III KERANGKA PEMIKIRAN
3. Keragaan Pasar (Market Performance)
3.1.10 Peran Kelompok Tan
Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani, kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan serta mengembangkan usaha anggota. Berdasarkan batasan tersebut, maka fungsi dari kelompok tani adalah :
1. Kelas belajar
Sebagai kelas belajar, kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap (PKS) serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusahatani, sehingga produktivitasnya meningkat, pendapatannya bertambah, dan akhirnya berdampak pada kehidupan yang lebih sejahtera.
2. Wahana kerjasama
Sebagai wahana kerjasama, kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama diantara sesama petani dalam kelompok tani dan antar kelompok tani serta dengan pihak lain. Melalui kerjasama ini diharapkan kegiatan usahataninya akan lebih efisien serta lebih mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan.
39 3. Unit produksi
Sebagai unit produksi, usahatani yang dilaksanakan oleh masing-masing anggota kelompoktani, secara keseluruhan harus dipandang sebagai kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi baik dipandang dari segi kuantitas, kualitas, maupun kontinuitas.
Selain kelompok tani, dikenal pula istilah gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang didefenisikan sebagai kumpulan dari beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. Di dalam Gapoktan setiap kelompok tani akan dikembangkan dan diarahkan untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan fungsinya. Fungsi dari Gapoktan yang dimaksud adalah sebagai usahatani, unit usaha pengolahan, unit usaha sarana dan prasarana produksi, unit usaha pemasaran dan unit usaha keuangan mikro, serta unit jasa penunjang lainnya. Jika fungsi-fungsi tersebut berjalan dengan baik maka Gapoktan akan menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri.
Sebagai unit usaha pemasaran, hendaknya Gapoktan mempunyai kemampuan sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi serta menganalisa potensi dan peluang pasar berdasarkan sumber daya yang dimiliki untuk mengembangkan komoditi yang dikembangkan/diusahakan guna memberikan keuntungan usaha yang lebih besar.
2. Merencanakan kebutuhan pasar berdasarkan sumberdaya yang dimiliki dengan memperhatikan segmentasi pasar.
3. Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pemasok-pemasok kebutuhan pasar.
4. Mengembangkan penyediaan kebutuhan pasar akan produk pertanian. 5. Mengembangkan kemampuan memasarkan produk-produk hasil pertanian. 6. Menjalin kerjasama atau kemitraan usaha dengan pihak pemasok hasil-
hasil produksi pertanian.
7. Meningkatkan kemampuan dalam menganalisis potensi usaha masing- masing anggota untuk dijadikan satu unit usaha yang menjamin pada permintaan pasar dilihat dari kuantitas, kualitas, serta kontinuitas.
40 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Kontribusi hortikultura terhadap manusia dan lingkungan cukup besar. Salah satu jenis produk hortikultura yang memegang peranan penting dalam perekonomian negara adalah sayuran. Tahun 2004 sampai tahun 2006 ekspor sayuran mengalami peningkatan sebesar 30 persen. Akan tetapi pada tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 17 persen dan mengalami peningkatan kembali pada tahun 2008 sebesar lima persen (dapat dilihat pada Tabel 1). Salah satu produk sayuran unggulan ekspor adalah brokoli (Brassicae oleraceae L). Brokoli dijadikan sebagai keperluan bahan pangan dan dapat berfungsi sebagai obat pada penyakit tertentu.
Berdasarkan informasi melalui komunikasi lisan dengan pihak dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, Kecamatan Cisarua Puncak menjadi daerah sentra produksi brokoli untuk wilayah Bogor. Kecamatan Cisarua Puncak memiliki ketinggian yang memenuhi kriteria bertumbuhnya brokoli, yaitu pada ketinggian 800 sampai dengan 900 mdpl. Usahatani brokoli di wilayah ini dimulai pada tahun 2008 (dapat dilihat pada Tabel 2). Usahatani brokoli terpusat di dua desa, yaitu Desa Tugu Utara dan Desa Tugu Selatan.
Di Desa Tugu Utara terdapat satu kelompok tani yang menjalankan usaha tani brokoli, yaitu kelompok tani Suka Tani yang merupakan anggota gabungan kelompok Tani Tugu Utara. Kelompok tani ini memulai usahatani brokoli pada tahun 2009. Tingkat produksi yang dihasilkan, memberi sumbangsih yang besar untuk lingkungan Kecamatan Cisarua Puncak. Tahun 2009, kelompok tani ini mampu memperoleh tingkat produksi sebesar 59,52 persen dari total produksi brokoli yang ada di wilayah Cisarua, dan pada tahun 2010 mampu memperoleh tingkat produksi sebesar 54,11 persen dari total produksi di wilayah Cisarua tersebut.
Kelompok tani ini sebenarnya mampu memasarkan produknya secara langsung kepada konsumen. Akan tetapi terdapat beberapa kendala yang membuat kelompok tani ini tidak dapat memasarkan produknya secara langsung ke konsumen, sehingga harus berhubungan dengan penyalur yang dapat membantu menyalurkan produk tersebut. Kendala yang dihadapi oleh kelompok tani tersebut adalah produk yang dijual sifatnya mudah rusak (bulky), dan cepat busuk
41 (perishable). Kendala lain yang dihadapi adalah jarak lokasi pemasaran dari areal usahatani yang dimiliki oleh setiap petani, sehingga memerlukan penanganan, mulai dari penyimpanan, pengangkutan dan bongkar muat. Hal tersebut dapat mengakibatkan biaya yang dikeluarkan oleh kelompok tani tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan keuntungan yang diperolehnya. Dalam memasarkan brokoli, petani juga belum dapat menentukan harga jual. Hal ini dikarenakan harga seringkali ditentukan oleh pihak pedagang, sehingga petani berstatus sebagai penerima harga saja (price taker). Jika dilakukan pengamatan pada Tabel 5. dan Tabel 6., dapat disimpulkan bahwa telah terbentuk suatu marjin pemasaran yang cukup besar diantara petani sampai ke pedangang pengecer. Dalam hal ini petani mendapatkan bagian yang paling sedikit dari total penerimaan pemasaran brokoli tersebut. Penguraian latar belakang dan permasalahan yang ada pada kelompok tani ini, menjadi dasar bagi penulis untuk melakukan suatu penelitian berupa analisis pada sistem tataniaga sayur brokoli yang dihasilkan oleh kelompok tani ini.
Penelitian ini menggunakan alat analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif meliputi analisis fungsi-fungsi tataniaga, saluran tataniaga, struktur pasar, dan perilaku pasar. Analisis kuantitatif meliputi marjin tataniaga, farmer’s share, dan analisis rasio keuntungan dan biaya.
42 Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional
Fakta usahatani brokoli yang dihadapi petani : 1. Marjin tataniaga tinggi.
2. Harga fluktuatif
Analisis kualitatif 1. Analisis saluran tataniaga 2. Analisis lembaga tataniaga 3. Analisis fungsi-fungsi
tataniaga
4. Struktur pasar dan perilaku pasar
Analisis kuantitatif 1. Marjin tataniaga 2. Farmer’s share
3. Rasio keuntungan dan biaya
Alternatif saluran tataniaga sayur brokoli yang paling efisien
1. Bagaimana sistem tataniaga brokoli yang dilakukan oleh kelompok tani Suka Tani, di desa Tugu Utara ?