• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYERTAAN SAHAM PADA ENTITAS ASOSIASI (lanjutan)

Dalam dokumen Twitter (Halaman 79-81)

ASSOCIATED ENTITIES Rincian penyertaan saham pada entitas Asosiasi pada

12. PENYERTAAN SAHAM PADA ENTITAS ASOSIASI (lanjutan)

12. INVESTMENT IN SHARES OF STOCK IN

ASSOCIATED ENTITIES (continued) Pada tahun 2011, Entitas Induk menjual kepemilikan

saham SC sehingga kepemilikannya menjadi sebesar 1,08%. Keuntungan penjualan investasi dalam saham sebesar Rp 68,76 miliar disajikan sebagai bagian dari akun Penghasilan (Beban) lain-lain dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (lihat Catatan 37).

In 2011, the Company sell SC share thus the Company share ownership become 1.08%. Gain on sale of investment in shares amounted to Rp 68.76 billion is presented as part of Others Income (Expenses) account in consolidated statement of comprehensive income (see Note 37).

Pada tanggal 10 Juni 2009, Entitas Induk mengadakan Perjanjian pengalihan hak atas penempatan saham- saham dalam portepel di PT Jasa Sarana (JS) dengan PT Indec Internusa (Indec). Indec mengalihkan hak untuk membeli 3.324.523 lembar saham JS (dalam rangka peningkatan modal JS) kepada Entitas Induk. Berdasarkan RUPSLB tanggal 25 Juni 2010 sebagaimana yang dimuat dalam Akta Notaris Tien Norman Lubis, S.H., No. 49, pemegang saham JS menyetujui pengalihan hak atas saham JS dari Indec kepada Entitas Induk yang kemudian dialihkan lagi kepada PT Bakrie Infrastructure, Entitas Anak.

On June 10, 2009, the Company entered into a transfer of title on the placement of stocks in the portfolio of PT Jasa Sarana (JS) with PT Indec Internusa (Indec). Indec transfer the right to purchase 3,324,523 shares of JS (in order of increasing capital JS) to the Company. Based on the Extraordinary Shareholders General Meeting dated June 25, 2010 as notarized by Notarial Deed No. 49 of Tien Norman Lubis, S.H., the shareholders had approved the transfer of rights of JS shares from Indec to the Company then transferred again to PT Bakrie Infrastructure, a subsidiary.

Pada tanggal 31 Desember 2009, uang muka pembelian saham kepada PT Bakrie Investindo (BIO) merupakan uang muka pembelian saham PT Semesta Marga Raya, Entitas Anak, atas tambahan kepemilikan saham sebesar 35% atau sebesar Rp 252 miliar oleh PT Satria Cita Perkasa, Entitas Anak yang dibeli dari BIO.

On December 31, 2009, advance for share purchase to PT Bakrie Investindo (BIO) represents advance for shares purchase of PT Semesta Marga Raya, a Subsidiary, for additional 35% shares ownership or amounting to Rp 252 billion by PT Satria Cita Perkasa, a Subsidiary, which bought from BIO.

Pada tanggal 31 Desember 2009, PT Bakrie Toll Road (BTR), Entitas Anak, melakukan pembayaran uang muka pembelian saham kepada PT Graha Multitama Sejahtera (GMS) merupakan uang muka atas tambahan kepemilikan saham PT Trans Jabar Tol sebesar 20% oleh GMS yang dibeli dari PT Bukaka Teknik Utama (BTU) sesuai dengan Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham antara BTR dan PT Media Dhana Antarkita (pemilik saham GMS) dan PT Karya Perkasa Insani (lihat Catatan 44 butir e) serta Perjanjian Opsi antara GMS dan BTU pada tanggal 6 Juni 2008.

As of December 31, 2009, PT Bakrie Toll Road (BTR), a Subsidiary, advance for shares purchase to PT Graha Multitama Sejahtera (GMS) represents advance for additional 20% shares ownership in PT Trans Jabar Tol by GMS which bought from PT Bukaka Teknik Utama (BTU) in accordance with shares Ownership Option Agreement between the BTR and PT Media Dhana Antarkita (the shareholder of GMS) and PT Karya Perkasa Insani (see Note 44 point e) and Option Agreement between GMS and BTU on June 6, 2008.

Grup tidak membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas investasi dalam saham pada Entitas-entitas asosiasi di atas karena manajemen berkeyakinan bahwa Entitas-entitas tersebut masih memiliki potensi pertumbuhan dalam jangka panjang mengingat sebagian besar Entitas Asosiasi tersebut bergerak dalam jenis usaha real estat dan infrastruktur.

The Group did not provide allowance for any decline in value of the aforementioned investments in affiliated companies since management believes that these companies engage in the real estate business and infrastructure business.

13. TANAH YANG BELUM DIKEMBANGKAN 13. LAND BANK

Rincian tanah belum dikembangkan pada tanggal 31 Desember 2011 (2010 dan 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009) adalah sebagai berikut:

Detail of land bank as of December 31, 2011 (2010 and January, 1 2010/December 31, 2009) are as follows:

1 Januari 2010/ 31 Desember 2009

31 Desember 2011/ 31 Desember 2010/ January 1, 2010/

December 31, 2011 December 31, 2010 December 31, 2009

PT Bukit Jonggol Asri 2.823.698.868.178 2.351.100.829.746 - PT Bukit Jonggol Asri

PT Bahana Sukmasejahtera 923.914.789.542 921.765.299.765 498.444.982.035 PT Bahana Sukmasejahtera

PT Superwish Perkasa 629.217.648.749 600.636.518.185 578.815.688.939 PT Superwish Perkasa

PT Graha Andrasentra PT Graha Andrasentra

Propertindo 269.693.886.450 154.295.803.308 179.474.992.978 Propertindo

PT Bumi Daya Makmur 175.320.440.288 175.317.376.034 175.317.376.034 PT Bumi Daya Makmur

PT Bakrie Pangripta Loka 24.549.099.859 23.979.110.000 - PT Bakrie Pangripta Loka

PT Bakrie Swasakti Utama - 527.907.383.102 527.907.383.102 PT Bakrie Swasakti Utama

PT Bakrie Nirwana Semesta - - 13.263.682.378 PT Bakrie Nirwana Semesta

Jumlah 4.846.394.733.066 4.755.002.320.140 1.973.224.105.466 Total

Mutasi tanah yang belum dikembangkan adalah sebagai berikut:

Changes of land bank is as follows:

1 Januari 2010/ 31 Desember 2009

31 Desember 2011/ 31 Desember 2010/ January 1, 2010/

December 31, 2011 December 31, 2010 December 31, 2009

Saldo awal 4.755.002.320.140 1.973.224.105.466 1.864.265.746.087 Beginning balance

Penambahan 1.262.684.265.719 2.843.331.631.660 183.814.953.811 Additional

Pengurangan ( 1.171.291.852.793 ) (61.553.416.986 ) (74.856.594.432 ) Deduction

Saldo akhir 4.846.394.733.066 4.755.002.320.140 1.973.224.105.466 Ending balance

Pada tanggal 31 Desember 2011 (2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009), tanah yang belum dikembangkan terdiri dari antara lain:

(1) tanah seluas 12.406,57 ha yang terletak di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Nilai perolehan tanah tersebut adalah sebesar Rp 2,82 triliun (Rp 2,35 triliun) pada tanggal 31 Desember 2011 (2010).

(2) tanah seluas 5,77 ha yang terletak di daerah Karet Kuningan, kotamadya Jakarta Selatan, Kecamatan Setiabudi. Nilai perolehan tanah tersebut adalah sebesar Rp 829,08 miliar pada tanggal 31 Desember 2011 (Rp 1,30 triliun dan 1,28 triliun pada 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009).

(3) tanah seluas 776,11 (400) ha masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 (2010 dan 2009), yang terletak di Desa Sukaharja, Sukamantri dan Desa Tajurhalang. Nilai perolehan tanah tersebut adalah sebesar Rp 1,19 triliun (Rp 1,08 triliun dan Rp 677,92 miliar) masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 (2010 dan 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009).

As of December 31, 2011 (2010 and January 1, 2010/December 31, 2009), land bank consists of, among others:

(1) a lot of land of 12,406.57 ha are located in Jonggol, Bogor. Cost of land bank above is amounting to Rp 2.82 trillion (Rp 2.35 trillion) as of December 2011 (2010).

(2) a lot of land of 5.77 ha are located in Karet Kuningan, Setiabudi, South Jakarta. Cost of land bank above is amounting to Rp 829.08 billion as of

December 31, 2011 (Rp 1.30 trillion and

Rp 1.28 trillion as of December 31, 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009.

(3) a lot of land of 776.11 (400) ha are located as of December 31, 2011 (2010 and 2009), in Sukaharja, Sukamantri and Tajurhalang village. Cost of land bank above is amounting to Rp 1.19 trillion (Rp 1.08 trillion and Rp 677.92 billion), as of

December 31, 2011 (2010 and January 1,

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Dalam dokumen Twitter (Halaman 79-81)