• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PERAN PEMERINTAH DESA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN MELALUI PROGRAM BUDIDAYA IKAN KERAMBA JARING APUNG (KJA) DI DESA MUKUSAKI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI PERAN PEMERINTAH DESA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN MELALUI PROGRAM BUDIDAYA IKAN KERAMBA JARING APUNG (KJA) DI DESA MUKUSAKI"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

KERAMBA JARING APUNG (KJA) DI DESA MUKUSAKI KECAMATAN WEWERIA KABUPATEN ENDE

Disusun dan Diusulkan Oleh

MUHAMAD AJHAR

Nomor Induk Mahasiswa : 105641102916

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022

(2)

ii SKRIPSI

PERAN PEMERINTAH DESA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN MELALUI PROGRAM BUDIDAYA IKAN

KERAMBA JARING APUNG (KJA) DI DESA MUKUSAKI KECAMATAN WEWERIA KABUPATEN ENDE

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan Diusulkan Oleh:

Muhamad Ajhar

Nomor Induk Mahasiswa : 105641102916

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022

(3)

iii

(4)

iv

PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Peran Pemerintah Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Melalui Program Budidaya Ikan Keramba Jarring Apung ( KJA ) Di Desa Mukusaki Kecamatan Weweria Kabupaten Ende Nama Mahasiswa : Muhamad Ajhar

Nomor Induk Mahasiwa : 105641102916 Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyetujui:

Pembimbing I

Dr. Junaedi, SH., MH., M.Si

Pembimbing II

Muhammad Randhy Akbar, S.IP., M.Si

Mengetahui:

Dekan

Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si NBM: 730727

Ketua Program Studi

Dr. Nuryanti Mustari, S.IP., M.Si NBM: 1031102

(5)

v

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Muhamad Ajhar Nomor Induk Mahasiswa : 105641102916 Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul : Peran Pemerintah Desa Dalam Pemberdayan Masyarak Nelayan Melalui Program Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung di Desa mukusaki kecamatan Wewaria Kabupaten Ende

Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar akademik dan pemberian sanksi lainnya sesuai dengan aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 29 Juli 2022 Yang Menyatakan,

Muhamad Ajhar

(6)

vi ABSTRAK

MUHAMAD AJHAR : Peran Pemerintah Desa dalam pemberdayaan Masyarakat Nelayan Melalui Program Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung di Desa Mukusaki Kabupaten Ende (dibimbing oleh Junaedi dan Muhammad Randy Akbar)

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk Peran Pemerintah Desa dalam proses Pemberdayaan Masyarakat Nelayan di Desa Mukusaki, metode penelitian ini adalah metode kualitatif yakni memberikan gambaran secara objektif terkait bagaimana keadaan sebenarnya objek yang diteliti dan tipe penelitian yang digunakan adalah tipe fenomenologi. Data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder dengan jumlah informan sebanyak 5 orang. Dan dokumentasi. Teknik Analisis data dan digunakan dalam penelitian ini yaitu Reduksi data, Penyajian data, dan Penarikan kesimpulan. Pengabsahan data yang digunakan adalah Triangulasi sumber, Triangulasi teknik dan Triangulasi waktu. Penelitian ini bertujuan mengetahui Peran Pemerintah Keberlanjutan, Transparansi dan Akuntabilitas, Keadilan dalam Pemberdayaan Masyarakat Nelayan di Desa Mukusaki Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peran Pemerintah Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Nelayan di Desa Mukusaki Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende ini menggunakan 3 indikator yaitu 1) Keberlanjutan 2) Transparansi Dan Akuntabilitas 3) Keadilan guna mencapai tujuan dari penelitian ini yaitu menciptakan kesejahteraan masyarakat dalam bernelayan . Faktor pendukungnya adalah terlibatnya Pemerintah Desa Mukusaki melakukan pembinaan terhadap masyarakat dan sebagian besar masyarakat juga ikut merespon dengan baik sedangkan faktor yang menghambat Peran ini dikarenakan beberapa masyarakat Nelayan masih rendah dalam proses pembudidayaan ikan tidak mau bekerja dengan sesuatu hal yang serba singkat dan cepat tampa memikirkan dampak yang akan mereka dapatkan nantinya. Tetapi masalah tersebut sudah bisa terkendali oleh Peran Pemerintah.

Kata Kunci : Peran, Pemerintah Desa, Pemberdayaan, Nelayan

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tidak henti diberikan kepada hamba-nya Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para Keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulis skripsi yang berjudul “Peran Pemerintah Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Melalui Program Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung ( KJA ) di Desa Mukusaki Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende”.

Skripsi yang Penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada orang tua penulis Bapak Hasan Karo dan Ibu Nur Nona atas segala kasih saying, cinta, pengorbanan serta do’a yang tulus dan ikhlas yang senantiasa beliau panjatkan kepada Allah SWT sehingga menjadi pelita terang dan semangat yang luar biasa bagi penulis dalam menggapai cita-cita, serta saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukungan dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar penulis yang selalu memberi semangat dan dukungan disertai segala pengorbanan yang tulus dan ikhlas.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terimah kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ambo Asse, M.Ag, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar..

2. Ibu Dr.Ihyani Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Bapak Dr. Junaedi, SH., MH., M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Muhammad Randhy Akbar, S.IP., M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

(8)

viii

4. Dr. Nuryanti Mustari, S.IP., M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

5. Para dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan bimbingan saran, petunjuk, dan motivasi selama kurang lebih empat tahun perkuliahan.

6. Seluruh pegawai kantor Desa Mukusaki Kecamatan Weweria Kabupaten Ende dan khususnya Narasumber yang telah responsive membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Kakak-kakak tersayang, yang senantiasa menyalurkan bantuan, semangat dan kasih sayang yang tiada henti kepada penulis.

8. ponakan-ponakan yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

9. Kepada temanku Umi Kamarun, S.Sos, yang selalu bersedia untuk meluangkan waktunya membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.

10. For my best friends, untuk sohib kampusku yang solid, Hasdiki S.IP, Achmad Fadil Arif S.IP, Halim Jauhari, Riswandi, Asrul salmin,Andi Arhinsa . Thanks so much atas dukungan, semangat, kebersamaan, kekonyolan, canda dan tawa kalian selama ini. Kalian menjadi salah satu catatan sejarah dalam perjalanan hidupku.

11. Teman-teman KKP Angkatan XX Kota Makassar Kelurahan Mangasa.

Wisdam, Dina Hermanto,. Terima kasih atas kebersamaan dan pengalaman serta pelajaran yang sangat berarti dalam proses pengabdian diri di Kelurahan Mangasa selama kurang lebih 2 bulan.

12. Kepada teman-teman kelasku Ilmu Pemerintahan A 2016, yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu, terimah kasih telah membantu penulis selama proses perkuliahan, memberikan masukan, dan menemani penulis dalam menghadapi masalah-masalah yang ada selama proses perkuliahan, dan suskes untuk saudara ku semua.

13. Teman-teman Pejuang Senyum Sospol yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu, terimah kasih telah berbagi pengalaman, semangat,

(9)

ix

tawa dan canda selama proses perkuliahan

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata Sempurna. Oleh karena itu, Kritik dan Saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin Billahi fii sabilil haq,fastabiqul khairat, wassalamu’alaikum wr.wb

Makassar, 29 Juli 2022

Muhamad Ajhar

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis ... 8

2. Manfaat Praktis ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 9

B. Pemerintah Dan Pemerintah Daerah ... 10

C. Pemberdayaan ... 14

D. Masyarakat Nelayan ... 20

E. Kerangka pikir ... 23

F. Fokus Penelitian ... 24

G. Deskriptif Fokus Penelitian ... 25

(11)

xi BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 27

B. Jenis Penelitian Dan Tipe Penelitin ... 27

C. Sumber Data ... 28

D. Teknik Pemilihan Informan ... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ... 30

F. Teknik Analisis Data ... 32

G. Teknik Keabsahan Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Desa Mukusaki Kecamatan Weweria Kabupaten Ende ... 36

2. Sumber Mata Pencaharian Pokok Desa Mukusaki ... 40

3. Profil Pemerintahan Desa Mukusaki ... 45

4. Visi dan Misi ... 51

5. Profil Nelayang Desa Mukusaki ... 52

6. Bantuan Sampan/Perahu dan Mesin Katinting Kepada Masyarakat Nelayang Di Desa Mukusaki ... 53

B. Peran Pemerintah Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Melalui Program Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung (KJA) Di Desa Mukusaki 1. Peran Pemerintah Desa Dalam Program Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung (KJA) Di Desa Mukusaki Kecamatan Weweria Kabupaten Ende a. Keberlanjutan (sustainability) ... 56

b. Transparansi dan Akuntabilitas (Transparency and Accountability) ... 59

c. Keadilan (Equity) ... 62

C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Peran Pemerintah Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Melalui Program Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung (KJA) Di Desa Mukusaki Kecamatan Weweria Kabupaten Ende 1. Faktor Pendukung ... 66

(12)

xii

2. Faktor Penghambat ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN ... 73

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Table 2.1 ... 9

Table 3.1 ... 30

Table 4.1 ... 34

Table 4.2 ... 39

Table 4.3 ... 42

Table 4.4 ... 42

Table 4.5 ... 43

Table 4.6 ... 44

Table 4.7 ... 53

(14)

xiv DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 ... 37 Gambar 4.2 ... 50

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara maritim dan kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau besar dan kecil dengan luas wilayah perairan mencapai 5,8 juta km2 atau sekitar 63 persen sama dengan tiga perempat dari keseluruhan wilayah Indonesia. Indonesia memiliki garis pantai sepanjang, yang merupakan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Luas perairan tersebut, termasuk didalamnya laut, memiliki potensi produksi lestari ikan laut yang cukup besar, dengan asumsi sekitar 6,51 juta ton/tahun atau 8,2% dari total potensi produksi ikan laut dunia. Dari gambaran tersebut bahwa menunjukan potensi kekayaan negara Indonesia sangat besar pada sektor perikanan dan kelautan.Berdasarkan data diatas sebagian besar masyarakar Indonesia sebagai nelayan Sonny Hari Hamadi, 2013 Survei Sosial Ekonomi Nasional “Nelayan Kita”.

Undang-undang 45 Tahun 2009 mendefinisikan nelayan sebagai “orang yang mata pencharianya melakukan penangkapan ikan”. Sedangkan penangkapan ikan didefinisikan sebagai “kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun,termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah dan mengawetkannya”. Secara sederhana,nelayan adalah orang yang melakukan kegiatanpenangkapanikan.

(16)

Mata pencaharia nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut. Di Indonesia para nelayan biasanya bermukiman di daerah pinggir pantai atau pesisir,kehidupan masyarakat nelayan tergantung pada hasil laut.

Jumlah nelayan Indonesia 2,7 juta, diantaranya masih menggunakan alat seperti Jala Jarimg, Bubu dan Pancing. Sistem kerja pada umumnya jam kerja yang relatif singkat beberapa jam saja.Kondisi atau kebiasaan semacam ini berdampak pada hasil tangkapan yang tidak optimal sehingga mengakibatkan tingkat produksi rendah dan juga pendapatan mereka juga tidak optimal akibatnya tingkat kesejahteraan nelayan pun rendah.Sistem kerja yang beberapa jam saja antara lain juga disebabkan kapal dan alat tangkap ikan yang mereka gunakan kurang bagus,selain itu kebiasaan kerja yang hanya beberapa jam saja rupanya sudah menjadi kebiasaan. (www.mongabay.co.id)

Pada sisi lain jika kita melihat potensi sumberdaya ikan di wilayah Indonesia yang begitu besar,namun kemampuan dan budaya nelayan kita masih sangat terbatas. Sektor perikanan tangkap sesungguhnya merupakan sumber kekuatan sosial ekonomi nelayan dan umumnya merupakan salah satu penyangga sektor ekonomi nasional.Jika sektor ini dimanfaatkan secara maksimal serta dikelola secara optimal oleh nelayan Indonesia,maka dapat menjadi sumber ekonomi yang besar.Selain dari sisi jam kerja yang relatif singkat perlu diketahui,di Indonesia untuk menjadi atau berprofesi sebagainelayan sangatlah mudah karena tidak diperlukan persyaratan yang khusus maupun formal sehingga siapapun bisa menjadi nelayan dan kapan pun mereka mau,tidak dibatasi oleh waktu. Karena itu di negara indonesia masih

(17)

banyak dijumpai nelayan musiman,yakni nelayan yang melaut hanya pada saat tertentu saja.(Retnowati, 2011).

Undang-undang No. 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan Dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, Dan Petambak Garam sangat tergantumg pada sumber daya ikan, kondisi lingkungan, sarana dan prasarana, kepastian usaha, akses permodalan, ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan informasi sehingga membutuhkan perlindungan dan pemberdayaan.

Undang-undang No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan. Bahwa pemanfaatan sumber daya ikan belum memberikan peningkatan taraf hidup yang berkelanjutan dan berkeadilan melalui pengelolaan perikanan, pengawasan, dan sistem penegakan hukum yang optimal.

Di daerah pesisir Kabupaten Ende Desa Mukusaki hampir mayoritas masyarakat yang bertempat tinggal di Dusun watubara Pantai adalah masyarakat suku buton dimana mereka banyak bergelut atau memiliki mata pencaharian sebagai nelayan oleh karena itu sebagian besar mereka bertempat tinggal di daerah pesisir, dan bekerja sebagai nelayan dan tambak ikan. Sebagai masyarakat yang masih kental dengan budaya mereka masih mempercayai adanya hari-hari baik untuk pergi berlayar kepantai, sehingga adat sosial budayanya masih dijunjung tinggi oleh masyarakat disana.

Kehidupan mayarakat pesisir Desa Mukusaki Pantai memiliki perbedaan dalam aspek kehidupan di tengah-tengah masyarakat agraris penduduk pedesaan, yang perbedaannya disebabkan oleh faktor lingkungan alam, karena masyarakat pantai lebih dekat dengan laut yang dominan, sedangkan

(18)

masyarakat petani untuk lingkungan alam mereka dalam bentuk sawah, jagung,mente, kakao dan kelapa dengan kondisi perbedaan ini, memungkinkan mereka untuk memiliki sistem pengetahuan budaya yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.Masyarakat yang berada di daerah pesisir di Desa Mukusaki Pantai Kecamatan Wewaria Kabupeten Ende mayoritas penduduknya memiliki mata pencaharian dasar sebagai nelayan, sehingga mereka sangat tergantung pada sumber daya laut. Sebagian penduduk juga mengolah tanah mereka menjadi kolam ikan, yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat pesisir. Pemberdayaan masyarakat di Desa Mukusaki Pantai sangat penting dilakukan dan pemerintah beserta perangkatnya harus berperan penting untuk memberdayakan warganya, terutama merangsang, mendorong atau memotivasi mereka untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya. Tujuan pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat adalah untuk memajukan kesejahteraan masyarakat, mengentaskan kemiskinan dan keterbelakangan masyarakat.Tingkat perkembangan nelayan di Desa Mukusaki Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende cukup pesat dan juga masih banyak mengunakan alat seperti Jala Jaring,Bubu, dan Pancing dalam penangkapan ikan Keramba Jaring Apung (KJA). Usaha penangkapan maupun budidaya masih rendah dan lamban disebabkan karena keterbatasan modal atau sarana produksi, keterampilan nelayan atau petani ikan yang masih rendah, dan penyediaan sarana pasca panen yang belum memadai dan terjaminya pemasaran hasil perikanan.

(19)

Kegiatan penangkapan ikan di Desa Mukusaki Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende pada umumnya masih sangat minim dan usaha pemeliharaan atau budidaya ikan masih sulit di kembangkan karena kurangnya sarana dan prasarana yang menggantungkan kehidupannya pada hasil perikanan dan kelautan. (portal.endekab.go.id)

Pemerintah Desa Mukusaki Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende telah berupaya memberikan perhatian dan mengupayakan terlaksananya kegiatan pemberdayaan nelayan, tetapi masih ada nelayan yang kesulitan dalam meningkatkan taraf hidup dan berada di bawah garis kemiskinan sehingga nelayan tidak dapat melakukan kegiatan pencaharian.Hal disebabkan oleh kurangnya upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Desa dalam pemberdayaan nelayan seperti kurangnya pendidikan dan pelatihan, penyuluhan dan pendampingan. Pemerintah Desa di sisi lain kurang memfasilitasi nelayan dalam hal membina dan mencarikan mitra usaha yang tepat bagi nelayan serta dukungan kemudahan akses informasi dan teknologi yang masih sulit didapatkan oleh nelayan. Selain itu, pemerintah Desa perlu memberikan dukungan kelembagaan bagi nelayan.

Fenomena lain yang dirasakan oleh masyarakat nelayan adalah kurangnya perhatian pemerintah dalam melakukan sosialisasi terhadap program-program kepada masyarakat nelayan dan seluruh pemangku kepentingan, khususnya yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat nelayan. Melalui sosialisasi yang menyeluruh diharapkan dapat memberikan informasi bagi

(20)

nelayan yang berdampak pada peningkatan produktifitas hasil perikanan dan kelautan.

Berdasarkan deskripsi merupakan pusaran masalah yang terjadi pada masyarakat nelayandi Desa Mukusaki Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende dalam pelayanan Keramba Jaring Apung ( KJA ) yang masih rendah budidaya dan lamban disebabkan karena keterbatasan modal atau sarana produksi, keterampilan nelayan, dan penyediaan sarana pasca panen yang belum memadai dan terjaminya pemasaran hasil perikanan. Hal demikian seharusnya mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah desa dalam mencarikan solusi pemecahan masalah bagi masyarakat nelayan. Memberdayakan masyarakat nelayan berarti menciptakan peluang bagi nelayan untuk menentukan kebutuhannya, merencanakan dan melaksanakan kegiatannya, yang akhirnya menciptakan kemandirian permanen dalam kehidupan masyarakat itu sendiri.

Selanjutnya permasalahan yang dihadapi nelayan Kabupaten Ende, antara lain adalah ancaman ketidaksedian bahan bakar minyak: pencurian ikan, penangkapan ikan berlebih,serta perubahan iklim, cuaca, dan tinggi gelombang laut.Dengan permasalahan yang telah diuraikan di atas maka dapat kita mengetahui respon dan perilaku mayarakat terhadap pemerintah, maka penulis akan membuat suatu penelitian dengan judul “Peran Pemerintah Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Melalui Program Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung (KJA) Di Desa Mukusaki Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende”

B. Rumusan Masalah

(21)

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peran Pemerintah Desa dalam Pemberdayaan Masarakat nelayan melalui Program Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung (KJA) di Desa Mukusaki Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende ?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peran Pemerintah Desa dalam pemberdayaan masyarakat nelayan melalui program budidaya ikan keramba jaring apung (KJA) di Desa Mukusaki Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende ?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk:

1. Untuk mengetahui dan menggambarkan peran Pemerintah Desa dalam pemberdayaan masyarakat nelayan melalui Program Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung (KJA) di Desa Mukusaki Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende.

2. Untuk mengetahui dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pemberdayaan masyarakat nelayan melalui Program Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung (KJA) di Desa Mukusaki Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende ?

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(22)

1. Manfaat akademik, diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam pengembangan studi ilmu pemerintahan khususnya yang berfokus pada kajian peran pemerintah daerah dalam pemberdayaan masyarakat nelayan.

2. Manfaat praktis, hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi seluruh pemangku kepentingan dan menjadi bahan evaluasi dan masukan bagi pemerintah daerah dalam pemberdayaan masyarakat nelayan.

(23)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 PenelitianTerdahulu

No Nama

Judul Penelitian

Metode Penelitian

Hasil Penelitian 1 Kaswandi

(2017)

Peran Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Di Kabupaten Takalar

Metode Penelitian Yang Digunakan Yaitu Metode Kualitatif

Sesuai hasil penelitian penjelasan di atas menjadi salah satu faktor yang menghambat dalam pemberdayaan nelayan sehingga nelayan merasa dirugikan dan sulit berkembang dan akhirnya akan semakin terlilit hutang karena adanya ketergantungan dengan pemilik modal yakni tengkulak/juragan/pungwa 2. Titing Peran Pemerintah Metode Penelitian ini Untuk

(24)

purnama sari (2020

Dalam

Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Guna Meningkatkan Ekonomi Di Dusun Lauwo Pantai

Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur

Penelitian Yang Digunakan Yaitu Metode Kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif

mengetahui bagaimana peran pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat nelayan di Dusun Lauwo Pantai Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur Untuk mengetahui bagaimana upaya pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat

nelayan guna

meningkatkan ekonomi di Dusun Lauwo Pantai Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur.

3. Hamdan (2017)

Evaluasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir di

Kabupaten Jepara

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa program PEMP di Kabupaten Jepara dikatakan cukup berhasil karena terlihat dari segi kelembagaan dengan

(25)

adanya pembentukan kelompok, mekanisme perguliran dana penyerapan dana bantuan yang dapat terlaksana dengan baik

B. Pengertian Peran Pemerintah

Setiap manusia dalam kehidupannya masing-masing memiliki peran dan fungsi dalam menjalankan kehidupan. Dalam melaksanakan perannya, setiap manusia memiliki cara atau sikap yang berbeda-beda. Hal ini sangat dipengaruhi oleh oleh latar belakang kehidupan sosialnya.

Menurut (Berry, 2003), mendefenisikan peran sebagai harapan- harapan yang di kenakan pada individu yang menempat kedudukan sosial tertentu.

Harapan – harapan tersebut merupakan imbangan dari norma-norma sosial dan oleh karena itu dapat dikatakan bahwa peranan itu ditentukan oleh norma-norma di dalam masyarakat. Dalam peranan itu terdapat dua harapan yaitu harapan yang dimiliki oleh si pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap orang yang menjalankan peranannya atau kewajiban- kewajibannya. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa peran adalah prilaku-prilaku yang ditunjukan oleh seseorang karena kewajibannya dari jabatan atau pekerjaannya.

Menurut (Veithzal, 2004)peranan di artikan sebagai perilaku yang di atur dan diharapkan seseorang dalam posisi tertentu. Selanjutnya menurut Ali (2000),

(26)

peranan adalah sesuatu yang menjadi bagaian yang memegang pimpinan yang terutama dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa.

Menurut (Rumlus et al., 2019)Peran adalah seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa peran adalah suatu sikap, tindakan atau perilaku yang diharapkan oleh banyak orang atau sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki status atau kedudukan tertentu. Berdasarkan hal-hal diatas dapat diartikan bahwa apabila dihubungkan dengan pemerintah desa, peran tidak berarti sebagai hak dan kewajiban individu, melainkan merupakan tugas dan wewenang pemerintah desa.

(Lantaeda et al., 2017),mengemukakan: “Peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan seseorang dan karena kedudukan itu ia melakukan suatu tindakan atau gerak perubahan yang dinamis dimana dari usaha itu diharapkan akan tercipta suatu keadaan atau hasil yang diinginkan. Tindakan tersebut dijalankan dengan memanfaatkan kewenangan, kekuasaan, serta fasilitas yang dimiliki karena kedudukannya”.

(Syahri, 2018)menyebutkan ada lima aspek penting dari peran, yaitu:

1. Peran itu bersifat impersonal: posisi peran itu sendiri akan menentukan harapannya, bukan individunya.

2. Peran itu berkaitan dengan perilaku kerja (task behavior) – yaitu, perilaku yang diharapkan dalam suatu pekerjaan tertentu.

3. Peran itu sulit dikendalikan – (role clarity dan role ambiguity)

(27)

4. Peran itu dapat dipelajari dengan cepat dan dapat menghasilkan beberapa perubahan perilaku utama.

5. Peran dan pekerjaan (jobs) itu tidaklah sama – seseorang yang melakukan satu pekerjaan bisa saja memainkan beberapa peran.

Menurut (Tahir, 2015)membagi peran pemerintah ada tiga aspek peran, yaitu:

1. Keberlanjutan (sustainability) Visi dan misi yang kuat dari pemerintah kota dalam mengembangkan dan membangun kawasan perkotaan sudah berjalan dengan baik.

2. Transparansi dan Akuntabilitas (Transparency and Accountability) Efisiensi dalam tranparansi dan akuntabilitas tidak tercapai hal ini terlihat dengan banyaknya pembangunan yang tidak sesuai dengan aturan yang ada dan bahkan menimbulkan masalah baru yang malah mengeluarkan banyak biaya.

3. Keadilan (Equity) Efektifitas akan rasa keadilan itu sudah terwujud dengan baik sebab sudah melibatkan masyarakat pada setiap kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah.

Menurut (Lantaeda et al., 2017)peran dibagi menjadi 3 yaitu sebagai berikut:

1. Peran Aktif Peran aktif adalah peran yang diberikan oleh anggota kelompok karena kedudukannya didalam kelompok sebagai aktifitas kelompok, seperti pengurus, pejabat, dan lainnya sebagainya.

(28)

2. Peran Partisipatif Peran partisipatif adalah peran yang diberikan oleh anggota kelompok kepada kelompoknya yang memberikan sumbangan yang sangat berguna bagi kelompok itu sendiri.

3. Peran Pasif Peran pasif adalah sumbangan anggota kelompok yang bersifat pasif, dimana anggota kelompok menahan dari agar memberikan kesempatan kepada fungsi-fungsi lain dalam kelompok sehingga berjalan dengan baik.

Dari berbagai uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan seseorang maupun sekelompok orang (organisasi) apabila melaksanakan hak-hak serta kewajiban sesuai dengan kedudukannya maka ia telah melakukan sebuah peranan. Jika dikaitkan dengan tindakan pemerintah maka dapat dikatakan bahwa peran adalah tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah terkait kedudukannya dalam pemerintahan. Sedangkan jika peran dihubungkan dengan pemerintah daerah dalam pemberdayaan masyarakat adalah posisi terkait pelaksanaan tugas pokok dan fungsi maupun kewajiban yang seharusnya pemerintah daerah lakukan dalam menunjang pemberdayaan masyarakat nelayandi Kabupaten Ende.

C. Pemberdayaan

Pemberdayaan sebagai proses mengembangkan, memandirikan, menswadayakan, memperkuat posisi tawar menawar masyarakatlapisan bawah terhadap dimaknai dalam konteks menempatkan posisi berdiri masyarakat.Posisi masyarakat bukanlah obyek penerima manfaat (beneficiaries) yang tergantung pada kekuatan-kekuatan penekan di segala bidang dan sektorkehidupan. Konsep

(29)

pemberdayaan (masyarakat desa) dapat dipahami juga dengan dua cara pandang.Pertama,pemberdayaan pemberian dari pihak luar seperti pemerintah, melainkan dalam posisi sebagai subyek (agen atau partisipan yang bertindak) yang berbuat secara mandiri. Berbuat secara mandiri bukan berarti lepas dari tanggungjawab negara. Pemberian layanan publik (kesehatan, pendidikan, perumahan, transportasi dan seterusnya) kepada masyarakat tentu merupakan tugas (kewajiban) negara secara given.

Masyarakat yang mandiri sebagai partisipan berarti terbukanya ruang dan kapasitas mengembangkan potensi-kreasi, mengontrol lingkungan dan sumberdayanya sendiri, menyelesaikan masalah secara mandiri, dan ikut menentukan proses politik di ranah negara. Masyarakat ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan dan pemerintahan (Eko, 2002). Permendagri RI Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat,dinyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Pasal 1 , ayat (8) ).

(Adimihardja & H, 2001) “pemberdayaan masyarakat merupakan strategi besar dalam paradigma pembangunan yang berpusat pada rakyat (people based development)”. Pendekatan ini menyadari pentingnya kapasitas masyarakat untuk

meningkatkan kemandirian dan kekuatan internal, melalui kesanggupan untuk melakukan kontrol internal atas sumber daya material dan non-material yang penting melalui redistribusi modal atau kepemilikan. Pendekatan ini melihat

(30)

bahwa permasalahan sosial yang ada dalam masyarakat bukan semata-mata akibat penyimpangan prilaku atau masalah kepribadian, tetapi juga sebagai akibat masalah struktural, kebijakan yang keliru, inkonsistensi dalam implementasi kebijakan dan tidak adanya partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

Pembangunan yang bersifat sentralistik dapat menghambat tumbuhnya kesadaran masyarakat bahwa masalah sosial yang ada merupakan masalah masyarakat, sehinga mereka tidak mampu memanfaatkan potensi dan sumber daya sosial yang ada untuk mengatasinya. Selain itu, kondisi struktural yang ada tidak memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengartikulasikan aspirasi serta merealisasikan potensinya, sehingga masyarakat berada dalam kondisi yang tidak berdaya. Dalam situasi inilah reorientasi paradigma pembangunan menjadi kebutuhan yang mendesak.

Menurut Hikmat (2001) “konsep pemberdayaan dapat dilihat sebagai akibat dari dan reaksi terhadap alam pikiran, tata masyarakat dan budaya yang berkembang dalam sebuah masyarakat”. Pada awal kelahirannya, konsep pemberdayaan bertujuan untuk menemukan alternatif-alternatif baru dalam pembangunan masyarakat. Proses pemberdayaan dengan demikian merupakan depowerment dari sistem kekuasaan yang bersifat absolut. Konsep pemberdayaan

menggantikannya dengan sebuah sistem yang baru, yang memberikan perhatian penting pada gagasan manusia dan kemanusiaan (humanisme).

(Rumlus et al., 2019)merumuskan tiga upaya pokok dalam setiap pemberdayaan masyarakat, yang disebut sebagai Tri Bina, yaitu: Bina Manusia,

(31)

Bina Usaha, dan Bina Lingkungan. Membicarakan konsep pemberdayaan, tidak dapat dilepaspisahkan dengan konsep sentral, yaitu konsep Power (daya)

Prinsip dan Dasar Pemberdayaan Prinsip utama dalam mengembangkan konsep pemberdayaan masyarakat menurut (Ulumiyah et al., 2013)ada lima macam, yaitu:

1. Pendekatan dari bawah pada kondisi ini pengelolaan dan para stakeholder setuju pada tujuan yang ingin dicapai untuk kemudian mengembangkan gagasan dan beberapa kegiatan setahap demi setahap untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.

2. Partisipasi dimana setiap aktor yang terlibat memiliki kekuasaan dalam setiap fase perencanaan dan pengelolaan.

3. Konsep keberlanjutan: merupakan pengembangan kemitraan dengan seluruh lapisan masyarakat sehingga program pembangunan berkelanjutan dapat diterima secara sosial dan ekonomi.

4. Keterpaduan: yaitu kebijakan dan strategi pada tingkat lokal, regional dan nasional.

5. Keuntungan sosial dan ekonomi: merupakan bagian dari program pengelolaan.

Bertolak dari pendapat ini, berarti pemberdayaan tidak saja terjadi pada masyarakat yang tidak memiliki kemampuan, akan tetapi pada masyarakat yang masih memiliki daya yang masih terbatas, dapat dikembangkan hingga mencapai kemandirian (Winarni, 1998). Upaya pemberdayaan masyarakat harus dilakukan

(32)

di semua aspek baik politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, agama, dan lain- lain.

Menurut Hikmat (2001), “Pemberdayaan masyarakat tidak hanya mengembangkan potensi ekonomi masyarakat saja, namun juga harus mampu meningkatkan harkat dan martabat, rasa percaya diri dan harga diri, serta terpeliharanya tatanan nilai budaya masyarakat itu sendiri. Inti dari gerakan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan adalah dari, oleh, dan untuk masyarakat, yang meliputi: (1) Perumusan konsep; (2) Penyusunan pola; (3) Proses perencanaan; (4) Pelaksanaan gerakan pemberdayaan; (5) Pemantauan dan penilaian hasil pelaksanaan; dan (6) Pengembangan pelestarian gerakan pemberdayaan”Inti pengertian pemberdayaan masyarakat merupakan strategi dan upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat.

Menurut Ristinura (2017) Pemberdayaan masyarakat sangat penting dan merupakan hal yang wajib wajib dilakukan mengingat pertumbuhan economic and teknologyyang demikian pesatnya belakangan ini akan sangat mempengaruhi

kemampuan tiap individu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

1. Tujuan Pemberdayaan

Tujuan dari pemberdayaan masyarakat menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu meningkatkan masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya dan memperkuat kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti mempunyai kepervayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata

(33)

pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas kehidupannya (Edi Suharto 2005).

Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberdayaan masyarakat yaitu membuat masyarakat berdaya dan mempunyai pengetahuan serta keterampilan yang digunakan dalam kehidupan untuk meningkatkan taraf hidup. Upaya pemberdayaan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat.

2. Proses Pemberdayaan

Pembedayaan masyarakat telah menjadi mainstream upaya peningkatan kesejahteraan serta pengentasan kemiskinan. Dengan pemberdayaan masyarakat maka pembangunan tidak mulai dari titik tidak ada, tetapi berawal dari sesuatu yang sudah ada pada masyarakat.

Pemberdayaan berarti apa yang telah dimiliki oleh masyarakat adalah sumberdaya pembangunan yang perlu dikembangkan sehingga makin nyata kegunaannya bagi masyarakat sendiri.

Menurut (Sunartiningsih, 2016)Proses pemberdayaan kelompok usaha bersama yaitu sebagai berikut;

a. Menganalisis situasi yang ada dilingkungannya serta memecahkan masalah berdasarkan kemampuan dan keterbatasan yang mereka miliki.

b. Penyuluhan Kelompok Usaha Bersama c. Pelatihan Penangkapan

d. Pelatihan Budidaya

(34)

e. Bantuan Dana

f. Bantuan Alat dan Mesin g. Evaluasi

D. Masyarakat Nelayan

Konsep atau pengertian nelayan memiliki pengertian yang luas dan beragam, sehingga menimbulkan penafsiran yang berbeda. Sementara di lapangan banyak subyek hukum lain yang bisa saja masuk dalam kategori nelayan antara lain seperti nelayan pemilik, nelayan penggarap, nelayan tradisional, dan nelayan kecil. Pengertian nelayan tersebar dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang memberikan makna berbeda, yaitu:

1. UU No. 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas UU Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, Pasal 1 angka 10 yang mendefinisikan bahwa “nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan”, serta ketentuan Pasal 1 angka 11 yang mendefinisikan “nelayan kecil adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang menggunakan kapal perikanan berukuran paling besar 5 (lima) gross ton (GT)” Dalam UU ini juga disebutkan pengusaha perikanan.

2. UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan mendefiniskan nelayan dalam Pasal 1 angka 13 yaitu perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang

(35)

mata pencahariannya atau kegiatan usahanya melakukan penangkapan ikan.

3. UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mendefinisikan nelayan kecil adalah nelayan masyarakat tradisional Indonesia yang menggunakan bahan dan alat penangkapan ikan secara tradisional, dan terhadapnya tidak dikenakan surat izin usaha dan bebas dari pajak, serta bebas menangkap ikan diseluruh pengelolaan perikanan dalam wilayah Republik Indonesia.

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang perubahan atas undang-undang nomor 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil jo. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil Pasal 17 ayat (2) menjelaskan pengertian nelayan tradisional yaitu nelayan yang menggunakan kapal tanpa mesin, dilakukan secara turun temurun, memiliki daerah penangkapan ikan yang tetap, dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. UU ini juga menyebutkan mengenai nelayan modern dan pengusaha perikanan sebagai pemangku kepentingan utama dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil.

5. UU Nomor 16 Tahun 1964 tentang Bagi Hasil Perikanan memberikan definisi nelayan menjadi beberapa kategori:

a. Pasal 1 huruf huruf b menjelaskan Nelayan pemilik ialah orang atau badan hukum yang dengan hak apapun berkuasa atas sesuatu

(36)

kapal/perahu yang dipergunakan dalam usaha penangkapan ikan dan alat-alat penangkapan ikan.

b. Pasal 1 huruf c menjelaskan definsi nelayan penggarap ialah semua orang yang sebagai kesatuan dengan menyediakan tenaganya turut serta dalam usaha penangkapan ikan laut. Batasan atau definisi nelayan banyak dikemukakan oleh pakar, seperti Panayotou, Berkes, Satria, Ostrom dan Schlager, serta Kusnadi.

Panayotou (1985) mengelompokan nelayan ke dalam empat kelompok utama, yaitu subsistence, indigenous, commercial dan recreation. Sementara itu nelayan komersial dikelompokan lagi menjadi dua kelompok, yaitu nelayan artisanal dan nelayan industri.

Menurut Kusnadi (2003), penggolongan sosial dalam masyarakat nelayan dapat ditinjau dalam tiga sudut pandang, yaitu:

1. Dari segi penguasaan alat-alat produksi dan alat tangkap (perahu, jaringdan perlengkapan lain), struktur masyarakat nelayan terbagi dalam masyarakat pemilik (alat-alat produksi) dan nelayan buruh.Nelayan buruh tidak memiliki alat-alat produksi dan dalam kegiatan produksi unit perahu, nelayan buruh hanya menggunakan jasa tenaganya dengan memperoleh hak-hak yang sangat terbatas. Dalam masyarakat pertanian nelayan buruh identik dengan buruh tani. Secara kuantitatif nelayan buruh lebih besar dibanding dengan nelayan pemilik.

(37)

2. Ditinjau dari segi skala investasi modal usahanya struktur masyarakat nelayan terbagi ke dalam nelayan besar dan nelayan kecil. Disebut nelayan besar karena jumlah modal yang diinvestasikan dalam usaha perikanan relatif lebih banyak, sedangkan nelayan kecil justru sebaliknya.

3. Dipandang dari tingkat teknologi peralatan tangkap yang digunakan masyarakat nelayan terbagi dalam nelayan modern dan tradisional.

Nelayan-nelayan modern menggunakan teknologi yang lebih canggih dibandingkan dengan nelayan tradisional. Jumlah nelayannelayan modern jauh lebih kecil dibanding dengan nelayan tradisional.

E.Kerangka Pikir

Pada era saat ini, masi sering kita jumpai keluhan nelayan yang tidak mendapatkan bantuan peralatan laut terkhusus perberdayaan ikan keramba jaring apung (KJA).Realita yang terjadi di Desa Mukusaki Kecamatan wewaria Kabupaten Ende. masayarakat di desa tersebut kurang atau hanya sebagian yang mendapatkan bantuan nelayan, dengan hal tersebut tidak terjadiya pemerataan bantuan nelayan di Desa mukusaki terkhususnya pada bantuan keramba jaring apung (KJA). Diangkat dari permasalahan diatas maka peneleti perlu melakukan penyuluhan terhadap Pemerataan bantuan nelayan terhadap pemberdayaan masyarakat nelayan melalui program budidaya ikan keramba jaring apung (KJA), sehingga masayarakat di Desa Mukusuki mendapatkan pemerataan bangtuan nelayan.

(38)

Kerangka Pikir

F.Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah Peran Pemerintah Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Melalui Program Budidaya ikan Keramba Jaring Apung (KJA) di Desa Mukusaki Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende. Yang dimana fokus penelitian ini memfokuskan tiga indikator yaitu : Keberlanjutan, Transparansi,Keadilan.

Indikator Peran Pemerintah ( Tahir, M. 2015) 1. Keberlanjutan

2. Transparansi dan Akuntabilitas 3. Keadilan

Peran Pemerintah Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Melalui Program Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung(KJA)

Faktor Penghambat 1.keterlibatan masyarakat 2.rendahnya sosialisasi penyuluhan

Faktor Pendukung Pemerintah Desa mampu bekerja sama

dengan baik guna pemberdayaan masyarakat nelayan

Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Melalui Program Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung (KJA)

(39)

G.Deskriptif Fokus Penelitian

Sesuai dengan fokus penelitian maka yang menjadi deskripsi dalam fokus penelitian yang dijelaskan sebagai berikut :

1. Keberlanjutan Visi dan misi yang kuat dari pemerintah kota dalam mengembangkan dan membangun kawasan perkotaan sudah berjalan dengan baik.

2. Transparansi dan Akuntabilitas Efisiensi dalam tranparansi dan akuntabilitas tidak tercapai hal ini terlihat dengan banyaknya pembangunan yang tidak sesuai dengan aturan yang ada dan bahkan menimbulkan masalah baru yang malah mengeluarkan banyak biaya.

3. Keadilan Efektifitas akan rasa keadilan itu sudah terwujud dengan baik sebab sudah melibatkan masyarakat pada setiap kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah.

4. Faktor pendukung

Yang mendukungb atau mendorong terjadinya Peran Pemerintah Desa yang baik pemberdayaan nelayan di Desa Mukusaki Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende ,serta dukungan dari mayarakat karena tanpa masyarakat pemerintah desa juga tidak akan dapat mendeteksi atau mengetahui kendala – kendala yang dialami oleh masyarakat nelayan.

(40)

5. Faktor penghambat

Faktor yang sifatnya menghambat dan menahan terjadinya segala sesuatu dapat dilihat dari kendala yang ditemukan dalam proses peran pemerintah desa dalam pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa kaloling Kabupaten Ende. Yaitu kurangnya kepudulian masyarakat dan tidak mudahnya meninggalkan yang instan dan kurangnya kesadaran masyarakat.

(41)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan kurang lebih 2 (dua) bulan selesai seminar pra penelitian. Penelitian ini akan dilakukan Di Desa Mukusaki Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende. Adapun alasan saya memilih lokasi penelitian tersebut karena ingin mengetahui sudah sejauh mana peran pemerintahDesa dalam pemberdayaan masyarakat melalui program budidaya Ikan Keramba Jaring Apung (KJA) di Desa Mukusaki Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Berkaitan dengan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana peran pemerintah desa dalam pemberdayaan masyarakat melalui program budidaya ikan Keramba Jaring Apung (KJA) di Desa Mukusaki Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende.Dalam mengatasi angka kemiskinan nelayan di kabupaten Ende maka jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu sudah penelitian kualitatif yang berusaha untuk menemukan makna, menyelidiki proses, individu maupun kelompok.Situasi dan mencari tau peran apa yang dilakukan oleh pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat nelayan melalui program budidaya ikan keramba jaring apung (KJA) di Desa Mukusaki Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende.

Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif (menggambarkan) dengan melakukan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian melakukan penggambaran

(42)

tentang situasi atau kejadian. penelitian ini menghasilkan data-data berupa informasi dari informan apa adanya dan sesuai dengan penelitian yang berkaitan dengan peran pemerintah desa dalam pemberdayaan masyarakat melalui program budidaya ikan keramba jaring apung (KJA) di Desa Mukusaki Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende.

C. Sumber Data

Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data ada dua sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Data Primer

Data primer yaitu data empiris yang didapatkan peneliti dari informan berdasarkan hasil wawancara. Jenis data yang ingin diperoleh adalah bagaimana peran pemerintah desa dalam pemberdayaan masyarakat nelayan melalui program budidaya ikan (KJA) mengatasi angka kemiskinan nelayan diDesa Mukusaki Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende serta data-data lain yang dibutuhkan untuk melengapi skripsi.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku-buku, dokumen/catatan, tulisan-tulisan karya ilmiah dari berbagai media, arsip- arsip resmi yang dapat mendukung kelengkapan data primer.

(43)

D. Informan

Dalam penelitian kualitatif, informasi merupakan data yang diperoleh di lokasi penelitian, dalam naskah atau sumber data. Dalam penelitian ini informasi secara tidak acak, tetapi dengan pertimbangan dan kriteria tertentu. Untuk kedalaman penelitian kualitatif pemilihan informan penelitian didasarkan pada beberpa kriteria. Sebagai mana dikemukakan oleh Moleong (2005), yaitu:

1. Subyek telah lama dan intensif menyatudengan kegiatan atau aktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian peneliti dan biasanya ditandai dengan kemampuan memberikan informasi mengenai hal yang ditanya peneliti.

2. Subyek masih terikat secara penuh aktif pada lingkungan atau kegiatan yang menjadi sasaran atau perhatian peneliti

3. Subyek yang mempunyai cukup waktu atau kesempatan untuk dimintai informasi

4. Subyek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau dikemas terlebih dahulu. Adapun yang menjadi sumber informasi dalam penelitian ini antaralain:

(44)

Table 3.1 Informan Peneliti

No Nama Inisial Jabatan Keterangan

1. Fabinus Sandis Siaga,

S.P FS Kepala Desa 1 orang

2. Samsudin Opu SO Sekdes 1 orang

3. Ahmad Saleh AS Kelompok

Nelayan 1 orang

4. Abdul Kadir AK Kelompok

Nelayang 1orang

5. Daniel Elias DE Masyarakat 1 orang

Jumlah 5 orang

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif, sumber data primer adalah penelitian yang melakukan tindakan dan anak yang menerima tindakan.

Sedangkan sekunder berupa data hasil wawancara, observasi, dokumentasi serta triangulasi.

1. Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan sifat penelitian karena mengadakan pengamatan secara langsung atau disebut pengamatan terlibat dimana peneliti juga menjadi instrumen atau alat dalam penelitian sehingga peneliti harus mencari data sendiri dengan secara langsung atau mengamati dan mencari langsung ke beberapa informan yang telah ditentukan sebagai sumber data.Metode

(45)

observasi ini peneliti memilih jenis observasi partisipatif adalah observasi yang sekaligus melibatkan diri selaku orang dalam pada situasi tertentu. Hal ini agar memudahkan peneliti memperoleh data atau informasi dengan mudah dan leluasa.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapandilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut Moleong, (2010).Teknik wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, yaitu wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara sistematis dan pertanyaan yang diajukan telah disusun. Sebelumnya wawancara dilakukan peneliti terhadap orangtua anak tentang kesulitan dalam belajar membaca dan menulis permulaan anak usia dini.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik yang digunakan untuk melengkapi data dalam rangkaian analisis masalah penelitian. Data ini menyangkut hasil observasi yang diamati. Data ini biasa berbentuk tulisan dan gambar atau foto.

(46)

F. Teknik Analisis Data

Menurut (Sugiyono, 2013) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara otomatis data yang telah diperoleh dari hasil wawancara terhadap informan dan juga adanya dokumentasi dilapangan tempat penelitian.

Deskripsi data yang digunakan yaitu menyusun dan mengelompokkan data menjadi 2 (dua) sehingga bisa memberikan gambaran daya nyata. Analisis yang dilakukan atas dasar data yang sebelumnya telah ditemukan karena mengingat bahwa penelitian kualitatif itu menolak pra konsep sebelum ke lapangan tempat penelitian. Adapun analisis data yang digunakan melalui 3 (tiga) tahap yaitu :

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan banyak data di lapangan, peneliti juga bisa menerapkan metode wawancara, observasi atau berbagai dokumen yang berkaitan dengan peran pemerintah desa dalam pemberdayaan masyarakat melalui program budi daya ikan keramba jaring apung (KJA) di Kabupaten Ende.

2. Penyajian Data

Data yang telah direduksi sebelumnya, kemudian bisa disajikan dalam bentuk deskripsi berdasarkan aspek-aspek yang ada dalam penelitian.

Biasanya di dalam penelitian ada banyak data yang didapatkan peneliti tetapi tidak semua data yang didapatkan dipaparkan karena akan memakan banyak waktu maka dari itu dapat dilakukan simpulan sehingga data yang diperoleh bisa dijelaskan secara singkat dan jelas

(47)

3. Verifikasi Data dan Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir dalam penelitian kualitatif adalah yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang telah disimpulkan sebelumnya masih berubah kapan saja karena masih bersifat sementara akan tetapi jika sudah ada bukti yang mendukung dan benar-benar valid dan konsisten maka kesimpulan yang sebelumnya bisa dipercaya.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian mungkin bisa menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal, tetapi bisa jadi juga tidak karena telah dijelaskan sebelumnya bahwa masalah dan rumusan masalah bisa berubah dalam penelitian kualitatif ini masih bersifat sementara dan bisa berkembang setelah peneliti sudah berada di lapangan.

G. Keabsahan Data

Salah satu cara yang paling penting dan mudah untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan triangulasi. Menurut (Sugiyono, 2014) triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Terdapat 3 (tiga) triangulasi menurut Sugiyono yaitu sebagai berikut :

1. Triangulasi Sumber Data

Triangulasi sumber data yaitu untuk menguji kredibilitas terhadap data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

(48)

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas terhadap data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan waktu yang berbeda.

3. Traingulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data, untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data maka dapat dilakukan dengan cara melakukan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.

(49)
(50)

36 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Desa Mukusaki Kecamatan Weweria Kabupaten Ende

a. Sejarah Desa Mukusaki

Desa Mukusaki adalah hasil perpecahan struktur Pemerintahan dari zaman pemerintahan kolonial Belanda dan Jepang. Swapraja yang sekarang disebut Camat pada waktu itu berkedudukan di Wolowaru (Swapraja Lio) serta Hamente (setingkat Desa) yang berkedudukan di Boafeo maka desa Mukusaki adalah bagian dari Desa Boafeo yang batas hamente Boafeo waktu itu adalah Ulu Wolo Mari Eko Dero Ria Lako Waka.

Ketika pada zaman Orde Lama oleh pemerintah Orde Lama tepatnya pada tahun 1963 maka struktur pemerintahan yang lama dibubarkan atau dihapus dan diganti dengan struktur yang baru yakni Swapraja diganti dengan kecamatan hamente diganti dengan Desa. Dari hasil penghapusan struktur yang lama maka terbentuklah 4 (Empat) Desa baru yakni:

1. Desa Boafeo 2. Desa Ratesuba 3. Desa Nabe 4. Desa Mukusaki

(51)

Dengan demikian terbentuklah Desa Mukusaki Bersama ketiga Desa lainnya. Sistem Pemerintahan pada waktu itu dengan cara ditunjuk langsung oleh pejabat tertinggi Daerah untuk menjadi Kepala Desa.

Adapun wilayah hukum Mukusaki terdiri dari 3 (tiga) dusun yaitu Dusun Mukusaki,Dusun Elamelo dan Dusun Watubara dengan 12 RT dan 6 RW. Adapun batas-batas Wilayah Desa Mukusaki sebagai Berikut :

Tabel 4.1 batas wilayah desa Mukusaki

Batas Desa Kecamatan

Utara Laut Flores Wewaria

Selatan Kelitembu Wewaria

Timur Desa Ekoae Wewaria

Barat Desa Kobaleba Maukaro

Gambar 4.1. Peta Desa Mukusaki

(52)

b. Administrasi Desa

Pusat Pemerintahan Desa Mukusaki terletak di Dusun Mukusaki dan untuk menuju kantor Desa Mukusaki secara administratif Desa Mukusaki terbagi atas 3 (tigaa) Dusun Yaitu:

1. Dusun Mukusaki terdiri dari 2 RW dan 4 RT 2. Dusun Elamelo terdiri dari 2 RW dan 4 RT 3. Dusun Watubara terdiri dari 2 RW dan 4 RT

Setiap dusun dipimpin oleh seorang kepala Dusun dibantu oleh ketua RW dan ketua RT. Sistem Pemerintahan yakni, Camat sebagai penyelenggara tugas umum pemerintahan Desa dan kepala Desa pada dasarnya bertanggungjawab kepada masyarakat Desa dan prosedur pertanggungjawaban disampaikan ke Bupati melalui Camat.

Kemudian kepala Desa bersama dengan BPD wajib memberikan keterangan laporan pertanggungjawaban kepada masyarakat

c. Topografi Desa

Desa mukusaki memiliki topografi dataran rendah dengan kerendahan ketinggian 0-1000 meter diatas permukaan laut (mdpl)dengan bentuk permukaan lahan relatif datar, bergelombang hingga perbukitan.kondisi fisik geografis terdiri dari dataran rendah,berbukit dan sebagian merupakan areal pertanian ,perkebunan dan perternakan . Sedangkan Iklim Desa Mukusaki memiliki iklim tropis dengan rata-rata mencapai 32 c dimana hampir sama secara geografis dengan daerah lainnya yang ada di KabupatenEnde yakni

(53)

memiliki 2 tipe musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.

Musim hujan di wilayah ini terjadi pada bulan Desember sampai dengan masih sering terjadi hujan ,sehinnga terkadang musim di daerah ini tidak bisa dipastikan ,ini merupakan fenomena alam yang tidak bisa diprediksi.

d. Kelompok Nelayan

Kelompok nelayan sangat sangat berperan penting dalam peningkatan pendapatan ekonomi , dimana ia tumbuh dan besar akan menjadi bagian daripada lingkungannya karena telah dipengaruhi dan mengambil sifat – sifat yang ada di sekitarnya. Adapun kelompok - kelompok nelayan yang ada di Desa Mukusaki kecamatan Wewaria Kabupaten Ende. Yang terdiri dari 2 kelompok 1 . tombo-tombo 2.

kerapu

Tabel 4.2 Kelompok Nelayan di Desa Mukusaki Kelompok Nelayan Ketua Kelompok

Tombo - tombo Abdul Kadir

Kerapu Ahmad Saleh

.

(54)

2. Sumber Mata Pencaharian Pokok Desa Mukusaki

Sejarah nelayan keramba jaring Apung sudah berdiri sejak 2010. di desa mukusaki sudah merupakan wilayah pesisir ,wilayah pesisir mayoritas dihuni oleh masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan .nelayan merupaka suatu kelompok yang kehidupannya mereka tergantung langsung pada hasil laut, baik itu dengan cara melekukan penangkapan atau pun budidaya, masyarakat nelayan di desa mukusaki mereka pada umumnya tinggal di pinggir pantai, sebuah pemukiman yang dekat wilayah lokasi kegiatannya (laut). Sehingga masyarakat yang berada di pinggir pantai mayoritas adalah masyarakat yang mata pencahariannya tergantung dari laut.

Wilayah Desa Mukusaki Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende memiliki luas laut yang sangat besar, namun masyarakat nelayan yang kurang mampu karena rendahnya tingkat pendapatan nelayan disebabkan berbagai faktor, seperti kekurangan modal untuk mengembangkan usaha, menurunnya daya dukung lingkungan yang membuat hasil tangkapan berkurang, rendahnya kualitas sumber daya manusia, rendahnya mutu produk dan sebagainya .

Adapun kesadaran dari masyarakat untuk membentuk kelompok nelayan karena melihat masyarakat yang menggunakan alat seadanya seperti mesin yang tidak layak digunakan dan jaring apung Letak geografis juga merupakan faktor adanya organisasi kelompok nelayan Kabupaten ende kecamatan wewaria desa mukusaki. Karena kelompok nelayan merupakan lembaga nelayan. Pemerintah desa mukusaki melihat bahwa Kabupaten Ende ini sangat berpotensi dengan luas

(55)

lautnya sehingga butuh untuk mengolah wilayah tersebut dengan baik maka pemerintah desa mukusaki membangun untuk melakukan program untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan berupa programprogram Keramba Jaring Apung (KJA) kepada nelayan- nelayan karena sebagian dari masyarakat nelayan minim sekali terhadap barang yang digunakan oleh masyarakat nelayan, pemerintah desa mukusaki juga melihat bahwa nelayan butuh pengawasan dan bimbingan untuk menciptakan masyarakat nelayan yang sejahtera. Selain itu juga, adanya organisasi kelompok nelayan di Kabupaten ende merupakan perpanjangan tangan dari Pemerintah untuk memudahkan Pemerintah mengkordinir masyarakat nelayan yang ada di Kabupaten Ende, flores timur. Dimana pemerintah mempunyai sikap dasar bahwa penanggung jawab pembangunan kemaslahatan nelayan adalah Pemerintah yang dibantu oleh organisasi kelompok nelayan yang ada di Desa Mukusaki.

Sebagai wadah perhimpunan nelayan, pemerintah desa mukusaki sepakat dan berkomitmen bahwa sudah waktunya masyarakat nelayan diberi otoritas untuk mengolah laut. Karena masyarakat nelayan punya modal sosial untuk itu.

Oleh sebab itu, ini menjadi agenda terpenting, dan kelompok nelayan akan terus mendorong Pemerintah desa dalam hal ini Departemen Keluatan & Perikanan agar memberikan ruang fasilitas yang memadai seperti perahu mesin ketinting dan juga jarring apung yang tepat guna untuk memudahkan dan peningkatan sumber daya manusia , serta keberpihakan hukum agar nelayan menjadi aktor yang berdaya.

(56)

Tabel 4.3 Pendapatan hasil Nelayan Pada Tahun 2022 N

o

Penangkapa n Nelayang

Pendapatan Perbulan Pendapatan Hasil

November Desember Kg Rp

1. 2 ekor ikan

30 ekor ikan

35 ekor ikan

2 Kg Rp.960.000

2. 2 ekor ikan 2 Kg Rp.960.000

3. 1 ekor ikan 1 Kg Rp.480.000

4. 3 ekor ikan 3 Kg Rp.1.440.000

5. 1 ekor ikan 1 Kg Rp.480.000

6. 1 ekor ikan 1 Kg Rp.480.000

7. 2 ekor ikan 2 Kg Rp.960.000

Jumlah Rp.5.760.000

Bisa kita lihat dari tabel di atas pendapatan nelayan itu merupakan penghasilan 2 bulan yang berbeda,dan juga pendapatan nelayan perbulan tidak menentu.maka dari itu adanya keramba sangat membantu dalamperekonomian masyarakat nelayan yang ada di Desa Mukusaki Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende.

Table 4.4 Pekerja Utama Penduduk Desa Mukusaki No Jenis Pekerjaan Laki-laki perempuan

1 Nelayan 294 orang 1 orang

2 Petani 224 orang 390 orang

3 Buruh Tani - -

4 Pegawai Negeri Sipil 11 orang 11 orang

5 Pedagang Keliling - -

6 Peternak - -

7 Pensiunan PNS/TNI/POLRI 3 orang 1 orang

8 Pengusaha Kecil dan Menegah - -

(57)

9 Dukun Kampung Terlati - -

10 Belum Bekerja 234 orang 403 orang

Jumlah 766 orang 806 orang

Secara umum kondisi ekonomi Desa Mukusaki lebih banyak ditunjang oleh sektor perikanan dan kelautan, dan selebihnya Bersumber di luar Desa . dan secara umum masyarakat Desa Mukusaki bermata pencaharian sebagai berikut berdasarkan hasil penjajakan pekerja utama penduduk Desa Mukusaki .

Khusus untuk potensi sumber daya alam ada beberapa hal yang sangat mendukung pendapatan masyarakat yakni Perikanan dan kelautan tangkapan hasil ikan yang dibudidayakan di desa Mukusaki adalah jenis- jenis ikan diantaranya ikan kerampu,kerapu macan,kerapu sunu ,kerapu tikus,kerapu hitam,hal ini terkait dengan kondisi laut yang sangat produktif.

Tabel 4.5 Potensi Sumber Daya manusia Jumlah dan kepadatan Penduduk Pada Tahun 2020

Jumlah Laki – laki 766 Orang

Jumlah Perempuan 806 Orang

Jumlah total 1.572 Jiwa

Jumlah Kepala Keluarga 390 kk

Kepadatan Penduduk 1.238 Per km

(58)

Penduduk merupakan bagian terpenting dalam suatu wilayah untuk diperhatikan mengingat sebagai modal dasar dalam sebuah pembanggunan,terutama penduduk yang ada di Desa Mukusaki yang menjadi penentu arah masa depan sebuah daerah

Berdasarkan table diatas jumlah kepadan penduduk Desa Mukusaki mengalami peningkatan dari tahun 2018 dengan jumlah penduduk dapat kita lihat table dibawah ini.

Table 4.6 Jumlah Penduduk Pada Tahun 2018

Jumlah Laki – laki 563 Orang

Jumlah Perempuan 643 Orang

Jumlah Total 1.206 Jiwa

Jumlah Kepala Keluarga 330 kk

3. Profil Pemerintahan Desa Mukusaki

Desa Mukusaki terdiri dari 3 (Tiga) dusun, masing-masing kepala dusun di rekomendasikan oleh warga yang berada di dusun tersebut dan pengangkatannya ditentukan oleh kepala desa dengan masa jabatan 6 tahun.

Kepala desa sebagai kepala pemerintahan di Desa Mukusaki dalam menjalankan pemerintahan dibantu oleh seorang sekretaris dan dua kepala urusan dan dua sekretaris pembantu

(59)

Adapun kepala-kepala urusan tersebut, adalah ::

1. Kepala Urusan Keuangan 2. Kepala Urusan Umum 3. Sekretaris Pembangunan 4. Sekretaris Pemerintahan

Dalam pemerintahan terdapat berbagai tugas pokok dalam setiap bidang masing-masing. .Adapun rincian tugas pokok/program kerja desa Mukusaki antara lain sebagai berikut

Kepala Desa, yaitu:

a. Melaksanakan kegiatan dalam rangka penyelenggaraan urusan rumah tanggasen diri.

b. Menggerakkan partisipasi masyarakat dalam wilayah desa c. Melaksanakan tugas pemerintah daerah.

d. Melaksanakan tugas dalam rangka pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat desa.

e. Melaksanakan koordinasi jalannya pemerintahan ,pembangunan dan pembinaan kehidupan masyarakat di desa.

f. Membagi tugas pada bawahan sesuai tugasnya dan member petunjuk pada bawahan secara lisan maupun melalui rapat staf dalam rangka pembinaan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

g. Mengawasi tanah perkuburan agar tidak diam bila oleh pihak lain

(60)

h. Membuat laporan mutasi tanah di wilayah desa.

i. Melaksanakan pemungutan pajak bumi dan bangunan guna menunjang pembangunan didaerah.

j. Mengawasi pemungutan PBB oleh petugas pemungut guna

tercapainya Target penerimaan PBB

Referensi

Dokumen terkait

Judul Penelitian : Analisis Kesesuaian Wilayah Untuk Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung di Perairan Girsang Sipangan Bolon Danau Toba.. Nama

Kondisi saat ini teknologi yang digunakan tidak lagi budidaya lele dalam kolam terpal akan tetapi lele dipelihara dalam keramba jaring apung (KJA) ukuran kecil (1x1)

Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat IbM usaha meningkatkan pendapatan nelayan dengan menggunakan teknologi keramba jaring apung pada budidaya kerapu di

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui daya dukung perairan menampung limbah yang masuk dari kegiatan antropogenik dan budidaya ikan kerapu dalam keramba jaring apung

Oleh karena itu, kematian yang tinggi dari budidaya nila di keramba jaring apung merupakan tantangan utama yang berkaitan dengan kelangsungan hidup dan produksi

Judul Penelitian : Analisis Kesesuaian Wilayah Untuk Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung di Perairan Girsang Sipangan Bolon Danau Toba.. Nama

Analisis Kesesuaian Wilayah Untuk Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung di Perairan Girsang Sipangan Bolon Danau Toba1. (Analysis of suitability area for floating net cage ini

Akan tetapi, dalam penulisan ini, dampak negatif dari adanya keramba jaring apung KJA akan lebih dibahas mendalam mengingat dampak negatif ini sangat merugikan dan membahayakan