• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyaluran Kredit

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (Halaman 45-58)

Berbagai indikator perbankan dan sistem pembayaran menunjukkan kinerja pertumbuhan positif meskipun melambat dibandingkan

3.1.4 Penyaluran Kredit

3.1.4.1 Kredit Bank Umum Berlokasi Kantor di Kaltim

Jumlah kredit yang disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan IV-2013 mencapai Rp64,10 triliun. Perkembangan kredit tersebut tercatat melambat baik ditinjau secara triwulan sebesar 3,25% (qtq) maupun tahunan sebesar 22,51% (yoy) dibandingkan

dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya. Jika dilihat dari komposisi penggunaannya,

kredit dalam bentuk kredit modal kerja dan kredit investasi mendominasi dengan share

masing-masing sebesar 34,92% dan 32,87% dari total kredit yang disalurkan (Diagram 3.1). Sementara itu, dilihat dari sektor ekonomi, sektor perdagangan masih mendominasi

dengan share sebesar 17,07% pada triwulan IV-2013 memperlihatkan penurunan dalam

pencapaian share dalam periode laporan. Sektor lain yang juga mengalami penurunan

pencapaian share adalah sektor pertanian. Penurunan share untuk sektor perdagangan dan

Tw2 Tw3 Tw4 Tw4 qtq yoy qtq yoy Total DPK 85.228 88.869 85.407 100% 4,27% 11,10% -3,90% 6,77% Growth (yoy) 11,29% 11,10% 6,77% Giro 24.971 25.478 22.110 25,89% 2,03% 0,09% -13,22% -14,24% Tabungan 32.463 33.693 37.849 44,32% 3,79% 16,24% 12,33% 14,91% Deposito 27.794 29.698 25.448 29,80% 6,85% 16,25% -14,31% 19,63% Bank Pemerintah 62.853 64.858 59.259 69,38% 3,19% 8,54% -8,63% 1,51% Giro 21.294 21.664 17.823 30,08% 1,74% -0,81% -17,73% -18,84% Tabungan 22.519 23.279 26.623 44,93% 3,37% 17,97% 14,37% 15,35% Deposito 19.040 19.915 14.813 25,00% 4,60% 9,52% -25,62% 11,08% Bank Swasta 22.375 24.012 26.148 30,62% 7,31% 18,67% 8,90% 20,97% Giro 3.677 3.814 4.287 16,40% 3,74% 5,51% 12,40% 12,21% Tabungan 9.944 10.415 11.226 42,93% 4,73% 12,54% 7,79% 13,88% Deposito 8.754 9.782 10.635 40,67% 11,75% 32,84% 8,72% 33,99% Pertumb Tw4 2013 Pertumb Tw3 2013 JENIS SIMPANAN Posisi (Milyar) 2013 Komposisi 2013

28

pertanian antara lain disebabkan penyaluran kredit mulai beralih pada sektor lain yang dirasa lebih menguntungkan oleh para investor yang dapat dilihat dari penurunan nominal kredit yang dikucurkan untuk dua sektor tersebut. Sedangkan sektor pertambangan yang pada

triwulan III-2013 mengalami penurunan share menunjukkan perkembangan yang positif

dimana pada triwulan IV-2013 mengalami peningkatan dalam pencapaian share terhadap total

kredit yang dikeluarkan bank yang berlokasi kantor di Kaltim sebesar 4,90%. Sektor

perindustrian, konstruksi, angkutan dan jasa dunia usaha juga mengalami peningkatan share

terhadap total kredit periode triwulan IV-2014 (Diagram 3.2).

Diagram 3.1 Share Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan

Sumber: KPwBI Prov. Kaltim

Diagram 3.2 Share Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi

Sumber: KPwBI Prov. Kaltim

Melambatnya kinerja perbankan sangat dipengaruhi oleh performa kredit khususnya untuk sektor perdagangan dan jasa dunia usaha yang masih terimbas lesunya bisnis pertambangan dan migas dalam beberapa waktu terakhir. Meskipun sektor pertambangan mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan, namun belum mampu direspon oleh sektor-sektor pendukung tersebut. Saat ini, harga batubara global mulai memperlihatkan kenaikan meskipun levelnya masih sangat terbatas. Dampaknya baru terlihat pada sektor tersebut dimana kredit pertambangan mulai menunjukkan pemulihan setelah menyentuh titik terendahnya pada pertengahan tahun. Hingga triwulan IV-2013 kredit yang dikucurkan untuk sektor pertambangan tercatat sebesar Rp3,14 triliun.

Grafik 3.4 Pertumbuhan Kredit Modal Kerja, Investasi dan Konsumsi (yoy)

Sumber: KPwBI Prov. Kaltim

Grafik 3.5 Pertumbuhan Kredit Perbankan kepada Sektor Ekonomi Utama (yoy)

Sumber: KPwBI Prov. Kaltim

3.1.4.2 Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim

Jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan Nasional untuk membiayai proyek yang berlokasi di Kaltim pada periode laporan (s.d November 2013) tercatat sebesar Rp98,98 triliun

Modal Kerja 34,16% Investasi 32,47% Konsumsi 33,37% Pertanian 6,13% Pertambangan 4,65% Konstruksi 8,66% Perdagangan 18,03% Jasa Dunia Usaha 12,11% Perindustrian 8,19% Angkutan 8,61% Pertanian Pertambangan Konstruksi Perdagangan Jasa Dunia Usaha Perindustrian Angkutan 0% 10% 20% 30% 40% 50% Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 2012 2013

Modal Kerja Investasi Konsumsi

-20% 0% 20% 40% 60% 80% Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 2012 2013

Pertanian Pertambangan Konstruksi Perdagangan Jasa Dunia Usaha

29

meningkat dibandingkan triwulan III-2013 sebesar Rp96,39 triliun. Penyaluran kredit berlokasi proyek di Kaltim mengalami pertumbuhan melambat secara tahunan yaitu sebesar 25,74%

dibandingkan pertumbuhan sebelumnya yang tumbuh sebesar 29,27% (Grafik. 3.6).

Perlambatan pertumbuhan kredit lokasi proyek disebabkan adanya penurunan share kredit

yang dikeluarkan oleh bank swasta dengan lokasi proyek di Kalimantan Timur sebesar 45,53% pada periode laporan, berbalik arah dengan bank pemerintah yang mengalami peningkatan

share terhadap kredit yang disalurkan dengan lokasi proyek di Kaltim sebesar 54,47% pada triwulan IV-2013 dibandingkan pencapaian pada triwulan sebelumnya sebesar 54,23%.

Penyaluran kredit lokasi proyek dilihat dari jenis penggunaan didominasi oleh kredit modal kerja dan investasi, dengan pangsa masing-masing sebesar 33,95% dan

43,87%(Diagram 3.3). Pembiayaan modal kerja dan Investasi terutama membiayai

sektor-sektor usaha unggulan Kaltim, dimana sektor-sektor pertanian, sektor-sektor perindustrian dan sektor-sektor

konstruksi menyumbang share sebesar 15,22%, 9,31%, dan 5,70% mengalami peningkatan

dalam pencapaian share pada triwulan IV-2014. Sektor utama lainnya seperti sektor

pertambangan dan sektor perdagangan menyumbang share sebesar 12,21% dan 13,93%

menurun dibandingkan pencapaian triwulan sebelumnya.

Pembiayaan berlokasi proyek di Kalimantan Timur pada periode laporan mencatat sektor konstruksi mengalami pertumbuhan yang meningkat baik secara triwulan maupun tahunan dibandingkan pencapaian pada triwulan sebelumnya yaitu sebesar 6,64% (qtq) dan 32,56% (yoy). Peningkatan pertumbuhan kredit konstruksi diindikasikan oleh realisasi proyek-proyek pembangunan infrastruktur dan perumahan yang mengalami peningkatan. Sektor pertanian dan angkutan tumbuh melambat secara tahunan namun secara triwulan mengalami peningkatan dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya. Sementara itu, sektor pertambangan dan sektor perindustrian menunjukkan peningkatan yang signifikan secara tahunan lebih baik dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya, meskipun

secara triwulan mencatat pertumbuhan yang melambat. Sektor perdagangan sebagai

penyumbang share terbesar ketiga (13,93%) setelah sektor pertanian (15,22%) dan sektor

lainnya (22,17%) pada triwulan IV-2014 mencatat pertumbuhan yang melambat baik secara triwulan maupun tahunan. Perlambatan pertumbuhan yang dialami sektor perdagangan disebabkan adanya penurunan permintaan pembiayaan di sektor tersebut yang mana terlihat dari penurunan nominal kredit yang dicapai sektor perdagangan pada triwulan laporan.

Grafik 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Berdasarkan Lokasi Proyek

Sumber: KPwBI Prov. Kaltim

Diagram 3.3 Share Kredit Jenis Penggunaan

berdasarkan Lokasi Proyek

Sumber: KPwBI Prov. Kaltim

0% 10% 20% 30% 40% 50% 0 15.000 30.000 45.000 60.000 75.000 90.000 105.000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4* 2010 2011 2012 2013 Kredit

(Rp Milyar) Kredit g (yoy) g (qtq)

Modal Kerja 33,95% Investasi 43,87% Konsums i 22,17% Modal Kerja Investasi Konsumsi

30

3.1.4.3 Dukungan Perbankan terhadap Sektor Unggulan dan Resiko Kredit

Analisis sebelumnya semakin diperkuat dengan melihat data penyaluran kredit berdasarkan jenis usaha yang dibiayai, khususnya kepada sektor usaha unggulan Kaltim (tabel 3.5). Melalui indikator tersebut dapat diketahui bahwa kredit modal kerja banyak disalurkan pada sektor perdagangan, mencapai Rp8,97 triliun atau sekitar 40% dari total kredit modal kerja oleh perbankan Kaltim. Sementara itu, kredit investasi terutama disalurkan pada kredit

sektor transportasi dengan share terhadap kredit investasi sebesar 21,4% dimana banyak

terserap pada angkutan laut domestik sebesar Rp3,02 triliun dari total kredit sektor transportasi sebesar Rp4,51 triliun. Untuk usaha perkebunan kelapa sawit dalam bentuk kredit investasi

yakni mencapai Rp2,38 triliun atau menyumbang share 90,9% dari kredit sektor pertanian

untuk kredit investasi yang disalurkan oleh perbankan Kaltim mengalami penurunan

dibandingkan pencapaian triwulan sebelumnya.

Penyaluran kredit kepada sektor jasa dunia usaha menyumbang share terhadap kredit

investasi sebesar 17,3%. Lebih khusus, penyaluran kredit di sektor ini sebagian besar diserap

oleh bisnis real estate gedung perbelanjaan (mall, plaza) dengan outstanding kredit pada kahir

tahun 2013 sebesar Rp803 miliar. Dalam periode laporan juga terjadi realisasi kredit yang cukup besar pada usaha persewaaan alat transportasi air dalam hal ini persewaan tongkang, dan tugboat dalam bentuk kredit investasi. Hal ini cukup mengkonfirmasi adanya optimisme pengusaha batubara menyusul tren harga yang mulai bergerak naik. Sementara itu kredit kepemilikan rumah tinggal (KPR) dan kepemilikan kendaraan bermotor (KKB) yang menyumbang hampir 40% dari kredit konsumsi masih memperlihatkan pergerakan melambat, yang diduga merupakan masih terimbas dari dampak kebijakan LTV tahap-II.

Tabel 3.5 Perkembangan Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Usaha

Sumber: KPwBI Prov. Kaltim

Selain komoditas unggulan yang berbasis kepada sektor pertanian dan pertambangan, kontribusi perbankan kepada sektor perdagangan sebagai sektor penopang ekonomi utama

Growth (yoy) Growth (yoy) Growth (yoy) 2013 2013 2013 Tw2 Share(%) Tw3 Share(%) Tw4 Share(%) Tw2 Tw3 Tw4

Kredit 57.748 100% 62.079 100% 64.098 100% 23,67% 25,26% 22,51%

Growth (yoy) 23,67% 25,26% 22,51%

Jenis Penggunaan

MODAL KERJA 19.724 34,2% 21.147 34,1% 22.386 34,9% 16,79% 18,14% 17,00%

3. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 1.261 6,4% 1.327 6,3% 1.628 7,3% -2,99% -0,49% 19,09%

101000 C.1.1. Pertambangan Batubara, Penggalian Gambut, dan Gasifikasi Batubara 677 53,7% 693 52,2% 1.009 62,0% 3,46% -5,75% 24,81% 112000 C.2.2. Jasa Pertambangan Minyak dan Gas Bumi 270 21,4% 308 23,2% 352 21,6% 35,96% 62,02% 51,01%

6. KONSTRUKSI 3.357 17,0% 3.896 18,4% 4.463 19,9% 40,99% 33,30% 48,24%

452211 Bangunan Jalan Raya 778 23,2% 864 22,2% 822 18,4% 61,88% 28,00% 17,00%

452400 F.1.2.4. Konstruksi Khusus 209 6,2% 225 5,8% 786 17,6% 16,75% 14,77% 287,50%

7. PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN 8.552 43,4% 8.877 42,0% 8.971 40,1% 14,18% 15,08% 10,09% 512209 Perdagangan Dalam Negeri Makanan, Minuman dan Tembakau Lainnya 423 4,9% 447 5,0% 464 5,2% 24,35% 23,23% 21,37% 514909 Perdagangan Dalam Negeri Barang Antara Lainnya 50 0,6% 58 0,7% 63 0,7% -79,13% -76,11% -75,38% 521100 G.3.1.1. Perdagangan Eceran Berbagai Mcm Brg yg Didominasi Makanan, Minuman&Temb 1.862 21,8% 1.880 21,2% 1.812 20,2% 271,78% 243,45% 209,28% 527200 G.3.7.2. Perdagangan Eceran Keliling 29 0,3% 28 0,3% 27 0,3% -96,47% -96,26% -96,21% 541000 G.5.1. Perdagangan Impor Berdasarkan Balas Jasa (Fee) Atau Kontrak 2 0,0% 2 0,0% 2 0,0% -99,69% -99,70% -99,70% 11. REAL ESTATE, USAHA PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN 2.288 11,6% 2.411 11,4% 2.567 11,5% 57,71% 53,35% 39,75% 701004 Real Estate Perumahan Menengah, Besar Atau Mewah (Tipe Diatas 70) 133 5,8% 136 5,7% 145 5,6% 17,52% 20,12% 22,41% 701006 Real Estate Gedung Perbelanjaan (Mal, Plaza) 103 4,5% 98 4,1% 102 4,0% -20,72% -24,13% -14,28% 711100 K.2.1.1. Persewaan Alat Transportasi Darat 109 4,8% 101 4,2% 128 5,0% 6,53% -11,59% 4,18% 711200 K.2.1.2. Persewaan Alat Transportasi Air 211 9,2% 282 11,7% 289 11,3% 82,06% 136,56% 75,26% 712200 K.2.2.2. Persewaan Mesin Konstruksi dan Teknik Sipil dan Peralatannya 169 7,4% 159 6,6% 162 6,3% 32,47% -4,16% -14,90%

INVESTASI 18.752 32,5% 20.732 33,4% 21.069 32,9% 31,27% 38,11% 35,69%

1. PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN 2.494 13,3% 2.652 12,8% 2.616 12,4% 39,09% 44,29% 30,97% 011340 - Perkebunan Kelapa Sawit 2.309 92,6% 2.435 91,8% 2.378 90,9% 36,73% 42,84% 29,72%

3. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 1.423 7,6% 1.481 7,1% 1.513 7,2% -7,86% -7,94% 8,95%

101000 C.1.1. Pertambangan Batubara, Penggalian Gambut, dan Gasifikasi Batubara 1.051 73,9% 1.064 71,8% 1.114 5,3% 0,32% -10,13% 0,90%

7. PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN 1.858 9,9% 1.954 9,4% 1.986 9,4% 25,39% 24,61% 20,79%

503001 Penjualan Sepeda Motor 85 4,6% 80 4,1% 75 3,8% -23,14% -22,99% -24,01%

514100 G.2.4.1. Perdagangan Besar Bahan Bakar Gas, Cair, dan Padat, Serta Produk Sejenis 202 10,9% 242 12,4% 265 13,4% 17,66% 32,43% 19,63% 521100 G.3.1.1. Perdagangan Eceran Berbagai Mcm Brg yg Didominasi Makanan, Minuman&Temb 289 15,6% 277 14,2% 248 12,5% 110,70% 88,56% 72,72% 9. TRANSPORTASI, PERGUDANGAN DAN KOMUNIKASI 4.348 23,2% 4.485 21,6% 4.514 21,4% 38,76% 23,27% 15,20% 611100 I.2.1.1. Angkutan Laut Domestik 2.864 65,9% 2.737 61,0% 3.018 66,9% 24,00% 9,52% 6,45% 11. REAL ESTATE, USAHA PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN 3.282 17,5% 3.531 17,0% 3.655 17,3% 4,32% 12,17% 13,61% 701006 Real Estate Gedung Perbelanjaan (Mal, Plaza) 662 20,2% 754 3,6% 803 22,0% 37,83% 43,95% 46,10% 711100 K.2.1.1. Persewaan Alat Transportasi Darat 273 8,3% 259 1,3% 244 6,7% 1,47% 2,15% -5,92% 711200 K.2.1.2. Persewaan Alat Transportasi Air 358 10,9% 631 3,0% 760 20,8% -21,48% 36,69% 48,92% 712200 K.2.2.2. Persewaan Mesin Konstruksi dan Teknik Sipil dan Peralatannya 287 8,7% 283 1,4% 260 7,1% 0,95% -9,36% -11,00%

KONSUMSI 19.271 33,4% 20.200 32,5% 20.643 32,2% 24,15% 21,32% 16,88%

001120 Rumah Tangga untuk Pemilikan Rumah Tinggal Tipe 22 s.d. 70 3.413 17,7% 3.618 17,9% 3.729 18,1% 98,07% 127,44% 116,84% 001130 Rumah Tangga untuk Pemilikan Rumah Tinggal Tipe Diatas 70 1.806 9,4% 1.872 9,3% 1.901 9,2% -6,98% -2,18% -6,68% 002100 Rumah Tangga untuk Pemilikan Mobil Roda Empat 1.558 8,1% 1.623 8,0% 1.625 7,9% 15,79% 17,04% 7,03% 004100 Rumah Tangga untuk Keperluan Multiguna 7.588 39,4% 7.885 39,0% 8.162 39,5% 57,90% 12,05% 7,79%

KETERANGAN

posisi (Rp. Milyar) 2013

31

juga relatif besar. Sampai dengan posisi triwulan IV-2013, dukungan kredit perbankan telah mencapai Rp10,9 triliun atau sekitar 17,1% dari total penyaluran kredit. Dari jumlah tersebut, penyaluran kredit dalam bentuk modal kerja sangat dominan mencapai 40% sedangkan

sisanya dalam bentuk kredit investasi. Adapun sektor konstruksi dengan pangsa 8% dari total

kredit terutama disalurkan pada pembangunan jalan raya dengan share 17,4% dengan nilai mencapai Rp887 miliar diikuti kredit konstruksi yang disalurkan pada konstruksi khusus yang mencapai nilai sebesar Rp889 miliar dengan pertumbuhan tahunan yang sangat signifikan sebesar 191% (yoy) dibandingkan pencapaian pada triwulan sebelumnya (Tabel 3.5).

Andil perbankan terhadap perkembangan industri properti di Kaltim juga tergolong

besar, baik untuk pembiayaan kepada pengembang (developer) maupun kepada pembeli (end

user) dalam bentuk kredit konsumsi. Khususnya kepada pembeli, penyaluran kredit untuk kepemilikan rumah tinggal tipe 22 s.d. 70 sampai dengan periode laporan tercatat mencapai Rp 3,73 triliun atau 18,1% dari total kredit konsumsi yang disalurkan perbankan mengalami

peningkatan dibandingkan pencapaian triwulan sebelumnya. Sedangkan kredit yang ditujukan

untuk pembelian rumah sederhana s.d. tipe 70 m2

, dan rumah tipe diatasnya serta rumah toko (ruko) sebesar Rp2,62 triliun juga meningkat dibandingkan pencapaian triwulan sebelumnya.

Tabel 3.6 Sebaran Kredit di Kab/ Kota berdasarkan Sektor Ekonomi Tw4-2013 (Rp miliar)

Sumber: Kantor Perwakilan BI Prov. Kaltim

Melengkapi pembahasan sebelumnya, penyerapan kredit berdasarkan lokasi penyalurannya yang terbesar masih berada di Kota Samarinda sebagai ibukota provinsi Kalimantan Timur yakni sekitar 40,7% dari total kredit perbankan dan Kota Balikpapan sebagai penyalur terbesar kedua dengan pangsa 33% (tabel 3.6). Sedangkan dilihat dari sebaran kredit

berdasarkan sektor ekonomi, Kota Samarinda, menguasai share terbanyak pada sektor

pertanian, konstruksi, perdagangan, transportasi, jasa dunia usaha, dan jasa sosial. Balikpapan

sebagai kota terbesar kedua, menguasai share terbanyak pada sektor pertambangan, listrik, gas

dan air, serta sektor lainnya. Sementara sektor industri dikuasai oleh Kota Bontang dengan

share terbesar pada sektor industri sebesar 67,37%.

Meskipun demikian, tingkat risiko kredit perbankan di Kaltim secara umum masih sangat terjaga

sebelumnya dari 3,61% pada triwulan III-2013 menajdi 3,88% dari total kredit yang disalurkan, jauh di bawah target indikatif yang dipersyaratkan Bank Indonesia yakni sebesar 5% (grafik 3.7). Sementara itu, peran intermediasi perbankan sebagaimana diwakili oleh

Kota Samarinda 2.266 814 940 19 2.471 4.265 4.275 3.897 992 6.166 26.107 40,7% Kota Balikpapan 456 2.231 464 40 1.003 4.128 1.046 3.128 639 8.040 21.176 33,0% Kota Tarakan 43 61 104 7 81 685 60 190 33 709 1.973 3,1% Kota Bontang 139 10 3.696 0 112 486 29 216 51 1.230 5.970 9,3% Kab. KuKar 255 2 5 10 668 337 8 209 28 1.046 2.569 4,0% Kab. Berau 91 5 6 1 274 303 54 88 25 660 1.509 2,4% Kab. Bulungan 14 5 4 2 72 106 8 26 12 409 658 1,0% Kab. Kubar 1 0 0 0 5 19 1 3 1 323 352 0,5% Kab. Kutim 252 0 2 0 27 209 2 21 38 711 1.263 2,0% Kab. Malinau 1 0 7 0 95 29 2 6 2 329 471 0,7% Kab. Nunukan 54 11 5 0 37 117 3 10 5 357 598 0,9% Kab. Pasir 115 0 10 0 195 250 29 20 28 462 1.110 1,7% Kab. Penajam PU 11 0 8 0 55 24 1 21 8 213 342 0,5%

Kab. Tana Tidung - - - - - - - - - - -

-Total KREDIT Kaltim 3.699 3.141 5.251 79 5.096 10.958 5.520 7.836 1.862 20.656 64.098 100%

PEMBIAYAAN PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI LISTRIK, GAS & AIR KONST RUKSI PERDA GANG AN TRANSP ORTASI JASA DUNIA USAHA JASA SOSIAL LAINNYA TOTAL KREDIT SEBARAN KREDIT (%)

32

indikator loan to deposit (LDR) atau rasio kredit terhadap dana pihak ketiga yang meningkat dari 69,85% menjadi 75,05% pada triwulan IV-2013. Menurunnya magnitude resiko kredit diikuti dengan penurunan cadangan kerugian yang harus disisihkan oleh perbankan (grafik 3.8). Sementara itu, potensi peningkatan risiko kredit untuk periode mendatang diprediksikan masih dalam kondisi yang stabil, dapat terlihat dari penurunan kredit dengan kualitas Dalam Perhatian Khusus namun masih perlu diwaspadai agar tidak meningkat dan menjadi kategori kredit bermasalah.

Grafik 3.7

di Kalimantan Timur

Sumber: KPwBI Prov. Kaltim

Grafik 3.8 Persentase Kredit Dalam Perhatian Khusus & Cadangan Kerugian terhadap Total Kredit

Sumber: KPwBI Prov. Kaltim

3.1.4.4 Penyaluran Kredit UMKM dan KUR

Sementara itu penyaluran kredit dalam skala Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada triwulan IV-2013 tercatat sebesar Rp18,36 triliun, atau sekitar 28,64% dari total kredit perbankan (tabel 3.7). Share kredit UMKM di periode ini menurun jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 29,39% dan mencatat pertumbuhan yang

melambat dari 19,5% menjadi 16,4% (yoy) (Tabel 3.7).

Tabel 3.7 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum (Rp Miliar)

Sumber: KPwBI Prov. Kaltim

0% 20% 40% 60% 80% 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 2010 2011 2012 2013 g (yoy) 0% 1% 2% 3% 4% 5% 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 2010 2011 2012 2013 LDR Gross NPL's 0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% Tw1 Tw3 Tw1 Tw3 Tw1 Tw3 Tw1 Tw3 2010 2011 2012 2013 % Dalam Perhatian Khusus

Thd Total Kredit % Cad. Kerugian thd Total Kredit Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 Tw4 qtq yoy qtq yoy Kredit UMKM 16.012 17.675 18.245 18.355 31% 3,23% 19,53% 0,60% 16,36% Jenis Penggunaan Modal Kerja 11.095 11.946 12.525 12.602 68,66% 4,85% 20,68% 0,62% 17,11% Investasi 4.916 5.729 5.720 5.753 31,34% -0,15% 17,08% 0,57% 14,74% Sektor Ekonomi Pertanian 1.372 1.205 1.260 1.417 7,72% 4,54% 1,28% 12,47% 8,02% Pertambangan 332 408 335 301 1,64% -17,85% 3,73% -10,21% 10,44% Perindustrian 421 452 474 454 2,48% 5,02% 16,25% -4,21% 2,62% Listrik, Gas dan Air 37 40 37 39 0,21% -8,30% -10,69% 4,76% -0,43% Konstruksi 2.126 2.662 3.056 2.895 15,77% 14,80% 47,78% -5,26% 31,71% Perdagangan 6.586 7.462 7.754 7.776 42,36% 3,91% 26,49% 0,29% 22,36% Angkutan 1.111 1.353 1.393 1.322 7,20% 2,91% 20,12% -5,08% 7,42% Jasa Dunia Usaha 2.543 2.699 2.513 2.686 14,64% -6,89% 5,57% 6,90% 13,58% Jasa Sosial 974 1.155 1.250 1.267 6,90% 8,22% 40,26% 1,35% 39,20% Lain-Lain 510 239 174 198 1,08% -27,10% -71,89% 13,72% -69,55% NPL Nominal 579 594 655 532 10,34% 41,59% -18,85% 8,08% NPL UMKM(%) 3,62% 3,36% 3,59% 2,90%

Rekg UMKM 112.050 117.631 121.142 123.492 2,98% 11,82% 1,94% 12,94%

Share to Total Kredit 30,00% 30,61% 29,39% 28,64%

2013

Posisi (miliar) Pangsa

2013 Tw4-13

Pertumbuhan

33

Berbeda dengan komposisi kredit secara umum, kredit UMKM lebih didominasi oleh jenis modal kerja yaitu mencapai 68,66% dari total kredit UMKM. Hal ini sejalan dengan sifat usahanya yang lebih membutuhkan pembiayaan operasional dalam menjalankan aktivitas rutin perusahaan. Sementara sisanya adalah untuk keperluan investasi dengan tingkat serapan sebesar 31,34%. Berdasarkan sektor ekonominya, penyaluran kredit UMKM sebagian besar ditempatkan pada sektor perdagangan, hotel dan restoran, khususnya aktivitas perdagangan ritel yang mencapai 42,36% dari total kredit UMKM. Pangsa terbesar selanjutnya adalah sektor konstruksi yakni 15,77% dari total kredit, diikuti sektor jasa dunia usaha sebesar 14,64%.

Sedangkan tingkat resiko pengembalian kredit dapat dilihat dari Non Performing Loans

(NPLs) kredit UMKM pada triwulan laporan mencatat menurun dibandingkan pencapaian NPLs triwulan sebelumnya. Hal tersebut mengindikasikan penyaluran UMKM mempunyai potensi untuk terus ditingkatkan. Selain itu, mengingat wilayah provinsi Kalimantan Timur yang luas terutama daerah-daerah perbatasan yang masih sedikit penggunaan kredit UMKM sehingga dapat berpeluang untuk membuka usaha dengan memanfaatkan penggunaan kredit UMKM terbuka lebar, yang pada akhirnya dapat memacu perekonomian setempat.

Tabel 3.8 Perkembangan KUR Kalimantan Timur & Nasional (Rp Juta)

Sumber: Kementerian Koordinator Perekonomian

Adapun perkembangan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kalimantan Timur sampai dengan triwulan akhir tahun 2013 telah mencapai plafon Rp3,66 triliun, dengan posisi

outstanding sebesar Rp1,47 triliun dan jumlah nasabah sebanyak 167.960 orang (tabel 3.8). Dengan demikian, rata-rata kredit yang disalurkan per debitur di Kaltim senilai Rp21,77 juta, meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar Rp21,01 juta per debitur. Angka ini bahkan lebih tinggi dibandingkan Nasional dengan rata-rata Rp13,81 juta per debitur. Tingkat pertumbuhan secara tahunan penyaluran KUR di Kaltim pada triwulan IV-2012 mengalami kenaikan sebesar 39,76%, di dibandingkan pencapaian pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya yang tercatat 29,56% (yoy). Kenaikan pertumbuhan penyaluran KUR di Kaltim berbeda arah dengan pertumbuhan tahunan penyaluran KUR secara nasional yang pada triwulan IV-2013 tumbuh sebesar 42,11% menurun dibandingkan pencapaian pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya yaitu tumbuh sebesar 44,44% (yoy).

3.2 Inklusi Keuangan

Indikator inklusi keuangan yang terdiri dari indikator pelayanan, penggunaan jasa keuangan, dan penggunaan jasa keuangan oleh UMKM Kalimantan Timur sampai dengan

KREDIT 2011 2012 Tw1-2013 Tw 2-2013 Tw 3-2013 Tw 4-2013 KUR KALTIM Plafon 1.666.184 2.616.939 2.756.501 3.134.842 3.019.723 3.657.321 Baki Debet 839.633 1.222.332 1.195.679 1.349.059 1.232.488 1.471.334 Debitur (Rekg) 101.232 132.638 139.468 150.781 155.875 167.960 KUR NASIONAL Plafon 63.421.067 96.892.438 108.422.378 119.221.103 126.383.422 138.549.389 Baki Debet 30.486.279 40.693.702 42.493.642 45.223.331 46.203.975 47.422.113 Debitur (Rekg) 5.722.470 7.666.079 8.254.737 8.900.774 9.418.531 10.032.178

34

triwulan IV-2013 secara umum meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Indikator jumlah kantor bank per 100.000 penduduk dewasa dan jumlah rekening simpanan per 1000 penduduk dewasa mengalami peningkatan. Sementara itu, indikator jumlah rekening kredit per 100.000 penduduk dewasa relatif menurun. Lebih lanjut, juga terlihat adanya kenaikan rasio kredit terhadap PDRB non migas yang mengindikasikan semakin tingginya peran perbankan dalam perekonomian Kalimantan Timur.

Tabel 3.9 Indikator Inklusi Keuangan Kaltim Tahun 2013

Sumber: BI & BPS, diolah 3.2.1 Indikator Pelayanan Jasa Keuangan

Pada tahun 2013, indikator pelayanan jasa keuangan yaitu rasio jumlah kantor bank per 1000 km2 di Kalimantan Timur masih mencapai nilai 3, sama dengan tahun 2012 dan masih jauh lebih rendah dibandingkan rasionya di tingkat nasional yang mencapai nilai 9. Masih rendahnya rasio tersebut di Kalimantan Timur menunjukkan bahwa potensi pengembangan pelayanan jasa keuangan melalui ekspansi jumlah kantor masih cukup besar. Namun demikian, kendala luas wilayah Kaltim dengan kepadatan penduduk yang relatif rendah dan kurang merata masih menjadi tantangan tersendiri dalam pengembangan tersebut. Indikator lain yang menunjukkan pelayanan jasa keuangan di Kalimantan, yaitu rasio jumlah kantor bank per 100.000 penduduk dewasa pada tahun 2013 mencapai nilai 22, lebih tinggi dibandingkan nilai rasio tahun sebelumnya sebesar 20. Hal ini mengindikasikan bahwa kecepatan pertumbuhan kantor bank dalam setahun terakhir lebih tinggi daripada kecepatan pertumbuhan penduduk. Hal ini juga merupakan indikasi komitmen perbankan dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

INDIKATOR 2011 2012 2013 Q1 2013 Q2 2013 Q3 2013 Q4

Jumlah rekening - DPK 2,600,968 2,942,817 3,617,875 3,059,803 3,232,485 3,430,524 Nominal - DPK (Rp juta) 66,310,620 79,992,422 82,037,254 85,227,932 88,869,167 85,407,248 Nominal - Kredit (Rp juta) 41,603,741 52,321,273 53,375,559 57,747,665 62,078,661 64,098,188 Nominal - Kredit UMKM (Rp juta) 14,043,188 15,775,007 16,011,774 17,674,894 18,245,466 18,355,252 Jumlah rekening - Kredit 510,987 508,282 491,869 491,318 486,875 479,095 Jumlah rekening - Kredit UMKM 96,034 109,343 112,050 117,631 121,142 123,492 GDP (Rp juta) *) 391,761,380 419,507,225 425,429,376 425,429,376 425,429,376 425,429,376 GDP non migas (Rp juta) *) 242,431,672 272,780,057 283,531,972 283,531,972 283,531,972 283,531,972 GDP per kapita (Rp juta) 106 110 107 107 107 107 GDP non migas per kapita (Rp juta) 66 71 71 71 71 71 Jumlah penduduk *) 3,690,520 3,821,676 3,967,664 3,967,664 3,967,664 3,967,664 Jumlah penduduk dewasa *) 2,575,940 2,667,099 2,768,982 2,768,982 2,768,982 2,768,982 Luas daerah (km2) 204,534 204,534 204,534 204,534 204,534 204,534 Jumlah Kantor Bank **) 471 542 556 569 587 605

Indikator Makroekonomi

Total kredit/ GDP 10.62% 12.47% 12.55% 13.57% 14.59% 15.07% Total kredit/ GDP non migas 17.16% 19.18% 18.83% 20.37% 21.89% 22.61% Total simpanan/ GDP 16.93% 19.07% 19.28% 20.03% 20.89% 20.08% Total simpanan/ GDP non migas 27.35% 29.32% 28.93% 30.06% 31.34% 30.12%

Indikator Pelayanan Jasa Keuangan

Jumlah kantor bank per 1000 km2 2 3 3 3 3 3

Jumlah kantor bank per 100.000 penduduk 13 14 14 14 15 15 Jumlah kantor bank per 100.000 penduduk dewasa 18 20 20 21 21 22

Indikator Penggunaan Jasa Keuangan

Jumlah rekening Kredit per 1000 penduduk 138 133 124 124 123 121 Jumlah rekening simpanan per 1000 penduduk 705 770 912 771 815 865 Jumlah rekening Kredit per 1000 penduduk dewasa 198 191 178 177 176 173 Jumlah rekening simpanan per 1000 penduduk dewasa 1,010 1,103 1,307 1,105 1,167 1,239

Indikator Penggunaan Jasa Keuangan oleh UMKM

Share rekening kredit UMKM 18.79% 21.51% 22.78% 23.94% 24.88% 25.78% Share nominal kredit UMKM 33.75% 30.15% 30.00% 30.61% 29.39% 28.64%

35

3.2.2 Indikator Penggunaan Jasa Keuangan

Potensi untuk mendorong penggunaan jasa keuangan di Kalimantan Timur masih cukup besar sebagaimana ditunjukkan oleh indikator rasio jumlah rekening kredit per 1000 penduduk dewasa Kalimantan Timur pada periode laporan mencapai nilai rasio sebesar 173, lebih rendah dibandingkan nilai rasio indikator tersebut pada tahun sebelumnya sebesar 191. Di lain pihak, jumlah rekening simpanan per 1000 penduduk di Kalimantan mencapai nilai 1.239, lebih tinggi dibandingkan rasio tahun sebelumnya sebesar 1.103. Hal ini mengindikasikan tingkat pemahaman masyarakat Kalimantan Timur mengenai produk-produk perbankan relatif semakin baik.

Jika dibedakan atas kredit dan simpanan berdasarkan kelompok nilai, pinjaman dengan kelompok nilai lebih dari Rp500 juta mendominasi kredit Kalimantan Timur, sedangkan kredit dengan nilai kurang dari Rp10 juta dan Rp10-100 juta hanya memiliki share masing-masing 2,09% dan 5,2%. Namun demikian, jika dilikat dari jumlah rekening kredit berdasarkan kelompok nilai pinjaman, dominasi justru berada di kelompok pinjaman kurang dari Rp10 juta dan Rp10-100 juta yang masing-masing memiliki share 38,64% dan 29,82% di triwulan terakhir 2013.

Grafik 3.11 Nominal DPK Berdasarkan Kel.Nilai

Sumber : LBU

Grafik 3.12 Rek. DPK Berdasarkan Kel.Nilai

Sumber : LBU

Sejalan dengan fenomena pada kredit, jika Dana Pihak Ketiga dilihat berdasarkan kelompok nilai terlihat bahwa secara nominal DPK Kalimantan Timur didominasi oleh kelompok nilai lebih dari Rp100 juta. Sedangkan nilai di bawah Rp100 juta tercatat hanya

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 2011 2012 2013

Tabungan < Rp10 juta DPK <Rp100juta DPK >Rp100juta

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 2011 2012 2013

Tabungan < Rp10 juta DPK <Rp100juta DPK >Rp100juta

Grafik 3.9 Nominal Kredit Berdasarkan Kel.Nilai

Sumber : LBU

Grafik 3.10 Rek. Kredit Berdasarkan Kel.Nilai

Sumber : LBU 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 2011 2012 2013

< Rp10 juta Rp10-100 juta Rp100-500 juta >Rp500 juta

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 2011 2012 2013

36

memiliki share 21,16% saja. Hal sebaliknya terjadi apabila dilihat berdasarkan jumlah rekening. Kelompok tabungan dengan nilai kurang dari Rp10 juta mendominasi DPK di Kaltim dengan share 81,4% di akhir triwulan IV-2013. Hal ini mengindikasikan bahwa secara literasi keuangan, masyarakat Kalimantan Timur sudah cukup baik, namun sebarannya relatif belum merata.

3.2.3 Indikator Penggunaan Jasa Keuangan oleh UMKM

Potensi penggunaan jasa keuangan oleh UMKM diukur melalui share rekening kredit UMKM terhadap rekening kredit total. Pada tahun 2013 rasio tersebut di Kalimantan Timur mencapai 25,78%, meningkat dibandingkan tahun 2012 yang berada pada posisi 21,51%. Hal ini mengindikasikan semakin tingginya partisipasi UMKM dalam sistem keuangan di

Kalimantan Timur. Namun demikian, secara nominal share-nya cenderung turun dari 30,15%

di tahun 2012 menjadi 28,64% di tahun 2013. Hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan kredit UMKM lebih lambat dibandingkan dengan kredit secara total.

3.3. Kondisi Umum Sistem Pembayaran

Respon perlambatan juga terlihat dari perkembangan sistem pembayaran di Kalimantan Timur, khususnya untuk jenis transaksi pembayaran non tunai. Pada transaksi tunai, uang yang

keluar dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (outflow) dan uang yang masuk (inflow)

mengalami kenaikan di periode triwulan IV-2013. Sementara itu untuk transaksi non tunai cenderung melambat terutama untuk jenis transaksi RTGS.

3.3.1 Perkembangan Transaksi Tunai

3.3.1.1 Perkembangan Pengedaran Uang Kartal

Transaksi tunai yang terjadi di Kalimantan Timur sepanjang periode triwulan IV-2013 mencapai Rp7,94 triliun, lebih tinggi 52,08% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Grafik 3.13). Pertumbuhan transaksi tunai tersebut lebih tinggi dibanding triwulan III-2013 yang tumbuh 38,64%. Dari nominal transaksi tunai tersebut, jumlah uang yang keluar

dari kas (outflow) mencapai Rp6,67 triliun atau tumbuh 54,56% (yoy). Sedangkan jumlah uang

kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia dari perbankan dan masyarakat (inflow) mencapai

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (Halaman 45-58)