• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

E. Penjelasan Judul

Untuk menghindari kekeliruan dalam memahami judul skripsi ini, maka penulis merasa perlu menjelaskan beberapa istilah:

Faktor-faktor : Hal (keadaan, peristiwa) yang menyebabkan

(mempengaruhi) terjadinya sesuatu.4 Yang penulis maksud disini adalah faktor apa yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa MAN 2 Bukittingi.

Mempengaruhi : Berasal dari kata pengaruh yang artinya daya yang ada

atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.5

Hasil Belajar : Suatu yang diadakan (dibuat atau dijadikan) oleh usaha.6 Aktifitas belajar yang diperoleh berupa kesan-kesan yang

4Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Pustaka Setia.1994), h. 273

5 Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta Balai Pustaka, 1993) , h. 447

mengakibatkan terjadinya perubahan dalam diri individu sebagai hasil belajar dan aktivitas siswa. Yang penulis maksud adalah rendahnya hasil belajar siswa MAN 2 Bukittinggi.

Fiqih : Sebuah mata pelajaran agama, yaitu mengetahui hukum-hukum syara’yang bersifat amaliyah yang diperoleh melalui dalil yang bersifat terperinci.7

Jadi yang penulis maksud dengan judul secara keseluruhan adalah hal-hal apa yang mempengruhi hasil belajar fiqih siswa di MAN 2 Bukitinggi.

F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih terarahnya penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan sistematika penulisan dan garis-garis besar dalam pembahasan, adapun sistematika penulisan dibagi kepada 5 bab , pada tiap-tiap bab dirinci kedalam beberapa sub bab yaitu:

Bab I pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, batasan masalah dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penjelasan judul dan sisematika penulisan.

Bab II landasan teori yang terdiri dari pengertian hasil belajar, faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar dan bentuk-betuk hasil belajar, pengertian fiqih, sumber-sumber ilmu fiqih, tujuan dan kengunaan mempelajari ilmu fiqh, metode pengajaran fiqih dan pemahaman yang baik tentang fiqih.

Bab III metodologi penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, populasi dan sampel, teknik dan alat pengumpulan data, teknik pengolahan data dan teknik analisa data.

6 WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h. 343

7 Nasrun Haroen, Ushul Fiqih, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), h. 3

Bab IV hasil penelitian yang terdiri dari faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar fiqh siswa MAN 2 Bukittinggi dan faktor eksternal yang mempengruhi hasil belajar siswa MAN 2 Bukittinggi.

Bab V penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Belajar merupakan syarat mutlak untuk menjadi pandai dalam segala hal, baik dalam bidang ilmu pegetahuan maupun keterampilan atau kecakapan.

Istilah hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Hasil dan belajar merupakan dua kata yang memiliki arti yang berbeda. Oleh karena itu, untuk memahami tentang hasil belajar secara utuh, berikut ini akan dikemukakan makna dan pengertian masing-masing kata ”hasil” dan “belajar”.

Hasil berarti suatu yang diadakan, dibuat atau dijadikan oleh usaha8 atau suatu kegiatan atau suatu yang merupakan atau suatu yang merupakan akibat atau kesudahan dari suatu aktivitas. Dalam istilah lain, hasil dikenal juga dengan ”prestasi”. Menurut Syaiful Bahri Djamarah prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara indiuvidual maupun secara kelompok.9

Sementara Tigor Pengaribuan menterjemahkan prestasi dengan apa yang telah diciptakan, hasil belajar, hasil gemilang yang diperoleh dengan kerja keras.10 Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan. Selain dari itu, Nasrun Harahap sebagaimana dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah memberikan batasan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid

8 WJM Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1956), h. 348

9 Syaipul Bahri Djamarah, Prestasi Guru dan Kompetensi Guru, (Surabaya:Usaha Nasional, 1991), h.19

10 Tigor Pangaribuan, Kamus Populer Lengkap, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 109

(siswa) yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat didalam kurikulum.11

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa hasil merupakan sesuatu yang dilahirkan, dihasilkan, dibuat, diadakan, ditimbulkan oleh suatu usaha kegiatan yang dilakukan secara sadar dengan kerja keras untuk memperoleh hasil yang gemilang. Dengan kata lain hasil adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, penilaian, yang diperoleh denga kerja keras, baik secara individual maupun kelompok dalam kegiatan tertentu.

Adapun tentang belajar, maka banyak sekali definisi yang dikemukakan oleh literatur. Beberapa diantaranya akan dikemukakan dalam penulisan ini untuk mendekatkan pemahaman pengertian belajar.

Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar mendapatkan sejumlah kesan dan bahan yang telah dipelajari. Menurut pengertian psikologi, belajar merupakan proes perubahan didalam tingkah laku sebangai hasil interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidup.12

Belajar merupakan sebuah proses dan merupakan unsur fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pengajaran yang telah ditetapkan itu amat tergantung pada proses belajar mengajar yang diikuti peserta didik, baik ketika berada disekolah maupun luar sekolah.

Menurut Jhon B Watson belajar pada dasarnya adalah pembentukan respon bersyarat berdasarkan pada urat syaraf, sedangkan menurut Margon belajar adalah suatu

11 Syaipul Bahri Djamarah, Prestasi Guru dan Kompetensi Guru,…h. 21

12 Abu ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 21

perubahan relatif menetapkan tingkah laku yang terjadi dengan sengaja suatu hasil dari latihan atau pengalamam.13

Adapun menurut Mohamad Uzer Usman mengatakan belajar adalah suatu proses dimana ditimbulkan atau diubahnya suatu kegiatan karena mereaksi suatu keadaan.

Perubahan ini tidak disebabkan karena proses pertumbuhan atau keadaan organisme sementara (seperti kelelahan atau pengaruh obat-obatan). Sejalan dengan pendapat tersebut W.H Burton dalam kutipan M. Uzer Usman dan Lilis Setiawati bahwa belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkunganya.14

Pendapat Ahmad Mujakir dan Joko Suttrisno belajar key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tampa belajar yang sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses belajar selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan pendidikan.15

Dari uraian di atas jelaslah bahwa belajar merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan setiap orang secara maksimal untuk dapat menguasai atau memperoleh sesuatu. Pendapat di atas jelaslah menyatakan bahwa belajar itu bertujuan untuk mengembangkan pribadi manusia bukan hanya sekedar mencerdaskan manusia belaka, namum menjadi manusia yang berkepribadian yang luhur itulah hakikat sebuah belajar.

Dalam mengembangkan kepribadian manusia seutuhnya itu melibatkan unsur-unsur cipta, rasa dan karsa.

13 M. Malin purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), h. 64

14 (htt p:/ www. Geocctres.com / gurufalah / Penelitian 5 htm 1/ )

15 Abu Ahmad Muzakir dan Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h. 31

Disamping defenisi di atas masih banyak defenisi-defenisi lain yang dikemukakan oleh para ahli tentang belajar, meskipun defenisi tersebut dirumuskan dalam redaksi yang berbeda-beda namun semuanya mempunyai maksud yang sama.

Penulis menyimpulkan bahwa belajar itu adalah “suatu usaha perbuatan yang dilakukan secara sungguh- sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental, dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya demikian juga dengan aspek kejiwaan seperti intelejensi, bakat, motivasi, minat dan sebangainya yang menuju kearah perubahan baik itu tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengtahuan, keterampilan dan menambah pengetahuan dalam berbagai ilmu”

Perubahan ini membuat manusia itu terbebas dari kemandekan fungsinya sebangai khalifah di bumi. Selain itu dengan kemampuan mengubah melalui belajar itu manusia secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih dan memetapkan keputusan-keputusan penting untuk kehidupanya.

Perubahan yang terjadi dari belajar tersebut terwujud dalam hasil belajar. Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.16

Sedangkan menurut Syuaeb Kurdi dan Abdul Aziz, hasil belajar merupakan perubahan, peningkatan pengetahuan, perbaikan sikap, maupun peningkatan keterampilan yang dialami siswa setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran.17

Hasil belajar atau prestasi belajar yang diperoleh peserta didik merupakan pencerminan tingkat hasil belajarnya yang dicapai selama mengikuti proses pembelajaran

16 Nana Sudjana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 1999) h. 22

17 http//Susianha, Pembelajaran Aktif Dengan Pratikum. (Akses 01-01-2009)

yang dapat dilihat dari nilainya. Nilai merupakan perumusan mengenai kemajuan atau hasil belajar peserta didik yang diberikan oleh guru selama tertentu.18

Dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan yang dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dicapai.

Prestasi belajar belajar mempunyai beberapa fungsi utama antara lain adalah sebagai berikut:

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebutkan hal ini merupakan keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum pada manusia termasuk kebutuhan peserta didik dalam proses pembelajaran.

c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.

d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari situasi institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator untuk meningkatkan produktivitas institusi pendidikan. Indikator eksteren dalam arti tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik dimasyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan masyarakat.

e. Pretasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap kecerdasan peserta didik.19

Jika dilihat dari fungsi prestasi belajar pesrta didik di atas, maka sangatlah pentingnya diketahui prestasi belajar peserta didik secara perorangan maupun secara kelompok. sebab fungsi perstasi belajar tidak hanya sebagai indikator kualitas institusi pendidikan.

Dengan demikian jelaslah bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang bisa mengakibatkan perubahan tingkah laku dalam diri individu

18 Sumadi Suyaprata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1984), h. 328

19 Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional, Prinsip, Prosedur, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991), h. 3-4

tentang perkembangan dan kemajuan peserta didik yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan pada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum terhadap kemampuan yang mereka miliki.

Muhibbin Syah mengatakan bahwa, pada prinsipnya hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar peserta didik. Namun demikian pengungkapan perubahan tinngkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa sangat sulit.

Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tidak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan dosen dalam hal ini hanya dapat mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang diangngap penting dan diharapkan mencerminkan perbahan yang terjadi sebagai hasil belajar mahasiswa, baik berdimensi cipta, rasa, maupun karsa.20

Secara umum dapat disimpulkan bahwa setiap proses belajar yang dilalui akan senatiasa mengacu dan mengarah kepada suatu tujuan atau hasil karena belajar merupakan suatu aktivitas yang sadar akan tujuan dan hasil atau tujuan belajar itu sendiri.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil atau prestasi belajar yang akan dicapai tidak akan pernah terlepas dari adanya unsur atau faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dikemukakan oleh Abu Ahmadi dan Widodo Supriono bahwa prestasi atau hasil belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dalam diri (faktor internal), maupun faktor dari luar (faktor eksternal).21

20 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 213

21 Abu Ahmadi Muzakir dan Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan,….. h.130

Sementara itu Muhibbin Syah menambah satu faktor lagi selain dua faktor sebelumnya yaitu faktor pendekatan belajar.22 Jadi secara global faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu, faktor internal, faktor eksternal, faktor pendekatan belajar.

Faktor yang berasal dari dalam diri (internal) meliputi faktor fisiologis (jasmani) dan fakor psikologis (rohani) dan faktor kematangan pisik maupun psikis. Sedangkan yang termasuk eksternal mencakup faktor sosial (keluarga, sekolah, masyarakat dan kelompok), faktor budaya ilmu pengetahuan dan teknologi, faktor lingkungan fisik dan faktor lingkungan spritual atau keagamaan.23

Berikut ini akan dijelaskan masing-masing dari faktor tersebut dalam pembahasan dibawah ini.

a. Faktor Internal

Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor yang berasal atau ada dalam diri individu peserta didik yang mencakup:

1) Faktor fisiologis (yang bersifat jasmaniah) yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi umum fisik jasmani. Diantaranya faktor kesehatan, stuktur tubuh, penglihatan, pendengaran, cacat tubuh dan sebangainya.

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran, begitu juga dengan tingakat kesehatan indera pendengar dan indera penglihatan juga sangat mempengaruhi

22 Muhibbin syah, Psikologi Belajar,….. h.132

23 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Pendidikan,….. h. 130

kemampuan siswa dalam menyerapa informasi dan pengetahuan khususnya yang disajikan di kelas.

2) Faktor psikologis yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi psikis, jiwa atau rohani individu. Faktor- faktor psikologis tersebut seperti:

a) Intelegensi (kecerdasan) yaitu kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Tingkat kecerdasan sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi maka semakin besar peluang untuk meraih sukses.

Sebaliknya, semakin rendah kemampuan integensi maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh untuk sukses.

b) Sikap yaitu gejala internal yang dimensi efektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap sesuatu, baik positif maupun negatif.

c) Bakat yaitu kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Bakat akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu.

d) Minat yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat yang dipahami dan dipakai orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar bidang-bidang tertentu.

e) Motivasi yaitu keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya atau (energizer), untuk beringkah laku secara terarah. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: motivasi instrinsik dan ekstrinsik.

Motivasi instrinsik adalah, hal dan keadaan yang berasal dalam diri siswa sendiri yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi ekstrinsik adalah, hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk kegiatan belajar.24

f) perhatian siswa yang tinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek atau sekumpulan objek.

g) Kematangan yaitu, suatu tingkat dimana ia sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.

h) Kesiapan yaitu, kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.25

Faktor psikologis baik yang besifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas:

a) Faktor intelektif yang meliputi:

1. faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

2. faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki

b) Faktor non-intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

3) Faktor kematangan fisik maupun psikis26 b. Faktor eksternal

24 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar,…h. 132-136

25 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), h. 56-59

26 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar…h.138

Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu. Faktor eksternal ada dua aspek yaitu aspek lingkungan dan aspek instrumental.

Aspek lingkungan:

Yang termasuk kepada faktor lingkungan sosial adalah:

1) Lingkungan keluarga dan orang tua

Lingkungan keluarga dan orang tua ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa. Faktor keluarga ini seperti, cara orang tua mendidik anak, relasi antar keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

2) Lingkungan sekolah.

Faktor lingkungan sekolah yang mempengaruhi hasil belajar siswa mencakup kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, metode mengajar, pelajaran dan waktu sekolah, standar belajar, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah, serta alat-alat pengajaran.

3) Lingkungan masyarakat

Masyarakat merupakan faktor eksteren yang paling berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan karena keberadaannya didalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk-bentuk kehidupan masyarakat.27

Yang termasuk faktor lingkungan non sosial adalah:

a) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, b) kesenian dan lain-lain.

27 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,..h. 60-71

c) Faktor lingkungan fisik seperti, fasilitas rumah, fasilitas belajar.

d) Faktor lingkungan spritual dan keagamaan.

e) Studi time preferenci, yaitu faktor waktu yang disenangi untuk belajar.28

Aspek intrumental adalah alat-alat atau komponen yang digunakan sebagai penunjang dalam proses belajar mengajar. Menurut M Ngalim Purwanto yang termasuk instrumental ini adalah:

1) Kurikulum.

Sebagai suatu rencana kengiatan belajar bagi murid di sekolah atau suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai.29 Dalam kurikulum itu dicantumkan bahan pelajaran yang akan diajarkan saat berlangsungnya proses belajar mengajar dan juga dicantumkan tujuan yang akan dicapai setelah proses belajar mengajar nantinya.

2) Guru.

Semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik secara individual maupun klasikal disekolah atau diluar sekolah.30 Dimana guru sebagai pengajar yang memberikan materi pelajaran kepada siswanya dengan menggunakan metode yang sengaja dipilihnya. Dan siswa yang belajar menerima dan berusaha mengembangkan apa yang dipelajarinya itu sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Menurut M. Uzer Usman, guru merupakan profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa di lakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk mengajar.

28 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Pendidikan,.. h. 131

29Nana Syaahdih Sukmadinata, Pengmbangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung;PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 21

30 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Intekrasi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 32

Menurut Nana Sujdana, kemampuan guru yang banyak berhubungan dengan usaha peningkatan proses dan hasil belajar antara lain:

1) Merencanakan dan mempersiapkan program belajar mengajar. Kemampuan merencanakan dan mempersiapkan proses belajar mengajar merupakan muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar dan pemahaman mendalam tentang objek belajar dan situasi pengajaran. Makna dari perencanaan atau persiapan program pengajaran itu adalah suatu perkiraan guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pengajaran berlangsung.31

2) Melakukan atau mengelola proses belajar mengajar. Merupakan tahap pelaksanaan dari apa yang telah direncanakan dan dipersiapkan sebelumnya.

Dalam melaksanakan proses belajar mengajar hendaknya persiapan mengajar yang dibuat itu dijadikan sebagai pedoman untuk mengembangkan pengetahuan.

3) Menilai kemajuan proses belajar mengajar. Setiap guru harus dapat melakukan penilaian tentang kemajuan yang telah dicapai siswa.

4) Menguasai bahan pelajaran. Kemampuan menguasai bahan pelajaran sebagai integrasi dari proses belajar mengajar jangan dianggap sebagai pelengkap bagi profesi guru, tetapi merupakan hal yang sangat penting bagi guru, karena dengan menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan maka seorang guru dapat dengan mudah mentransfer pengetahuannya kepada siswa.

Dengan demikian, 4 kemampuan guru tersebut diharapkan dapat mengantarkan siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya.

3) Sarana dan fasilitas.

31Nana Syahdih Sukmadinata, Pengmbangan Kurikulum Teori dan Praktek,.. h. 20

Semua benda bergerak maupun yang tidak bergerak yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar baik secara langsung maupun tidak langsung.32

4) Administrasi dan manajemen.

Administrasi dan manajemen secara umum diartikan sebagai pengaturan, pengelolaan dan kepengurusan. Administrasi ini mencangkup banyak hal diantaranya:

administrasi siswa, administrasi kurikulum dan administrasi guru. Apabila dalam pelaksanaan tersebut sesuai dengan tujuan intraksional yang telah ditetapkan maka akan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa, begitu juga sebaliknya.33

c. Faktor Pendekatan Belajar

Di samping faktor-faktor internal dan eksternal yang telah dikemukakan terdahulu, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar. Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar tingkat sedang mungkin sekali berpeluang untuk meraih hasil belajar yang bermutu dari pada siswa yang menempuh pendekatan belajar rendah.34

Dari uraian yang telah dikemukakan dapat dipahami bahwa hasil atau prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa dalam belajar dipengaruhi oleh banyak hal, baik yang bersifat internal maupun eksternal dan pendekatan belajar sebagaimana yang telah dijelaskan.

3. Bentuk-bentuk Hasil Belajar

32 Soeljipyo, Raflis Kosasi, Profesi keguruan, (Jakarta: Rineka cipta, 1999), h. 170

33 Suharsini Arikunto, Organisasi dan Admnistrasi pendidikan teknologi dan kejuruan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), h. 31

34 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar,…h. 138

Evaluasi adalah pemberian keputusan tentanng nilai sesuatu. Pemberian keputusan tersebut dapat dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi dan lain-lain. Hasil belajar sebagai objek evaluasi tidak hanya bidang kognitif saja tetapi juga bidang afektif dan psikomotor. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu:

a. Kognitif

Tipe-tipe prestasi belajar bidang kognitif mencakup:

Tipe-tipe prestasi belajar bidang kognitif mencakup:

Dokumen terkait