• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL

C. Penyebab Rendahnya Nilai HSE Internal Control Proyek X PT Z Tahun 2014

4. Penyebab Rendahnya Pemenuhan Elemen 8: Komunikasi

Berdasarkan telaah dokumen dari hasil laporan HSE Internal Control di proyek X PT. Z pada April 2014, diketahui bahwa terdapat empat temuan yang menyebabkan rendahnya nilai pemenuhan di elemen 8: komunikasi. Temuan-temuan tersebut tercantum pada Tabel 5.6 sebagai berikut:

Tabel 5.6 Temuan di Elemen 8: Komunikasi

Elemen 8 Komunikasi

1. Belum terdapat prosedur mengenai informasi SMK3LL 2. Belum terpasangnya bendera K3 di sekitar area proyek 3. Belum terpasangnya papan statistik kecelakaan di sekitar area

proyek

4. Belum didokumentasikannya daftar keluhan terhadap gangguan lingkungan sekitar area proyek

Sumber: Laporan HSE Internal Control Proyek X PT. Z tahun 2014 (PT. Z, 2014b)

Penyebab Rendahnya Elemen 4: Manajemen Subkontraktor Metode Subkontraktor tidak terdata di home office

Pengadaan langsung di site

Kesalahan acuan peraturan

Berikut ini adalah penjelasan masing-masing unsur manajemen pada pemenuhan elemen 8: komunikasi.

a. Manusia

Unsur manusia merupakan sumber daya manusia yang terlibat, meliputi jumlah pekerja dan kemampuan manajemen site dalam melaksanakan pemenuhan SMK3LL PT. Z di site untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jika ditinjau dari unsur manusia mengenai kecukupan jumlah pekerja pada proyek X PT. Z tahun 2014 diketahui tidak memiliki kelemahan. Sama seperti hasil pada elemen 1, 2 dan 4, diketahui berdasarkan wawancara, bahwa jumlah pekerja yang ada di proyek X PT. Z tahun 2014 telah tersedia. Namun, jika ditinjau dari unsur manusia mengenai kemampuan manajemen site dalam melaksanakan pemenuhan elemen 8: komunikasi, masih terdapat kelemahan. Temuan pada elemen 8 berupa belum terdapat prosedur mengenai informasi SMK3LL di area kerja disebabkan karena ketidaktahuan manajemen site untuk membuatnya. Menurut IU1, prosedur tersebut belum ada karena manajemen site ketika itu tidak tahu dan tidak mau tahu untuk membuat prosedur tersebut. Berikut kutipan wawancara kepada IU1:

“Alesan mereka..karna mereka tidak tahu dan tidak mau tahu”

-(IU1)

Menurut IU1, manajemen site tahu jika mereka harus mengikuti peraturan PT.Z, tetapi mereka tidak mau mengikuti. Karena, berdasarkan kontrak dengan PT.ABC, manajemen site ketika itu ialah orang yang ditunjuk oleh PT. ABC sehingga mengganggap bahwa

peraturan yang dijalankan adalah peraturan dari PT.ABC, bukan PT.Z. Berikut kutipan wawancara kepada IU1:

“Tahu. Ngga mau. Mereka kan kontraknya bukan by PT.Z, (tapi) by PT.ABC”- (IU1)

“Mereka beranggapan „Saya jalanin apa yang PT.ABC suruh

aja‟”- (IU1)

Hal tersebut sejalan dengan pernyataan IP2 yang mengatakan bahwa manajemen site proyek X ketika itu merupakan orang-orang yang ditunjuk oleh PT.ABC. Serta didukung oleh pernyataan IP1 yang mengatakan bahwa masalah ini merupakan kelemahan dari unsur manusia, bukan kesalahan dari sistem. Kelemahan terdapat pada unsur manusia yaitu kurangnya kompetensi yang dimiliki oleh manajemen site yang ditunjuk oleh PT.ABC. Berikut kutipannya:

“Kontrak sama manager nya juga orang lokal, bukan dari corporate. Jadi, kontrak sama manager, kemudian manager HSE itu semuanya orang lokal. Ya pokoknya mereka itu bilangnya sudah terbiasa dengan project itu. Itu titipan dari PT.ABC, bilangnya gitu. Cuma ternyata pak RN itu ngga bisa memenuhi

dokumen corporate gitu. Sebagai Chief manager”- (IP2)

“Nah jadi ini masalah orang sebenernya, bukan masalah sistem”- (IP1)

Kemudian temuan pada elemen 8 berupa belum terpasangnya bendera K3 di sekitar area proyek disebabkan karena adanya kelemahan pada unsur manusia. Diketahui bahwa berdasarkan wawancara kepada IU1, bendera yang seharusnya terpasang di proyek X ketika itu belum dipesan oleh manajemen site. Berikut kutipan wawancara kepada IU1:

Menurut IU1, belum terpasangnya bendera K3 di proyek X dikarenakan ketidaktahuan manajemen site untuk memasangnya. Berikut kutipan wawancara kepada IU1:

“Ngga, ngga, ngga tau. Karna mereka tidak tau itu harus dipasang...”- (IU1)

Hal itu sejalan dengan pernyataan IP1. Ia mengatakan bahwa ketidaktahuan manajemen site ketika itu untuk memasang bendera K3 di sekitar area proyek X disebabkan karena ketidakdisiplinan manajemen site untuk mengikuti peraturan PT. Z. Berikut kutipan wawancara kepada IP1:

“Memang dari orangnya. Dia tidak terbiasa dengan sistem

kedisiplinannya”- (IP1)

Pemasangan bendera K3 di site berperan sebagai bentuk kepatuhan, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran diri karyawan akan pentingnya K3 serta menunjukkan komitmen terhadap K3. Hal itu disampaikan oleh IK sebagai berikut:

“Pertama, pematuhan terhadap peraturan perundang-undangan, yang kedua, karyawan atau tenaga kerja akan lebih..mereka akan

ngerasa „ooh perusahaan saya udah aware nih terhadap K3‟.

Peningkatan kesadaran diri terhadap K3 nya akan tumbuh. Kemudian membuktikan bahwa kita komit terhadap peraturan perundang-undangan atau persyaratan K3 atau undang-undang

terhadap K3”- (IK)

Seperti yang telah dijelaskan di hasil sebelumnya bahwa manajemen site ketika itu bukanlah orang yang ditunjuk oleh PT. Z, melainkan orang yang ditunjuk oleh PT.ABC, sehingga manajemen site ketika itu kurang bisa melaksanakan pemenuhan SMK3LL dengan baik di lapangan, seperti yang dikatakan oleh IP1 berikut ini:

“CM nya dari lokal, semuanya dari lokal. Akibatnya dia membawa kebiasaan-kebiasaan dia yang lama. Kira-kira seperti itu”- (IP1)

Pernyataan IP1 didukung oleh pernyataan dari IP2 yang mengatakan bahwa penunjukkan manajemen site oleh PT.ABC tidak diketahui oleh home office PT.Z karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya dari PT.ABC. Alasannya karena proyek X merupakan proyek dengan skala kecil dan hanya bersifat pemeliharaan (maintenance) saja. Manajemen site proyek X ketika itu baru melapor ke home office PT. Z ketika terdapat masalah dalam hal prosedur, dan lain sebagainya. Berikut kutipan wawancara kepada IP2 dan IP1:

“Ooh..oke..jadi gini, pada saat P-Q project X, itu tiba-tiba project itu sudah award aja, sudah menang saja tanpa memberikan

informasi ke rekayasa (HO)”- (IP2)

“Mereka bekerja di area existing dan mereka kemudian bekerja di proyek-proyek kecil yang sifatnya maintenance”- (IP1)

“Alesannya bahwa project itu adalah project sambungan, project

lanjutan istilahnya. Kemudian tiba-tiba ada masalah,baru melapor

ke Corporate (HO)”- (IP2)

Kemudian temuan pada elemen 8 berupa belum

didokumentasikannya daftar keluhan terhadap gangguan lingkungan sekitar area proyek. Berdasarkan wawancara kepada IU1, pendokumentasian terhadap daftar keluhan terhadap gangguan lingkungan sekitar proyek X belum dibuat karena ketidaktahuan manajemen site untuk membuat hal tersebut. Berikut kutipannya:

“Disana mereka ngga bikin, dan mereka tidak tahu..”- (IU1)

Sementara itu, menurut IU2, manajemen site ketika itu tidak membuat pendokumentasian daftar keluhan terhadap gangguan

lingkungan sekitar area proyek karena memang tidak ada keluhan dari masyarakat. Berikut kutipannya:

“Jadi proyek kita ada di lingkungan yang memang restricted, dan kegiatannya sendiri tidak mengekspos kepada lingkungan luar. Jadi memang tidak ada keluhan yang

muncul dari masyarakat”- (IU2)

Berdasarkan telaah dokumen dari laporan bulanan proyek X pada periode April 2014, diketahui bahwa tidak didokumentasikannya keluhan terhadap gangguan lingkungan sekitar seperti yang ada pada Gambar 5.10 berikut:

Sumber: HSE Monthly Report Proyek X April 2014 (PT. Z, 2014d)

Gambar 5.10 Data Keluhan Terhadap Gangguan Lingkungan di Sekitar Area Proyek

Pentingnya melakukan pendokumentasian terhadap daftar keluhan mengenai gangguan lingkungan sekitar proyek bertujuan untuk bertujuan untuk melakukan improve (perbaikan). Hal itu disampaikan oleh IK sebagai berikut:

“Bisa kita melakukan improve (perbaikan). Kalau memang

ada gangguan, berarti kan ada keluhan, ya kita lakukan perbaikan lah. Keluhannya apa nih misalnya, bunyi mesinnya

bising sampai merugikan masyarakat yaa harus kita lakukan perbaikan gitu. Gimana caranya ngga bising, tidak merugikan masyarakat gitu. Atau, debunya misalnya melampaui batas,

yaudah harus kita lakukan perbaikan”- (IK)

Berdasarkan pemaparan, dapat disimpulkan jika ditinjau dari unsur manusia mengenai kecukupan jumlah pekerja telah mencukupi. Namun jika ditinjau dari unsur manusia mengenai kemampuan manajemen site dalam melaksanakan pemenuhan elemen 8 di proyek X masih terdapat kelemahan berupa ketidaktahuan manajemen site untuk membuat prosedur mengenai informasi SMK3LL, kurangnya kompetensi yang dimiliki oleh manajemen site yang ditunjuk oleh PT. ABC, serta ketidaksiplinan manajemen site untuk mengikuti peraturan PT. Z.

b. Anggaran Dana

Anggaran dana merupakan modal organisasi perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya yang harus tersedia setiap saat.Jika ditinjau dari unsur uang mengenai kecukupan anggaran dana dalam melaksanakan pemenuhan elemen 8: komunikasi pada proyek X PT. Z tahun 2014 diketahui tidak memiliki kelemahan. Sama seperti hasil pada elemen 1, 2 dan 4 diketahui berdasarkan wawancara, bahwa anggaran dana yang ada di proyek X PT. Z tahun 2014 telah tersedia dan tidak menjadi penyebab dari rendahnya pemenuhan elemen 8: komunikasi.

c. Material

Unsur material merupakan ketersediaan inventaris kantor atau material penunjang lainnya yang ada di perusahaan yang dibutuhkan untuk menjalankan aktivitas organisasi. Jika ditinjau dari unsur material mengenai ketersediaan inventaris kantor yang ada di proyek X PT. Z tahun 2014 dalam melaksanakan pemenuhan elemen 8: komunikasi diketahui tidak memiliki kelemahan. Berdasarkan wawancara, diketahui bahwa peralatan (material) yang ada di proyek X telah tersedia untuk melaksanakan kegiatan di site dan dalam melakukan pemenuhan elemen 8: komunikasi. Hal ini diketahui berdasarkan kutipan wawancara kepada IU2 dan IP1 ketika ditanyakan mengenai ketersediaan perlengkapan seperti inventaris kantor yang ada di site sebagai berikut:

“Sudah, sudah ada”- (IU2)

“Hmm...nggak ada masalah kalo PT. Z sendiri”- (IP1)

Namun jika ditinjau dari unsur material mengenai ketersediaan material penunjang lainnya dalam melaksanakan pemenuhan elemen 8: komunikasi diketahui memiliki kelemahan. Berdasarkan wawancara, diketahui bahwa belum terpasangnya bendera K3 di sekitar area proyek disebabkan karena belum adanya bendera K3 dan tiang bendera di proyek X. Informan utama 2 mengatakan bahwa belum terpasangnya bendera K3 di proyek X dikarenakan belum adanya tiang bendera di area proyek X. Berikut kutipannya:

“Bukan memang karna tiangnya juga belum dipasang karna

dateng. Jadi kan memang masang bendera memerlukan tiang dan lain-lain, gitu”- (IU2)

Begitupula dengan temuan pada elemen 8 berupa belum terpasangnya papan statistik kecelakaan di sekitar area proyek disebabkan karena belum adanya papan statistik di area proyek X. Belum tersedianya papan statistik kecelakaan di proyek X dikarenakan infrastruktur kantor di site yang belum siap. Berikut kutipan wawancara kepada IU2:

“Belum. Iya belum karna memang kita secara ini, kantor juga

belum.., kita memang mempersiapkan infrastruktur kan bertahap untuk kantor, gitu. Jadi kita mengorder, orderan itu belum dikerjakan. Karna idealnya pada saat itu kantor langsung ada bulletin board, langsung ada bendera, tapi waktu itu bertahap

penyelesaiannya, gitu”- (IU2)

Berdasarkan pemaparan, dapat disimpulkan jika ditinjau dari unsur material berupa ketersediaan inventaris kantor di site yang digunakan dalam melaksanakan pemenuhan elemen 8 tidak terdapat kelemahan dan telah tersedia. Namun, jika ditinjau dari unsur material mengenai ketersediaan material penunjang lainnya dalam melaksanakan pemenuhan elemen 8: komunikasi diketahui memiliki kelemahan yaitu infrastruktur kantor di site yang belum siap.

d. Metode

Unsur metode merupakan cara pelaksanaan yang dilakukan dalam menjalankan elemen 8: komunikasi di site, apakah sesuai dengan peraturan SMK3LL PT. Z atau tidak. Jika ditinjau dari unsur metode pelaksanaan manajemen site dalam melakukan pemenuhan elemen 8 pada proyek X PT. Z tahun 2014 diketahui tidak memiliki kelemahan.

Karena keempat temuan yang terdapat di elemen 8 memang belum dilakukan ketika itu, maka peneliti beranggapan tidak ada kelemahan dalam metode pelaksanaannya.

Berdasarkan uraian di atas, penyebab rendahnya elemen 8: komunikasi di proyek X PT. Z tahun 2014 yang dianalisis menggunakan diagram tulang ikan terdapat pada Gambar 5.11.

Gambar 5.11 Akar Penyebab Rendahnya Pemenuhan Elemen 8: Komunikasi pada Proyek X PT. Z Tahun 2014