• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Pembangunan Jalan Yang Layak Lingkungan .1 Pra Studi Kelayakan

Dalam dokumen Pedoman Pengelolaan Lingk Bidang Jalan (Halaman 147-152)

Daftar Kawasan Lindung

4.2 Perencanaan Pembangunan Jalan Yang Layak Lingkungan .1 Pra Studi Kelayakan

Yang dimaksud dengan kegiatan pembangunan jalan di sini adalah kegiatan yang dapat berupa pembangunan jalan baru, peningkatan atau pemeliharaan jalan yang telah ada, pembangunan baru / penggantian jembatan atau pemeliharaan jembatan lama.

Hasil proses perencanaan umum biasanya ditindaklanjuti dengan pra studi kelayakan. Namun mungkin juga tidak dilaksanakan pra studi kelayakan, tapi langsung ke studi kelayakan.

Kegiatan utama perencanaan jalan pada tahap pra studi kelayakan adalah perumusan alternatif alinyemen jalan termasuk menganalisis kelayakan (sementara) tiap alternatif tersebut.

Analisis kelayakan tidak hanya mencakup aspek teknis dan ekonomis saja, tapi juga harus mempertimbangkan kelayakan lingkungan melalui kajian awal lingkungan di dalam proses pra studi kelayakan.

Kajian awal lingkungan pada tahap pra studi kelayakan sebagian besar didasarkan atas data sekunder yang tersedia. Akan tetapi, data tersebut harus dilengkapi dengan hasil survey lapangan (rapid reconnaissance survey) untuk keperluan:

 Mencek keandalan (reliability) data sekunder yang tersedia;

 Tambahan informasi tentang kondisi lingkungan tertentu yang tidak tercakup dalam data sekunder yang tersedia;

 Memperoleh gambaran umum tentang rona lingkungan secara keseluruhan, yang mencakup seluruh wilayah studi.

Beberapa aspek lingkungan yang perlu dikaji untuk tiap alternatif alinyemen meliputi antara lain:

• Kemungkinan konflik kepentingan penggunaan lahan pada areal yang perlu dibebaskan;

• Gangguan terhadap kawasan lindung;

• Gangguan terhadap stabilitas tanah (erosi, longsor, sedimentasi); • Gangguan pada aliran air permukaan dan air tanah;

• Gangguan pada prasarana dan fasilitas umum;

• Dampak terhadap aspek sosial-budaya, termasuk kawasan adat; • Gangguan terhadap estetika lingkungan.

Hasil kajian tersebut memberikan informasi awal tentang dampak lingkungan yang mungkin terjadi akibat tiap alternatif alinyemen jalan, yang harus dipertimbangkan dalam proses pemilihan alternatif rute jalan yang diinginkan. Di samping itu, hasil kajian ini merupakan masukan untuk kajian lingkungan selanjutnya yang lebih mendalam (bila diperlukan) pada tahap studi kelayakan.

Laporan hasil kajian awal lingkungan ini merupakan bagian dari laporan pra studi kelayakan yang akan digunakan sebagai bahan untuk penyusunan kerangka acuan studi kelayakan dan juga bahan untuk penyusunan KA-ANDAL atau UKL dan UPL (bila diperlukan).

Apabila tidak dilakukan pra studi kelayakan, kajian awal lingkungan dilaksanakan pada tahap studi kelayakan sebelum penentuan alinyemen rencana jalan terpilih.

4.2.2 Pengadaan Tanah

Pengadaan tanah merupakan salah satu komponen kegiatan proyek pembangunan jalan yang sangat potensial menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi sosial-ekonomi penduduk yang tanahnya terkena proyek. Dampak yang terjadi sering kali sangat sensitif, terutama kalau diperlukan pemindahan penduduk. Penanganan dampak sosial sehubungan dengan pengadaaan tanah sering mengalami kesulitan sehingga pekerjaan konstruksi terhambat atau tidak dapat dilaksanakan.

Untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif yang mungkin terjadi, perencanaan pengadaan tanah harus didasarkan atas hasil kajian sosial-ekonomi dan sosial-budaya yang akurat. Pada tahap pra-studi kelayakan perlu dilakukan kajian awal pengadaan tanah, dan selanjutnya pada tahap studi kelayakan dilakukan identifikasi kebutuhan tanah yang lebih akurat. Pedoman teknis pengadaan tanah tercantum dalam Lampiran D

4.2.3 AMDAL Sebagai Bagian Dari Studi Kelayakan

Pada tahap studi kelayakan, alternatif-alternatif alinyemen jalan diseleksi lebih lanjut sehingga dapat ditentukan alternatif terpilih yang dianggap paling layak. Seleksi ini didasarkan atas pertimbangan aspek teknis, ekonomi dan juga lingkungan.

Kajian kelayakan lingkungan terhadap alternatif alinyemen jalan terpilih harus dilaksanakan melalui proses AMDAL atau UKL dan UPL, sesuai dengan hasil penyaringan proyek yang telah diuraikan pada Butir 4.1.4.

Apabila rencana kegiatan proyek termasuk kategori wajib AMDAL, diperlukan penyusunan Kerangka Acuan ANDAL, untuk digunakan sebagai arahan untuk penyusunan dokumen AMDAL (ANDAL. RKL dan RPL).

Apabila rencana kegiatan proyek termasuk kategori wajib dilengkapi UKL dan UPL, diperlukan penyusunan Kerangka Acuan UKL / UPL untuk digunakan sebagai arahan untuk penyusunan dokumen UKL dan UPL.

Dokumen AMDAL harus dinilai oleh komisi penilai AMDAL (lihat Butir 4.2.4 sub d) dan Butir 4.2.6). Dokumen AMDAL ini terdiri dari Kerangka Acuan ANDAL, ANDAL, RKL, dan RPL.

4.2.4 Penyusunan Kerangka Acuan ANDAL a) Pelingkupan

Hal yang sangat penting dalam penyusunan kerangka acuan ANDAL adalah pelingkupan untuk menentukan:

(1) isu pokok lingkungan (dampak besar dan penting) yang harus dikaji; (2) lingkup wilayah studi berdasarkan pertimbangan:

• batas proyek; • batas ekologi; • batas sosial; dan • batas administratif.

(3) Kedalaman studi ANDAL meliputi metode, jumlah sampel yang harus dianalisis, dan jumlah serta kualifikasi tenaga ahli yang diperlukan.

Untuk memperoleh hasil pelingkupan yang akurat, diperlukan data dasar tentang kondisi lingkungan saat ini (data sekunder) seperti peta-peta topografi, geologi, jenis tanah, penggunaan lahan, dan peruntukan lahan dengan skala yang memadai. Foto udara atau citra satelit (bila tersedia) juga akan sangat bermanfaat. Tambahan informasi lapangan juga diperlukan untuk melengkapi dan pemutakhiran data sekunder. Hal ini meliputi:

• kondisi topografi;

• penggunaan lahan sepanjang rencana alinyemen jalan; • kondisi penggunaan lahan yang akan dibebaskan; • kondisi jalan yang akan dilalui kendaraan proyek;

• kondisi sosial-ekonomi-budaya masyarakat secara umum di sekitar lokasi proyek; • lokasi quarry, borrow area, base camp dan spoil bank;

• kawasan lindung dan daerah sensitif lainnya;

• tempat-tempat sensitif seperti rumah sakit, sekolah, dan permukiman padat.

b) Keterlibatan masyarakat dan keterbukaan informasi dalam proses AMDAL

Sebelum menyusun KA - ANDAL, pemrakarsa wajib:

(1) memberitahukan rencananya kepada instansi yang bertanggung jawab (Bapedalda tingkat Kabupatan/Kota untuk proyek jalan yang lokasinya dalam wilayah satu kabupaten/kota, atau Bapedalda tingkat propinsi bagi proyek jalan yang lokasinya meliputi wilayah lebih dari satu kabupaten/kota, atau Menteri Negara Lingkungan Hidup di tingkat pusat untuk proyek jalan yang lokasinya meliputi wilayah lebih dari satu propinsi dan yang bersifat strategis nasional);

(2) mengumumkan rencana kegiatan proyek yang wajib dilengkapi dengan AMDAL, sesuai jadwal yang telah disepakati bersama instansi yang bertanggung jawab.

Pengumuman tersebut dimaksudkan agar masyarakat yang berkepentingan mengetahui rencana kegiatan proyek, dan mereka memberikan saran, pendapat atau tanggapan mengenai proyek tersebut.

Beberapa ketentuan tentang pengumuman tersebut adalah sebagai berikut:

(1) Masyarakat berkepentingan terdiri dari masyarakat terkena dampak dan masyarakat pemerhati.

(a) Masyarakat terkena dampak adalah masyarakat yang akan merasakan dampak dari adanya rencana usaha dan/atau kegiatan, terdiri dari masyarakat yang akan mendapatkan manfaat dan masyarakat yang akan mengalami kerugian. (b) Masyarakat pemerhati adalah masyarakat yang tidak terkena dampak dari

suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, tetapi mempunyai perhatian terhadap rencana usaha/kegiatan tersebut, maupun dampak-dampak lingkungan yang akan ditimbulkannya.

(2) Media pengumuman berupa:

(a) Papan pengumuman di lokasi rencana kegiatan proyek

(b) Papan pengumuman di lokasi strategis yang ditetapkan oleh instansi yang bertanggung jawab di tingkat pusat atau daerah.

(3) Isi pengumuman meliputi:

(a) Nama dan alamat pemrakarsa.

(b) Jenis kegiatan (pembangunan/peningkatan jalan).

(c) Lokasi dan luas areal kegiatan proyek, dilengkapi peta dengan skala yang memadai.

(d) Hasil pekerjaan.

(e) Dampak lingkungan hidup yang mungkin terjadi dan cara penanganannya. (f) Tanggal pengumuman tersebut mulai dipasang dan batas waktu pemberian

saran, pendapat dan tanggapan dari warga masyarakat (30 hari kerja sejak tanggal pengumuman);

(g) Nama dan alamat instansi yang bertanggungjawab dalam menerima saran, pendapat dan tanggapan dari warga masyarakat.

Pada saat penyusunan Kerangka Acuan ANDAL, pemrakarsa wajib melakukan konsultasi kepada warga masyarakat yang berkepentingan. Hasil dari konsultasi tersebut wajib digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pelingkupan.

Penjelasan lebih rinci mengenai kedua hal-hal tersebut atas, tercantum dalam Keputusan Kepala BAPEDAL No. 8 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL. Proses keterlibatan masyarakat tersebut secara garis besar dan skematis dapat dilihat pada Gambar 4.4.

c) Sistematika dokumen Kerangka Acuan ANDAL

Dokumen Kerangka Acuan ANDAL terdiri dari 6 bab. Secara garis besar, sistematika dokumen tersebut tercantum dalam Kotak 4.2.

Petunjuk lebih rinci mengenai cara penyusunan KA - ANDAL tercantum pada Lampiran E.

d) Penilaian dokumen Kerangka Acuan ANDAL

Konsep KA - ANDAL harus dipresentasikan oleh pemrakarsa (dengan bantuan konsultan) dalam rapat Komisi Penilai AMDAL, untuk dinilai oleh komisi tersebut.

Komisi Penilai AMDAL melakukan penilaian untuk menyepakati ruang lingkup kajian analisis dampak lingkungan hidup yang akan dilaksanakan.

Keputusan atas penilaian KA-ANDAL wajib diberikan oleh instansi yang bertanggungjawab dalam jangka waktu paling lambat 75 (tujuhpuluh lima) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya KA-ANDAL tersebut.

Kotak 4.2

Contoh Sistematika KA-ANDAL Poyek Pembangunan Jalan

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam dokumen Pedoman Pengelolaan Lingk Bidang Jalan (Halaman 147-152)