• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Fasilitator

Dalam dokumen LAMPIRAN STUDI KELOMPOK MASYARAKAT PNPM (Halaman 32-34)

Fasilitator tingkat kabupaten

Di tingkat kabupaten, terdapat Fasilitator Kabupaten (Faskab) dan Fasiliator Keuangan (Faskeu). Fasilitator Kabupaten di Klaten lebih banyak membangun relasi dengan pemerintah kabupaten dan pihak non pemerintah untuk mengadvokasikan perlunya pelestarian aset dan kelembagaan PNPM. Faskab juga cukup aktif mendorong keterlibatan BKAD dan UPK dalam pameran tingkat nasional dan daerah dengan tujuan memperkenalkan Klaten, produk Klaten dan juga membuka peluang pasar bagi kelompok-kelompok usaha yang menjadi nasabah UPK. Fasilitator keuangan lebih banyak berurusan dengan UPK di setiap desa. Lingkup yang ditangani berkaitan dengan upaya mendorong kelancaran pembayaran pinjaman.

Faskab dan Faskeu memiliki catatan pengalaman panjang sebagai fasilitator program PNPM, dan sebelumnya fasilitator dalam program-program organisasi nonpemerintah yang berlabel pemberdayaan masyarakat. Nilai dan prinsip PNPM dipahami secara mendalam oleh Faskab dan Faskeu, namun untuk mendorong penerapan nilai dan prinsip partisipasi, transparansi dan akuntabilitas yang lebih luas masih terbentur kuatnya pengaruh elit desa dalam kelembagaan PNPM di Ringinan.

Fasilitator tingkat kecamatan

Fasilitator tingkat kecamatan terdiri atas tiga orang, yaitu Fasilitator Kecamatan (FK), Fasilitator Teknik (FT) dan Pendamping Lapangan (PL). Keberadaan FK dan FT sudah sejak 2001, walaupun personelnya berganti-ganti. Tahun 2009 ditambah satu orang PL dan tahun 2012 ditambah lagi satu orang PL khusus untuk membantu UPK menangani tunggakan. FK dan FT merupakan pelaku yang direkrut dan dikontrak oleh Satuan Kerja PNPM sebagai konsultan dan biasanya orang luar kecamatan. PL adalah pelaku yang berasal dari warga lokal dan proses pemilihannya dengan mengikuti seleksi yang diselenggarakan oleh BKAD. PL saat ini di Ringinan memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang konstruksi, sehingga cukup dapat membantu TPK dan KPMD dalam pembuatan proposal teknis. Honor PL tahun 2009 sebesar Rp500 ribu dan sejak 2011 naik menjadi Rp1 juta.

Peran FK dan FT di Kecamatan Ringinan sangat besar pada saat PPK, khususnya pada saat pengenalan program, sosialisasi ke masyarakat dan pendampingan teknis sampai selesainya pelaksanaan kegiatan. Dalam ingatan para pelaku lama di tingkat kecamatan dan desa, FK dan FT PPK sering turun dan berinteraksi langsung dengan para pelaku di tingkat desa. Bahkan penyusunan proposal teknis dan pelaporan masih ditangani oleh FK dan FT.

Bagi FK, perbedaan PPK dan PNPM berimplikasi cukup signifikan terhadap beban kerja mereka dan

juga siklus program. Dalam PNPM seperti dikejar-kejar, berorientasi pada proyek. Berbeda dengan FK dan FT pada periode PNPM dimana UPK dan TPK sudah mampu mengatasi kendala teknis seperti pembuatan proposal dan penyusunan laporan, kini peran FK dan FT semakin kecil. Di Kecamatan Ringinan, dengan SDM pelaku PNPM yang cukup baik, peran FK dan FT dalam membantu hal-hal teknis mulai dapat digantikan. Sebagai orang luar, FK mengambil posisi aman dengan tidak banyak campur tangan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para kepala desa.

Di tingkat kecamatan terdapat setrawan, yaitu PNS staf kecamatan yang dipilih untuk secara bertahap menggantikan peran FK. Menurut FK dan wawancara dengan setrawan sendiri, peran dan fungsi

setrawan belum optimal. Setrawan tidak terlibat secara aktif dalam kegiatan verifikasi maupun

monitoring yang dilakukan BKAD, BPUPK dan UPK. Selama terlibat sejak 2010 baru ikut turun ke desa bersama FK sebanyak tiga kali. Secara personal, setrawan yang ditunjuk memiliki keinginan untuk tahu lebih banyak, tetapi tidak terwujud dalam tindakan. Keterlibatan minimalnya adalah hadir dalam MAD.

Untuk kegiatan pendampingan ke desa, peran PL secara teknis lebih besar dibanding FK dan FT saat ini. Sebagai orang lokal, PL mampu berbasa-basi dan bersopan santun dengan para pengurus TPK di desa-desa yang umumnya sudah relatif berumur. PL memberikan catatan dalam buku bimbingan TPK. Keuntungan menjadi PL adalah dikenal luas oleh masyarakat, namun “kerugiannya” adalah banyak undangan hajat yang tidak mungkin ditolak.

Fasilitator tingkat desa

KPMD terdiri dari dua orang, laki-laki dan perempuan. Seleksi KPMD dilakukan oleh kepala desa, dipilih orang yang menurutnya mau bekerja dan orang yang kira-kira cukup kritis terhadap pelaksanaan PNPM di desa. KPMD perempuan mewakili orang yang mau bekerja, sekaligus merangkap sebagai Koordinator SPP dan tugas utamanya menagih ke kelompok. KPMD laki-laki mewakili golongan kritis di masyarakat.

Fasilitator perempuan terlibat sejak tahun 2002 ketika masih PPK. Ia sendiri tinggal di Kradenan sejak 1987, pindah dari Kecamatan Karanganom. KPMD perempuan berusia 47 tahun dan menjadi mengepalai dua kelompok simpan pinjam (1 UEP dan 1 SPP) di Desa Kradenan. Posisinya sebagai KPMD membuatnya juga dipilih oleh UPK sebagai Koordinator SPP, yang merupakan “kepanjangan tangan UPK”. Selain aktif sebagai KPMD, ia juga aktif sebagai bendahara PKK dan bendahara arisan. KPMD laki-laki relatif sering berganti karena umumnya punya kesibukan lain. Mantan kepala desa Kradenan yang cukup dominan ini juga dulu pernah menjadi KPMD dalam program PPK (walaupun sebelum menjadi KPMD menduduki jabatan sebagai kepala desa).

Pemilihan KPMD dilakukan dalam musyawarah desa. Walaupun dipilih dalam musdes, namun nama- nama calon KPMD biasanya telah diarahkan oleh Kepala Desa. Seperti dikatakan mantan Kepala Desa Kradenan bahwa masyarakat belum cukup dewasa untuk memilih orang yang tepat, sehingga masih harus ada arahan dari pemimpinnya. KPMD mendapatkan honor dari DOK, besarnya Rp74 ribu, lalu naik pada tahun 2012 menjadi Rp91 ribu per bulan. Secara personal, KPMD perempuan memiliki relasi yang dekat dan baik dengan kepala desa dan sekretaris desa yang sama-sama menjadi pelaku PNPM di Desa Kradenan.

Tugas utama yang dijalankan KPMD perempuan saat ini adalah memastikan kelancaran angsuran pinjaman ke UPK. KPMD laki-laki sendiri relatif tidak aktif, bahkan dalam kedudukannya sebagai ketua BPD Desa Kradenan pun tidak aktif. KPMD pada kenyataannya menjadi pelaksana pembuatan proposal kegiatan, berperan sebagai Tim Penulis Usulan.

Dalam dokumen LAMPIRAN STUDI KELOMPOK MASYARAKAT PNPM (Halaman 32-34)