• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 6 2 Degradasi Indeks Kenyamanan Lingkungan Tanpa Upaya Penataan

VI- 492 Peran Masyarakat

 Masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang tujuan dan manfaat pengelolaan air limbah bagi lingkungan dan masyarakat itu sendiri.

3. Peraturan perundang-undangan

 Masih lemahnya penegakan hukum dan belum memadainya perangkat peraturan perundangan yang dibutuhkan dalam sistem pengelolaan air limbah permukiman serta belum lengkapnya NSPM dan SPM pelayanan air limbah. 4. Kelembagaan

 Dalam bidang kelembagaan yang menangani air limbah masih belum berjalan dengan optimal baik dari sisi teknis operasional, sumber daya pengelola maupun pendanaan dikarenakan belum memiliki unit tersendiri yang mengurusi tentang air limbah.

5. Pendanaan

 Pemerintah Kota Bontang berkomitmen untuk melakukan pembangunan dan pengembangan jaringan serta pembiayaan operasional IPAL.

 Perlunya dilakukan penggalian dana pengelolaan air limbah terhadap potensi yang ada melalui penarikan retribusi air limbah bagi masyarakat yang terlayani.

B.Kondisi Eksisting Pengembangan Air Limbah Permukiman

1. Aspek Teknis

Untuk kebutuhan sanitasi masyarakat Kota Bontang belum memiliki sanitasi terpusat, akan tetapi pada beberapa Kelurahan sudah memiliki sanitasi komunal. Sisanya menggunanan MCK atau langsung dibuang ke sungai serta di bibir pantai. Pelayanan pengurasan tanki septik atau cubluk biasanya dilakukan oleh oleh Dinas PMK dengan truk tinja atau secara manual. Biasanya lumpur dari tangki septik/cubluk rumah tangga (RT) baru disedot kalau fasilitasnya sudah buntu. Sebagian masyarakat sudah melengkapi rumahnya dengan sarana pengelolaan air limbah yaitu tangki septik. Sebagian lagi menggunakan saluran drainase serta sungai yang terdapat disekitar lingkungan perumahan. Saat ini belum terdapat pengelolaan air limbah domestik yang dilakukan secara terpusat. Berdasarkan Studi EHRA, di Kota Bontang jumlah KK yang memiliki jamban sehat sebanyak 84,48%, selebihnya black water dan grey water yang yang dihasilkan langsung di buang ke saluran drainase, sungai, danau, kolam, kebun dan lubang tanah. Keluarga yang telah menggunakan jamban sehat belum tentu aman, secara umum kondisi keluarga yang menggunakan jamban berdasarkan Survey EHRA dengan suspect aman sekitar 40,28%, dan masih ada sekitar 59,72% dengan suspeck tidak aman. Ada sekitar 0,43 % tidak dapat diketahui apakah menggunakan tangki septik atau tidak.

VI-50

Tabel 6.22 Kapasitas Pelayanan Eksisting Skala Kabupaten/Kota No Prasarana/Sarana Jumlah Kapasitas

(m3)

Sistem

Pengelolaan Pengelola 1. Truk Tinja 1 unit 5.000 liter Langsung

dibuang ke TPA

DKPP Kota Bontang

2. IPLT - - - -

3. IPAL (komunal) 4 unit 1 unit = 500 SR

RBC DKPP Kota Bontang

Sumber : DKPP Kota Bontang

Sebagian besar penduduk Kota Bontang memakai fasilitas buang air besar dengan jamban leher angsa. Sementara itu ada sebagian yang membuang limbah air mandi, cuci dan dapur langsung ke saluran drainase masih sering dijumpai. Akan tetapi, kebiasaan ini tidak sesuai dengan prinsip-prinsip sanitasi yang baik, dan oleh karena itu kebiasaan ini harus ditinggalkan.

Tanggung jawab terhadap pembangunan fasilitas sanitasi setempat berada pada tingkat keluarga. Sedangkan pemerintah Kota Bontang melalui pengelola sektor air limbah bertugas melaksanakan perencanaan, pengawasan, pengendalian, dan pemanfaatan sarana dan prasarana di bidang teknik penyehatan yang meliputi urusan-urusan air bersih, air buangan, kebakaran, kebersihan, pertamanan, dan pemakaman.

Dinas PU Kota Bontang telah melaksanakan program stimulasi untuk pembangunan fasilitas sanitasi setempat. Program stimulasi tersebut biaya operasi dan pemeliharaan untuk fasilitas sanitasi individual ditanggung oleh masing-masing KK (kepala keluarga). Desain standar yang ada untuk fasilitas sanitasi individual disiapkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya.

a. Fasilitas Sanitasi Komunal (SANIMAS)

Di Kota Bontang terdapat fasilitas sanitasi komunal untuk keperluan buang air besar untuk pemakaian bersama (umum) dalam lingkup Kelurahan dengan asumsi 1 unit untuk 10 KK. Fasilitas sanitasi komunal dilayani dengan menggunakan MCK Plus Biogester (Mandi, Cuci, Kakus). MCK, yang dikenal sebagai WC Umum, juga dibangun di tempat-tempat umum seperti pasar dan terminal. MCK biasanya terdiri dari tempat mandi, Cuci dan kakus. Air limbah disalurkan ke tangki septik yang menyalurkan ke bidang resapan. Pengurasan tangki septik secara rutin adalah penting agar proses pengolahannya berjalan dengan baik.

b. Fasilitas Sanitasi Terpusat (IPAL)

Fasilitas pengolahan air limbah terpusat di Kota Bontang belum tersedia. Sehingga rencana jangka panjangnya perlu penyediaan sanitasi secara terpusat di Kelurahan Bontang Lestari. Untuk saat ini Kota Bontang telah memiliki 2 unit IPAL skala kawasan yaitu di IPAL Bontang Kuala dan IPAL Berbas Pantai. 2 unit IPAL skala kawasan masih dalam proses pembangunan yaitu IPAL Guntung dan IPAL Loktuan.

VI-51

Tabel 6.23 Cakupan Pelayanan Air Limbah On Site

No. Kecamatan

Jumlah PS Sanitasi Sistem On Site

Pengumpulan Pengolahan

Jamban

Keluarga MCK Lainnya

Septik

tank Cubluk Lain-lain

1. Bontang Utara 12.813 - - √ √ -

2. Bontang Selatan 10.789 7 - √ √ -

3. Bontang Barat 5.365 - - √ √ -

Sumber : DinasKesehatan Kota Bontang / Dinas Pekerjaan Umum Kota Bontang

Tabel 6.24 Cakupan Pelayanan Air Limbah Off Site No Prasarana/Sarana Kawasan Jumlah Sambungan

Rumah Keterangan

1. IPAL Komunal Kawasan Bontang Kuala 700 SR -

2. IPAL Komunal Kawasan Berbas Pantai 120 SR -

3. IPAL Komunal Kawasan Guntung - Proses pembangunan

4. IPAL Komunal Kawasan Loktuan - Proses pembangunan

Sumber : DPU Kota Bontang

Tabel 6.25 Cakupan Pelayanan Air Limbah Berbasis Komunitas

No Lokasi Sistem Dibangun Tahun Cakupan Pelayanan Kondisi MCK ++ IPAL Komunal

1. Kel. Satimpo - √ 2008 50 KK Berfungsi

2. Kel. Bontang Baru - √ 50 KK Berfungsi

3. Kel. Tj. Laut Indah - √ 2009 50 KK Berfungsi

4. Kel. Gunung Elai - √ 75 KK Berfungsi

5. Kel. Tj. Laut Indah √ - 2008 80 KK Berfungsi

6. Kel. Berbas Pantai √ - 2008 80 KK Berfungsi

7. Kel. Tanjung Laut √ - 2007 80 KK Berfungsi

8. Tihik-Tihik √ - 2010 58 KK Berfungsi

9. Selangan √ - 2010 36 KK Berfungsi

VI-52

Tabel 6.26 Parameter Teknis Wilayah

No Uraian Besaran Keterangan

A Karakteristik Fisik Kota

1. Jumlah Penduduk 163.651 jiwa Jumlah penduduk tahun 2013

Tingkat Kepadatan 10,92 jiwa/ha Rendah ( < 200 jiwa/ha)

2. Tipe Bangunan

- Permanen % KK atau unit - Semi Permanen % KK atau unit - Tidak Permanen % KK atau unit

3. Badan Air

- Nama Sungai/Danau/Waduk Sungai Bontang

- Peruntukan Sungai - Debit 113,79 - Kualitas pH = 8,52 ; BOD = 3,91 mg/lt ; COD = 10,30 mg/lt ; DO = 4,75 mg/lt ; NH3-N = 0,259 mg/lt ; Timbal < 0,02 mg/lt ; Air Raksa < 0,0003 mg/lt ; Klorida = 2,96 mg/lt ; Sianida = 0,005 mg/lt Tahun 2012

B Tingkat Penyediaan Air Bersih

1. Perpipaan Cakupan pelayanan

mencapai 84,7%

Per September 2014, pelayanan oleh PDAM dan Swasta/Perusahaan

2. Non Perpipaan Cakupan pelayanan non

perpipaan 7,4%

Sumur gali, tangki, dll

Sumber : Bappeda / BLH / PDAM 2. Aspek Pendanaan

Pendanaan untuk penyediaan sarana dan prasarana air limbah diarahkan dengan kebijakan sebagai berikut :

 Penyediaan fasilitas sanitasi merupakan inisiatif murni dari masyarakat dan sektor swasta.

 Fungsi pemerintah daerah adalah untuk memberikan kemudahan, mendorong dan mengatur.

 Arahan dan standar yang berlaku akan digunakan sebagai instrumen/alat utama untuk memenuhi peran dan tanggung jawab dari sektor publik.

 Investasi langsung dari sektor publik dalam fasilitas sanitasi akan dipertahankan seminim mungkin. Sedapat mungkin investasi tersebut memberikan pemulihan biaya.

3. Aspek Kelembagaan

Secara umum organisasi pengelola sektor air limbah (IPAL) di Kota Bontang adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Kebersihan Pertamanan dan PMK.

VI-53