masyarakat suatu wilayah yang menjadi sasaran pelayanan pembangunan (pemberdayaan) dari pemerintah (pusat atau daerah). Masyarakat sekitar perusahaan dimungkinkan terkena pelayanan yang bisa jadi saling tumpang tindih (overlapping). Kondisi tersebut dapat dihindari bila semua pihak dapat berkoordinasi, sehingga dapat dihindari adanya tumpang tindih kegiatan dan merancang pelayanan yang saling melengkapi (komplementer).

Hal ini didukung dengan adanya penelitian yang telah dilaksanakan oleh Sumaryo (2009) mengenai “Implementasi Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) dalam Pemberdayaan dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat: Kasus di Provinsi Lampung”. Penelitian Sumaryo (2009) menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan besar di Indonesia dan beberapa perusahaan agroindustri di Provinsi Lampung telah melaksanakan sebagian tanggungjawab sosialnya melalui upaya pembangunan wilayah maupun upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat baik di sekitar perusahaan maupun di beberapa wilayah di Provinsi Lampung. Kegiatan tersebut berupa pemberian bantuan dana bagi pembangunan wilayah sekitar dalam bentuk sarana umum, sarana pendidikan, sarana ibadah, maupun dalam bentuk pelatihan, pendampingan, dan penyuluhan di bidang ekonomi produktif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Berbagai kegiatan tersebut oleh perusahaan dianggap sebagai bentuk tanggungjawab sosial dalam pembangunan masyarakat di sekitarnya. Beberapa kegiatan tersebut dimaksudkan agar masyarakat memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga melalui usaha yang bersifat produktif.

(36)

Pelaksanaan tanggungjawab sosial perusahaan merupakan realisasi dan aktualisasi dari upaya perusahaan untuk terus dekat dengan masyarakat. Menurut Budimanta et al. yang dikutip oleh Mapisangka (2009), tanggungjawab sosial perusahaan pada dasarnya merupakan suatu elemen yang penting dalam kerangka sustainability yang mencakup aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya yang merupakan proses penting dalam pengelolaan biaya dan keuntungan kegiatan bisnis dengan stakeholders baik secara internal (pekerja, shareholders, dan penanam modal) maupun eksternal (kelembagaan, pengaturan umum, anggota-anggota masyarakat, kelompok masyarakat sipil, dan perusahaan lain).

Menurut Mapisangka (2009), tanggungjawab sosial perusahaan dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat. Hal ini dapat dijelaskan karena strategi dalam pelaksanaan tanggungjawab sosial perusahaan merupakan respon atas kebutuhan riil masyarakat atas pemenuhan kebutuhan hidupnya. Untung yang dikutip oleh Mapisangka (2009) menyatakan bahwa kontribusi tanggungjawab sosial perusahaan dalam pembangunan ekonomi masyarakat adalah dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat dalam kegiatan tanggungjawab sosial perusahaan. Kemiskinan sudah menjadi musuh bersama yang harus ditanggulangi oleh semua pihak, untuk melaksanakan hal tersebut paling tidak terdapat tiga pilar utama yang harus diperhatikan, yaitu format tanggungjawab sosial perusahaan yang sesuai dengan nilai lokal masyarakat, kemampuan diri perusahaan terkait dengan kapasitas SDM dan institusi, serta peraturan dan kode etik dalam dunia usaha. Melalui integrasi ketiga pilar tersebut, masyarakat dapat membangun kemampuan dan kekuatannya dalam memecahkan permasalahan yang mereka hadapi dalam pencapaian kesejahteraan hidup yang lebih baik.

Kemandirian

Kartasasmita (1996) mengemukakan bahwa kemandirian adalah hakekat dari kemerdekaan, yaitu hak setiap bangsa untuk menentukan nasibnya sendiri dan menentukan apa yang terbaik bagi dirinya. Kemandirian merupakan konsep yang dinamis karena mengenali kondisi saling ketergantungan. Kemandirian adalah kemampuan mengakomodasikan sifat-sifat baik manusia untuk ditampilkan di dalam sikap dan perilaku yang tepat berdasarkan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh seorang individu. Hamad yang dikutip oleh Papilaya (1998) menambahkan bahwa kemandirian tidak sama dengan ketidakpedulian terhadap keterisoliran dari lingkungan sekeliling. Kemandirian merupakan cerminan sikap yang tanggap dan perilaku yang tangkas menghadapi perubahan-perubahan disekitar, seraya tetap mempertahankan kepribadian agar tidak hanyut dibawa arus.

Gambar

Gambar 1 Kerangka pemikiran keefektifan pelayanan tanggungjawab sosial
Tabel 1 JumlahUMKM yang terlibat dalam pelayanan YDBA tahun 2009 sampai
Gambar 2 Struktur organisasi Yayasan Dharma Bhakti Astra
Gambar 3 Pelatihan mekanik bengkel binaan YDBA
+7

Referensi

Dokumen terkait

personil pelaksana kebijakan haruslah orang-orang yang memiliki dedikasi pada kebijakan yang telah ditetapkan, demikian juga dengan dalam pemilihan dan pengangkatan

Penanggung akan membayar ganti rugi kepada Tertanggung sampai jumlah manfaat dengan resiko sendiri sebesar Rp 150.000 (seratus lima puluh ribu Rupiah) untuk setiap klaim dan

Peneliti memotivasi siswa agar lebih giat dan rajin serta fokus dalam belajar agar siswa bisa menguasai materi yang akan dipelajari, sehingga mudah dalam menyelesaikan

Berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada siswa diperoleh rata-rata motivasi siswa yang mengikuti ujian akhir siklus 2 adalah 67,50.Terdapat 61,29 % siswa, atau 19

dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri. Laba yang diperhitungkan adalah laba

[4.35] Menimbang bahwa berdasarkan fakta persidangan, Termohon tidak memberikan tanggapan atas surat keberatan Pemohon sebagaimana diuraikan dalam paragraf [4.31]

1) Keputusan Menteri tentang Penetapan: 1 tahun setelah masa 4 tahun Dinilai Kembali - Kuasa Pengguna Anggaran jabatan berakhir. - Kuasa Pengguna Barang/Jasa - Pejabat Pembuat

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan perwujudan motif batik di UD. Batik Satrio Manah Kabupaten Tulungagung, perwujudan kesenian Reog