• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

2.2 Kajian Teori

2.2.2 Unsur Intrinsik Cerita Pendek

2.2.2.5 Penokohan

Menurut Santosa (2008:90), penokohan merupakan usaha untuk membedakan peran satu dengan peran yang lain. Dari pendapat para ahli di atas peneliti menarik kesimpulan bahwa, penokohan adalah penggambaran atau pelukisan karakter setiap tokoh oleh pengarang dalam karya sastra ciptaannya yang mewakili sikap dan sifat tokoh. Dalam hal teknik pelukisan tokoh Nurgiyantoro (2009:194) berpendapat bahwa masalah penokohan dalam sebuah karya sastra tak semata-mata hanya masalah dalam pemilihan jenis dan perwatakan para tokoh saja, melainkan bagaimana pengarang melukiskan kehadiran dan penghadiran para tokoh ciptaannya secara tepat sehingga mampu menciptakan dan mendukung tujuan artistik karya yang bersangkutan. Adapun teknik pelukisan tokoh tersebut adalah sebagai berikut.

1. Teknik Ekspositori

Pada teknik pelukisan tokoh ini, pengarang akan memberikan deskripsi, uraian, atau penjelasan secara langsung. Artinya, tokoh dalam cerita hadir dan dihadirkan oleh pengarang kehadapan pembaca secara tidak berbelit-belit, melainkan begitu saja dan langsung disertai dengan deskripsi tokoh, yang mungkin berupa sikap, sifat, watak, tingkah laku, atau ciri fisiknya, hal-hal ini biasanya terdapat pada tahap perkenalan (Nurgiyantoro, 2009:195). Peneliti menarik kesimpulah bahwa, deskripsi tentang tokoh yang ditampilkan pengarang lewat teknik pelukisan ekspositori telah ditampilkan secara utuh dan terang-terangan oleh

pengarang dalam karyanya, sehingga pembaca secara langsung mampu mengidentifikasi setiap sifat, sikap, watak, tingkah laku dan ciri fisik tokoh rekaan tersebut. Dengan mampunya para pembaca menemukan keberadaan tokoh, maka akan semakin mempermudah pembaca untuk mengikuti jalan cerita yang tersaji tersebut.

2. Teknik Dramatik

Pelukisan tokoh dalam teknik dramatik dilakukan secara tidak langsung oleh pengarang, artinya pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat, sikap, serta tingkah laku tokoh ciptaannya. Dalam teknik ini pengarang akan membiarkan para tokoh ciptaanya muncul dan hadir sendiri melalui berbagai aktivitas yang dilakukan, baik secara verbal lewat kata maupun nonverbal lewat tindakan atau tingkah laku dan juga lewat berbagai persistiwa yang terjadi dalam dunia imaji pengarang yang tergambar dalam karya sastranya (Nurgiyantoro 2009:198).

Berhubung sifat para tokoh tidak dideskripsikan secara jelas dan lengkap maka para tokoh rekaan itu akan hadir kepada para pembaca secara samar-samar. Tokoh tersebut akan mulai muncul apabila pembaca sudah menyelesaikan sebagian besar jalan cerita atau setelah pembaca menyelesaikan secara penuh jalan cerita tersebut atau bahkan setelah mengulang membacanya sekali lagi (Nurgiyantoro 2009:198-199).

Artinya, untuk menemukan tokoh dalam teknik pelukisan tokoh dramatik ini pembaca dituntut untuk memahami secara jelas setiap peristiwa dan jalan cerita sebuah karya sastra yang sedang dinikmati untuk menemukan

kehadiran setiap tokoh. Dalam wujud penggambarannya, terdapat delapan wujud penggambaran dalam teknik pelukisan dramatik. Wujud penggambaran tersebut sebagai berikut.

a. Teknik Cakapan

Bentuk percakapan dalam sebuah karya fiksi umumnya sangat banyak, baik percakapan yang pendek maupun yang panjang. Teknik ini dimaksudkan untuk menghadirkan wujud dan tingkah laku tokoh lewat verbal atau percakapan para tokoh itu sendiri (Nurgiyantoro, 2009:201).

Artinya, untuk mengetahui sifat dan watak tokoh maka harus mengidentifikasi percakapan-percakapan yang terjadi dalam karya tersebut.

b. Teknik Tingkah Laku

Pada teknik ini, pengarang akan menghadirkan kedirian tokoh lewat bermacam tingkah laku, reaksi, tanggapan, sifat dan sikap (Nurgiyantoro, 2009:203). Artinya, untuk mengidentifikasi tokoh, maka pembaca harus mampu memahami setiap gelagat para tokoh yang dihadirkan pengarang dalam karyanya.

c. Teknik Pikiran dan Perasaan

Perbuatan dan kata-kata merupakan perwujudan konkret tingkah laku pikiran dan perasaan. Namun, orang tidak dapat berlaku pura-pura terhadap pikiran dan hatinya sendiri (Nurgiyantoro, 2009:204). Teknik ini juga ditemukan pada teknik cakapan dan tingkah laku, perbedaannya

pada kedua teknik tersebut sifat dan watak tokoh tergambar lewat percakpan antara tokoh satu dengan tokoh lainnya dan tergambar lewat gelagat dan tingkah laku sang tokoh, sementara pada teknik ini pikiran dan perasaan tokoh seolah terggambar lewat percakapan pikiran dan batin tokoh itu sendiri, sederhananya percakapan tersebut dilakukan tokoh pada dirinya sendiri atau tokoh berbicara dalam hati. Walapaun tokoh berbicara pada dirinya sendiri tapi para pembaca tetap mampu menangkap isi percakapan sang tokoh tersebut karena percakapan itu ditampilkan oleh pengarang lewat karya fiksinya. Jadi, untuk mengidentifikasi watak dan sifat tokoh pembaca harus memahami percakapan yang terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri.

d. Teknik Arus Kesadaran

Teknik arus kesadaran berkaitan erat dengan teknik pikiran dan perasaan. Teknik arus kesadaran merupakan teknik narasi yang berupaya menangkap pandangan dan aliran proses mental tokoh, di mana tanggapan indera bercampur dengan kesadaraan dan ketaksadaran pikiran, perasaan, ingatan, harapan, dan asosiasi-asosiasi acak (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2009:206). Teknik ini banyak mengungkap dan memberikan informasi tentang kehadiran tokoh lewat monolog batin sang tokoh yang biasanya mental sang tokoh sedang bergejolak.

e. Teknik Reaksi Tokoh

Teknik ini menggambarkan kedirian atau sifat dan watak sang tokoh lewat reaksi-reaksi tokoh itu terhadap rangsangan disekitarnya yang dapat berupa suatu kejadian, keadaan, kata, dan sikap tingkah laku tokoh lain (Nurgiyantoro, 2009:207). Informasi yang tergambar dari teknik reaksi tokoh ini adalah sikap sang tokoh ketika menghadapi reaksi tokoh-tokoh lainnya terhadap tokoh-tokoh utama.

f. Teknik Reaksi Tokoh Lain

Teknik ini dimaksudkan sebagai reaksi tokoh lain terhadap tokoh utama, yang berupa pandangan, pendapat, sikap atau komentar. Tokoh-tokoh lain ini pada hakikatnya melakukan penilaian terhadap Tokoh-tokoh utama (Nurgiyantoro, 2009:209). Artinya, dengan diberikannya penilaian terhadap tokoh utam oleh tokoh-tokoh lain maka secara tidak langsung tokoh lain telah memberikan informasi mengenai kedirian sang tokoh utama kepada para pembaca.

g. Teknik Pelukisan Latar

Keadaan latar tertentu memang dapat menimbulkan kesan tertentu pula terhadap para pembaca. Misalnya, suasana rumah yang bersih, rapi, teratur akan menimbulkan kesan bahwa tokoh sang pemilik rumah tersebut sebagai orang yang cinta kebersihan. Pelukisan keadaan latar disekitar tokoh secara tepat akan mendukung teknik penokohan secara

kuat, walau latar sendiri diluar kedirian tokoh (Nurgiyantoro, 2009:210-211).

h. Teknik Pelukisan Fisik

Pelukisan keadaan fisik tokoh dalam kaitannya dengan penokohan kadang-kadang memang terasa penting, terutama jika sang tokoh memiliki bentuk fisik yang khas, sehingga pembaca dapat menggambarkannya secara imajinatif (Nurgiyantoro, 2009:210).

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pengertian tokoh dan penokohan, peneliti akan memaparkan perbedaan pengertian dari tokoh dan penokohan menurut pandangan peneliti. Tokoh, adalah setiap individu atau pelaku cerita yang diciptakan pengarang dalam karya sastranya yang memiliki sikap dan sifat. Sementara penokohan adalah penggambaran karakter setiap tokoh oleh pengarang dalam karya sastra ciptaannya yang mewakili sikap, sifat, watak, tingkah laku dan fisik para tokoh.

Dokumen terkait