• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan SATPAM di Garda Total Security

DIVISI DIKLAT SATUAN PENGAMANAN (SATPAM)

B. Data Hasil Penelitian

1. Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan SATPAM di Garda Total Security

a. Perencanaan Program Pendidikan dan Pelatihan SATPAM (Satuan Pengamanan)

Dalam tahap perencanaan terdiri atas perencanaan kurikulum, perencanaan peserta didik, perencanaan pendidik dan tenaga kependidikan, perencanaan keuangan, dan perencanaan sarana dan prasarana. Karena untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan memerlukan perencanaan yang matang.

Pendidikan upaya manusia untuk mengubah dirinya ataupun orang lain selama ia masih hidup. Pendidikan menurut John Dewey dalam Dwi Siswoyo (2011:54) pendidikan adalah rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman yang menambah pengalaman, dan yang menambah kemampuan untuk mengarah pada pengalaman yang selanjutnya. Pendidikan merupakan proses berkelanjutan, dimulai dari bayi hingga dewasa dan berlanjut sampai mati.

“Pendidikan non formal yaitu proses belajar yang terjai secara terorganisir diluar sistem persekolahan atau pendidikan formal, baik dilaksanakan terpisah maupun merupakan bagian penting dari suatu kegiatan yang lebih besar untuk melayani sasaran didik tertentu dan belajarnya tertentu pula Marzuki (2012:137).

Pendidikan non formal berfungsi untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguatan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap yang meliputi pendidikan kecakapan hidup serta

93

pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja. Pendidikan luar sekolah sebagai salah satu bentuk pendidikan yang menekankan pada adanya sisi praktis pendidikan yang inspiratif-pragmatis, salah satunya yaitu adanya kurikulum yang menekankan pada penyelenggaraan diklat. Diklat sebagai salah satu faktor yang mendukung keberhasilan dalam meningkatkan kualitas manusia menjadi lebih aktif dan kreatif.

BUJP Garda Total Security (GTS) merupakan lembaga jasa pengamanan bertugas mengadakan Pendidikan dan pelatihan SATPAM (satuan pengamanan). Diklat merupakan salah satu bentuk pendidikan non formal yang berfokus pada pengembangan life skill bagi SATPAM yang belum bersertifikasi maupun calon SATPAM yang belum memiliki tempat kerja. Oleh karena itu BUJP Garda Total Security (GTS) akan terus berpartisipasi dalam peyelenggaraan diklat SATPAM.

Dalam hal perencanaan kurikulum yang dilakukan oleh Garda Total Security sudah sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh Notoatmodjo (2011:56) yang menyatakan bahwa tahap ketiga dalam melakukan perencanaan adalah melakukan pengembangan kurikulum. Beliau menyatakan bahwa:

Dari tujuan-tujuan diklat yang telah dirumuskan tadi akan dapat diketahui kemampuan-kemampuan apa yang harus diberikan dalam pelatihan. Maka selanjutnya di identifikasi materi-materi atau bahan-bahan pelajaran yang akan diberikan dalam pelatihan. Dengan kata lain materi-materi apa yang dapat mengembangkan atau meningkatkan kemampuan para peserta diklat. Selanjutnya dilakukan identifikasi waktu yang diperlukan untuk tiap-tiap materi atau topik/sub topik yang lebih terinci. Setelah itu di tentukan metoda belajar mengajar yang bagaimana yang akan digunakan, serta alat bantu belajar mengajar yang diperlukan dalam pelatihan tersebut. Proses ini disebut pengembangan kurikulum (curiculum development).

94

Dalam melakukan pengembangan kurikulum Garda Total Security melihat dari pelaksanaan yang sebelumnya. Pengembangan kurikulum bertujuan untuk menghasilkan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan yang akan datang supaya menjadi lebih baik.

Perencanaan peserta didik dilakukan dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut, seperti yang telah disampaikan oleh Sudjana (dalam Mustofa Kamil 2011:17) mengembangkan sepuluh langkah pengelolaan pelatihan sebagai berikut:

1) Rekrutmen peserta pelatihan

2) Identifikasi kebutuhan belajar, sumber belajar dan kemungkinan hambatan

3) Menentukan dan merumuskan tujuan pelatihan 4) Menyusun alat evaluasi awal dan evaluasi akhir 5) Menyusun urutan kegiatan pelatihan

6) Pelatihan untuk pelatih

7) Melaksanakan evaluasi bagi peserta 8) Mengimplementasikan pelatihan 9) Evaluasi akhir

10) Evaluasi program pelatihan

Pernyataan tersebut senada dengan yang dilakukan oleh BUJP Garda Total Security (GTS), dalam rangka menciptakan tenaga pengamanan yang berkompeten dalam bidangnya BUJP Garda Total Security (GTS) sebelum melakukan penyelenggaraan diklat adalah melakukan perencanaan program pendidikan dan pelatihan terlebih dahulu.

Dalam melakukan perencanaan terdapat persiapan-persiapan yang harus dilakukan, mulai dari rapat rutin sebelum pelaksanaan diklat, mensosialisasikan program diklat dengan menyebarkan brosur, menyiarkan di radio, membuat pengumuman di media cetak serta melakukan penawaran kerjasama di perusahaan-perusahaan atau instansi terkait. Selain itu persiapan yang dilakukan sebelum

95

pelaksanaan adalah koordinasi dengan POLRES setempat, supaya pelaksanaan berjalan dengan lancar. Namun pelatihan yang ditujukan untuk pelatih, peneliti tidak menemukan data yang berkenaan dengan hal tersebut.

Selain itu perencanaan keuangan sangat penting dilakukan dalam hal ini Garda Total Security melakukan perencanaan keuangan sebelum pelaksanaan diklat dimulai. Pembuatan RAB (rencana anggaran belanja) yang dilakukan oleh bagian keuangan merupakan proses persiapan atau perencanaan, setelah RAB selesai dibuat, selanjutnya diajukan kepada kepala divisi, apabila telah disetujui oleh kepala divisi RAB akan diajukan kepada komisaris, setelah disetujui oleh komisaris maka akan direalisasikan untuk keberlangsungan diklat.

Sasaran program diklat SATPAM Gada Pratama ditujukan kepada SATPAM yang sudah bekerja namun belum memiliki sertifikat atau ijazah Gada Pratama dan masyarakat umum yang berminat dalam mengikuti pelatihan, dengan kriteria pria tau wanita usia minimal 18 tahun maksimal 35 tahun, pendiidkan minimal SLTA sederajat, tinggi badan minimal 155 cm (wanita) dan 165cm (pria) sehat jasmani dan rohani. Dari hasil identifikasi kebutuhan dan survei yang dilakukan ternyata banyak masyarakat dari berbagai kalangan dan berbagai daerah banyak yang tertarik dengan program ini, dengan alasan karena langsung penempatan kerja setelah mengikuti diklat.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti mendapatkan informasi bahwa jumlah peserta yang mengikuti pendidikan selama 3 periode ini berjumlah 384 dengan rincian, 100 peserta pada angkatan III purworejo, 104 peserta pada ngkatan XXIV klaten, dan 180 pada angkatan IV purworejo.

96

b. Pelaksanaan Program Pendidikan dan Pelatihan SATPAM (Satuan Pengamanan)

Pelaksanaan program merupakan tahap untuk dapat mengetahui tercapai atau tidaknya program yang telah direncanakan sebelumnya. Menurut Sudjana (dalam Mustofa Kamil 2011:17) mengembangkan sepuluh langkah pengelolaan pelatihan sebagai berikut:

1) Rekrutmen peserta pelatihan

2) Identifikasi kebutuhan belajar, sumber belajar dan kemungkinan hambatan

3) Menentukan dan merumuskan tujuan pelatihan 4) Menyusun alat evaluasi awal dan evaluasi akhir 5) Menyusun urutan kegiatan pelatihan

6) Pelatihan untuk pelatih

7) Melaksanakan evaluasi bagi peserta 8) Mengimplementasikan pelatihan 9) Evaluasi akhir

10)Evaluasi program pelatihan

Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti, tempat pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan SATPAM dilakukan di pusat pendidikan dan pelatihan Klaten, Jalan raya Jogja-Solo KM 4 Jogonalan Klaten, Jateng, Kemudian pada pendidikan dan pelatihan di Purworejo dilaksanakan di asrama vanlar satlantas purworejo. Kegiatan ini dilakukan selambat-lambatnya dua bulan sekali.

Peserta didik dan pendidik atau instruktur merupakan nyawa dari pendidikan dan pelatihan, sebagai sumber daya penunjang keberlangsungan pelaksanaan program, maka dari itu keduanya harus saling bersinergi. Tidak hanya pendidik dan peserta didik saja, hal lain yang perlu diperhatikan adalah, materi diklat, metode diklat, strategi diklat, sarana dan prasarana diklat, waktu pelaksanaan diklat, serta

97

fasilitas pendukung lainnya yang berkaitan satu sama lain. Seperti yang telah disampaikan oleh Suryosubroto (2004:126) menyebutkan dalam tahap pelaksanaan meliputi hal-hal berikut:

1) Pembukaan

Pembukaan dapat dilakukan secara seremonial artinya pembukaan mengikuti ketentuan-ketentuan protokoler yang telah digariskan oleh Departemen yang bersangkutan.

2) Penjelasan

Penjelasan program diklat antara lain mencakup tujuan, kurikulum, sistem penilaian, masalah kelulusan dan segi-segi administratif dilakukan oleh panitia penyelenggara.

3) Pembentukan kelompok peserta

Pembentukan kelompok dimaksudkan untuk membangkitkan semangat kebersamaan dan kerjasama antar peserta.

4) Pelaksanaan perkuliahan

Dalam pelaksanaan perkuliahan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu pengaturan jadwal, kondisi ruang belajar dan pengaturan bentuk formasi kursi (tempat duduk) peserta diklat. 5) Pembagian tugas-tugas (peserta)

Bentuk-bentuk tugas yang diberikan kepada peserta diklat meiputi: menulis kertas kerja, diskusi / seminar, praktek kerja lapangan, dan menyusun laporan baik perorangan maupun kelompok. Teori tesebut sesuai dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan SATPAM dalam pelaksanaan pendidikan terdapat pembukaan, penjelasan, pembentukan kelompok peserta, pelaksanaan pembelajaran, serta pembagian tugas. Hal tersebut diaplikasikan dalam materi pengaturan, penjagaan, pengwalan dan patroli. Pembelajaran dilakukan dengan cara ilustrasi dam kelompok.

Selain hal di atas prinsip prinsip yang dikemukakan oleh Mustofa Kamil (2011:11) yaitu :

1) Sumber Daya Manusia (SDM) a) Penyelenggaraan pelatihan

b) Tenaga pengajar / fasilitator / widyaiswara c) Peserta pelatihan

98 3) Metode pembelajaran

4) Waktu pelaksanaan

5) Pelaksanaan praktik kerja lapangan / orientasi lapangan c. Evaluasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan SATPAM

Berdasarkan pada teori, pendidikan dan pelatihan memiliki tahap-tahap yang harus dilakukan supaya menghasilkan suatu pendidikan dan pelatihan yang memiliki mutu baik. Menurut Risdiyati (2012) menyebutkan bahwasannya dalam pelaksanaan diklat meliputi :

a. Pembukaan dan penutupan b. Pelaksanaan proses pembelajaran c. Evaluasi pembelajaran

d. Kegiatan administrasi diklat

Evaluasi yang dilakukan oleh GTS terhadap peserta didik adalah evaluasi berupa sejauh mana materi pembelajaran yang diterima oleh peserta didik. seperti yang dipaparkan oleh Notoatmodjo (2011:24) bahwasanya dalam evaluasi mencakup hal-hal berikut :

1) Evaluasi terhadap proses, yang meliputi:

a) Organisasi penyelenggaraan pelatihan, misalnya : administrasi, konsumsinya, ruangannya, para petugasnya.

b) Penyampaian materi pelatihan, misalnya: relevansinya, ke dalamannya, pengajarnya.

2) Evaluasi terhadap hasilnya yang mencakup evaluasi sejauh mana materi yang diberikan itu dapat dikuasai atau diserap oleh peserta diklat. Lebih jauh lagi apakah ada peningkatan kemampuan atau keterampilan pengetahuan, sikap dan para peserta pelatihan. Cara melakukan evaluasi ini dapat secara formal dalam arti dengan mengedarkan kuesioner yang harus diisi oleh para peserta pelatihan. Tetapi juga dapat dilakukan secara informal, yakni melalui diskusi antara peserta dengan penyelenggara pelatihan.

Garda Total Security melakukan evaluasi terhadap proses dengan cara melakukan meeting setelah selesai pembagian ijazah. Pembahasan meliputi semua kekurangan selama proses pelaksanaanserta upaya yang akan dilakukan

99

untuk diklat selanjutnya. Sedangkan evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar materi yang diterima oleh peserta didik adalah dengan cara memberikan tes tertulis untuk peserta dan melakukan tes praktik untuk mengetahui kemampuan skill yang dimiliki oleh peserta didik.

2. Output dari pendidikan dan pelatihan SATPAM bagi peserta didik yang