• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penutupan Lahan Dalam Kawasan Hutan dan Luar Kawasan Hutan

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

A. Lahan dan Hutan

4. Penutupan Lahan Dalam Kawasan Hutan dan Luar Kawasan Hutan

a. Penutupan Lahan di Provinsi Jambi

Berdasarkan data Ditjen Planologi Kehutanan Kementerian Kehutanan RI seperti yang dapat dilihat pada Buku Data Tabel SD-4 terlihat bahwa jumlah luasan lahan berhutan di Provinsi Jambi pada tahun 2014 adalah seluas 1.497.784,79 Ha dan luasan lahan tidak berhutan seluas 3.518.220,21 Ha sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.11. Luasan tersebut baik yang terdapat di dalam kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan. Di dalam kawasan hutan luasan tersebut baik sebagai hutan tetap berupa kawasan KSA-KPA, hutan lindung, hutan produksi dan hutan produksi terbatas, ataupun sebagai hutan produksi yang dapat dikonversi. Di luar kawasan hutan berupa kawasan areal penggunaan lain.

Gambar 2.11. Luas Penutupan Lahan di Dalam dan Luar Kawasan Hutan di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Sumber : Data Olahan Tabel SD-4 Buku Data SLHD Provinsi Jambi Tahun 2014, 2015.

Dari total luasan lahan berhutan 1.497.784,79 Ha, Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan wilayah yang memiliki kawasan berhutan paling luas di Provinsi Jambi pada tahun 2014 atau 17,56 % dari total luasan kawasan berhutan di Provinsi Jambi. Sementara Kota Jambi memiliki luasan kawasan berhutan yang paling kecil yaitu seluas 3.334,57 Ha atau 0,22 % dari total luasan kawasan berhutan di Provinsi Jambi. Besarnya luasan kawasan berhutan pada masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Jambi sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.12.

29.86%

70.14%

Gambar 2.12. Luasan Kawasan Berhutan di Wilayah Provinsi Jambi Tahun 2014.

Sumber : Data Olahan Tabel SD-4 Buku Data SLHD Provinsi Jambi Tahun 2014, 2015.

Tabel 2.9. Kawasan Berhutan di Wilayah Provinsi Jambi Tahun 2013 dan 2014.

No. Kabupaten/Kota

Luas Kawasan Berhutan

(Ha) Perubahan Luasan

(Ha)

2013 2014

1. Kabupaten Kerinci 209.235,68 202.542,96 - 6.692,72

2. Kabupaten Merangin 220.902,43 241.468,41 + 20.565,98

3. Kabupaten Sarolangun 154.164,45 152.978,81 - 1.185,64

4. Kabupaten Muaro Jambi 118.060,34 127.983,61 + 9.923,27

5. Kabupaten Batanghari 123.147,33 119.035,61 - 4.111,72

6. kabupaten Tanjung Jabung Timur 141.103,98 263.013,38 + 121.909,40 7. Kabupaten Tanjung Jabung Barat 119.734,62 128.480,95 + 8.746,33

8. Kabupaten Tebo 126.424,89 139.641,95 + 13.217,06

9. Kabupaten Bungo 79.294,44 95.669,69 + 16.375,25

10. Kota Jambi 797,25 3.334,57 + 2.537,32

11. Kota Sungai Penuh 1.519,38 23.634,85 + 22.115,47

Jumlah 1.294.384,79 1.497.784,79 + 203.400,00

Sumber : Data Olahan Tabel SD-4 Buku Data SLHD Provinsi Jambi Tahun 2014, 2015.

- 50,000.00 100,000.00 150,000.00 200,000.00 250,000.00 300,000.00 Kerinci Merangin Sarolangun Batanghari Muaro Jambi Tanjabtim Tanjabbar Tebo Bungo Kota Jambi S. Penuh 202,542.96 241,468.41 152,978.81 127,983.61 119,035.61 263,013.38 128,480.95 139,641.95 95,669.69 3,334.57 23,634.85

Pada Tabel 2.9. diatas terlihat bahwa jika dibandingkan dengan tahun 2013, luasan tutupan kawasan berhutan pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 15,71 % atau seluas 203.400 Ha. Penambahan luasan tutupan lahan berhutan terjadi pada 8 (delapan) kabupaten/kota yaitu Kabupaten Merangin seluas 20.565,98 Ha, Kabupaten Muaro Jambi seluas 9.923,27 Ha, Kabupaten Tanjung Jabung Timur seluas 121.909,40 Ha, Kabupaten Tanjung Jabung Barat seluas 8.746,33 Ha, Kabupaten Tebo seluas 13.217 Ha, Kabupaten Bungo seluas 16.375,25 Ha, Kota Jambi seluas 2.537,32 Ha, dan Kota Sungai Penuh seluas 22.115,47 Ha. Sementara wilayah yang mengalami pengurangan luasan tutupan kawasan berhutan terjadi pada 3 (tiga) kabupaten yaitu Kabupaten Kerinci seluas 6.692,72 Ha, Kabupaten Sarolangun seluas 1.185,64 Ha dan Kabupaten Batanghari seluas 4.111,72 Ha.

Pada tahun 2014 Kabupaten Tanjung Jabung Timur mampu meningkatkan jumlah luasan kawasan berhutan yang paling luas dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya yaitu sebesar 121.909,40 Ha sehingga Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki luasan kawasan berhutan yang paling luas di wilayah Provinsi Jambi. Sementara Kabupaten Merangin yang pada tahun 2013 memiliki luasan kawasan berhutan yang paling luas hanya mampu menambah luasan kawasan berhutannya seluas 20.565,98 Ha. Justru Kabupaten Kerinci yang memiliki kawasan hutan yang cukup luas tidak mampu menambah luasan tutupan lahannya malahan mengalami pengurangan luasan tutupan lahan seluas 6.692,72 Ha. Sedangkan Kota Jambi yang sama sekali tidak memiliki kawasan hutan berdasarkan data Dirjen Planologi Kehutanan Kementerian Kehutanan RI dapat meningkatkan tutupan lahan kawasan berhutan pada kawasan Areal Penggunaan Lain (APL) melalui hutan kota seluas 2.537,32 Ha.

b. Deforestasi Kawasan Hutan di Provinsi Jambi

Deforestasi merupakan kegiatan penghilangan atau penggundulan hutan atau tegakan pohon sehingga lahannya dapat dialihfungsikan sebagai lahan lainnya seperti pertanian, peternakan dan kawasan pemukiman atau industri. Angka deforestasi di Provinsi Jambi pada tahun 2014 mencapai 6,09 % dari luasan penutupan lahan atau sekitar 91.248,30 Ha. Deforestasi yang terjadi di Provinsi Jambi meliputi kawasan hutan seluas 73.401,50 Ha atau 80,44 % dari total luasan lahan terdeforestasi dan pada kawasan APL seluas 17.846,80 Ha atau 19,56 dari total luasan lahan terdeforestasi. Luasan lahan terdeforestasi pada masing-masing kawasan di Provinsi Jambi sebagaimana dapat dilihat pada pada Gambar 2.13 dan Buku Data Tabel Tambahan SD-4A, SD-4A1, SD-4A2, SD-4A3, SD-4A4, SD-4A5, dan SD-4A6.

Gambar 2.13. Grafik Luasan Lahan Terdeforestasi di Wilayah Provinsi Jambi Tahun 2014.

Sumber : Data Olahan Tabel SD-4 Buku Data SLHD Provinsi Jambi Tahun 2014, 2015.

Pada Buku Data Tabel Tambahan SD-4A, SD-4A1, SD-4A2, SD-4A3, SD-4A4, SD-4A5, dan SD-4A6 dapat dilihat besarnya luasan deforestasi yang terjadi pada masing-masing kawasan hutan yang terdiri dari kawasan konservasi (KSA-KPA), kawasan hutan lindung, kawasan hutan produksi, kawasan hutan produksi terbatas dan kawasan produksi konversi. Terlihat pada grafik bahwa kawasan hutan produksi mengalami deforestasi yang paling tinggi dibandingkan dengan kawasan hutan lainnya. Hal ini memang karena disebabkan oleh fungsi hutan produksi yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat, industri dan ekspor. Besarnya luasan kawasan hutan yang mengalami deforestasi sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.14.

Gambar 2.14. Grafik Luasan Lahan Terdeforestasi di Kawasan Hutan Provinsi Jambi Tahun 2014.

Sumber: Data Olahan Tabel SD-4 Buku Data SLHD Provinsi Jambi 80.41%

19.59%

kawasan hutan APL

5.93% 2.69% 8.43% 82.75% 0.19% KSA-KPA Hutan Lindung

Hutan Produksi Terbatas Hutan Produksi

Pada tahun 2014, wilayah kabupaten/kota yang mengalami deforestasi yang paling tinggi terhadap luas penutupan lahan yang dimilikinya adalah Kota Jambi dengan angka deforestasinya sebesar 11,93 %. Besarnya deforestasi pada lahan APL terhadap luas penutupan lahan Kota Jambi yang hanya seluas 3.334,57 Ha mengakibatkan tingkat deforestasi di Kota Jambi menjadi sangat tinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya. Selain itu, Kabupaten Tebo dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat juga mengalami deforestasi yang cukup tinggi yaitu masing-masing sebesar 10,97 % dan 10,09 % dari luasan tutupan lahan. Sebaliknya kabupaten/kota yang paling kecil angka deforestasinya adalah Kabupaten Kerinci dengan angka deforestasinya sebesar 0,78 % terhadap luasan tutupan lahan yang dimilikinya. Deforestasi yang terjadi di Kabupaten Kerinci pada areal kawasan hutan terjadi seluas 1.303,44 Ha dan pada areal APL seluas 282,54 Ha. Gambar 2.15. menunjukkan besarnya luasan deforestasi dalam Ha/tahun di wilayah Provinsi Jambi pada tahun 2014.

Gambar 2.15. Angka Deforestasi di Wilayah Provinsi Jambi Tahun 2014.

Sumber: Data Olahan Tabel SD-4 Buku Data SLHD Provinsi Jambi Tahun 2014, 2015.

Di Provinsi Jambi, deforestasi yang terjadi pada 3 (tiga) tipe hutan yaitu hutan primer, hutan sekunder dan hutan tanaman. Hutan primer yang meliputi hutan lahan kering primer, hutan rawa primer, dan hutan mangrove primer mengalami deforestasi seluas 7.458,20 Ha atau sekitar 0,50 % dari luasan tutupan lahan. Deforestasi hutan primer yang terjadi pada kawasan hutan sebesar 6,93 % atau seluas 6.327,70 Ha dan pada APL sebesar 1,24 % atau seluas 1.130,50 Ha. Pada hutan sekunder yang meliputi

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 Kerinci Merangin Sarolangun Ma. Jambi Batanghari Tanjabtim Tanjabbar Tebo Bungo Kota Jambi S.Penuh 0,78 % 4,35 % 5,70 % 6,77 % 3,35 % 7,85 % 10,09 % 10,97 % 7,26 % 11,93 % 6,40 % Angka Deforestasi (%)

hutan lahan kering sekunder, hutan rawa sekunder dan hutan mangrove sekunder mengalami deforestasi seluas 77.811,10 Ha atau sekitas 5,20 % dari luasan tutupan lahan. Deforestasi hutan sekunder yang terjadi pada kawasan hutan sebesar 69,90 % atau seluas 63.779 Ha dan pada APL sebesar 15,38 % atau seluas 14.031,70 Ha. Sementara pada hutan tanaman mengalami deforestasi seluas 5.979 Ha atau sebesar 0,40 % dari luasan tutupan lahan. Deforestasi hutan tanaman yang terjadi pada kawasan hutan sebesar 3,61 % atau seluas 3.294,40 Ha dan pada APL sebesar 2,94 % atau seluas 2.684,60 Ha. Besarnya angka deforestasi pada masing-masing tipe hutan sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.16. berikut.

Gambar 2.16. Angka Deforestasi Pada Masing-Masing Tipe Hutan di Wilayah Provinsi Jambi Tahun 2014.

Sumber : Data Olahan Tabel SD-4 Buku Data SLHD Provinsi Jambi Tahun 2014, 2015.

Bila dibandingkan dengan tahun 2013, angka deforestasi pada wilayah Provinsi Jambi mengalami peningkatan baik dari jumlah luasan tutupan lahan yang terdeforestasi maupun terhadap total luasan kawasan hutannya. Terjadi peningkatan angka deforestasi dari 4,35 % pada tahun 2013 meningkat menjadi 6,09 % pada tahun 2014 atau dari luasan 58.796,22 Ha pada tahun 2013 menjadi 91.248,30 Ha pada tahun 2014. Peningkatan angka deforestasi ini harus diwaspadai demi kelangsungan hutan dan kawasannya di Provinsi Jambi.