• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran BPD Dalam Menyusun RKP Desa.

Dalam dokumen Skripsi Peran BPD Dalam Mengoptimalkan P (Halaman 74-82)

a jumlah responden jumlah seluruh responden dengan kategori sangat X 100 %

HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Mengoptimalkan Pengelolaan Pembangunan Desa.

2. Peran BPD Dalam Menyusun RKP Desa.

Rencana kerja pemerintah desa (RKP Desa) adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun sebagai penjabaran dari RPJM desa, memuat rancangan kerangka ekonomi desa angan mempertimbangkan kerang pendanaan yang dimutakhirkan, program prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan pendanaan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa dengan mendorong partisipasi masyarakat, maupun yang diusulkan kepada pemerintah atau kerja sama dengan pihak ketiga, ditetapkan dengan peraturan desa.

RKP Desa menjadi landasan bagi semua dokumen perencanaan, baik rencana pembangunan desa, kecamatan maupun SKPD tingkat kabupaten, provinsi dan pemerintah pusat karena RKP Desa merupakan hasil perencanaan dari bawah (Bottom Up planing) sebagai suatu sistem perencanaan berjenjang melalui musyawarah dusun, musyawarah desa hingga musyawarah perencanaan pembangunan desa yang tidak terlepas dari keikut sertaan masyarakat baik secara

langsung maupun tidak langsung serta di bawah pengawasan dan kerja sama BPD dengan perangkat desa dengan setiap tahunnya akan dievaluasi tingkat keberhasilan dan dijadikan pedoman dalam menyusun Rancangan APBD Desa. keberhasilan RKP Desa sebagai dokumen perencanaan dalam mengoptimalkan pembangun desa di kecamatan Buntumalangka, maka hal tersebut dapat diukur dengan tingkat pengetahuan dan pemahaman perangkat desa, BPD dan unsur masyarakat.

Tabel. 4.25 Pengetahuan Informan Tentang RKP Desa.

Kategori

Informan

Perangkat Desa BPD Unsur Masyarakat

f % f % F % Sangat Tahu 9 4 7 9 6 5 Tahu 12 1 4 4 6 5 Kurang tahu 6 6 3 5 8 4 Tidak Tahu 3 8 - - 4 7 Jumlah 39 100 12 100 24 100

(sumber: hasil angket,2016)

Dari tabel 4.25 tentang tingkat pengetahuan informan tentang RKP Desa, untuk perangkat desa dengan persentase 31% cukup tahu sedangkan hanya 16% kurang tahu dan untuk BPD dengan persentase 59% sangat tahu sedangkan hanya 25% persen kurang tahun adapun untuk unsur masyarakat dengan persentase 34% kurang tahu dan hanya 25% sangat tahu. Jadi hal tersebut menggambarkan bahwa tingkat pengetahuan pemerintah desa tentang RKP Desa cukup baik sedangkan

unsur masyarakat kurang baik. Rata-rata keterangan jawaban informan tentang RKP Desa adalah “Rencana Kerja Pemerintah Desa selama 1 (satu) tahun”.

Dari uraian tersebut di atas, menjadi suatu tanggung jawab pemerintah desa dalam rangka selalu menyelenggarakan sosialisasi kepada masyarakat tentang proses perencanaan pembangunan desa agar masyarakat di berdayakan dan tidak hanya menjadi penonton melainkan menjadi subjek dalam pembangunan. Maka dengan demikian BPD sebagai lembaga yang berkewenangan dalam desa untuk berkewajiban dalam mendorong masyarakat luas dalam membahas penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) yang merupakan dokumen perencanaan prioritas pembangunan dalam jangka 1 (satu) tahun. Peran di Kecamatan Buntumalangka dalam mendorong masyarakat luas dalam membahas penyusunan RKP Desa berdasarkan dengan jawaban informan ialah sebagai berikut:

(Sumber: Hasil Angket,2016)

Dari hasil angket tersebut pada Grafik 4.5. mendeskripsikan bahwa perang BPD dalam mendorong masyarakat luas dalam membahas penyusunan RKP Desa di kecamatan Buntumalangka dengan persentase 39% kurang mendorong

28% 19% 39% 15% 0% 10% 20% 30% 40% 50% Kategory Per se nt as e

Grafik 4.5. Peran BPD Dalam Mendorong Masyarakat Membahas Penyusunan RKP Desa

sedangkan hanya 28% sangat mendorong, dengan rata-rata keterangan jawaban informan ialah BPD menginformasikan kepada masyarakat 1 (satu) Minggu sebelum penyusunan RKP Desa”. dari uraian tersebut menggambarkan BPD sering menginformasikan kepada masyarakat jika akan dilaksakannya penyusunan RKP Desa namun hanya sebatas informasi tanda adanya sosialisasi yang membuat masyarakat merasa terdorong dalam ikut serta berpartisipasi penyusunan RKP Desa. sehingga penyusunan RKP desa menjadi sebuah dokumen yang bermanfaat bagi semua pelaku yang ada di desa. manfaat penyusunan RKP Desa di kecamatan Buntumalangka ialah sebagai berikut:

(Sumber: Hasil Angket,2016)

Pada grafik 4.6 tersebut diatas telah memberi gambaran bahwa manfaat penyusunan RKP Desa untuk pemerintah Desa dengan persentase 63% sangat bermanfaat dan hanya 2% kurang bermanfaat, sedangkan untuk unsur masyarakat dengan persentase 42% kurang bermanfaat dan hanya 20% bermanfaat. Dengan keterangan jawaban informan adalah RKP Desa “bermanfaat untuk menjadi acuan

25% 2% 42% 2% 20% 34% 13% 63% 0% 20% 40% 60% 80% Unsur Masyarakat Pemerintah Desa Persentase Infor man

Grafik.4.6. Manfaat Penyusunan RKP Desa DI Kecamatan Buntumalangka Sangat Bermanfaat Bermanfaat Kurang Bermanfaat Tidak Bermanfaat

yang jelas dalam prioritas pembangunan tahunan”. Sedangkan manfaat penyusunan RKP Desa dalam RKP Desa Ranteberang adalah a) Lebih menjamin kesinambungan pembangunan di tingkat desa; b) sebagai pedoman dan acuan pembangunan desa; c) memberi arah kegiatan pembangunan tahunan desa; d) menampung aspirasi yang sesuai kebutuhan masyarakat dan dipadukan dengan program pembangunan supra desa; e) dapat mendorong partisipasi dan swadaya masyarakat. Jadi manfaat RKP Desa untuk masyarakat kurang bermanfaat dalam menampung aspirasi yang sesuai kebutuhan masyarakat serta mendorong masyarakat berpartisipasi dan berswadaya. Maka dengan demikian peran BPD dalam memberikan ruang yang efektif bagi masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya, dengan melalui Musyawarah Desa yang merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi dengan mengutamakan kepentingan masyarakat sebagai stakeholder pembangunan untuk menanggapi rancangan RKP Desa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Tabel.4.26 Efektivitas Masyarakat Dalam Menanggapi Pembahasan Rancangan RKP Desa Dalam Musyawarah Desa Di Kecamatan Buntumalangka

kategori Frekuensi (f) Persentase (%)

Sangat efektif 12 16

Efektif 23 31

Kurang efektif 40 54

Tidak efektif - -

Jumlah 75 100

(Sumber: hasil angket,2016)

Dari tabel 4.26 tersebut diatas menggambarkan bahwa efektivitas masyarakat dalam menanggapi pembahasan penyusunan RKP Desa dalam

Musyawarah Desa yang diselenggarakan oleh BPD dengan persentase 54% kurang efektif dan hanya 31% efektif, jadi peran BPD di kecamatan Buntumalangka dalam menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam rangka perencanaan pembangunan desa melalui Musyawarah Desa masih dengan kategori kurang efektif. Hal ini pun menyebabkan rendahnya pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan desa sehingga secara politik posisi tawar masyarakat sebagai subjek pembangunan masih sangat lemah sehingga adanya sikap apatis masyarakat dalam mengawal keberhasilan program pembangunan.

Pembahasan penyusunan RKP Desa yang diselenggarakan setiap tahun pada bulan Desember dalam musyawarah desa sehingga terkadang masyarakat maupun unsur masyarakat tidak semua dapat hadir. Dalam pola pembangunan yang transparansi dan akuntabilitas, desa adalah badan publik yang wajib membuka informasi kepada masyarakat untuk menghindari adanya praktek- praktek KKN, sehingga BPD sebagai lembaga pengawasan yang bekerja sama dengan masyarakat, maka BPD juga berkewajiban dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tercapainya kerja sama yang legitimate. Peran BPD dalam melakukan sosialisasi di kecamatan Buntumalangka ialah sebagai berikut: Tabel.4.27 Peran BPD Dalam Melakukan Sosialisasi Di

Kecamatan Buntumalangka

Kategori frekuensi Persentase

Sangat sering sosialisasi 9 12

Sering sosialisasi 20 27

Kurang sosialisasi 28 38

Tidak pernah sosialisasi 18 24

Jumlah 75 100

Dari hasil angket tersebut pada tabel 4.27 menggambarkan peran BPD dalam melakukan sosialisasi di kecamatan Buntumalangka dengan persentase 38% kurang melakukan sosialisasi sedangkan hanya 27% sering melakukan sosialisasi dengan rata-rata keterangan jawaban informan bahwa “BPD bersama dengan perangkat desa menginformasikan melalui papan informasi dan menyampaikan dalam acara keluarga”. Dari hal tersebut menjelaskan kalau ternyata lembaga BPD di Kecamatan Buntumalangka belum benar-benar merupakan lembaga yang mandiri dan masih ketergantungan dengan perangkat desa padahal BPD adalah lembaga yang independen yang punya pimpinan tersendiri, tata tertib sendiri dan kegiatan tersendiri. jadi ketika lembaga BPD masih monoton dengan kepala desa secara politik dan fungsional mengakibatkan tidak punya daya kebijakan sendiri dan mudah dikendalikan oleh kepala desa. tetapi hubungan kepala desa dengan BPD yang terlalu renggang mengakibatkan kebijakan kedua lembaga tersebut tidak sinergis, keseimbangan dan keselarasan maka musyawarah desa adalah forum yang efektif dalam atau sering juga disebut dengan sidang paripurna ditingkat desa dalam membahasa perencanaan dan penyelesaian yang bersifat strategis.

Tujuan BPD dalam melakukan sosialisasi atas hasil kesepakatan dalam musyawarah desa yang diprioritaskan dalam pembangunan 1 (satu) tahun yang menyangkut kebutuhan dasar masyarakat adalah agar BPD punya bahan tanggapan yang bersumber dari kebutuhan baru yang diselarasakan dengan hasil keputusan rancangan RKP Desa dalam Musyawarah Desa dalam menanggapi isi rancangan RKP Desa sebelum di tetapkan dalam peraturan desa. kepala desa menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrembang

desa) yang dihadiri perangkat desa, BPD dan unsur masyarakat dalam menetapkan rancangan RKP Desa dalam peraturan desa maka Musrembang Desa merupakan final perencanaan. Sehingga BPD harus benar-benar melakukan pencermatan ulang isi rancangan RKP desa dengan hasil Musyawarah Desa dan hasil sosialisasi kepada masyarakat. Adapun peran BPD dalam menanggapi isi rancangan RKP Desa sebelum ditetapkan dalam peraturan desa di kecamatan Buntumalangka ialah sebagai berikut:

(Sumber: Hasil Angket,2016)

Dari diagram 4.7 mendeskripsikan bahwa peran BPD dalam menanggapi isi rancangan RKP Desa dalam Musrembang desa jika tidak sesuai dengan hasil kesepakatan dalam musyawarah desa sebelum ditetapkan dalam peraturan desa, berdasarkan dengan jawaban informan dengan persentase 49,33% tidak pernah menanggapi dan 18,66% kadang menanggapi tanpa keterangan jawaban informan sedangkan hanya 20% sering menanggapi dan 12% sangat sering menanggapi dengan rata-rata keterangan jawaban informan adalah “BPD tidak menetapkan jika tidak sesuai dan memberi saran dan masukan namun”. tapi jawaban informan lebih banyak mengatakan tidak pernah menanggapi jika tidak sesuai. dengan

0% 10% 20% 30% 40% 50% Sangat Sering Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah 12% 20% 18,66% 49,33% Persentase K at egor y

Diagram 4.7. Peran BPD Dalam Menaggapi Isi Rancangan RKP Desa Jika Tidak Sesuai Dengan Hasil Kesepakatan dalam

demikian, hal tersebut menunjukkan peran BPD dalam mengawasi proses perencanaan pembangunan yang disusun dalam RKP Desa masih sangat lemah di kecamatan Buntumalangka. Hal ini pun mengakibatkan Musyawarah Desa yang merupakan sidang paripurna desa dalam pengambilan keputusan tertinggi hanyalah merupakan kegiatan prosedural dalam perencanaan pembangunan desa, tanpa memberikan manfaat pada warga desa.

Dalam dokumen Skripsi Peran BPD Dalam Mengoptimalkan P (Halaman 74-82)