• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyelenggaraan Program Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri di PKBM Candirejo PKBM Candirejo PKBM Candirejo

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Data Penelitian

1. Penyelenggaraan Program Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri di PKBM Candirejo PKBM Candirejo PKBM Candirejo

b) Sasaran Lembaga PKBM Candirejo

Sasaran lembaga PKBM Candirejo cukup luas karena masuk ke pelosok-pelosok di Desa Canden. Kriteria sasaran program pendidikan yang dilaksanakan di PKBM Candirejo adalah masyarakat Desa Canden dan sekitar yang membutuhkan layanan pendidikan nonformal. (Hasil dokumentasi di PKBM Candirejo)

B. Deskripsi Data Penelitian

1. Penyelenggaraan Program Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri di PKBM Candirejo

Penyelenggraan program pendidikan keaksaraan usaha mandiri di PKBM Candirejo pada tahun 2014 telah dilaksanakan pada bulan Agustus – Desember 2014. Program ini secara umum telah dilaksanakan dengan Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Penyelenggaraan Keaksaraan Dasar dan Keaksaraan

Usaha Mandiri tahun 2014 yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Derektorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Latar belakang pelaksanaan penyelenggaraan program keaksaraan usaha mandiri yaitu sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan keaksaraan agar tidak buta aksara kembali serta mengembangkat keterampilan lokal.

Penyelenggaraan program keaksaraan usaha mandiri dibagi menjadi tiga yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran atau evaluasi. Di bawah ini akan di uraikan hal-hal pokok penyelenggaraan program keaksaraan usaha mandiri di PKBM Candirejo dari hasil penelitian di lapangan.

a. Persiapan

Sebelum pelaksanaan keaksaraan usaha mandiri dilaksanakan harus dilakukan persiapan. Persiapan perencanaan program merupakan kegiatan penting dalam menunjang keberhasilan suatu program. Persiapan dilakukan sebelum proses pembelajaran dilaksanakan dengan tujuan agar pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif dan dapat mencapai tujuan atau indicator yang sudah ditentukan sebelumnya. Kegiatan persiapan meliputi :

1) Penyelenggaraan melakukan verifikasi calon tutor dan pelatih serta peserta didik, tutor bersama penyelenggara melakukan identifikasi kebutuhan berdasarkan minat potensi peserta didik serta potensi lokal yang berpeluang untuk dikembangkan sebagai usaha.

Hal ini sesuai dengan pernyataan ibu “ YW” selaku pengelula PKBM dan Koordinator pendidikan KUM PKBM Candirejo :

“sebelum dilaksanakan keaksaraan usaha mandiri kami beserta tutor melakukan identifikasi kebutuhan berdasarkan minat potensi peserta didik serta potensi lokal yang berpeluang untuk dikembangkan sebagai usaha sehingga dalam setiap kegiatan pembelajaran warga belajar dapat belajar dengan serius karena waktu pembelajran yang menurut saya pembelajaran yang singkat”. (Catatan wawancara YW 8)

Hal tersebut juga sesuai dengan pernyataan Ibu “AS” selaku tutor KUM sebagai berikut:

“Bentuk identifikasi kebutuan yaitu dengan menanyakan minat dan arah keinginan untuk memiliki keterampilan apa, selain itu juga melihat kondisi dan kemampuan warga belajar dalam melakukan usaha yang akan dirintisnya, kemudian dari itu muncul usaha katering ini mbak”. (Catatan wawancara SA 7)

Kesimpulkan dari uraian di atas bahwa bentuk identifikasi kebutuhan warga belajar sesuai minat dan kebutuhan warga belajar itu sendiri dengan melihat potensi dan kondisi warga belajar maupun lokasi warga belajar.

2) Tutor menyiapkan bahan ajar/modul/media yang diperlukan untuk pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu “SA” selaku tutor keaksaraan usaha mandiri:

“Jadi sebelum pembelajaran itu mbak, kami tutor menyiapkan bahan ajar, modul, media yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan atau sesuai dengan bahan yang akan disampaikan. Untuk materi yang disampaikan adalah tentang memasak atau tentang masakan tradisional dan masakan berat karena nanti pembelejaran ini tujuannya untuk membentuk usaha catering. (Catatan wawancara SA 10)

Hal tersebut sesuai dengan ungkapan Ibu :”RS” selaku tutor KUM sebagai berikut:

“Sebelum pembelajaran tutor menyiapkan bahan ajar dan modul yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan atau sesuai dengan bahan yang akan disampaikan. Materi tentang masakan berat dan masakan ringan karena pembelejaran ini bertujuan untuk membentuk usaha catering”. (Catatan wawancara RS 10)

Dari pernyataan dua tutor di atas dapat disimpulkan bahwa tutor menyiapkan bahan ajar/modul/media yang diperlukan untuk pembelajaran.

3) Sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan kegiatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu “YW” selaku koordinator dari program keaksaraan usaha mandiri :

“sebelum program keaksaraan usaha mandiri diadakan dulu persiapan dengan tujuan agar pembelajaran berlangsung efetif dan sesuai dengan tujuan atau indikator yang telak ditentukan. Kegiatan persiapan ini meliputi persiapan rencana dan jadwal kegiatan yang dituangkan dalam acuan pelaksanaan, serta sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan kegiatan kepada warga belajar dengan melibatkan tokoh masyarakat”. (Catatan wawancara YW 8)

Seperti ungkapan Ibu ‘N” selaku warga belajar KUM sebagai berikut: “dulu sebelunya sudah dikasih tahu pas keaksaraan dasar kalau mau ada lanjutan program kum kemudian kami di kumpulkan di pkbm ada pak dukuh sama pak rt waktu itu”. (Catatan wawancara N 7)

Dari ungkapan di atas dapat disimpulkan bahwa telah dilaksanakan Sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan kegiatan sebelum pembelajran KUM dilaksanakan. Warga belajar program keaksaraan usaha mandiri adalah warga Dusun Gadungan Pasar dengan usia 30-59 tahun yang sudah mengikuti Program Keaksaraan Dasar dan telah memperoleh SUKMA (Surat Keterangan Melek Aksara). Warga belajar Keaksaraan Usaha Mandiri diprioritaskan warga masyarakat Dusun Gadungan Pasar yang secara sosial dan ekonomi berkemampuan rendah. Sosialisasi dilaksanakan dengan melibatkan tokoh masyarakat dengan tujuan warga belajar dapat hadir dan bersungguh-sungguh untuk mengikuti program keaksaraan usaha mandiri, selain itu dalam sosialisasi disampaikan rencana penyelenggaraan program keaksaraan usaha mandiri dan

rencana pelaksanaan pembelajaran. Hal ini sesui dengan pernyataan Ibu “S” selaku warga belajar:

“saya dapat informasi program keaksaraan usaha mandiri itu dari Bu Ngaisah mbak. Dulu juga sempat ada kabar kalau akan ada program KUM setelah saya dan teman-teman lulus dari program keaksaraan dasar. Waktu itu juga pas sosialisasi itu juga dihadiri tokoh masyarakat seperti pak RT dan tokoh lainnya”. (Catatan wawancara S 6)

Hal ini juga diungkapkan oleh ibu “T” selaku warga belajar:

“ sebelum dilaksanakan program Keaksaraan usaha mandiri ini memang ada sosialisasi terlebih dahulu mbak, sosialisasi ini saya tahu dari bu Ngaisah mbak, dulu juga Bu Ngaisah itu jadi guru waktu saya ikut program keaksaraan dasar di PKBM Candirejo. Terus setelah kami lulus baru ada kabar akan diadakan kegiatan lanjutan yaitu keaksaraan usaha mandiri”. (Catatan wawancara T 7)

Sehingga dapat disimpulkan sosialisasi telah dilaksanakan dengan melibatkan tokoh masyarakat dengan tujuan warga belajar dapat hadir dan bersungguh-sungguh untuk mengikuti program keaksaraan usaha mandiri.

Karakteristik warga belajar dapat dilihat pada table berikut ini: Table 3. Karakteristik Warga Belajar

Indikator Kriteria Jumlah

Usia 30-59 tahun 10

Jenis Kelamin Perempuan

Laki-laki

10 - Latar Belakang Pendidikan Keaksaraan dasar

Lainnya

10 -

Status Pekerjaan Tani

Buruh Tidak bekerja

2 4 4

Data penelitian mengenai warga belajar keaksaraan usaha mandiri yang diperoleh melalui wawancara bahwa keseluruhan warga belajar berjumlah 10 orang dengan rentan usia 30-59 tahun. Seluruh warga belajar berjenis kelamin

perempuan dan memiliki latar belakang keaksaraan dasar. Status pekerjaan warga belajar tani/petani berjumlah 2 orang, sebagai buruh 4 orang dan sebagai ibu rumah tangga atau tidak punya pekerjaan yaitu berjumlah 4 orang.

Berikut ini adalah jadwal penyelenggaraan program keaksaraan usaha mandiri yang diperoleh melalui dokumentasi:

Tabel 4. Jadwal Penyelenggaraan Program Keaksaraan Usaha Mandiri tahun 2014

NO. Waktu Kegiatan

1 5 Agustus Sosialisasi Program

2 Persiapan

3 18 Agustus Pembukaan

4 Pelaksanaan pembelajaran dan kegiatan EHB Jadwal penyelenggaraan program keaksaraan usaha mandiri disusun oleh penyelenggara program dan digunakan sebagai acuan pelaksanaan program. Jadwl penyelenggaraan disampaikan penyelenggara program dan digunakan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran. Jadwal penyelenggaraan pembelajaran disampaikan kepada warga belajar pada saat kegiatan sosialisasi.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan program keaksaraan usaha mandiri di PKBM Candirejo mengacu pada Standar Kompetensi Keaksaraan Usaha Mandiri. Pembelajran keaksaraan usaha mandiri dilakukan selama 90 jpl yang dilaksanakan seminggu 2 kali pertemuan. Tujuan akhir dari pelaksanaan pembelajaran keaksaraan usaha mandiri yaitu warga belajardiharapkan mampu:

1) Peserta didik dapat mengidentifikasi jenis-jenis usaha yang berpeluang untuk berkembang sesuai potensi dasar

2) Peserta didik dapat mengomunikasikan dan menuliskan rancangan usaha mandiri yang dikembangkan

3) Dapat menguasai keterampilan produksi tertentu sesuai dengan usaha yang akan dikembangkan

4) Peserta didik dapat memasarkan produk usaha yang dikembangkan 5) Peserta didik dapat menghitung laba dan rugi

6) Peserta didik dapat mengembangkan kompetensi membaca, menulis, berhitung, dan berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Berikut ini Standar Kompetensi Keaksaraan Usaha Mandiri (SK-KUM) berdasarkan data yang diperoleh dilapangan melalui dokumentasi:

Table 5. Standar Kompetensi Keaksaraan Usaha Mandiri (SK-KUM) NO. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Mengungkapkan

keinginan berusaha berdasarkan minat dan potensi yang tersedia

 Mengidentifikasi bidang usaha yang sesuai dengan minat dan keterampilan

 Menetapkan bidang usaha yang akan dikembangkan

2. Mempraktikkan

keterampilan yang berpeluang menjadi bidang usaha sesuai minat dan potensi

 Menjelaskan bahan, alat dan langkah produksi dalam usaha yang akan dikembangkan

 Mendemonstrasikan keterampilan 3. Mengidentifikasi

sumberdaya alam dan

manusia di

lingkungannya

 Mengungkapkan jenis-jenis sumberdaya alam yang potensial di lingkungannya  Mengungkapkan sumberdaya manusia

dilingkungannya yang kompeten 4. Mengidentifikasi

kebutuhan dan perminatan masyarakat terhadap barang dan jasa

 Menjelaskan arti pasar

 Menyebutkan kebutuhan barang dan jasa yang pasokannya belum terpenuhi

Lanjutan

NO. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 5. Menyusun rancangan

usaha dan menjalankan usaha mandiri

 Menyusun rancangan usaha yang akan dikembangkan

6. Merancang dan mengelola biaya

 Mengidentifikasi jenis-jenis biaya pada usaha tertentu

 Menghitung biaya, pendapatan, keuntungan atau kerugian

 Membuat pembukuan sederhana 7. Mengidentifikasi

resiko-resiko yang mungkin

timbul dan

mempengaruhi laba rugi usaha

 Mengenali resiko usaha yang dapat terjadi dan dampaknya terhadap rugi laba usaha yang dikembangkan

 Menemukan langkah-langkah untuk mengantisipasi resiko yang mungkin timbul

8. Melakukan interaksi dengan konsumen

 Menjelaskan produk usaha kepada konsumen

 Menampilkan Bahasa lisan dan Bahasa tubuh yang simpatik kepada konsumen 9. Memahami strategi

pemasaran

 Menentukan harga produk yang bersaing  Melakukan promosi yang efektif

 Mengemas produk dengan menarik 10 Mengenali kekuatan

pesaing dalam pasar

produk yang

dikembangkan

 Mengenali produk-produk sejenis dipasar  Mengenali produsen produk dipasar

11. Menjalin kemitraan  Menjalin kerjasama dengan mitra usaha 12. Menjaga kelangsungan

usaha yang

dikembangkan

 Mengidentifikasi kebutuhan modal dank as secara berkelanjutan

 Mempertahankan kepercayaan konsumen  Memehami peraturan pemerintah terhadap

usaha yang dikembangkan

 Menampilkan produk kreatif dan inovatif

Dalam pelaksanana program keaksaraan usaha mandiri, penyelenggara bersama tutor menentukan administrasi belajar. Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi, pelaksanaan program keaksaraan usaha mandiri PKBM Candirejo pada tahun 2014 penyelenggara bersama tutor dan warga belajar membuat

kesepakatan atau kontrak belajar meliputi jadwal, tempat, waktu dan tata tertib. Pelaksanaan pembelajaran bertempat di PKBM Candirejo setiap rabu dan jumat pada pukul 18.00-20.00 dengan keterangan setiap selasa adalah pembelajran calistung dan untuk hari jumat untuk praktik memasak. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu “SA”:

“pembelajaran dilakukan seminggu 2 kali mbk yaitu tiap malem rabu sama malam sabtu, kegiatan dilaksanakan di PKBM Candirejo dan dilaksanakan setelah magrib atau jam 18.00 sampai habis isyak atau jam 20.00”. (Catatan wawancara SA 8)

Seperti halnya yang di ungkapakan Ibu “R” :

“Setiap malam rabu dan malam sabtu sesudah magrib sampai isyak”. (Catatan wawancara R 8)

Dari pernyataan diatas pembelajran dilaksanakan seminggu dua kali pada hari selasa dan hari jumat. Proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan belajar orang dewasa serta metode pembelajran keterampilan. Pembelajran keterampilan lebih menekankan pada penguasaan keterampilan praktis tanpa mengabaikan aspek pengembangan secara teoritis. Pembelajaran orang dewasa dalam program KUM tersebut merupakan kegiatan pembelajaran praktis, sehingga terlihat menarik karena materi yang diberikan atau yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan warga belajar dan disampaikan dengan pendekatan dan metode yang menarik juga. Metode pembelajaran keaksaraan usaha mandiri di PKBM Candirejo adalah metode pembelajaran orang dewasa dan metode pemecahan masalah.

Keterampilan yang diberikan pada program keaksaraan usaha mandiri yaitu keterampilan memasak , keterampilan memasaka ini terdiri dari 2 jenis yaitu masakan tradisional dan masakan berat. Masakan tradisional terdiri dari maskan

ringan dengan contoh lemper, moto kebo, gethok dan lain-lain. Sedang masakan berat berupa masakan nasi dus dan masakan katering lainnya. Seperti halnya yang di ungkapkan oleh Ibu ”S” :

“pembejaran keterampilan memang diberi 2 macam jenis dengan masakan yang beraneka ragam yaitu jenis makanan tradisional berupa snek ringan dan makanan berat untuk nasi bok, makanan ringan tradisonal ya makanan yang ada sejak dlu mbak seperti lemper, cemplon, gethok dll mbak”. (Catatan wawancara S 10)

Hal serupa disampaikan oleh Ibu “T” :

“materinya semua tentang memasak, masakan berat dan snek tradisional mbak”. (Catatan wawancara T 10)

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa materi yang disampaikan dibagi menjadi dua kelompok yaitu makanan ringan dan makanan berat. Dokumentasi pada materi dan modul pembelajran keaksaraan usaha mandiri menunjukkan bahwa selain pembelajaran membaca, menulis, berhitung dan keterampilan, tutor atau narasumber teknis dan warga belajar melaksanakan kegiatan pembelajaran keterampilan dasar usaha. Kegiatan tersebut dilakukan secara terstruktur sebagai berikut:

1) Menyampaikan keinginan berusaha berdasarkan minat dan potensi yang tersedia.

2) Mempraktikkan keterampilan yang berpeluang menjadi bidang usaha sesuai minat dan potensi yang dimiliki.

3) Mengidentifikasi sumberdaya alam dan manusia di lingkungannya sesuai dengan bidang usaha yang dipilih.

4) Mengidentifikasi kebutuhan dan pemintaan masyarakat terhadap barang dan jasa yang sesuai dengan bidang usaha yang dipilih.

5) Menyusun rancangan usaha dan menjalankan usaha mandiri yang dikembangkan.

6) Merancang dan mengelola biaya pada usaha yang akan dikembangkan. 7) Mengidentifikasi resiko-resiko yang mungkin timbul dan mempengaruhi

laba rugi usaha.

8) Melakukan interaksi dengan konsumen. Langkah pembelajaran keterampilan meliputi: 1) Mencatat bahan yang diperlukan

2) Cara mengolah 3) Praktik

4) Pemasaran

5) Penghitungan rugi laba

Kegiatan pembelajaran keterampilan berusaha dilakukan dengan menggunakan metode dan pendekatan belajar orang dewasa termasuk memanfaatkan potensi lokal. Pembelajran keterampilan yang diberikan dengan memanfaatkan potensi lokal diantaranya yaitu keterampilan membuat olahan tradisional dari singkong dan potrensi lokal lainnya.

c. Penilaian Hasil Pembelajaran

Penilaian hasil pembelajaran keaksaraan usaha mandiri dilaksanakan oleh tutor di bawah pengawasan pengelola PKBM Candirejo. Penilaian hasil pembelajaran program keaksaraan usaha mandiri merupakan tahapan terakhir dalam pembelajaran keaksaraan usaha mandiri untuk mengetahui perkembangan kemampuan atau keterampilan dasar usaha yang dilatihkan melalui pembelajaran

produktif dan keterampilan yang dapat berpenghasilan berdasarkan kompetensi minimal yang harus dicapai. Terdapat 6 aspek penilaian hasil pembelajaran yaitu: mendengar, berbicara, membaca, menulis, berhitung, dan keterampilan. Penilaian hasil pembelajran program keaksaraan usaha mandiri dilakukan selama 3 kali yaitu: penilaian setelah pembelajaran selesai, penilaian akhir program dan penilaian pasca program selesai dilaksanakan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu “RS” selaku tutor PKBM Candirejo:

“penilaian dan evaluasi dilakukan oleh tutor seperti saya dan dibantu oleh pengelola PKBM mbak, untuk aspek penilaian kami memiliki 6 aspek yaitu: mendengar, berbicara, membaca, menulis, berhitung, dan keterampilan. Selanjutnya untuk penilaian dilakukan 3 kali mbak yaitu: setelah pembelajaran selesai, penilaian akhir program dan penilaian pasca program selesai dilaksanakan”. (Catatan wawancara RS

Hal serupa juga di ungkapakan oleh Ibu “S” selaku warga belajar:

“yang dinilai ya kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sama keterampilannya mbak, dan untuk penilaian ya pas selesai pembelajaran sama pas programnya mau selesai”. (Catatan wawancara S 11)

Dari pernyataan Ibu “SA” dan Ibu “S” tersebut dapat disimpulkan sesuai dengan hasil dokumentasi pada rekapitulasi daftar nilai peserta. Dokumen tersebut merupakan rekapan hasil penilaian pembelajaran dalam 6 aspek tersebut meliputi: mendengar, berbicara, membaca, menulis, berhitung, dn keterampilan.

Penilaian hasil pemebelajran menggunakan observasi, tes lesan, dan tes tertulis. Penilaian yang dialkukan setelah selesai pembelajaran dilakukan secara periodik dan berkesinambungan untuk mengetahui perkembangan hasil pembelajaran para warga belajar dengan tes lesan dan tertulis yaitu pengumpulan dan analisis dokumen hasil pembelajaran. Penilaian observasi dilakukan dengan praktik yang dilakukan oleh warga belajar dengan membuat suatu olahan baik

secara individu atau kelompok. Penilaian tes lesan dengan cara tanya jawab antara tutor dan warga belajar mengenai materi pembelajaran yang diberikan. Penilaian tertulis dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di lembar jawaban yang disiapkan oleh tutor. Penilaian hasil pembelajaran dilaksanakan berdasarkan kesiapan warga belajar melalui kesepakatan.

d. Pendampingan Warga belajar

Pendampingan warga belajar keaksaraan usaha mandiri pasca kelulusan merupakan kegiatan yang penting untuk dilaksanakan mengingat kondisi warga belajar yang memiliki latar belajar yang memiliki latar belakang pendidikan dan kesadaran yang rendah. Oleh karena itu tanggung jawab PKBM Candirejo tidak berhenti setelah warga belajar selesai mengikuti program dan memperoleh STSB, melainkan melakukan pendampingan pasca kelulusan hingga mereka mandiri. Berdasarkan dokumentasi pada laporan akhir penyelenggaraan program, diperoleh data bahwa penyelenggara telah menyusun Rencana Pembelajaran Pendampingan. Dalam rencana pembelajaran pendampingan tersebut, pendampingan akan dilaksanakan dengan pendekatan partisipasif, yang melibatkan warga belajar, tutor, dn pengelola untuk menetapkan berbagai hal dengan perencanaan program pasca keaksaraan usaha mandiri. Rencana pembelajaran dilakukan 1 kali dalam satu bulan di lokasi tempat tinggal warga belajar dengan sistem berpindah-pindah. Pendampingan pada warga belajar lulusan program keaksaraan usaha mandiri di PKBM Candirejo belum terlaksana sepenuhnya sesuai dengan rencana karena keterbatasan waktu dan biaya, wujud pendampingan yang telah dilakukan yaitu dengan pemantauan kemajuan usaha dan pemberian motivasi dan semangat

kepada warga belajar untuk mengembangkan dan mempertahankan usaha yang mulaidiristis oleh warga belajar. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu “YW” selaku pengelola PKBM Candirejo:

“pendampingan yang telah dilakukan kepada warga belajar sampai saat ini yaitu berbentuk pemantauan terhadap kegiatan usaha warga belajar serta memberikan motivasi dan semangat. Kami dari pengurus dan penyelenggara sebelumnya sudah menyusun Rencana Pembelajaran Pendampingan yang dilaksanakan sampai sekarang. Namun karena keterbatasan waktu dan biaya ada beberapa hal pendampingan yang kurang maksimal”. (Catatan wawancara YW 16)

Pendampingan kelulusan program keaksaraan usaha mandiri dilaksanakan sejak selesai program hingga saat ini masih terlaksana dengan baik. Pendampingan dilakukan 1 kali dalam sebulan yang dilaksanakan pada setiap ahad pon dalam hari jawa atau setiap hari minggu. Pendampingan yang sudah dilaksanakan tersebut berupa pengamatan langsung kepada warga belajar keaksaraan usaha mandiri. Selain itu, dalam pendampingan warga belajar diberikan motivasi untuk menjaga semangat kewirausahaan dan juga sebagai cara untuk membangkitkan semangat dalam mengembangkan usaha yang mulai dirintisnya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu “J” sebagai warga belajar:

“ sebulan sekali diadakan pertemuan mbak sama gurunya, ya ditanya tentang perkembangan keteringnya mbak, sama diberi masukan,motivasi gitu mbak katanya supaya berkembang dan nggak bosen usahanya“.(Catatan wawancara J 14)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwapendampingan dilakukan sebulan sekali dan pendampingan yang sudah dilaksanakan tersebut berupa pengamatan langsung kepada warga belajar keaksaraan usaha mandiri.