• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN

C. Penyelesaian sengketa yang dapat ditempuh oleh para pihak

Sengketa yang timbul diantara dokter dan pasien dapat diakibatkan adanya kerugian yang dirasakan oleh salah satu pihak yang berikatan.Jika di tinjau dari hukum perdata maka sengketa yang timbul antara dokter dan pasien adalah adanya wanprestasi dan perbuatan melawan hukum. Jika terjadi suatu wanprestasi dan perbuatan melawan hukum antara dokter dan pasien maka terdapat 2 jenis penyelesaian sengketa yang dapat ditempuh oleh para pihak :

a. Penyelesaian sengketa non litigasi ( di luar Peradilan)

Penyelesaian sengketa di luar peradilan merupakan penyelesaian sengketa yang ditawarkan untuk pertama kalinya. Jalur non litigasi ialah jalur penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh para pihak yang didasarkan pada itikad baik dengan mengenyampingkan penyelesaian secara litigasi di Pengadilan Negeri (Pasal 6 angka 1 UU No.3 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Adapun penyelesaian sengketa non litigasi dapat berupa:

a. Mediasi: suatu proses negosiasi untuk memecahkan masalah melalui pihak luar yang tidak memihak dan netral yang akan bekerja dengan pihak yang bersengketa untuk membantu menemukan solusi dalam menyelesaikan sengketa tersebut secara memuaskan bagi kedua belah pihak95

b. Konsiliasi: penyelesaian sengketa para pihak, melibatkan pihak ketiga yang netral dan tidak memihak. Perbedaannya pada mediasi, mediator

95

berwenang menyarankan jalan keluar atau proposal penyelesaiana sengketa yang bersengkutan, sedangkan pihak konsiliator tidak ada kewenangan untuk itu.96

c. Negosiasi : sebagai suatu proses tawar menawar atau pembicaraan untuk mencapai suatu kesepakatan terhadap masalah terjadi diantara para pihak.97

d. Arbitrase: merupakan suatu badan yang dipilih oleh para pihak yang bersengketa untuk memberikan putusan mengenai sengketa tertentu. Orang yang ditunjuk dan dipilih oleh para pihak atau oleh Pengadilan Negeri atau lembaga arbitrase untuk menyelesaikan sengketa dinamakan arbiter. Arbiter ini dapat memberikan keputusan yang mengikat para pihak. Putusan arbitrase bersifat final dan mengikat ( Pasal 60 UU No.30 Tahun 1999)98

b. Penyelesaian sengketa litigasi (melalui jalur Peradilan)

Apabila salah satu pihak merasa dirugian oleh pihak lain, sedangkan telah dilakukan penyelesaian sengketa melalui jalur non litigasi (di luar pengadilan) namun tidak menemukan titik damai antara kedua belah pihak, maka salah satu pihak yang merasa dirugikan dapat mengambil langkah pengajuan gugatan ke peradilan. Langkah ini merupakan langkah terakhir yang diambil ketika sebelumnya telah mengadakan negosiasi, mediasi, konsiliasi maupun arbitrase.Dalam hal ini, keputusan hakim adalah keputusan yang sangat mengikat dan menentukan kedudukan yang benar dan salah antara pihak yang menggugat dan tergugat.

96

Sunarto Ady Wibowo, Op.cit, hlm. 149

97

Munir Fuady, Arbitrase,PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, hlm.42

98

Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan pada UPT Kesehatan Indera Masyarakat Medan, bahwa selama UPT Kesehatan Indera Masyarakat Medan berdiri, belum pernah terjadi penyelesaian sengketa sampai ke Pengadilan atau melakukan penyelesaian sengketa melalui jalur litigasi. Namun hal itu tidak mengartikan bahwa tidak pernah terjadi sengketa antara pasien dan pihak UPT Kesehatan Indera Masyarakat Medan.Dokter/tenaga kesehatan dan pasien merupakan manusia biasa yang tidak luput dari permasalahan atau sengketa. Sengketa yang timbul sering sekali akibat kesalahpahaman dan kurang kehati-hatian pihak pasien dalam melakukan nasehat dan saran dari dokter. Dr. Ira Karina Siregar, SpM mengatakan pernah terjadi suatu sengketa antara pasien dan dokter pada UPT Kesehatan Masyarakat Medan. Pasien menuntut kepada pihak UPT Kesehatan Indera Masyarakat Medan karena mata pasien tersebut tidak kunjung sembuh dan semakin parah semenjak beberapa hari pasca operasi dilakukan. Pihak UPT Kesehatan Indera Masyarakat Medan kemudian mengambil langkah penyelidikan terhadap apa kemungkinan terbesar penyebab mata pasien tersebut tidak kunjung sembuh. Dokter spesialis mata akan melakukan pemeriksaan terhadap pasien terlebih dahulu. Kemudian dokter akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pasien mengenai hal-hal apa saja yang telah dilakukan si pasien semenjak pasca operasi .Dari hasil pemeriksaan, ternyata si pasien tidak menjaga kebersihan tangannya saat mengganti verban dan tidak menggunakan kaca mata untuk melindungi mata saat beraktivitas diluar ruangan. Inilah yang sering terjadi di UPT Kesehatan Indera Masyarakat Medan, pasien terkadang tidak mengindahkan aturan, nasehat, saran yang diberikan oleh dokter. Misalnya, dokter menganjurkan kepada pasien untuk menggunakan kaca mata

bantu agar mata tidak terkena debu untuk sementara waktu pasca operasi, memakai obat sesuai dengan petunjuk dokter, ganti verban dilakukan setiap hari dengan tetap menjaga kebersihan verban dan tangan, pasien tidak boleh menunduk selama 3 minggu, pasien dilarang mengangkat benda-benda yang berat selama 3 minggu serta pasien dianjurkan saat tidur atau berbaring tidak menggunakan sisi mata yang baru dioperasi. Setelah mengetahui penyebab mata si pasien yang tidak kunjung sembuh, maka dokter akan menjelaskan kepada si pasien atau keluarga yang mendampingi pasien dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami agar tidak terjadi kesalahpahaman. Bentuk tanggungjawab seorang dokter akan tampak ketika seorang dokter tetap mau memberikan pengobatan kepada si pasien sekalipun pasien telah melanggar saran dan nasihat dokter sebelumnya.

Penyelesaian sengketa jalur non litigasi dilakukan dengan beberapa tahap yaitu penyelidikan penyebab masalah/sengketa, pemeriksaan kembali terhadap kondisi pasien oleh dokter, dan penyelesaian masalah.Pihak UPT Kesehatan Indera Masyarakat Medan dapat terbantu dengan melihat rekam medis pasien. Dalam rekam medis akan terpampang hal-hal mengenai riwayat kondisi kesehatan pasien, mulai dari pemeriksaan awal, pelaksanaan tindakan medis, hingga hal-hal yang seharusnya dilakukan pasien pasca operasi.Pihak UPT Kesehatan Indera masyarakat selalu berusaha mengambil langkah musyawarah atau jalur non litigasi ketika terdapat sengketa antara dokter/tenaga kesehatan dan pasien.Apabila dokter yang melakukan tindakan medis terhadap pasien memang terbukti melakukan kesalahan, setelah dilakukan penyelidikan penyebab timbulnya masalah dan telah melalui proses diskusi oleh komite medik (dokter

yang memiliki peran menangani hal-hal yang berkaitan dengan etik kedokteran dalam pelayanan kesehatan), para dokter dan kepala UPT Kesehatan Indera Masyarakat Medan, maka akan kepada dokter yang bersalah akan dikenakan sanksi etik kedokteran dan pihak UPT Kesehatan Indera Masyarakat Medan akan memberikan ganti rugi berupa upaya penyembuhan terhadap pasien.

Jika penyelesaian melalui jalur non litigasi tidak dapat tercapai, maka pasien berhak untuk mengajukan gugatan ke pengadilan, dengan alasan adanya pembuktian yang kuat bahwa pihak UPT Kesehatan Indera Masyarakat telah melakukan suatu kesalahan dalam tindakan medis terhadap pasien.

D. Perlindungan Hukum Terhadap Hak-Hak Pasien Sebagai Konsumen

Dokumen terkait