• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Peran Pemerintah Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Melalui

Mukusaki

Setiap manusia dalam kehidupannya masing-masing memiliki peran dan fungsi dalam menjalankan kehidupan. Dalam melaksanakan perannya, setiap manusia memiliki earn atau sikap yang berbeda-beda hal ini dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan sosialnya. Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status) terhadap sesuatu. Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia telah menjalankan suatu peran.

Peranan merupakan tindakan yang dilakukan seseorang atas sekelompok orang dalam suatu peristiwa, dalam hal ini peran pemerintah dalam melaksanakan fungsi dan tujuannya dalam pelayanan, pembangunan, pemberdayaan, dan pengaturan masyarakat. Dapat dijelaskan kembali bahwa peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan apabila seseorang

melaksanakan hak-hak serta kewajiban sesuai dengan kedudukannya maka iatelah melakukan sebuah peranan. Tujuan fundamental dari pemerintahan adalah pemeliharaan keamanan dan keteraturan agar individu-individu dapat menemukan kebahagiaan. Peran pemerintah dalam menciptakan keamanan dasar hingga perhatian dalam urusan keagamaan dan kepercayaan serta mengontrol ekonomi dan menjamin keamanan kehidupan sosial.

Tanggung jawab pemerintahan di daerah dalam rangka memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat semakin kompleks, dimana selain bertanggungjawab memberikan pelayanan dan pembangunan Pemerintah daerah juga harus aktif untuk melaksanakan pemberdayaan masyarakat. Pemeberdayaan pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam berbagai aspek terutama aspek ekonomi, sehingga diharapkan mampu menciptakan masyarakat secara mandiri.

Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai dalam sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan dan mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.

1. Peran Pemerintah Desa Dalam Program Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung (KJA) Di Desa Mukusaki Kecamatan Weweria Kabupaten Ende

a. Keberlanjutan

keberlanjutan adalah daya tahan suatu sistem dan proses.

Prinsip pengorganisasian keberlanjutan merupakan suatu pembangunan berkelanjutan, yang mencakup empat ranah yang saling terhubung, yaitu ekologi, ekonomi, politik dan budaya. Ilmu keberlanjutan merupakan kajian tentang pembangunan berkelanjutan dan ilmu lingkungan.

Istilah keberlanjutan dapat didefinisikan sebagai proses sosio-ekologis yang ditandai dengan pencapaian cita-cita yang sama. Cita-cita menurut definisinya tak terjangkau dalam ruang dan waktu tertentu. Namun, dengan terus-menerus, juga dengan pendekatan yang dinamis, proses tersebut menghasilkan sistem berkelanjutan.

Pemerintah daerah Kabupaten Ende utamanya di desa Mukusaki harus mampu memberikan solusi atau jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi oleh para nelayan saat ini. Terutama harus ada peraturan daerah yang mengatur tentang pemberdayaan masyarakat nelayan mengingat bahwa ikan merupakan salah satu komoditas ekspor terbesar di kabupaten Ende. Peraturan yang dibuat pemerintah harus memihak kepada masyarakat. Tapi untuk saat ini masih belum ada peraturan yang dikeluarkan oleh

Pemerintah Kabupaten Ende mengenai pemberdayaan masyarakat nelayan, hanya berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pemberdayaan

Nelayan Kecil dan Pembudidaya Ikan Kecil serta Undang-Undang No.7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan. Berikut kutipan wawancara dengan Fabianus Sandis siga, S.p selaku kepala Desa Mukusaki yang mengemukakan bahwa:

"Untuk saat ini tidak ada peraturan daerah (perda) khusus yang mengatur pemberdayaan masyarakat nelayan di Kabupaten Ende. Kami hanya mengacu pada Undang-Undang No. 7 tahun 2016 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan.”

Berdasarkan wawancara dengan informan Fabianus Sandis siga, S.p yang mengatakan bahwa tidak ada peraturan daerah yang mengatur tentang pemberdayaan masyarakat nelayan di desa Mukusaki. Pemerintah Daerah kabupaten Ende hanya mengacu pada Undang-Undang No. 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Privinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembar Negara Nomor 82 dan Tambahan Lembar Negara Nomor 4737), peran pemerintah di daerah dilakukan oleh daerah yang diberikan hak otonomi daerah, untuk menyelenggarakan pemerintahan daerah.

Fungsi pemerintah dalam kaitannya dengan pemberdayaan yaitu mengarahkan masyarakat kemandirian dan pembangunan demi terciptanya kemakmuran, tidak serta merta dibebankan oleh masyarakat. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya setiap instansi terkait memiliki tanggungjawab terhadap peraturan atau kebijakan baik itu yang dibuat oleh wewenang yang lebih tinggi maupun kebijakan yang dibuat oleh ruang lingkup pemerintahan daerah itu sendiri. Di Kabupaten Ende tentunya memiliki peranan yang cukup besar dalam pemberdayaan masyarakat nelayan, oleh karena itu dalam menjalankan tugas sebagai pelaksana dari Undang-undang yang telah dibuat harus sesuai dengan apa yang tercantum didalamnya. Seperti yang diungkapkan oleh Fabianus Sandis Siga S.p selaku kepala desa yang menyatakan bahwa:

"Yang menjadi acuan kami selaku penanggungjawab terhadap pemberdayaan nelayan yang ada di kabupaten Ende khususnya yang ada di desa M u k u s a k i yaitu Undang-Undang No. 7 Tahun 2016 tentang perlindungan dan pemberdayaan masyarakat nelayan, pembudi daya ikan. Ini adalah peraturan yang baru dikeluarkan setahun lalu untuk menyempurnakan aturan yang sebelumnya.”

b. Transparansi dan Akuntabilitas

Transparansi dan akuntabilitas memiliki keterkaitan satu sama lain. Transparansi menunjuk pada kebebasan memperoleh informasi.

Akuntabilitas menyangkut pertanggungjawaban ke-pada publik atas

setiap aktivitas yang dilakukan. Senada dengan pengertian dari United Nation Development Program (UNDP), transparansi adalah

sistem informasi yang dikembangkan sehingga memungkinkan masyarakat dapat meng-akses berbagai informasi mengenai pelayanan publik. Sedangkan akun-tabilitas adalah standard dan prosedur yang digunakan oleh pemerintah untuk mempertanggungja waban tindakannya kepada pemilik mandat atau rakyat. Dalam konteks ini, kalau suatu subyek telah transparan, maka hal itu perlu dipertanggungjawaban dengan baik sehingga diperoleh suatu kejelasan dan tidak kegaruan.

Berdasarkan hasil penelitan di lapangan menunjukkan bahwa peran pemerintah sebagai regulator adalah menyiapkan arah untuk menyeimbangakn penyelengaraan pembangunan melalui penerbitan peraturan-peraturan . sebagai regulator pemerintah memberikan acuan dasar kepada masyarakat sebagai instrumen untuk mengatur segala kegiatan pelaksanaan pemberdayaan. bahwa Pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam perkembangan masyarakat adalah penekanan pada pentingnya masyarakat lokal yang mandiri sebagai suatu sistim yang mengorganisir diri mereka sendiri. pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian tentunya diharapkan memberikan peranan kepada individu bukan

sebagai objek, tetapi sebagai pelaku atau aktor yang menentukan hidup mereka sendiri.

Ende merupakan sebagai salah satu Kabupaten yang kaya akan ikan sehingga menjadikan Kabupaten Ende sebagai salah satu produsen penghasil ikan yang baik di Provinsi N u s a T e n g g a r a T i m u r . Walaupun menjadi penghasil ikan terbanyak di provinsi ini, namun potensinya belum dapat dimanfaatkan secara optimal di sebabkan oleh kurangnya produktivitas nelayan dalam peningkatan

mutu dan kualitas perikanan. Oleh karena Pemerintah Kabupaten Ende khususnya pada desa Mukusaki memiliki peranan penting dalam meningkatkan produktifitas nelayan. Berikut wawancara kutipan wawancara dengan Samsudin Opu, selaku sekretasi desa yang mengatakan bahwa:

"Peningkatan produktivitas masyarakat nelayan sangat penting dalam rangka untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk hasil laut karena sebagian besar nelayan masih menggunakan tehnik tradisional serta peralatan yang kurang efisien".

Berdasarkan hasil wawaneara terhadap informan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa masih banyak nelayan di Kabupaten Ende Khususnya di Desa Mukusaki yang menggunakan tehnik dan alat tangkap ikan yang sifatnya masih tradisional sehingga kurang efisien.

Hal senada juga diungkapkan oleh Samsudin Opu, selaku sekretaris desa yang mengatakan Bahwa:

"Saat ini sebagian besar nelayan di d es a M ukus aki masih menangkap ikan seeara tradisional tanpa bantuan teknologi.

Mereka pergi menangkap ikan tanpa mengetahui lokasi mana (equity theory) adalah ketika karyawan merasa puas dengan keadilan yang dirasakannya maka karyawan akan tetap setia pada organisasi.

Intisari dari teori keadilan ini adalah bahwa apabila seorang karyawan mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi yaitu seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar atau mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawabnya (Siagian, 2013).

Teori keadilan menjelaskan bahwa kepuasan seseorang tergantung apakah ia merasakan ada keadilan (equity) atau tidak adil (unequity) atas suatu situasi yang dialaminya. Teori ini merupakan

variasi dari perbandingan sosial. Menurut teori ini, seseorang akan membandingkan rasio input hasil dirinya dengan rasio hasil input orang bandingan. Jika perbandingan itu dianggapnya cukup adil, maka ia akan merasa puas. Namun jika perbandingan itu tidak seimbang dan justru merugikan (kompensasi kurang), akan menimbulkan ketidakpuasan dan menjadi motif tindakan bagi seseorang untuk menegakkan keadilan.

Lembaga sosial atau yang juga sering disebut sebagai lembaga kemasyarakatan adalah kelompok sosial yang terbentuk dari nilai , norma, adat istiadat, kepribadian dan unsur lain yang berkembang di dalam suatu lingkungan masyarakat. Terbentuknya lembaga sosial berawal dari keinginan dan kebutuhan masyarakat akan keteraturan dalam menjalani kehidupan bersama, oleh karena itu salah satu fungsi lembaga sosial adalah untuk mengatur tata cara menjalin hubungan antar manusia. Pentingnya kelembagaan yang ditaati oleh anggota komunitas nelayan, sehingga kepentingan dan tujuan yang telah disepakati bersama dapat dilaksanakan dengan baik serta kapasitas lembaga atau organisasi yang memperlihatkan masyarakat untuk bekerja sama dalam memobilisasi sumber-sumber daya yang tersedia guna menyelesaikan masalah-masalah dalam komunitas nelayan.

Melalui kelembagaan inilah perlu diperkuat, dibimbing dan didampingi agar kelembagaan kelompok nantinya dapat mandiri baik

dalam menjalankan usahanya, ataupun dalam mengatasi kesulitan akses permodalan maupun pemasaran. Berikut nelayan dapat mengembangkan dirinya, memudahkan kelompok untuk mendapatkan akses permodalan dan pasar. Kelembagaan kelompok adalah daftar kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengelola ikan.

Di Desa Mukusaki Kecamatan Wewaria Kabupaten E nde terns berupaya menggenjot peningkatan hidupa para pelaku perikanan dalam hal ini nelayan yang berada dipesisir desa Mukusaki, sebagai salah satu upaya pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan nelayan dengan memberikan bimbingan teknis (BIMTEK). Senada dengan pendapat diatas hasil wawancara dengan masyarakat desa Mukusaki Ahmad Saleh selaku ketua kelompok nelayan yang mengatakan bahwa

"kami didesa Mukusaki nelayan mendapatkan bimbingan dari penyuluh , kami didampingi dan dibimbing bagaimana caranya membudidayakan ikan dan kami masyarakat merasa pemerintah telah melakukan perannya, namun bimbingan ini terkadang tidak efektif karena hanya di hadiri oleh bebrapa nelayan saja karena sosialisasinya kurang".

Dari hasil wawancara informan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa di Desa Mukusaki kecamatan Wewaria Kabupaten Ende telah menjalankan perannya dlam melakukan bimbingan kepada nelayan di desa Mukusaki kabupaten Ende dengan melakukan BIMTEK dan penyuluhan kepada masyarakat nelayan meski belum sepenuhnya berjalan dengan efektif karena kurangnya sosialasisai yang

dilakukan namun masyarakat sangat merasakan manfaat yang diperoleh dengan adanya bimbingan yang dilakukan masyarakat mengalami kemajuan dalam pembudidayaan ikan dan lainnya.

Sejalan Dengan di atas Wawancara Dengan Abdul Kadir selaku salah satu anggota Kelompok Nelayan yang mengatakan bahwa:

“kami mendapatkan pelatihan dan bimbingan bagiman acara mengelolah hasil perikanan dan bagaimana memanfaatkan hasil perikanan dan juga meningkatkan pendapatan hasil perikanan, masyarakat merasa senang dengan adanya pendampingan dan pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah”.

Kegiatan tersebut untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian masyarakat nelayan yang sudah menjadi tanggung jawab pemerintah sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat nelayan.

Kegiatan tersebut memberikan manfaat yang sangat besar bagi nelayan di pesisir pantai dalam upaya menekan biaya operasioanal penangkapan ikan dan meningkatkan hasil pendapatan nelayan yang telah diberi bimbingan dan pelatihan.

Pemerintah daerah juga terkendala dalam melaksanakan program-programnya. Seperti yang diutarnkan oleh seorang informan setempat Daniel Elias selaku masyarakat desa yang mengatakan bahwa:

"Penyuluhan sudah dilakukan sejak lama dengan mengundang beberapa perwakilan nelayan untuk hadir ataupun mengunjungi kelompok-kelompok nelayan, tetapi masih terkendala dengan partisipasi masyarakat yang kurang berminat dalam kegiatan penyuluhan, selain itu tim penyuluh datang disaat nelayan sendiri

yang meminta pertolongan agar didampingi. Jadi belum ada penjadwalan rutinitas dalam penyuluhan dimasyarakat”.

Berdasarkan wawancara di atas dan penelitia di lapangan menunjukkan bahwa pada dasamya pemberian penyuluhan kepada masyarakat itu sudah dilakukan dengan dua earn yaitu dengan mengundang masyarakat nelayan ke posko penyuluhan dan yang kedua adalah tim penyuluh yang mengunjungi kelompok nelayan, hanya saja masih banyak masyarakat nelayan yang kurang partisipasinya untuk menghadiri penyuluhan ini.

C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Peran Pemerintah Desa Dalam

Dokumen terkait