• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1.3 Alat Peraga

2.1.3.1Pengertian Alat Peraga

Alat merupakan barang yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu, mencapai maksud tertentu, sedangkan peraga merupakan alat media pengajaran untuk meragakan sajian pelajaran, sehingga alat peraga adalah alat yang digunakan untuk menyajikan materi pembelajaran (KBBI, 2008). Sependapat dengan hal tersebut Sudono (2010: 14) mengungkapkan bahwa alat peraga adalah alat yang berfungsi untuk menerangkan suatu mata pelajaran tertentu dalam suatu proses belajar mengajar.

Istilah alat peraga menunjuk kepada suatu alat atau benda yang sama yang dapat mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan (Anitah, 2010: 4). Sependapat dengan hal tersebut, Sukayati dan Agus (2009: 6) menjelaskan bahwa media pembelajaran merupakan semua benda yang menjadi perantara dalam terjadinya pembelajaran. Berdasarkan fungsinya media dapat berbentuk alat peraga dan sarana tetapi dalam keseharian tidak terlalu dibedakan antara media dan alat peraga. Hal tersebut sependapat dengan Smaldino (2011: 14), alat peraga merupakan bagian dari media pembelajaran. Media adalah semua sarana untuk memperlancar proses pembelajaran, sedangkan alat peraga adalah alat yang memeragakan konsep materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru.

Fungsi dari alat peraga adalah (1) alat bantu untuk mewujudkan situasi mengajar yang efektif, (2) bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar, (3) meletakkan dasar-dasar yang konkret dari konsep yang abstrak sehingga dapat

11 mengurangi pemahaman yang bersifat verbal, (4) membangkitkan motivasi belajar peserta didik, dan (5) mempertinggi mutu belajar mengajar (Sumantri, 2001: 154).

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa alat peraga merupakan alat yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Guru menyampaikan materi kepada siswa dengan menggunakan alat peraga untuk memudahkan siswa dalam memahami suatu konsep yang abstrak menjadi nyata atau konkret.

2.1.3.2Pengertian Alat Peraga Montessori

Alat peraga Montessori adalah material pembelajaran siswa yang dirancang secara menarik, bergradasi, memiliki kendali kesalahan, dan memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri tanpa banyak intervensi dari guru (Lillard, 1997: 11). Alat peraga matematika menurut Montessori adalah material yang dirancang dengan konsep dan desain yang unggul berdasarkan cakupan pemahaman matematika yang akan dicapai (Lillard, 1997: 137). Tujuan dari penggunaan alat peraga matematika adalah pertama-tama bukan untuk mengajar matematika, tetapi terutama untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan matematikanya yang meliputi pemahaman perintah, urutan, abstraksi, dan kemampuan untuk mengkonstruksi konsep-konsep baru sebagai pengetahuan yang diperoleh dalam pembelajaran.

Selain itu untuk melatih seluruh indera yang ada dalam tubuh, alat peraga Montessori dilengkapi dengan sensor-sensor yang merangsang penggunaan kelima indera manusia (Hainstock, 1997). Hal tersebut memperlihatkan bahwa alat peraga yang diciptakan Montessori tidak hanya mewakili konsep yang akan disampaikan namun juga mampu mengakomodir seluruh kebutuhan anak sesuai dengan usia dan kebutuhannya (Montessori, 1964: 168).

Alat peraga Montessori pada bidang matematika dirancang untuk mengembangkan kemampuan matematis (Hainstock, 1997: 137), sehingga alat peraga tersebut bukan semata-mata dirancang untuk mencapai kompetensi matematika saja. Kemampuan matematis yang terdapat pada alat peraga Montessori meliputi abstraksi, pemahaman perintah, dan pengkonstruksian konsep-konsep yang diperoleh dari penggunaan alat peraga.

12 Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa alat peraga Montessori adalah suatu alat pembelajaran yang mengembangkan kemampuan matematika guna membangun konsep-konsep yang baru serta alat peraganya dibuat secara menarik, bergradasi dan memiliki pengendali kesalahan yang memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri.

2.1.3.3Ciri-ciri Alat Peraga Montessori

Pada metode Montessori, alat peraga mempunyai peranan yang penting dalam tahap perkembangan siswa. Montessori merumuskan ciri-ciri alat peraga yang baik (Montessori, 2002: 170-176), yaitu:

a) Menarik

Bagi anak-anak pembelajaran dimaksudkan untuk mengembangkan seluruh potensi anak melalui panca indera. Alat-alat peraga harus dibuat menarik bagi anak-anak agar secara spontan anak-anak ingin menyentuh, meraba, memegang, merasakan, dan menggunakannya untuk belajar. Untuk itu tampilan fisik alat peraga harus mengkombinasikan warna yang cerah dan lembut (Montessori, 2002: 174).

b) Bergradasi

Alat peraga harus memiliki gradasi rangsangan yang rasional terkait warna, bentuk, dan usia anak sehingga bukan hanya alat peraga sebanyak mungkin melibatkan penggunaan panca indera, tetapi juga alat peraga yang sama bisa digunakan untuk berbagai usia perkembangan anak dengan tingkat abstraksi pembentukan konsep-konsep yang semakin kompleks. Untuk memperkenalkan gradasi warna merah, misalnya, kartu-katu warna merah dibuat dengan 10 gradasi dari kartu berwarna merah sangat tua sampai dengan kartu berwarna merah sangat muda. Selain itu ada juga gradasi bentuk, dengan gradasi bentuk anak belajar membeda-bedakan besar-kecil dan berat-ringan suatu objek (Montessori, 2002: 174).

c) Auto-correction

Alat peraga harus memiliki pengendali kesalahan pada alat peraga itu sendiri agar anak dapat mengetahui sendiri apakah aktivitas yang dilakukannya itu benar atau salah tanpa perlu diberi tahu orang lain yang lebih dewasa atau guru. Selain alat-alat peraga, seluruh lingkungan pembelajaran juga diciptakan

13 sedemikian rupa sehingga anak akan mengetahui sendiri jika tindakannya tidak tepat. Misalnya gelas dan piring dibuat bukan dari bahan plastik, tetapi dari bahan gelas yang bisa pecah jika tidak digunakan secara hati-hati (Montessori, 2002: 83).

d) Auto-education

Seluruh alat peraga harus diciptakan agar memungkinkan anak semakin mandiri dalam belajar dan mengembangkan diri dan meminimalisir campur tangan orang dewasa. Keberhasilan pendidikan seperti ini didasarkan pada lingkungan yang dikondisikan dengan berbagai alat peraga didaktik, dan bukan pertama-tama didasarkan pada kelihaian guru dalam mendidik anak (Montessori, 2002: 172).

Perkembangan anak sangat tergantung bukan pada guru yang mendidik, tetapi tergantung pada anak sendiri dengan berbagai aktivitas pembelajaran yang dilakukannya. Jika orang dewasa harus memberikan pengarahan, pengarahannya harus singkat (semakin banyak kata-kata semakin tidak baik bagi perkembangan anak), sederhana (harus digunakan pilihan kata-kata yang sederhana), dan objektif (dalam memberikan penjelasan, orang dewasa sebaiknya hanya berfokus pada objek yang mau dijelaskan, dan bukan menarik anak pada diri orang dewasa) (Montessori, 2002:107-118).

e) Kontekstual

Dari keempat ciri alat peraga Montessori yang memang disebutkan oleh Montessori secara eksplisit di atas, akan ditambahkan satu ciri lagi oleh peneliti yaitu kontekstual. Dari sejarahnya Montessori mulai mengembangkan sistem pembelajarannya terutama untuk anak-anak gelandangan yang miskin di Roma dengan alat-alat peraga yang diciptakan dengan material apa adanya di lingkungan sekitar perkampungan kumuh. Itu berarti konteks lingkungan sekitar menjadi sumber yang tidak terbatas untuk pembelajaran. Alat peraga dalam pembuatannya atau bahan-bahan untuk membuat alat peraga menggunakan material yang ada di lingkungan sekitar (Johnson, 2007).

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa ciri-ciri alat peraga Montessori adalah alat peraga menarik baik dilihat dari tampilan fisik, bergradasi terkait dengan warna dan bentuk, auto-correction mempunyai

14 pengendali kesalahan, auto-education yang menekankan pada kemandirian anak, dan kontekstual sehingga pembuatannya menggunakan benda-benda yang terdapat di lingkungan sekitar. Semua ciri ini merupakan peranan penting untuk pemahaman siswa dalam menggunakan alat peraga Montessori.

2.1.4 Pembelajaran Matematika di Kelas

Dokumen terkait