Daftar Kawasan Lindung
4.1.4 Penyaringan Lingkungan
Berdasarkan ketentuan tercantum dalam Pasal 15 UU No.23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, semua rencana kegiatan (termasuk kegiatan pembangunan jalan)
yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Pentingnya dampak didasarkan atas:
a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak; b) Luas wilayah persebaran dampak;
d) Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak; e) Sifat kumulatif dampak;
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
Ketentuan mengenai pelaksanaan AMDAL tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.27 Tahun 1999 tentang AMDAL. Dalam Pasal 3 Ayat (2) PP tersebut disebutkan bahwa jenis-jenis rencana kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL ditetapkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup setelah mendengar dan memperhatikan saran dan pendapat Menteri lain dan / atau Pimpinan Lembaga Pemerintah non Departemen yang terkait. Ketetapan tersebut dapat ditinjau kembali sekurang-kurangnya dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Selanjutnya pada Pasal 3 Ayat (4) dijelaskan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk kategori wajib AMDAL, wajib melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UPL) yang pembinaannya berada pada instansi yang membidangi usaha dan/atau kegiatan tersebut.
Apabila koridor (alinyemen sementara) rencana jaringan jalan telah ditetapkan, harus dilakukan penyaringan lingkungan untuk mengetahui ruas-ruas jalan yang wajib dilengkapi AMDAL atau UKL dan UPL pada tahap perencanaan selanjutnya.
Kriteria tentang rencana pembangunan jalan yang wajib dilengkapi AMDAL atau UKL dan UPL serta petunjuk tata cara penyaringannya secara gais besar dijelaskan sebagai berikut.
a) Rencana kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL atau UKL dan UPL
Dalam kaitannya dengan ketentuan rencana kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL atau UKL dan UPL, jenis-jenis proyek pembangunan jalan diklasifikasikan sebagai berikut:
(1) Pembangunan jalan tol;
(2) Pembangunan jalan layang dan subway;
(3) Pembangunan dan/atau peningkatan jalan dengan pelebaran di luar DAMIJA: di kota besar / metropolitan;
di kota sedang; di pedesaan.
(4) Peningkatan jalan dalam DAMIJA; (5) Pembangunan jembatan.
b) Kriteria kegiatan pembangunan jalan yang wajib dilengkapi AMDAL
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 tahun 2001 tentang Rencana Usaha / Kegiatan yang Wajib Dilengkapi AMDAL, rencana kegiatan pembangunan jalan wajib dilengkapi AMDAL kalau:
(1) skala / besaran rencana kegiatannya memenuhi kriteria tercantum pada Tabel 4.1; atau
(2) skala / besaran rencana kegiatan lebih kecil dari kriteria tersebut pada Tabel 4.1, tapi lokasinya berbatasan langsung dengan kawasan lindung (lihat Kotak 4.1); atau
(3) skala / besaran rencana kegiatan lebih kecil dari kriteria tersebut pada Tebel 4.1, tapi berdasarkan pertimbangan ilmiah mengenai daya tampung lingkungan serta tipologi ekosistem setempat diperkirakan berdampak penting terhadap lingkungan hidup.
Karena kriteria tersebut di atas dapat ditinjau kembali sekurang-kurangnya dalam jangka waktu lima tahun, maka pemrakarsa harus senantiasa memperhatikan ketentuan yang terbaru.
Tabel 4.1
Jenis Rencana Kegiatan Proyek Jalan Yang Wajib Dilengkapai dengan AMDAL (Berdasarkan skala / besaran rencana kegiatan)
No. Jenis Proyek Skala/Besaran Alasan Ilmiah Khusus
1. a. Pembangunan jalan tol
b. Pembangunan jalan layang dan subway
Semua Besaran
> 2 km
Bangkitan lalu lintas, dampak kebisingan, getaran, emisi yang tinggi, gangguan visual dan dampak sosial.
Bangkitan lalu lintas, dampak kebisingan, getaran, emisi yang tinggi, gangguan visual dan dampak sosial.
2. Pembangunan jalan dan / atau peningkatan jalan dengan pelebaran di luar DAMIJA: a. Di kota besar / metropolitan : - Panjang - atau luas pengadaan tanah b. Di kota sedang : - Panjang - atau luas pengadaan tanah c. Pedesaan : - Panjang > 5 km > 5 ha > 10 km > 10 ha > 30 km
Bangkitan lalu lintas, dampak kebisingan, getaran, emisi yang tinggi, gangguan visual dan dampak sosial.
Bangkitan lalu lintas, dampak kebisingan, getaran, emisi yang tinggi, gangguan visual dan dampak sosial.
Bangkitan lalu lintas, dampak kebisingan, getaran, emisi yang tinggi, gangguan visual dan dampak sosial.
Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.17 Tahun 2001, tanggal 22 Mei 2001
Catatan:
Kota Metropolitan: jumlah penduduk > 1.000.000 jiwa
Kota Besar : jumlah penduduk 500.000 – 1.000.000 jiwa
c) Kriteria kegiatan pembangunan jalan yang wajib dilengkapi UKL dan UPL
Rencana kegiatan proyek jalan yang tidak termasuk kategori wajib dilengkapi AMDAL, wajib melakukan upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan (UPL).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor:17/KPTS/M/2003 tentang Penetapan Jenis Usaha dan / atau Kegiatan Bidang Permukiman dan Prasarana Wilayah yang Wajib Dilengkapi dengan UKL dan UPL, kriteria rencana kegiatan proyek jalan dan jembatan yang wajib dilengkapi UKL dan UPL tercantum pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Kriteria Proyek Jalan yang Wajib Dilengkapi UKL dan UPL
No. Jenis Kegiatan Proyek Skala / Besaran Kegiatan
1
2.
3.
Jalan Tol/Layang (Fly Over)
a. Pembangunan jalan layang dan sub way b. Peningkatan jalan tol dengan pembebasan lahan
c. Peningkatan Jalan Tol tanpa pembebasan lahan
Jalan Raya
a.Pembangunan/peningkatan jalan di luar DAMIJA
a) Di kota besar / metropolitan: Panjang (P)
Luas pengadaan tanah (L) b) Di kota sedang:
Panjang (P)
Luas pengadaan tanah (L) c) Di pedesaan-inter urban
Panjang (P)
b. Peningkatan dengan pelebaran didalam DAMIJA
a) Kota Besar/Metropolitan-Arteri Kolektor
Pembangunan jembatan
a) Di kota besar / metropolitan b) Di kota sedang < 2Km Semua Besaran > 5 km 1 km < P < 5 km 2 ha < L < 5 ha 3 km < P < 10 km 5 ha < L < 10 ha 5 km < P < 30 km >= 10 Km > 20 m > 60 m
d) Prosedur penyaringan rencana pembangunan jalan yang wajib dilengkapi AMDAL atau UKL dan UPL
Proses penyaringan dilakukan terhadap semua alternatif rute jalan. Secara garis besar, proses penyaringan ini dapat dlukiskan dalam bentuk bagan alir seperti tercantum pada Gambar 4.2. Kesimpulan hasil penyaringan tersebut di atas, ada tiga kemungkinan sbb.:
1) rencana kegiatan wajib dilengkapi AMDAL; 2) rencana kegiatan wajib dilengkapi UKL dan UPL;
3) rencana kegiatan tidak perlu dilengkapi AMDAL maupun UKL dan UPL, tapi cukup dengan penerapan SOP (standard operating procedure) atau standar-standar pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang telah baku dan terintegrasi dalam proses pelaksanaan kegiatan. Lihat Gambar 4.3.
Petunjuk lebih rinci mengenai tata cara penyaringan tersebut termasuk contoh formulir laporannya, tercantum pada Lampiran C
Gambar 4.2 Bagan Prosedur Penyaringan Lingkungan
SOP Wajib UKL
dan UPL AMDAL WAJIB
ya
Keterangan:
*) : Kepmen LH No. 17/2001 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang wjib dilengkapi AMDAL **) : Dikonsultasikan dengan instansi terkait
***): Kepmen Kimpraswil No. 17/KPTS/M/2003 tentang Penetapan Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan Ukl dan UPL
Memenuhi Kriteria Wajib
AMDAL ? *)
Berdampak penting ? (7 kriteria) **)
Memenuhi Kriteria Wajib
UKL dan UPL? ***) Rencana Kegiatan
Proyek Jalan
Daerah Sensitif
(Termasuk Kawasan Lindung dan Komunitas
adat terpencil) tidak tidak tidak tidak ya ya ya
Gambar 4.3 Contoh Penerapan SOP
Keterangan : Ceceran minyak/pelumas dari alat-alat berat harus dicegah dengan penerapan SOP
Contoh SOP
Penyimpanan Minyak/Pelumas V = Total volume minyak/pelumas yang disimpan
4.2 Perencanaan Pembangunan Jalan Yang Layak Lingkungan