• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran BPD Dalam Menyerap Dan Menyalurkan Aspirasi Masyarakat

Dalam dokumen Skripsi Peran BPD Dalam Mengoptimalkan P (Halaman 95-107)

a jumlah responden jumlah seluruh responden dengan kategori sangat X 100 %

HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Mengoptimalkan Pengelolaan Pembangunan Desa.

4. Peran BPD Dalam Menyerap Dan Menyalurkan Aspirasi Masyarakat

Kewenangan lembaga Pemerintahan Desa yang menyangkut hajat hidup dan kebutuhan masyarakat dalam pelaksanaannya perlu mendapatkan legitimasi atau dukungan masyarakat secara luas. Bentuk dukungan masyarakat yang sangat sederhana namun cukup mencerminkan nilai-nilai demokrasi Pancasila adalah melibatkan masyarakat dalam proses penyelenggaraan pembangunan Desa melalui perwakilan yang berfungsi menyerap dan menyalurkan Aspirasi Masyarakat di interpretasikan dalam pelaksanaan pembangunan dimulai dari tahap perencanaan, penyusunan APBD Desa, pelaksanaan, evaluasi dan pengawasan.

Dalam pelaksanaan pembangunan yang melibatkan masyarakat maka masyarakat harus berperan aktif dalam memenuhi hak dan kewajibannya, BPD ialah lembaga yang berfungsi menyerap dan menyalurkan aspirasi masyarakat juga harus mampu memperjuangkan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat dan perangkat desa harus mampu merealisasikan dan menyesuaikan kebijakan pemerintah dan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat. Pengetahuan informan di kecamatan Buntumalangka tentang aspirasi masyarakat ialah sebagai berikut:

Tabel.4.30 Pengetahuan Informan tentang Aspirasi Masyarakat

Kategori

Informan

Perangkat Desa BPD Unsur masyarakat

f % f % f % Sangat Tahu 10 25,64 1 8,33 3 12,5 Tahu 24 61,53 8 66,66 6 25 Kurang tahu 3 7,69 3 25 6 25 Tidak Tahu 2 5,12 - - 9 37,5 Jumlah 39 100 12 100 24 100

(Sumber: hasil angket,2016)

Dari hasil angket pada tabel.4.30. tingkat pengetahuan informan tentang Aspirasi Masyarakat yang terdiri dari Perangkat desa dengan persentase 61,53 cukup tahu dan hanya 7,69 kurang tahu, untuk BPD dengan persentase 66,66 cukup tahu dan hanya 25% kurang tahu. Sedangkan untuk unsur masyarakat dengan persentase 37,5% tidak tahu dan 25% kurang tahu dan hanya25% cukup tahu. Dengan rata-rata keterangan jawaban informan dengan kategori sangat tahu dan cukup tahu ialah “Aspirasi Masyarakat adalah harapan dan keinginan dari masyarakat yang ingin disampaikan kepada pemerintah”. pengetahuan perangkat desa dan BPD sudah cukup baik sedangkan unsur masyarakat masih dengan kategori kurang baik. Sehingga masyarakat sebagai objek pembangunan dalam menyampaikan harapan dan keinginannya tidak mampu mengkomunikasikan secara langsung kepada Kepala Desa sehingga pemerintah desa cukup kesulitan dalam menjaring aspirasi yang berkembang.

Dengan dengan demikian sangat diperlukan pengetahuan BPD tentang aspirasi masyarakat, pengetahuan yang baik tentunya akan melahirkan tindakan dan realisasi yang baik pula, dengan apa yang harus ia lakukan dalam menyerap

aspirasi yang berkembang serta sebagai lembang BPD harus memahami kondisi wilayah dan masyarakatnya untuk memudahkan berkomunikasi dengan masyarakat terutama masyarakat yang ekonomi lemah sehingga informasi yang didapatkan sebagai data awal dalam merumuskan kebijakan yang nantinya akan disampaikan kepada penyelenggara kebijakan untuk disusun dan dirumuskan dalam peraturan desa bersama kepala desa dan BPD. Berdasarkan dengan hasil angket di Kecamatan Buntumalangka tentang efektivitas BPD dalam menyerap aspirasi yang berkembang di masyarakat ialah sebagai berikut:

(Sumber: Hasil Angket,2016

Pada grafik 4.11 tentang efektivitas BPD dalam menanggapi aspirasi yang berkembang di kecamatan Buntumalangka dengan persentase 62,66% kurang Efektif tanpa keterangan jawaban informan, sedangkan hanya 20% efektif. Dengan keterangan jawaban “BPD cukup efektif karena itulah tugasnya”. Dengan demikian peran BPD dalam menyerap aspirasi yang berkembang masih dengan kategori kurang efektif sehingga BPD sebagai lembaga legislatif di tingkat desa

0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% Tidak Efektif Kurang Efektif Efektif Sangat Efektif 2,66% 62,66% 20% 14,66% Ka teg ory

Grafik.4.11. Efektivitas BPD Dalam Menaggapi Aspirasi Yang Berkembang

kurang melaksanakan tugas dan fungsinya yang mengakibatkan tidak terpenuhinya arah kebijakan untuk kepentingan masyarakat luas.

Peran BPD dalam memperjuangkan nilai-nilai demokrasi dalam desa bertujuan untuk meningkatkan budaya partisipasi warga masyarakat yang aktif sehingga memberikan kontribusi legitimasi berbasis output dalam membantu keputusan kebijakan publik, BPD juga yang berfungsi sebagai unsur penyelenggara pemerintah desa yang bekerja sama dengan kepala desa dalam merumuskan kebijakan desa terutama yang menyangkut pemberdayaan kelembagaan desa, sehingga BPD harus mampu merumuskan dan memperjuangkan suatu kebijakan dalam bentuk legalitas seperi peraturan Desa yang sesuai dengan kondisi eksistensi dan perkembangan masyarakat desa.

Berdasarkan pengamatan penulis di kecamatan Buntumalangka pada 3 (tiga) desa/sampel bahwa peraturan-peraturan desa yang mengatur pembentukan, dan penataan lembaga kemasyarakatan dan lembaga adat seperti peraturan desa yang mengatur tentang Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga, Karang Taruna, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, Risma, Lembaga Adat Desa dll. Tidak pernah saya temukan pada lokasi penelitian tersebut, seperi yang diatur dalam Bab XII UU Desa No 6 tahun 2014 dan Perda Kabupaten Mamasa No. 9 tahun 2008 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa. lembaga kemasyarakatan dalam pemerintahan desa mempunyai tugas meliputi (a) menyusun rencana pembangunan secara partisipatif; (b) melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan mengembangkan pembangunan secara partisipatif; (c) menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong dan swadaya masyarakat; (d) menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam rangka pemberdayaan

masyarakat. Dalam melaksanakan tugas, lembaga kemasyarakatan mempunyai fungsi : (a) penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan; (b) penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia; (c) peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat; (d) penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian, dan pengembangan hasil-hasil pembangunan secara partisipatif; (e) penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa, partisipasi, serta swadaya gotong-royong masyarakat; (f) pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga; dan (g) pemberdayaan hak politik masyarakat (h) penanganan persoalan yang merupakan kewenangan lembaga adat dan hukum adat. Hal tersebut dapat dilihat bagaimana Peran BPD dikecamatan Buntumalangka dalam mengefektifkan menyerap dan menyalurkan aspirasi masyarakat berdasarkan hasil angket ialah sebagai berikut:

Tabel.4.31. Efektivitas Peran BPD Dalam Menyerap Dan Menyalurkan Aspirasi Masyarakat Di Kecamatan Buntumalangka

Kategori Frekuensi (f) Persentase (%)

Sangat Efektif 7 9,33

Efektif 17 22,66

Kurang Efektif 44 58,66

Tidak Efektif 7 9,33

Jumlah 75 100

(Sumber: Hasil Angket,2016)

Dari hasil angket tersebut pada tabel.4.31 mendeskripsikan efektivitas peran BPD dalam menyerap dan menyalurkan aspirasi masyarakat di kecamatan Buntumalangka dengan persentase 58,66 kurang efektif tanpa keterangan jawaban informan, sedangkan hanya 22,66 cukup efektif dengan keterangan jawaban

informan “BPD sebagai mitra kerja pemerintah desa dalam menyerap dan menyalurkan aspirasi masyarakat” dari uraian tersebut lembaga BPD selalu bekerja sama dengan pemerintah desa dalam merumuskan kebijakan desa sehingga BPD hanya berfungsi sebagai merumuskan tanpa melakukan umpan balik dari masyarakat sehingga arah kebijakan benar-benar dapat terpenuhi sesuai dengan kepentingan sosial masyarakat desa.

Kondisi sosial masyarakat di setiap desa yang beragam dari kebudayaan, adat, etnis, agama, dan kepercayaan. tentu pemerintah desa harus menyesuaikan pola kebijakannya untuk mengatur masyarakat luas dengan melalui peraturan desa yang dapat mengikat. Sehingga BPD sangat membutuhkan aspirasi masyarakat sebagai masukan dalam merumuskan peraturan desa. karena Segala jenis kebijakan Desa yang menjadi kepentingan masyarakat Desa, wajib disosialisasikan dan dievaluasi terlebih dahulu kepada masyarakat. Begitu pun dengan segala penentuan peraturan-peraturan Desa, harus terlebih dahulu masyarakat memahami makna yang terkandung pada setiap produk hukum Desa.

Dengan demikian, kerangka aturan yang mengatur Pemerintahan Desa merupakan bentuk penjabaran dari segala kepentingan dan kebutuhan masyarakat desa dalam melaksanakan pembangunan dan penyelenggaraan Pemerintahan Desa. maka kerangka aturan penyusunan Peraturan Desa yang mengatur desa harus diketahui oleh masyarakat desa sebagai bahan masukan terhadap materi sebelum menjadi Peraturan Desa, sehingga evaluasi peraturan desa sebelum ditetapkan memang sangat penting. di Kecamatan Buntumalangka peran BPD dalam melakukan evaluasi sebelum menetapkan peraturan desa ialah sebagai berikut:

Tabel.4.32. Peran BPD Dalam Melakukan Evaluasi Sebelum Menetapkan Peraturan Desa Di Kecamatan Buntumalangka Kategori Frekuensi (f) Persentase (%)

Sangat Sering Evaluasi 6 8

Sering Evaluasi 12 16

Kurang Evaluasi 33 44

Tidak Pernah Evaluasi 24 32

Jumlah 75 100

(Sumber: Hasil Angket,2016)

Pada Tabel 4.31 berdasarkan dengan hasil angket jawaban informan di kecamatan Buntumalangka tentang peran BPD dalam melakukan evaluasi sebelum menetapkan Peraturan Desa dengan persentase 44% kurang melakukan Evaluasi dan 32% tidak pernah melakukan Evaluasi dengan tanpa keterangan jawaban informan, sedangkan hanya 16% sering melakukan Evaluasi dengan jawaban informan “BPD sering melakukan evaluasi serta meminta saran dan masukan masyarakat agar Peraturan Desa sesuai dengan kepentingan masyarakat”. Dengan demikian kinerja BPD di kecamatan Buntumalangka dalam melaksanakan fungsinya menyerap dan menyalurkan aspirasi masyarakat dan diapresiasikan dalam bentuk Peraturan Desa hanya paruh waktu atau jabatan sebagai BPD hanya pekerjaan sampingan. Mengakibatkan produk-produk hukum tidak kontekstual sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Negara Indonesia yang sangat menghargai satuan-satuan hukum adat yang berkembang dan tidak bertentangan dengan konstitusi. Masyarakat Desa yang dikenal sebagai masyarakat hukum Adat. Maka pemberdayaan lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam desa sangat perlu dilestarikan seperti nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat dalam masyarakat desa. UU Desa juga menjamin kemandirian, kebersamaan, kegotongroyongan, kekeluargaan dan musyawarah desa baik dalam

menyelesaikan persoalan dalam masyarakat desa yang diselesaikan secara adat melalui musyawarah desa yang diselenggarakan oleh BPD. Dikecamatan Buntumalangka satuan-satuan hukum adat masih berlaku seperi nilai-nilai adat, lembaga Adat, tokoh adat, dan tanah adat. Sehingga setiap pelaksanaan perencanaan kegiatan dan persoalan- persolan dalam masyarakat sering diselesaikan secara adat melalui musyawarah desa yang dipimpin oleh ketua BPD dengan menghadirkan unsur masyarakat seperti tokoh adat, tokoh orang tua, tokoh wanita dan lain-lain serta pemerintah setempat dan kepolisian. Adapun jawaban informan di kecamatan Buntumalangka tentang efektivitas penyelesaian persolan melalui musyawarah desa ialah sebagai berikut:

(Sumber: Hasil Angket,2016)

Pada grafik 4.12 tentang efektivitas penyelesaian persoalan masyarakat melalui musyawarah desa di kecamatan Buntumalangka dengan persentase 56% sangat efektif dan 41% cukup efektif dengan keterangan jawaban informan “ sangat efektif karena diselesaikan secara adat dengan menghadirkan tokoh-tokoh dalam masyarakat sehingga penyelesaiannya masyarakat tidak merasa berat”. Sedangkan hanya 2,66 kurang efektif tanpa keterangan jawaban informan. Dengan

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

Sangat Efektif Efektif Kurang Efektif Tidak Efektif 56% 41,33% 2,66% 0 PE RSE N T ASE

Grafik.4.12. Efektivitas Penyelesaian Persoalan Melalui Musyawarah Desa DI Kecamatan Buntumalangka

demikian peran BPD dalam menyelenggarakan musyawarah desa dalam rangka penyelesaian persolan sangat efektif, karena dikecamatan Buntumalangka musyawarah desa yang dulunya dikenal masyarakat adalah rapat desa atau rembug desa yang dulunya sudah dikenal sebagai forum tradisional yang mempertemukan semua unsur yang berwenang dan paham dengan hukum-hukum adat dalam memusyawarahkan hal-hal yang sangat serius . rapat desa tersebut sudah lama dikenal di masyarakat yang sekarang dikenal sebagai musyawarah desa..

Dalam UU Desa juga menjamin adanya kontrol warga masyarakat terhadap lingkungan komunitasnya maupun proses politik yang terkait dengan pemerintah dan pembangunan. Kontrol pemerintahan dan pembangunan kita kenal ada dua yaitu kontol internal dan kontrol eksternal. Kontrol internal adalah adanya pengawasan dari warga masyarakat itu sendiri dalam menanggapi laporan pertanggung jawaban pelaksana kegiatan APBD Desa yang dipimpin oleh kepala desa. laporan pertanggung jawaban tersebut dilaporkan kepada BPD dan masyarakat dalam Musyawarah Desa yang diselenggarakan oleh BPD setiap akhir tahun anggaran. Adapun dikecamatan Buntumalangka efektivitas masyarakat dalam menanggapi laporan pertanggung jawaban pelaksana kegiatan dalam musyawarah desa dalam dilihat pada diagram sebagai berikut:

(Sumber : Hasil Angket,2016)

Berdasarkan pada hasil angket pada grafik 4.13 tentang efektivitas masyarakat dalam menanggapi laporan pelaksana kegiatan APBD Desa Dalam Musyawarah Desa dengan persentase 42,66% kurang efektif dan 25% tidak efektif tanpa keterangan jawaban, sedangkan hanya 27% efektif dan 5,33% sangat efektif dengan keterangan jawaban informan “efektif melalui Musyawarah Desa karena masyarakat dapat memberikan masukan dan saran”.dari hasil gambaran tersebut dapat kita simpulkan bahwa masyarakat dalam menanggapi laporan pelaksanaan APBD desa melalui Muasyawarah desa sangat efektif, kalau masyarakat punya pengetahuan dan informasi tentang perencanaan pembangunan desa, maka BPD sebagai lembaga yang punya kewenangan tinggi dalam Musyawarah Desa harus memberikan ruang yang efektif kepada masyarakat dalam menanggapi laporan pelaksanaan APBD Desa, ruang yang dimaksud bukan hanya waktu dan kesempatan tetapi memberikan informasi awal atau sosialisasi sebelumnya tentang isis rancangan RKP dan APBD Desa, sehingga masyarakat punya acuan dalam menanggapi laporan pelaksana APBD Desa.

Kategory 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% Sangat Efektif Efektif Kurang Efektif Tidak Efektif 5,33% 27% 42,66% 25,33% Pers e n ta se

Grafik. 4.13. Efektifitas Masyarakat Dalam Menanggapi Laporan Pelaksanaan APBD Dalam Musyawarah Desa

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan institusi demokrasi perwakilan desa, yang berfungsi sebagai lembaga pengawasan terhadap kinerja kepala desa dalam pelaksanaan pengelolaan pembangunan desa, Musyawarah Desa yang diselenggarakan oleh BPD merupakan perluasan politik pengawasan secara partisipatif yang melibatkan masyarakat. Musyawarah Desa ialah merupakan sepenuhnya kewenangan BPD dan sekaligus BPD yang berfungsi sebagai unsur penyelenggara pemerintahan yang menetapkan semua susunan perencanaan, maka BPD yang mempunyai dominan aktif dalam menanggapi serta menolak laporan pertanggung jawaban pelaksana kegiatan jika tidak sesuai dengan RKP dan APBD Desa. Adapun untuk di Kecamatan Buntumalangka ialah sebagai berikut

Tabel.4.33. Laporan Pelaksanaan Pengelolaan Pembangunan Desa Ditolak BPD Jika Tidak Sesuai Dengan RKP Dan APBD Desa Di Kecamatan Buntumalangka

Kategori Frekuensi (f) Persentase (%)

Sangat Sering 5 6,66

Sering 9 12

Kadang-Kadang 14 18,66

Tidak Pernah 47 62,66

Jumlah 75 100

(Sumber: Hasil Angket,2016)

Pada tabel 4.33 hasil angket di Kecamatan Buntumalangka tentang laporan pelaksanaan pembangunan desa ditolak BPD jika tidak sesuai dengan RKP dan APBD Desa dengan persentase 62,66% tidak pernah jika tidak sesuai dan 18,66 kadang-kadang jika tidak sesuai dengan keterangan jawaban informan “ BPD tidak pernah menolak karena selalu sesuai, sedangkan hanya 12% sering menolak jika

tidak sesuai dan 6,66% sangat sering jika tidak sesuai dengan keterangan jawaban informan “BPD menolak/tidak menerima jika tidak sesuai dengan RKP dan APBD Desa”. keterangan jawaban tersebut hanya dijawab oleh Perangkat Desa dan BPD. Untuk unsur masyarakat tidak memberikan keterangan jawaban dengan rata-rata menjawab kategori tidak pernah menanggapi jika tidak sesuai, keputusan unsur masyarakat adalah keputusan yang legitimate dalam penilaian kinerja BPD dan unsur masyarakat. dengan demikian rendahnya sikap pelaksana yang patuh pada tugas dan fungsinya serta kinerja BPD dalam mengefektifkan pengelolaan pembangunan yang sesuai dengan harapan dan kepentingan masyarakat masih sangat kurang efektif

BAB V

Dalam dokumen Skripsi Peran BPD Dalam Mengoptimalkan P (Halaman 95-107)