BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Peran Pengurus Parents Teachers Association
komunikator dalam membangun hubungan harmonis dengan orangtua
murid?
2. Bagaimana upaya orangtua murid selaku komunikan dalam berkomunikasi
dengan pihak sekolah?
3. Bagaimana upaya PTA dalam menyelesaikan konflik antara pihak sekolah
dengan orangtua murid?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui gambaran tentang peran pengurus Parents Teachers
Association (PTA) sebagai komunikator dalam membangun hubungan
harmonis dengan orangtua murid
2. Untuk mengetahui upaya orangtua murid selaku komunikan dalam
berkomunikasi dengan pihak sekolah.
3. Untuk mengetahui upaya media PTA dalam menyelesaikan konflik antara
commit to user
D. Kerangka Teori
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik
individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau
tidak komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri.
Sementara itu, untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab diperlukan
saling pengertian sesama anggota masyarakat.
Menurut Wilbur Schramm, bila kita mengadakan komunikasi,
maka kita berusaha untuk menciptakan persamaan mengenai informasi, ide
atau pemikiran, serta sikap kita dengan orang lain. Inti dari komunikasi
tersebut adalah membawa komunikan (khalayak komunikasi) dan
komunikator menuju kesepakatan pesan.4 Jadi komunikasi diartikan
sebagai suatu penyampaian pesan yang diharapkan dapat menumbuhkan
terciptanya suatu mengenai pesan tertentu antara komunikator dengan
komunikan.
Komunikasi merupakan kemampuan yang tidak hanya memerlukan
bakat, tetapi juga kemauan untuk melakukan proses belajar yang kontinu.
Keterampilan berkomunikasi yang baik meliputi kemampuan dasar untuk
mengirim dan menguraikan pesan secara akurat dan efektif, serta untuk
memahami makna simbolis tindakan-tindakan seseorang. Komunikasi
adalah suatu pertukaran sebuah konsep yang sederhana tetapi vital.
4
Wilbur Schramm. 1995. The Process and Effects of Mass Communicaions. University of Illinois Press. Urbana. Hal. 3
commit to user
Bertahan atau tidaknya suatu perusahaan tergantung bagaimana
cara mereka menyampaikan pesan kepada konsumen. Melalui pesan-pesan
tersebut, informasi penting tersalurkan, termasuk untuk memperkuat posisi
perusahaan di mata konsumen.
Kata ”komunikasi” berasal dari kata dalam bahasa latin communis,
yang berarti ”sama” (dalam bahasa Inggris : common). Komunikasi
kemudian dapat dianggap sebagai proses menciptakan suatu kesamaan
(commoness) atau suatu kesatuan pemikiran antara pengirim dan penerima.
Sedangkan cara yang tepat untuk memahami komunikasi menurut
Lasswell adalah dengan menjawab pertanyaan : who, says what, in which
channel, to whom, with what effect? Rumusan pertanyaan tersebut
mengandung lima unsur dasar dalam komunikasi, yaitu :
a. Siapa yang mengatakan? (komunikator, pengirim atau sumber) b. Apa yang disampaikan? (pesan, ide, gagasan)
c. Dengan saluran mana? (media atau sarana) d. Kepada siapa? (komunikan atau penerima) e. Apa dampaknya? (efek atau hasil komunikasi)5
Kesimpulannya bahwa komunikasi merupakan penyampaian
informasi (pesan, ide, gagasan) dari komunikator kepada komunikan
melalui media tertentu dan menghasilkan dampak-dampak tertentu pula.
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman.
Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara,
tulisan, gesture dan broadcasting. Komunikasi dapat berupa interaktif,
transaltif, bertujuan, atau tak bertujuan. Melalui komunikasi, sikap dan
5
commit to user
perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.
Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang
disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Proses komunikasi tradisional, dimana menggambarkan aliran pesan
dari pengirim kepada penerima melalui sandi, media, dan memecahkan
kode, terlihat dari perubahan yang nyata dan teribat dalam proses yang lebih
interaktif dan dinamis. “(The traditional communication process, which
depicts the flow of messages from senders to receivers via elements such as encoding, media, and decoding, has undergone noticeable changes and has
evolved into a more interactive and dynamic process)” 6
Dalam suatu proses komunikasi terdapat sejumlah komponen atau
unsur persyaratan terjadinya komunikasi sebagai berikut:7
a. Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan;
b. Pesan, yaitu pernyataan yang didukung oleh lambang;
c. Komunikan, yaitu orang yang menerima pesan;
d. Media, yaitu sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan
jauh tempatnya atau banyak jumlahnya;
e. Efek, yaitu dampak sebagai pengaruh dari pesan.
Komunikasi terjadi antara sebuah sumber (pengirim berita) dan
sebuah penerima berita. Pesan disandikan (diubah dalam bentuk simbol) dan
6
Madhavaram, Sreedhar, Vishag Badrinarayanan, dan Robert E. McDonald. 2005. “Integrated Marketing Communication (IMC) and Brand Identity as Critical Components of Brand Equity Strategy”. Journal of Advertising, vol. 34, no. 4 (Winter 2005), pp. 69–80. American Academy of Advertising. ISSN 0091-3367 / 2005.
7
commit to user
disalurkan kepada si penerima pesan yang menterjemahkan (memecahkan
sandi) pesan yang disampaikan oleh pengirim berita, hasilnya berupa sebuah
pemindahan maksud dari satu orang kepada orang lain.
Bagan 1 Proses Komunikasi
Pesan Pesan Pesan Pesan
umpan balik Sumber: Robbins (2006: 393)
Aktivitas komunikasi melibatkan delapan elemen sebagai berikut.8
a. Sumber (source) atau pengirim adalah orang atau kelompok orang
(misalnya sebuah perusahaan) yang memiliki pemikiran (ide, rencana
penjualan, dan lain-lain) untuk disampaikan kepada orang atau kelompok
orang yang lain.
b. Penerjemahan. Sumber kemudian diterjemahkan (encoding). Encoding
adalah suatu proses menerjemahkan pemikiran ke dalam bentuk-bentuk
simbolis. Sumber tersebut memilih tanda-tanda spesifik dari berbagai
kata, struktur kalimat, simbol, dan unsur nonverbal yang luas pilihannya
untuk menerjemahkan sebuah pesan sehingga dapat dikomunikasikan
dengan efektif kepada khalayak sasaran.
8
Shimp, Terence A.. 2003. Periklanan Promosi; Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Penterjemah Revyani Sahrial. Jakarta : Erlangga.
Sumber Berita Penyandian Saluran Komunikas i Pemecahan Sandi Penerima Berita
commit to user
c. Pesan (message) adalah suatu ekspresi simbolis dari pemikiran sang
pengirim. Dalam komunikasi pemasaran, pesan dapat berbentuk sebuah
iklan, sebuah presentasi penjualan, sebuah rancangan kemasan, berbagai
petunjuk di tempat-tempat pembelian (point of purchase) dan sebagainya.
d. Saluran penyampaian pesan (message channel) adalah suatu saluran yang
dilalui pesan dari pihak pengirim, untuk disampaikan kepada pihak
penerima. Perusahaan menggunakan media elektronik dan media cetak
sebagai saluran untuk menyampaikan pesan iklan kepada pelanggan dan
calon pelanggan. Pesan-pesan juga dapat disampaikan kepada pelanggan
secara langsung melalui wiraniaga, melalui telepon, brosur-brosur surat
langsung, display di tempat pembelian, dan secara tidak langsung melalui
berita dari mulut ke mulut.
e. Penerima (receiver) adalah orang atau kelompok orang yang dengan
pihak pengirim berusaha untuk menyampaikan ide-idenya. Dalam
komunikasi pemasaran, penerima adalah pelanggan atau calon pelanggan
suatu produk atau jasa perusahaan.
f. Intepretasi. Decoding melibatkan aktivitas yang dilakukan pihak
penerima dalam menginterpretasi atau mengartikan pesan pemasaran.
Hal ini dikarenakan proses pembentukan arti mempunyai peran yang
penting dalam semua kegiatan komunikasi pemasaran.
g. Gangguan. Sebuah pesan yang melintas dalam suatu saluran dipengaruhi
oleh stimulus-stimulus eksternal yang menganggu. Stimulus ini
commit to user
h. Umpan Balik (feedback). Umpan balik memungkinkan sumber untuk
menentukan apakah pesan sampai pada target secara akurat atau apakah
pesan tersebut perlu diubah untuk memberikan gambaran yang lebih
jelas di benak penerima.
2. Komunikasi Organisasi
Komunikasi secara etimologis berasal dari bahasa Latin
Communication mengacu pada kata comunis yang berarti sama makna.
Komunikasi ialah penyampaian pesan dari komunikator (sender) kepada
komunikan (receiver) melalui media tertentu dan menyebabkan efek.
Organisasi ialah sekelompok masyarakat yang saling bekerja sama
untuk mencapai tujuan tertentu dan komunikasi merupakan perekat yang
memungkinkan kelompok masyarakat tersebut secara bersama-sama
melakukan fungsinya dengan baik9. Unsur-unsur dasar organisasi ialah
anggota organisasi, pekerjaan dalam organisasi, praktik-praktik
pengelolaan, struktur organisasi, dan pedoman organisasi.
Komunikasi organisasi ialah komunikasi dalam kumpulan yang
mempunyai hirarki dan tujuan. Komunikasi organisasi merupakan proses
untuk anggota menghimpun informasi yang berhubungan dengan
organisasinya dan merubah yang terjadi di dalamnya.10
Definisi komunikasi organisasi secara fungsional ialah pertunjukan
dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan
9
Purwanto, Joko, 2006, Komunikasi Bisnis, Jakarta: Edisi Kedua, Erlangga
10
commit to user
bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu komunikasi terdiri dari unit
komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarkis antara yang satu dengan
lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Secara interpretatif dapat
diartikan sebagai proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan
organisasi.11
Keterkaitan komunikasi dengan organisasi menurut William V.
Hanney bahwa “organisasi terdiri dari sejumlah orang, melibatkan keadaan
saling bergantung, kebergantungan memerlukan koordinasi yang
mensyaratkan komunikasi”.
Komunikasi organisasi melingkupi komunikasi interpersonal dan
komunikasi kelompok. Kepentingan bersama dan tujuan organisasi
menjadi orientasi komunikasi organisasi. Hirarki organisasi menentukan
pola komunikasi yang terjadi.
3. Komunikasi Interpersonal
3.1. Pengertian Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan
antara seseorang dengan orang lain dalam suatu masyarakat atau
organisasi (bisnis dan nonbisnis), dengan menggunakan media
11
R.Wayne Pace, dan Don F.Faules.,Editor Mulyana,Deddy. 2006. Komunikasi Organisasi Strategi MeningkatkanKinerja Perusahaan. Jakarta: Erlangga
commit to user
komunikasi tertentu dan bahasa yang mudah dipahami untuk
mencapai tujuan tertentu.
Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah
penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang
lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan
dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.12
Komunikasi interpersonal biasanya terjadi antara dua orang
(diadik) secara tatap muka (face to face), walaupun dapat juga melalui
media telepon. Komunikasi interpersonal terbangun dari komunikasi
intrapersonal karena seseorang akan menyusun komunikasi efektif
saat interaksi. Hal terpenting ialah komunikasi interpersonal
membangun hubungan antar manusia.
Komunikasi oganisasi menunjuk pada pola dan bentuk
komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi
(interpersonal communications) dan komunikasi kelompok.
Efektivitas komunikasi interpersonal baru tercapai bila memenuhi
paling sedikit lima komponen, yaitu :
a. Adanya kesamaan kepentingan antara komunikator dengan komunikannya.
b. Adanya sikap yang mendukung dari kedua belah pihak.
c. Sikap positif, artinya pikiran atau ide yang diutarakan dapat diterima sebagai sesuatu yang mendatangkan manfaat bagi keduanya.
d. Sikap keterbukaan yang ditampilkan oleh kedua belah pihak.
e. Masing-masing pihak mencoba menempatkan diri (ada unsur empati) pada lawan bicaranya.13
12
Effendy. Op.Cit. hal.30
13
commit to user
Djoko Purwanto memaparkan bahwa suatu komunikasi bisa
dimasukkan dalam lingkup komunikasi kelompok apabila, pertama,
proses komunikasi dengan pesan-pesan yang disampaikan oleh
seorang pembicara kepada khalayak dalam jumlah yang lebih banyak
daripada tatap muka. Kedua, komunikasi berlangsung kontinyu dan
bisa dibedakan mana sumber dan mana penerima (receiver). Umpan
balik atau feedback yang didapat tidak maksimal karena waktu
terbatas dan khalayak relatif banyak. Ketiga, pesan yang disampaikan
terencana dan bukan spontanitas untuk kalangan tertentu.
Komunikasi kelompok terlibat di dalam lingkup komunikasi
organisasi. Kelompok-kelompok kecil saling berinteraksi sehingga
terjadi komunikasi organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Ernest Bormann bahwa grup berasal dari berbagai macam
share kepribadian. Teori Tindakan simbolik yaitu menjelaskan
bagaimana tipe komunikasi membentuk identitas grup dan budaya,
yang berdampak pada konsensus bersama dengan berbagi emosi,
motivasi dan makna.14
Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya
jelas terlihat melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi
yang berlaku. Proses dalam organisasi adalah salah satu faktor
penentu dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu proses
14
Beebe, Steven A, Susan J. Beebe, dan Diana K. Ivy. 2001. Communication Principles for a Lifetime. Boston: Allyn and Bacon
commit to user
yang akan selalu terjadi dalam organisasi apapun adalah proses
komunikasi. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan,
dan pengalaman. Mengingat perannya yang penting dalam menunjang
kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu
dicurahkan untuk mengelola komunikasi dalam organisasi. Proses
komunikasi yang begitu dinamik dapat menimbulkan berbagai
masalah yang mempengaruhi pencapaian sebuah organisasi terutama
dengan timbulnya salah faham dan konflik.
3.2. Faktor-Faktor dalam Komunikasi Interpersonal
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal
yang baik. Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, bila isi pesan kita
dipahami, tetapi hubungan di antara komunikan menjadi rusak. Anita
Taylor mengatakan Komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak
unsur, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting.
Untuk menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal,
kita perlu meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa faktor yang
mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah:
1. Percaya (trust)
Bila seseorang punya perasaan bahwa dirinya tidak akan dirugikan,
tidak akan dikhianati, maka orang itu pasti akan lebih mudah
membuka dirinya. Percaya pada orang lain akan tumbuh bila ada
commit to user
a. Karakteristik dan maksud orang lain, artinya orang tersebut
memiliki kemampuan, keterampilan, pengalaman dalam bidang
tertentu. Orang itu memiliki sifat-sifat bisa diduga, diandalkan,
jujur dan konsisten.
b. Hubungan kekuasaan, artinya apabila seseorang mempunyai
kekuasaan terhadap orang lain, maka orang itu patuh dan tunduk.
c. Kualitas komunikasi dan sifatnya mengambarkan adanya
keterbukaan. Bila maksud dan tujuan sudah jelas, harapan sudah
dinyatakan, maka sikap percaya akan muncul.
2. Perilaku supportif akan meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa
ciri perilaku suportif yaitu:
a.Evaluasi dan deskripsi: maksudnya, kita tidak perlu memberikan
kecaman atas kelemahan dan kekurangannya.
b.Orientasi masalah: mengkomunikasikan keinginan untuk kerja
sama, mencari pemecahan masalah. Mengajak orang lain
bersama-sama menetapkan tujuan dan menetukan cra mencapai
tujuan.
c. Spontanitas: sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif
yang pendendam.
d.Empati: menganggap orang lain sebagai persona.
e. Persamaan: tidak mempertegas perbedaan, komunikasi tidak
commit to user
rasa hormat terhadap perbedaan-perbedaan pandangan dan
keyakinan.
f. Profesionalisme: kesediaan untuk meninjau kembali pendapat
sendiri.
3. Sikap terbuka, kemampuan menilai secara obyektif, kemampuan
membedakan dengan mudah, kemampuan melihat nuansa, orientasi ke
isi, pencarian informasi dari berbagai sumber, kesediaan mengubah
keyakinannya, profesional dll.15
3.3. Efektivitas Komunikasi Interpersonal
Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah
komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini
dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku
seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik
bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu
juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti
apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia
dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya
seluas-luasnya (Sunarto, 2003, p. 13).
Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum
yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap
15
commit to user
mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan
(equality).(Devito, 1997, p.259-264).
1. Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi
interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus
terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti
bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat
hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu
komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri
mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan
pengungkapan diri ini patut. Aspek keterbukaan yang kedua mengacu
kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap
stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap
pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita
ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan
kita berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada
ketidak acuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan.
Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan
terhadap orang lain. Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan
dan pikiran (Bochner dan Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini
adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah
commit to user
untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang
menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama tunggal).
2. Empati (empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan
seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada
suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata
orang lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain
atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu
seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan
merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama.
Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang
lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka
untuk masa mendatang. Kita dapat mengkomunikasikan empati baik
secara verbal maupun non verbal. Secara nonverbal, kita dapat
mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan (1) keterlibatan aktif
dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai; (2)
konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur tubuh yang penuh
perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian yang
sepantasnya.
3. Sikap mendukung (supportiveness)
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat
sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya
commit to user
empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung.
Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif,
bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategic, dan (3) provisional, bukan
sangat yakin.
4. Sikap positif (positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal
dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara
positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap
positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal.
Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap
positif terhadap diri mereka sendiri. Kedua, perasaan positif untuk situasi
komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif.
Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan
orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara
menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.
5. Kesetaraan (Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang
mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih
atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar
setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi
interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya,, harus ada
pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan
commit to user
penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang
ditandai oleh kesetaraan, ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat
sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada
sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak
mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku
verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak
lain, atau menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk
memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.
3.4. Fungsi Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal yang ada dalam suatu organisasi memiliki
beberapa fungsi diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan respon/ umpan balik. Hal ini sebagai salah satu tanda
efektivitas proses komunikasi.
2. Untuk melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respon/ umpan balik.
3. Untuk melakukan kontrol terhadap lingkungan sosial, yaitu kita dapat
melakukan modifikasi perilaku orang lain dengan cara persuasi.
Proses yang terjadi dalam komunikasi intrapersonal melibatkan beberapa
unsur atau elemen sebagai berikut (Burgon & Huffner, 2002):
1. Sensasi, yaitu proses menangkap stimulus (pesan/informasi verbal maupun
non verbal). Pada saat berada pada proses sensasi ini maka panca indera
commit to user
2. Persepsi, yaitu proses memberikan makna terhadap informasi yang
ditangkap oleh sensasi. Pemberian makna ini melibatkan unsur subyektif.
Contohnya, evaluasi komunikan terhadap proses komunikasi, nyaman
tidakkah proses komunikasi dengan orang tersebut?
3. Memori, yaitu proses penyimpanan informasi dan evaluasinya dalam
kognitif individu. Kemudian informasi dan evaluasi komunikasi tersebut
akan dikeluarkan atau diingat kembali pada suatu saat, baik sadar maupun
tidak sadar. Proses pengingatan kembali ini yang disebut sebagai recalling.
4. Berpikir, yaitu proses mengolah dan memanipulasi informasi untuk
memenuhi kebutuhan atau menyelesaikan masalah. Proses ini meliputi
pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan berfikir kreatif. Setelah
mendapatkan evaluasi terhadap proses komunikasi interpersonal maka ada
antisipasi terhadap proses komunikasi yang selanjutnya. Contohnya, jika
kita merasa tidak nyaman berkomunikasi dengan dosen maka kita
mempunyai cara untuk antisipasi agar komunikasi di kemudian hari
menjadi lancar.
Seringkali komunikan tidak saling memahami maksud pesan atau informasi
dari lawan bicaranya. Hal ini disebabkan beberapa masalah antara:
a. Komunikator;
1. Hambatan biologis, misalnya komunikator gagap.
2. Hambatan psikologis, misalnya komunikator yang gugup.
3. Hambatan gender, misalnya perempuan tidak bersedia terbuka terhadap
commit to user b. Media;
1. Hambatan teknis, misalnya masalah pada teknologi komunikasi
(microphone, telepon, power point, dan lain sebagainya).
2. Hambatan geografis, misalnya blank spot pada daerah tertentu sehingga
signal HP tidak dapat ditangkap.
3. Hambatan simbol/ bahasa, yaitu perbedaan bahasa yang digunakan pada
komunitas tertentu. Misalnya kata-kata “wis mari” versi orang Jawa
Tengah diartikan sebagai sudah sembuh dari sakit sedangkan versi
orang Jawa Timur diartikan sudah selesai mengerjakan sesuatu.
4. Hambatan budaya, yaitu perbedaan budaya yang mempengaruhi proses
komunikasi.
c. Komunikate;
1. Hambatan biologis, misalnya komunikate yang tuli.
2. Hambatan psikologis, misalnya komunikate yang tidak berkonsentrasi
dengan pembicaraan.
3. Hambatan gender, misalnya seorang perempuan akan tersipu malu jika