• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA A.Pendidikan

C. Pendidikan dan pelatihan

5. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan

Menurut Oemar Hamalik (2007:75-90) dalam bukunya Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan dalam penyelenggaraaan pelatihan perlu diperhatikan hal-hal berikut :

a. Dasar Penyelenggaraan Pelatihan 1) Rencana Harian

Fungsi rencana harian adalah memberikan paduan kepada peserta dalam melaksanakan unit harian sesuai dengan acuan yang telah ditentukan dalam rencanan umum pelatihan.

2) Perencanaan Unit Pelajaran (Unit Lesson)

Rencana suatu pelajaran adalah suatu urutan instruksional yang dikembangankan secara khusus yang umumnya disajikan dalam satu kali pertemuan kelas.

b. Prosedur Penyelenggaraan Pelatihan 1) Tahap Pendahuluan

38

Tahap ini merupakan tahapan persiapan sebelum peserta melaksanakan keseluruhan kegiatan.

2) Tahap Pengembangan

Tahap ini merupakan pelaksanaan kegiatan belajar oleh peserta yang dilakukan oleh balai dan atau di masyarakat sesuai dengan rencana yang telah disusun oleh tim pelatih.

3) Tahap Kulminasi

Tahap kulminasi dilakukan dalam bentuk pameran, seminar akhir, pembuatan laporan individual, pembuatan laporan kelompok.

4) Tahap Tindak Lanjut

Tahap tindak lanjut adalah suatu tahap transisi, di mana berlangsungnya proses penempatan dan pembinaan terhadap para lulusan pelatihan.

c. Strategi Belajar Mengajar Terpadu 1) Asas-asas Pengajaran Terpadu

Strategi belajar-mengajar terpadu disusun berdasarkan asas motivasi, tujuan yang jelas, kegiatan keaktifan siswa, pelayanan terhadap perbedaan individual, kerja sama, korelasi, integrasi, relasi, dan latihan praktek.

2) Metode dan teknik

Metode dan teknik merupakan cara-cara yang dilaksanakan dalam diklat misalnya cara membangkitkan minat dan perhatian kepada pelajaran, cara memberitahukan tujuan kepada peserta. 3) Pengelolaan Praktrek Lapangan

Dalam pengelolaan praktek lapangan mencakup kegiatan pendahuluan, pengorganisasian, tepat dan waktu praktek, fasilitas, perlengkapan, dan biaya.

d. Model Modifikasi Tingkah Laku 1) Tahap-tahap kegiatan

Yang termasuk dalam tahap kegiatan yaitu menjelaskan tujuan, menerangkan teori, mendemonstrasiakan model tingkah laku, latihan simulasi dengan balikan dan transfer.

2) Sistem Sosial

Sistem latihan menuntut keterlibatan para peserta secara penuh dalam suatu sistem sosial, namun tetap diberikan kesempatan yang luas secara perorangan urutan tugas sesuai kecepatan belajarnya masing-masing.

3) Prinsip-prinsip reaksi

Para pelatih atau para tutor menggunakan model latihan ini dengan menyiapkan balikan yang bersifat behavioral.

39

Pelatih supaya berupaya menyediakan tempat latihan yang memadai esuai dengan kebutuhan program pelatihan serta peralatan dan fasilitas latihan lainnya yang diberikan oleh peserta.

5) Penerapan Model

Beberapa yang bisa digunakan adalah model pelatihan keterampilan dasar, keterampilan teknis, dan keterampilan sosial.

Sedangkan Balai Pengembangan Latihan Kerja Luar Negeri (2012:01) menyebutkan bahwasanya dalam prosedur penyelenggaraan pelatihan perlu diperhatikan hal-hal berikut :

1. Penyelengaraan pelatihan dilakukan berdasaran jadwal pelatihan, kurikulum, dansilabus yang telah disusun.

2. Perubahan jadwal pelatihan dapat dilakukan bila terjadi force major, terdapat gangguan peralatan dan mesin atau faktor eksternal.

3. Seksi penyelenggara melaksanakan orientasi peserta yang berisi : a. Profil Instansi / Lembaga

b. Program Pelatihan

c. Jadwal Program Pelatihan

d. Pelayanan dan fasilitas yang diterima peserta e. Tata tertib

4. Orientasi bagi pelatihan dasar instruktur dan upgrading.

5. Pelaksanaan pelatihan dilakukan oleh instruktur berdasarkan kepada jadwal yang telah ditetapkan oleh kejuruan.

6. Instruktur bertanggung jawab penuh terhadap berlangsungnya kegiatan belajar- mengajar selama sesi pelatihan baik di kelas, bengkel, laboratorium, perpustakaan maupun di tempat OJT.

7. Selama pelaksanaan pelatihan peserta wajib mengisi daftar hadir siswa.

8. Apabila terjadi insiden atau kecelakaan, instruktur mengambil tindakan dan melaporkan kepada seksi penyelenggara, membuat rekaman paling lambat 1 hari setelah kecelakaan.

9. Instruktur melaporkan seluruh kegiatan pelatihan mencakup : a. Kegiatan saat pelatihan

b. Hasil pengerjaan tugas peserta c. Hasil evaluasi peserta

d. Kegiatan penilaian ulang

e. Pemakaian alat dan bahan pelatihan f. Jam mengajar

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwasanya dalam penyelenggaraan diklat yang efektif perlu memperhatikan aspek-aspek

40

dimulai dari dasar penyelenggaraan, prosedur, strategi belajar, sampai model modifikasi tingkah laku

6. Penyelenggaraan Pelatihan SATPAM (Satuan Pengamanan) a. Pengertian SATPAM

Satuan Pengamanan yang selanjutnya disingkat SATPAM adalah satuan atau kelompok petugas yang dibentuk oleh instansi/badan usaha untuk melaksanakan pengamanan dalam rangka menyelenggarakan keamanan swakarsa di lingkungan kerjanya” (Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan Organisasi, Perusahaan dan/atau Instansi/Lembaga Pemerintah, BAB I, Pasal 1, Ayat 6).

Pelatihan pada SATPAM sendiri dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu: 1) Gada Pratama (Dasar)

Gada Pratama (Dasar) merupakan pelatihan dasar wajib bagi calon anggota SATPAM. Lama pelatihan empat minggu dengan pola 232 jam pelajaran. Materi pelatihan yaitu :

a) Interpersonal Skill b) Etika Profesi

c) Tugas Pokok, Fungsi dan Peranan SATPAM

d) Kemampuan Kepolisian Terbatas seperti: Bela Diri, Pengenalan Bahan Peledak, Barang Berharga dan Latihan Menembak, Pengetahuan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya, Penggunaan Tongkat Polri dan Borgol, Pengetahuan Baris Berbaris dan Penghormatan

41 2) Gada Madya (Penyelia)

Gada Madya (Penyelia) merupakan pelatihan lanjutan bagi anggota SATPAM yang telah memiliki kualifikasi Gada Pratama. Lama pelatihan dua minggu dengan pola 160 jam pelajaran.

3) Gada Utama (Manajer Keamanan)

Gada Utama (Manajer Keamanan) merupakan pelatihan yang boleh diikuti oleh siapa saja dalam level setingkat manajer, yaitu chief security Office atau manajer keamanan dengan pola 100 jam pelajaran. Tujuan dari pelatihan SATPAM adalah untuk mengatasi segala hal terburuk yang mungkin bisa terjadi di sekitar rumah atau kantor yang nantinya akan dijaga. Pelatihan SATPAM sangat bermanfaat untuk memantapkan dan mengajarkan disiplin bagi calon SATPAM. Ada beberapa hal yang dilakukan untuk melatih para calon SATPAM tersebut, yaitu kualitas, kuantitas, waktu, dan pembiayaan.

Materi yang diberikan berdasarkan pada Undang- undang No. 22 Tahun 2009 yang mengatur tentang lalu lintas, etika sopan santun dalam berlalu lintas, dan angkutan jalan, Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 yang berisi tentang Peraturan Kepolisian Negara Kesatuan Republik Indonesia, 12 hal tentang pengaturan lalu lintas, diskusi, TPT-KP serta pengamanan gedung dan perkantoran. Biasanya pelatihan-pelatihan ini berupa diskusi, metode tutorial, praktek dan tanya jawab. Kepolisian Daerah setempat akan menunjuk satu perkantoran setiap bulan untuk mengikuti pelatihan ini sehingga semua SATPAM mempunyai standar yang sama.

42 b. Tugas Pokok dan Fungsi SATPAM

Maksud dari “Tugas Pokok” adalah :

1) Suatu kewajiban yang harus dikerjakan

2) Pekerjaan yang merupakan tanggungjawab

3) Perintah untuk berbuat atau melakukan sesuatu demi mencapai sesuatu

Fungsi berarti Manfaat dan Kegunaan. Jadi fungsi SATPAM adalah “Melindungi dan mengayomi lingkungan/tempat kerjanya dari setiap gangguan keamanan, serta menegakkan peraturan dan tata tertib yang berlaku di lingkungan kerjanya”. (Perkapolri No 24 Tahun 2007, BAB III, Pasal 6, Ayat 2).

Tugas Pokok-nya SATPAM adalah “Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban di lingkungan/tempat kerjanya yang meliputi aspek pengamanan fisik, personel, informasi dan pengamanan teknis lainnya” (Perkapolri No 24 Tahun 2007, BAB III, Pasal 6, Ayat 1).

c. Peran SATPAM (Satuan Pengamanan)

Dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pengemban fungsi kepolisian terbatas, SATPAM berperan sebagai:

1) Unsur pembantu pimpinan organisasi, perusahaan dan/atau instansi/ lembaga pemerintah, pengguna SATPAM di bidang pembinaan keamanan dan ketertiban lingkungan/tempat kerjanya.

43

2) Unsur pembantu Polri dalam pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan peraturan perundang-undangan serta menumbuhkan kesadaran dan kewaspadaan keamanan (security mindedness dan security awareness) di lingkungan/tempat kerjanya.( Perkapolri No 24 Tahun 2007, BAB III, Pasal 6, Ayat 2).