• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

6.2. Penyusunan Matriks Design Deployment

Tahap selanjutnya setelah menyusun matriks house of quality adalah menyusun matriks design deployment atau part deployment. Matriks design deployment merupakan matriks yang bertujuan untuk mengidentifikasi desain yang mempengaruhi hasil akhir sebuah produk. Langkah- langkah untuk menyusun matriks design deployment meliputi menentukan spesifikasi part (persyaratan teknis terpilih), menentukan part kritis, menentukan nilai kepentingan, mengembangkan matriks hubungan antara spesifikasi part dengan part kritis, dan yang terakhir adalah menentukan bobot kepentingan.

6.2.1. Menentukan Spesifikasi Part

Persyaratan teknik yang terpilih dari matriks HOQ, pada matriks design deployment akan berubah menjadi kebutuhan untuk dicantumkan sebagai baris pada bagian kiri rumah. Persyaratan teknik yang terpilih merupakan persyaratan teknik yang mempunyai hubungan yang kuat dengan tingkat kepentingan pelanggan yang paling berpengaruh pada produk yang disebut dengan spesifikasi part. Spesifikasi part diperoleh dari persyaratan teknik terpilih yang sudah diprioritaskan pada tahap house of quality.

Persyaratan teknik yang terpilih untuk menjadi spesifikasi part pada matriks design deployment yaitu penggunaan bahan baku, penggunaan bahan pemanis, penggunaan bahan kemas, rasa dan aroma produk serta warna produk. Urutan prioritas persyaratan teknik yang menjadi spesifikasi part dapat dilihat pada Tabel 61.

Persyaratan Teknis Terpilih Prioritas

Penggunaan bahan baku 1

Penggunaan bahan pemanis 2

Penggunaan bahan kemas 3

Rasa dan aroma produk 4

Warna produk 5

6.2.2. Menentukan Part Kritis

Tahap selanjutnya setelah menentukan spesifikasi part adalah menentukan part kritis. Part kritis ini menempati bagian atap rumah pada matriks design deployment. Identifikasi part kritis merupakan analisis terhadap bagian-bagian desain yang kritis terhadap produk yang dihasilkan. Bagian-bagain desain part kritis terbagi menjadi dua yaitu part kritis desain primer dan part kritis desain sekunder. Part kritis desain primer biasanya bersifat umum sedangkan part kritis desain sekunder lebih bersifat spesifik.

Part kritis desain primer terdiri dari desain kemasan, desain label, dan jenis bahan baku. Part kritis desain sekunder yang termasuk ke dalam desain kemasan yaitu bahan botol plastik, warna botol, ketebalan botol, desain botol, diameter mulut botol, warna tutup botol, model tutup botol, dan kemudahan membuka tutup. Part kritis desain sekunder yang termasuk ke dalam desain label yaitu warna segel tutup, warna dominan label, desain label, bahan label, dan jenis perekat label. Sedangkan part kritis desain sekunder ya ng termasuk ke dalam jenis bahan baku yaitu jenis gula, jenis air, jenis asam, jenis vitamin, jenis flavor jeruk, bentuk flavor jeruk, dan jenis mineral. Part kritis pada minuman isotonik Fruitzi dapat dilihat pada Tabel 62.

Tabel 62. Part Kritis Minuman Isotonik Fruitzi

Part Kritis Desain Primer Part Kritis Desain Sekunder

Desain Kemasan Bahan botol plastik

Warna botol

Ketebalan botol

Desain botol

Diameter mulut botol

Warna tutup botol

Model tutup botol

Kemudahan membuka tutup

Desain Label Warna segel tutup

Warna dominan label

Desain label

Bahan label

Jenis perekat label

Jenis Bahan Baku Jenis gula

Jenis air

Jenis asam

Jenis vitamin

Jenis flavor jeruk

Bentuk flavor jeruk

Jenis mineral

6.2.3. Menentukan Nilai Kepentingan

Nilai kepentingan spesifikasi part menempati posisi disebelah kanan matriks design deployment. Nilai kepentingan digunakan untuk usaha prioritas dan membuat keputusan trade-off. Nilai kepentingan menggambarkan kepentingan setiap spesifikasi part (persyaratan teknik terpilih) bagi perusahaan untuk menghasilkan desain produk yang diharapkan. Nilai kepentingan spesifikasi part dapatdilihat pada Tabel 63.

Tabel 63. Nilai Kepentingan dan Bobot Relatif Spesifikasi Part

Spesifikasi Part Nilai Kepentingan Bobot Relatif Teknik B.Relatif Spesifikasi Part

Penggunaan bahan baku 0,2 392,4 28,0

Penggunaan pemanis 0,1 334,2 23,8

Penggunaan bahan kemas 0,1 241,5 17,2

Rasa dan aroma produk 0,1 231,3 16,5

Warna produk 0,1 203,2 14,5

Total 1402,6 100,0

Nilai kepentingan spesifikasi part diperoleh dari rasio antara bobot relatif tiap persyaratan teknik yang menjadi spesifikasi part dengan total bobot relatif persyaratan teknik pada matriks HOQ. Sedangkan nilai bobot relatif spesifikasi

spesifikasi part.

6.2.4. Mengembangkan Matriks Hubungan Antara Spesifikasi Part Dengan Part Kritis

Langkah selanjutnya dalam penyusunan matriks design deployment adalah membandingkan spesifikasi part dengan part kritis, kemudian menentukan hubungan mereka masing- masing. Setiap spesifikasi part mungkin mempengaruhi lebih dari satu part kritis, dan sebaliknya. Dalam menentukan hubungan antara spesifikasi part dengan part kritis digunakan matriks hubungan. Matriks hubungan ini menyusun bagian tengah dalam matriks design deployment.

Hubungan yang terjadi antara spesifikasi part dengan part kritis dapat merupakan hubungan yang kuat, sedang atau lemah. Selain itu, mungkin saja tidak ada hubungan antara spesifikasi part dengan part kritis. Untuk menunjukkan derajat hubungan antara spesifikasi part dengan part kritis, digunakan simbol sebagai berikut :

= Sebuah lingkaran penuh menunjukan sebuah hubungan yang kuat, bernilai 9.

= Sebuah lingkaran kosong menunjukan sebuah hubungan medium, bernilai 3.

= Sebuah segitiga menunjukan sebuah hubungan yang lemah, bernilai 1.

Kotak dibiarkan kosong menunjukan tidak ada hubungan yang terjadi.

Bobot ini akan digunakan nanti dalam menentukan situasi trade-off untuk karakteristik yang bertentangan dan menentukan sebuah bobot kepentingan desain pada bagian bawah matriks. Berdasarkan survei terhadap CV Fauzi, diketahui hubungan antara spesifikasi part dengan part kritis. Contoh hubungan kuat yang terjadi adalah spesifikasi part penggunaan bahan baku dengan part kritis warna

botol. Jika bahan baku yang digunakan sensitif dengan sinar matahari atau cahaya terang, maka warna botol yang dipilih harus berwarna gelap.

Contoh hubungan sedang yang terjadi adalah spesifikasi part penggunaan bahan kemas dengan part kritis kemudahan membuka tutup. Penggunaan bahan kemas yang tidak bagus mempengaruhi kemudahan dalam membuka tutup kemasan. Jika bahan kemas jelek maka membuka tutupnya juga akan susah. Contoh hubungan lemah yang terjadi adalah spesifikasi part penggunaan bahan kemas dengan part kritis bahan label. Penggunaan bahan kemas biasanya tidak akan mempengaruhi bahan label. Sedangkan contoh tidak ada hub ungan yang terjadi adalah spesifikasi part penggunaan bahan pemanis dengan part kritis desain botol. Matriks hubungan antara spesifikasi part dengan part kritis serta matriks design deployment dapat dilihat pada Lampiran 41.

6.2.5. Mene ntukan Bobot Kepentingan

Langkah terakhir dalam penyusunan matriks design deployment adalah menentukan bobot kepentingan desain. Nilai bobot diperoleh dengan cara mengalikan antara nilai bobot relatif spesifikasi part dengan nilai hubungan spesifikasi part dengn part kritis. Hasil perhitungan bobot kepentingan desain dapat dilihat pada Tabel 64.

Tabel 64. Bobot Kepentingan Desain

Part Kritis Bobot Kepentingan Desain Bobot Relatif Prioritas

Warna botol 406,75 0,10 1

Jenis flavor jeruk 400,21 0,10 2

Jenis air 382,18 0,10 3

Jenis gula 344,83 0,09 4

Bentuk flavor jeruk 344,72 0,09 5

Jenis asam 301,26 0,08 6

Jenis vitamin 251,79 0,06 7

Jenis mineral 251,79 0,06 7

Bahan botol plastik 226,40 0,06 8

Ketebalan botol 182,94 0,05 9

Desain label 171,45 0,04 10

Desain botol 154,96 0,04 11

Model tutup botol 154,96 0,04 11

Warna segel tutup 68,14 0,02 12

Diameter mulut botol 51,65 0,01 13

Warna tutup botol 51,65 0,01 13

Kemudahan membuka tutup 51,65 0,01 13

Warna dominan label 51,65 0,01 13

Bahan label 17,22 0,00 14

pengembangan minuman isotonik Fruitzi berdasarkan bobot kepentingan desain. Urutan prioritas part kritis dimulai dari part kritis yang memiliki bobot kepentingan desain terbesar sampai dengan part kritis yang memilki bobot kepentingan desain terkecil. Setelah urutan prioritas semua part kritis dilakukan kemudian pihak CV Fauzi memprioritaskan lagi beberapa part kritis yang hanya memiliki bobot kepentingan desain terbesar. Part kritis itu nantinya akan menjadi part kritis terpilih pada matriks process planning. Dari hasil penyusunan prioritas tersebut maka didapatkan part kritis terpilih yang diprioritaskan yaitu warna botol, jenis flavor jeruk, jenis air, jenis gula, bentuk flavor jeruk, dan jenis asam.