• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM PARENTS TEACHERS ASSOCIATION (PTA) UNTUK MEMBANGUN HUBUNGAN HARMONIS, MENANAMKAN KEPERCAYAAN DAN MENCEGAH KONFLIK DI FOCUS INDEPENDENT SCHOOL SOLO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM PARENTS TEACHERS ASSOCIATION (PTA) UNTUK MEMBANGUN HUBUNGAN HARMONIS, MENANAMKAN KEPERCAYAAN DAN MENCEGAH KONFLIK DI FOCUS INDEPENDENT SCHOOL SOLO"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PERAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM PARENTS

TEACHERS ASSOCIATION (PTA) UNTUK MEMBANGUN HUBUNGAN

HARMONIS, MENANAMKAN KEPERCAYAAN DAN MENCEGAH

KONFLIK DI FOCUS INDEPENDENT SCHOOL SOLO

Disusun Oleh :

ESTI WARDANI

D 1206525

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

PROGRAM ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Penulisan Skipsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dosen Penguji

Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Menyetujui,

Pembimbing Skripsi I Pembimbing Skripsi II

Dra. Hj. Sofiah, M.Si Tanti Hermawati, S.Sos, M.Si

(3)

commit to user

iii

(……….)

(……….)

(……….)

(……….)

PENGESAHAN

Penulisan Skripsi ini telah diterima dan disahkan

Oleh Dosen Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada

Hari : Senin

Tanggal : 18 April 2011

DOSEN PENGUJI

1. Ketua : Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D

NIP. 19600813 198702 2 001 2. Sekretaris: Drs. Hamid Arifin, M.Si

NIP. 19600517 198803 1 002 3. Penguji I : Dra. Hj. Sofiah, M.Si

NIP. 19530726 197903 2 001

4. Penguji II: Tanti Hermawati, S.Sos, M.Si

NIP. 19690207 199512 2 001

Mengetahui, Dekan

Drs. H. Supriyadi SN, SU

(4)

commit to user

iv

Entah pebagaimana...

Dalam perjalanan kehidupanmu

Kamu belajar tentang dirimu sendiri

Dan menyadari bahwa penyesalan

Tidak seharusnya ada

Hanya penghargaan abadi atas pilihan kehidupan

Yang telah kamu buat

(5)

commit to user

v

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul , PERAN PARENTS TEACHERS ASSOCIATION (PTA) SEBAGAI

WAHANA KOMUNIKASI DALAM RANGKA MEMBANGUN

HUBUNGAN HARMONIS, MENANAMKAN KEPERCAYAAN DAN

MENCEGAH KONFLIK DI FOCUS INDEPENDENT SCHOOL SOLO,

sebagai syarat memperoleh gelar sarjana (S-1) Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Semoga Skipsi

ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu komunikasi.

Penulis menyadari, penyusunan skripsi ini tidak lepas dari semua pihak

yang telah membantu. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberikan bimbingan, perhatian, dukungan, dan doa

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan sekripsi ini. Oleh karena itu

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. H. Supriyadi SN, SU , selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi ijin

penulisan skripsi ini.

2. Drs. Surisno S.U, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dra. Hj. Sofiah, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I terima kasih atas

bimbingan dan pengarahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

4. Tanti Hermawati, S.sos, M.Si, selaku pembimbing II terima kasih atas

bimbingan dan pengarahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

5. Dra. Christina Th., M.Si, selaku Pembimbing Akademis, terima kasih atas

(7)

commit to user

vii

6. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, terima kasih atas semua ilmu

yang telah dibagikan.

7. Segenap keluarga besar Focus Independent School Solo, penulis ucapkan

terimakasih karena penulis diijinkan melakukan penelitian sehingga

skripsi ini dapat selesai dengan baik.

8. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih ada beberapa kekurangan dalam penulisan

skripsi ini, oleh karena itu penulis terbuka akan setiap kritik dan saran yang

membangun.

Surakarta, Maret 2011

(8)

commit to user

3.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal... 15

3.1 Evektivitas Komunikasi Interpersonal... 20

3.2 Fungsi Komunikasi Interpersonal... 24

E. Kerangka Berpikir... 26

F. Metode Penelitian... 29

1. Jenis Penelitian... 29

2. Metode Penelitian... 30

(9)

commit to user

ix

4. Jenis Data... 31

5. Teknik Pengambilan Sampel... 32

6. Sumber Data... 32

7. Teknik Pengumpulan Data... 33

8. Validitas Data... 34

9. Teknik Analisis Data... 35

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN... 38

A. Sejarah Berdirinya Focus Independent School... 38

B. Visi dan Misi Focus Independent School... 39

C. Value/Nilai……… 40

D. Fasilitas Sekolah……… 40

E. Struktur Organisasi Sekolah……….. 41

F. Customer Relations……… 42

1. Public Relations Officer……… 44

2. Public Relations Officers Services……… 46

G. Parents Teachers Associations (PTA) Focus Independent School……… 47

1. Peran dan Fungsi PTA………. 47

2. Kepengurusan PTA………. 48

3. Tata Cara Pemilihan Pengurusan PTA………… 48

4. Tugas Ketua dan Pengurus PTA……….. 48

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………… 49

A. Peran Pengurus Parents Teachers Association (PTA) selaku Komunikator dalam Membangun Hubungan Harmonis dengan Orangtua Murid……….. 49

(10)

commit to user

x

C. Upaya Media PTA Dalam Menyelesaikan Konflik antara

Pihak Sekolah dengan Orangtua Murid……… 67

BAB IV PENUTUP... 79

A. Kesimpulan ... 79

B. Saran... 82

DAFTAR PUSTAKA... 85

(11)

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Hasil Evaluasi Kegiatan PTA Focus Independent School

(12)

commit to user

xii

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan l Proses Komunikasi... 12

Bagan 2 Struktur Organisasi Sekolah... 42

Bagan 3 Penyelenggaraan Sistem... 43

Bagan 4 Standar Prosedur Operasional Pelayanan... 44

(13)

commit to user

xiii

ABSTRAK

ESTI WARDANI, D 1206525, PERAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL

DALAM PARENTS TEACHERS ASSOCIATION (PTA) UNTUK

MEMBANGUN HUBUNGAN HARMONIS, MENANAMKAN

KEPERCAYAAN DAN MENCEGAH KONFLIK DI FOCUS

INDEPENDENT SCHOOL SOLO, Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2011.

Parents Teachers Associations (PTA) dibentuk dengan tujuan untuk

kemajuan pendidikan murid-murid Focus Independent School. Peran dan fungsi PTA yakni pertama, sebagai supporter, membantu kegiatan sekolah di luar program-program akademis sekolah. Kedua, sebagai aspirator, memberi masukan-masukan sehubungan dengan program-program yang dilakukan oleh sekolah.

Penelitian ini dilaksanakan di Parents Teachers Associations (PTA) Focus

Independent School yang berlokasi di Jl. K.S Tubun No 27, Manahan Solo.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan strategi studi kasus tunggal yaitu peran komunikasi interpersonal dalam PTA untuk membangun hubungan harmonis, menanamkan kepercayaan dan mencegah konflik. Sampel diambil dari pengelola PTA yaitu manager, guru,

Public Relations Officer (PRO) dan anggota PTA yaitu orangtua murid. Data

dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi dan studi pustaka. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif.

(14)

commit to user

xiv

ABSTRACT

ESTI WARDANI, D 1206525, THE ROLES OF AN INTERPERSONAL COMMUNICATION IN PARENTS TEACHERS ASSOCIATION (PTA) IN

ESTABLISHING GOOD RELATION, BUILDING TRUST AND

AVOIDING CONFLICT IN FOCUS INDEPENDENT SCHOOL, A Thesis, Communication Department, The Faculty of Communication and Politics, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2011.

Parents Teachers Association (PTA) was established with the purpose of improving the education quality for the students of Focus Independent School. The first role and function of PTA is as a supporter, PTA involves in school activities other than academic activities. Secondly, PTA functions as aspirator; giving inputs in relation to the programs conducted by school.

This research is held in Parents Teachers Associations (PTA) Focus Independent

School located in Jl. K.S Tubun No 27, Manahan-Solo. This research is a

descriptive-qualitative research. The strategy used in this research is a single case study. It is the role of interpersonal communication in PTA in establishing good relation, building trust and avoiding conflict. The sample is taken from the committee of PTA, they are; the managers, teachers, Public Relations Officer (PRO) and the members of PTA who are the parents. The data collected is taken from an interview, observation and research study. The data validity in the research is using resource triangulation. The data analysis procedure used in this research is an interactive analysis model.

(15)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik

individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak

komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Sementara itu,

untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab diperlukan saling pengertian

sesama anggota masyarakat. Menurut Onong Uchjana Effendy1 menyatakan

bahwa komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang

kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat,

atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media.

Komunikasi merupakan penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang

kepada orang lain. Komunikasi akan dapat berhasil baik apabila timbul saling

pengertian yaitu kedua belah pihak pengirim dan penerima dapat memahami.

Dalam hal seperti inilah baru dapat dikatakan bahwa komunikasi telah berhasil

baik atau komunikatif.

Masalah penting yang dihadapi lembaga/perusahaan baik bisnis

maupun jasa adalah masalah “hubungan” (relationship), dan masalah ini tentu

saja berkaitan dengan komunikasi yang dilakukan. Permasalahannya berkisar

pada pertanyaan “bagaimana menciptakan komunikasi untuk membangun dan

1

(16)

commit to user

mengembangkan hubungan-hubungan yang baik antara lembaga tersebut

dengan publiknya demi tercapainya tujuan dari lembaga tersebut”.

Dalam sebuah organisasi banyak aktivitas yang perlu dikomunikasikan

dengan khalayak. Dalam mengkomunikasi sebuah dengan khalayak ini

memerlukan media komunikasi yang dapat menampung semua aspirasi.

Media komunikasi yang banyak digunakan oleh organisasi adalah media

kelompok, misalnya rapat, seminar dan konferensi dan lain-lain Rapat

biasanya digunakan untuk membicarakan hal-hal penting yang dihadapi oleh

suatu organisasi.

Focus Independent School atau dahulu dikenal dengan Palm Kids

sebagai perusahaan penyedia jasa pendidikan di kota Solo, senantiasa

berusaha menciptakan hubungan baik dan menjalin relasi dengan berbagai

publiknya, salah satunya adalah dengan orangtua murid selaku customer

(pelanggan). Focus Independent School menyediakan jasa pendidikan untuk

anak-anak usia pre-school (1-4 tahun), TK/Kindergarten (5-6 tahun), dan

SD/Primary (6-12 tahun). Customer Focus Independent School adalah

orangtua murid yang menyekolahkan anak-anak mereka di Focus Independent

School.

Hubungan pelanggan atau yang dikenal sebagai customer relations

merupakan bagian dari aktivitas public relations. Focus Independent School

melalui divisi Public Relations Officer (PRO) telah menerapkan fungsi ini

terhadap customernya yakni orang tua murid. Hubungan ini pada umumnya

(17)

commit to user

mendukung adanya sebuah ide hubungan yang saling percaya dan

menghargai.

Semakin ketatnya persaingan serta pelanggan yang semakin selektif

dan berpengalaman, mengharuskan Focus Independent School untuk selalu

meningkatkan kualitas pelayanannya. Kepuasan pelanggan pada bisnis

pendidikan tidak hanya ditentukan oleh mutu pelayanan saja, akan tetapi juga

didukung oleh komunikasi yang baik dan berkesinambungan. Keberhasilan

komunikasi yang dijalankan akan menciptakan hubungan yang harmonis

dengan customer. Hubungan yang harmonis tersebut nantinya akan

menumbuhkan kepercayaan customer terhadap perusahaan sehingga

membantu terbentuknya image yang positif di mata masyarakat.

Tidak mudah bagi sebuah organisasi yang memiliki tujuan profit bisnis

karena secara ekonomi, organisasi tersebut akan mencari keuntungan yang

signifikan. Demikian halnya dengan Focus Independent School. Di satu sisi

Focus Independent School senantiasa membenahi dirinya dengan

meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembangunan struktur dan

peningkatan fasilitas pendidikan di dalamnya. Namun di sisi lain, dana

operasional peningkatan fasilitas pendidikan tersebut tentu tidak lepas dari

biaya pendidikan yang di keluarkan oleh orang tua wali murid. Sehingga tidak

salah apabila orang tua wali murid senantiasa berpersepsi bahwa biaya

pendidikan di Focus Independent School pada saat ini memang terbilang

mahal, apalagi jika dilihat dengan pertimbangan kondisi finansial masyarakat

(18)

commit to user

Setiap tahun ajaran baru, biaya pendidikan di Focus Independent

School terus merangkak naik, walaupun sebagian orang tua wali murid masih

tetap dapat menjangkau biaya tersebut meskipun dengan kemampuan minimal.

Namun, ada juga sebagian orang tua wali murid yang beranggapan bahwa

biaya mahal identik dengan bonafiditas, excellent, dan tentunya gengsi

sekalipun persepsi ini hanya mewakili sebagian orang tua wali murid.

Adanya program-program sekolah tersebut apabila tidak di

komunikasikan baik dengan orang tua wali murid tentu akan berdampak pada

citra sekolah karena efek dari naiknya biaya pendidikan. Tidak jarang

muncul ketidakpuasan atas informasi maupun kebijakan sekolah.

Ketidakpuasan tersebut menimbulkan komplain (keluhan) sehingga perlu

ditangani secara cepat. Komplain orangtua murid terhadap sekolah biasanya

disampaikan langsung terhadap guru maupun front-line staff. Salah satu

contoh adalah komplain orangtua murid terhadap kurikulum Focus

Independent School yang dinilai terlalu maju jika dibandingkan dengan

kurikulum di sekolah nasional plus yang lain. Tanggapan langsung yang

disampaikan oleh pihak sekolah baik melalui guru maupun front-line staff

menimbulkan reaksi yang beragam dari masing-masing orangtua murid. Ada

yang puas dengan jawaban yang diberikan, tetapi ada pula yang mengaku

kurang puas.

Fenomena konflik yang terjadi antara pihak sekolah dengan orangtua

murid seringkali terjadi akibat kurangnya komunikasi yang terbentuk sehingga

(19)

commit to user

belah pihak, baik sekolah itu sendiri maupun orangtua murid. Hubungan yang

terjalin antara pihak sekolah dengan orangtua murid menjadi tidak harmonis

yang tentu saja mempengaruhi citra yang terbangun menjadi menurun akibat

ketidakpercayaan orangtua murid terhadap sekolah. Selain itu, efek dari

konflik yang terjadi juga dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar siswa

di sekolah.

Hal ini seperti yang terjadi di TK dan SD Tri Amerta milik Yayasan

Tri Atma Surya Jaya di kawasan Lovina Desa Anturan Kecamatan Buleleng,

Bali. Sejumlah orang tua siswa di sekolah itu mengancam memindahkan

anak-anak mereka dari sekolah tersebut karena kecewa terhadap pengelolaan

sekolah yang dinilai amburadul. Sejumlah orang tua siswa mengatakan di TK

dan SD Tri Amerta itu terdapat sejumlah persoalan yang tidak bisa dijelaskan

secara transparan kepada orang tua siswa. Salah satunya adalah konflik antara

kepala sekolah dan guru yang sempat membuat para guru mengadu ke yayasan

pusat dan Denpasar dan kegiatan belajar mengajar di sekolah itu terganggu.

Selain itu, pihak sekolah juga diduga memotong beasiswa yang diperoleh

siswa dan memotong hadiah siswa yang berhasil memenangkan kejuaraan.

Untuk mendapatkan penjelasan tentang persoalan tersebut, ratusan orang tua

menggelar pertemuan dengan pihak pengelola sekolah dan pihak yayasan.

Namun, pertemuan itu berlangsung gaduh dan diwarnai aksi walk out

sehingga tidak berhasil menelurkan keputusan apa pun2.

2

(20)

commit to user

Beberapa konflik juga terjadi antara sejumlah orangtua murid SDN

RSBI Rawamangun 12 Pagi, Jakarta. Seperti dikutip dari harian Kompas edisi

Rabu, 9 Juni 2010, orangtua murid menuntut transparansi atas pemanfaatan

dana bantuan operasional sekolah dan bantuan operasional pendidikan di

sekolah itu. Konflik meruncing setelah orangtua murid membuat laporan

dugaan penyimpangan dana pendidikan kepada Kejaksaan Tinggi DKI

Jakarta.

Konflik antara sejumlah orangtua murid SMP Negeri 6 Makasar yang

menolak politisasi di tubuh komite sekolah yang berimbas munculnya konflik

antara komite sekolah dengan orangtua siswa. Konflik yang bernuansa politik

antara komite sekolah dengan orangtua siswa telah mengganggu proses belajar

mengajar, utamanya bagi siswa kelas tiga yang sedang melakukan persiapan

ujian nasional. Konflik pemilihan ketua komite terjadi akibat pro dan kontra

kenaikan iuran komite. Saat ini iuran komite telah diturunkan dari Rp 250 ribu

dan Rp 200 ribu menjadi Rp 150 ribu yang dinilai memberatkan sebagian

orangtua murid.3

Untuk mengkomunikasikan permasalahan orang tua wali murid

dengan pihak sekolah maka Focus Independent School memerlukan media

komunikasi untuk menjembatani antara kepentingan sekolah dan orangtua

murid sehingga dapat tercapai keselarasan antara kedua belah pihak.

Seiring dengan munculnya berbagai fenomena konflik yang terjadi

antara sekolah dengan orangtua murid, Focus Independent School membentuk

3

(21)

commit to user

media Parents Teachers Associations (PTA). Tujuan dibentuknya PTA adalah

untuk kemajuan pendidikan murid-murid Focus Independent School. Anggota

PTA adalah seluruh orang tua murid dan guru-guru Focus Independent

School. Focus Independent School tidak memisahkan PTA kelompok

Pre-School & Kindergarten dan Primary Pre-School. Kegiatannya meliputi semua

kegiatan yang sifatnya untuk kemajuan sekolah dan sosial kemasyarakatan.

Peran dan fungsi media komunikasi PTA yakni pertama, sebagai supporter,

membantu kegiatan sekolah di luar program-program akademis sekolah.

Kedua, sebagai aspirator, memberi masukan-masukan sehubungan dengan

program-program yang dilakukan oleh sekolah.

Dalam kegiatan media PTA, pihak sekolah secara formal dapat

menyampaikan setiap kebijakan maupun program-program sekolah.

Sebaliknya, pihak orangtua murid dapat menyampaikan aspirasinya sekaligus

menggunakan media komunikasi PTA sebagai sarana mengemukakan

keluhan (komplain) apabila kurang atau tidak setuju terhadap kebijakan

maupun program sekolah tersebut. Dalam forum ini, pihak sekolah dapat

memberikan penjelasan secara lebih detail sekaligus menanggapi komplain

yang disampaikan oleh orangtua murid. Media PTA disini merupakan wadah

yang diharapkan mampu menjembatani kepentingan antara pihak sekolah

dengan orangtua murid sehingga dapat mewujudkan tujuan yang ingin dicapai

bersama yakni terciptanya hubungan yang harmonis, menanamkan

(22)

commit to user

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti menarik rumusan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana peran pengurus Parents Teachers Association (PTA) sebagai

komunikator dalam membangun hubungan harmonis dengan orangtua

murid?

2. Bagaimana upaya orangtua murid selaku komunikan dalam berkomunikasi

dengan pihak sekolah?

3. Bagaimana upaya PTA dalam menyelesaikan konflik antara pihak sekolah

dengan orangtua murid?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan

dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui gambaran tentang peran pengurus Parents Teachers

Association (PTA) sebagai komunikator dalam membangun hubungan

harmonis dengan orangtua murid

2. Untuk mengetahui upaya orangtua murid selaku komunikan dalam

berkomunikasi dengan pihak sekolah.

3. Untuk mengetahui upaya media PTA dalam menyelesaikan konflik antara

(23)

commit to user

D. Kerangka Teori

1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik

individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau

tidak komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri.

Sementara itu, untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab diperlukan

saling pengertian sesama anggota masyarakat.

Menurut Wilbur Schramm, bila kita mengadakan komunikasi,

maka kita berusaha untuk menciptakan persamaan mengenai informasi, ide

atau pemikiran, serta sikap kita dengan orang lain. Inti dari komunikasi

tersebut adalah membawa komunikan (khalayak komunikasi) dan

komunikator menuju kesepakatan pesan.4 Jadi komunikasi diartikan

sebagai suatu penyampaian pesan yang diharapkan dapat menumbuhkan

terciptanya suatu mengenai pesan tertentu antara komunikator dengan

komunikan.

Komunikasi merupakan kemampuan yang tidak hanya memerlukan

bakat, tetapi juga kemauan untuk melakukan proses belajar yang kontinu.

Keterampilan berkomunikasi yang baik meliputi kemampuan dasar untuk

mengirim dan menguraikan pesan secara akurat dan efektif, serta untuk

memahami makna simbolis tindakan-tindakan seseorang. Komunikasi

adalah suatu pertukaran sebuah konsep yang sederhana tetapi vital.

4

(24)

commit to user

Bertahan atau tidaknya suatu perusahaan tergantung bagaimana

cara mereka menyampaikan pesan kepada konsumen. Melalui pesan-pesan

tersebut, informasi penting tersalurkan, termasuk untuk memperkuat posisi

perusahaan di mata konsumen.

Kata ”komunikasi” berasal dari kata dalam bahasa latin communis,

yang berarti ”sama” (dalam bahasa Inggris : common). Komunikasi

kemudian dapat dianggap sebagai proses menciptakan suatu kesamaan

(commoness) atau suatu kesatuan pemikiran antara pengirim dan penerima.

Sedangkan cara yang tepat untuk memahami komunikasi menurut

Lasswell adalah dengan menjawab pertanyaan : who, says what, in which

channel, to whom, with what effect? Rumusan pertanyaan tersebut

mengandung lima unsur dasar dalam komunikasi, yaitu :

a. Siapa yang mengatakan? (komunikator, pengirim atau sumber) b. Apa yang disampaikan? (pesan, ide, gagasan)

c. Dengan saluran mana? (media atau sarana) d. Kepada siapa? (komunikan atau penerima) e. Apa dampaknya? (efek atau hasil komunikasi)5

Kesimpulannya bahwa komunikasi merupakan penyampaian

informasi (pesan, ide, gagasan) dari komunikator kepada komunikan

melalui media tertentu dan menghasilkan dampak-dampak tertentu pula.

Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman.

Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara,

tulisan, gesture dan broadcasting. Komunikasi dapat berupa interaktif,

transaltif, bertujuan, atau tak bertujuan. Melalui komunikasi, sikap dan

5

(25)

commit to user

perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.

Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang

disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.

Proses komunikasi tradisional, dimana menggambarkan aliran pesan

dari pengirim kepada penerima melalui sandi, media, dan memecahkan

kode, terlihat dari perubahan yang nyata dan teribat dalam proses yang lebih

interaktif dan dinamis. “(The traditional communication process, which

depicts the flow of messages from senders to receivers via elements such as

encoding, media, and decoding, has undergone noticeable changes and has

evolved into a more interactive and dynamic process)” 6

Dalam suatu proses komunikasi terdapat sejumlah komponen atau

unsur persyaratan terjadinya komunikasi sebagai berikut:7

a. Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan;

b. Pesan, yaitu pernyataan yang didukung oleh lambang;

c. Komunikan, yaitu orang yang menerima pesan;

d. Media, yaitu sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan

jauh tempatnya atau banyak jumlahnya;

e. Efek, yaitu dampak sebagai pengaruh dari pesan.

Komunikasi terjadi antara sebuah sumber (pengirim berita) dan

sebuah penerima berita. Pesan disandikan (diubah dalam bentuk simbol) dan

6

Madhavaram, Sreedhar, Vishag Badrinarayanan, dan Robert E. McDonald. 2005. “Integrated Marketing Communication (IMC) and Brand Identity as Critical Components of Brand Equity Strategy”. Journal of Advertising, vol. 34, no. 4 (Winter 2005), pp. 69–80. American Academy of Advertising. ISSN 0091-3367 / 2005.

7

(26)

commit to user

disalurkan kepada si penerima pesan yang menterjemahkan (memecahkan

sandi) pesan yang disampaikan oleh pengirim berita, hasilnya berupa sebuah

pemindahan maksud dari satu orang kepada orang lain.

Bagan 1 Proses Komunikasi

Pesan Pesan Pesan Pesan

umpan balik Sumber: Robbins (2006: 393)

Aktivitas komunikasi melibatkan delapan elemen sebagai berikut.8

a. Sumber (source) atau pengirim adalah orang atau kelompok orang

(misalnya sebuah perusahaan) yang memiliki pemikiran (ide, rencana

penjualan, dan lain-lain) untuk disampaikan kepada orang atau kelompok

orang yang lain.

b. Penerjemahan. Sumber kemudian diterjemahkan (encoding). Encoding

adalah suatu proses menerjemahkan pemikiran ke dalam bentuk-bentuk

simbolis. Sumber tersebut memilih tanda-tanda spesifik dari berbagai

kata, struktur kalimat, simbol, dan unsur nonverbal yang luas pilihannya

untuk menerjemahkan sebuah pesan sehingga dapat dikomunikasikan

dengan efektif kepada khalayak sasaran.

8

Shimp, Terence A.. 2003. Periklanan Promosi; Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Penterjemah Revyani Sahrial. Jakarta : Erlangga.

(27)

commit to user

c. Pesan (message) adalah suatu ekspresi simbolis dari pemikiran sang

pengirim. Dalam komunikasi pemasaran, pesan dapat berbentuk sebuah

iklan, sebuah presentasi penjualan, sebuah rancangan kemasan, berbagai

petunjuk di tempat-tempat pembelian (point of purchase) dan sebagainya.

d. Saluran penyampaian pesan (message channel) adalah suatu saluran yang

dilalui pesan dari pihak pengirim, untuk disampaikan kepada pihak

penerima. Perusahaan menggunakan media elektronik dan media cetak

sebagai saluran untuk menyampaikan pesan iklan kepada pelanggan dan

calon pelanggan. Pesan-pesan juga dapat disampaikan kepada pelanggan

secara langsung melalui wiraniaga, melalui telepon, brosur-brosur surat

langsung, display di tempat pembelian, dan secara tidak langsung melalui

berita dari mulut ke mulut.

e. Penerima (receiver) adalah orang atau kelompok orang yang dengan

pihak pengirim berusaha untuk menyampaikan ide-idenya. Dalam

komunikasi pemasaran, penerima adalah pelanggan atau calon pelanggan

suatu produk atau jasa perusahaan.

f. Intepretasi. Decoding melibatkan aktivitas yang dilakukan pihak

penerima dalam menginterpretasi atau mengartikan pesan pemasaran.

Hal ini dikarenakan proses pembentukan arti mempunyai peran yang

penting dalam semua kegiatan komunikasi pemasaran.

g. Gangguan. Sebuah pesan yang melintas dalam suatu saluran dipengaruhi

oleh stimulus-stimulus eksternal yang menganggu. Stimulus ini

(28)

commit to user

h. Umpan Balik (feedback). Umpan balik memungkinkan sumber untuk

menentukan apakah pesan sampai pada target secara akurat atau apakah

pesan tersebut perlu diubah untuk memberikan gambaran yang lebih

jelas di benak penerima.

2. Komunikasi Organisasi

Komunikasi secara etimologis berasal dari bahasa Latin

Communication mengacu pada kata comunis yang berarti sama makna.

Komunikasi ialah penyampaian pesan dari komunikator (sender) kepada

komunikan (receiver) melalui media tertentu dan menyebabkan efek.

Organisasi ialah sekelompok masyarakat yang saling bekerja sama

untuk mencapai tujuan tertentu dan komunikasi merupakan perekat yang

memungkinkan kelompok masyarakat tersebut secara bersama-sama

melakukan fungsinya dengan baik9. Unsur-unsur dasar organisasi ialah

anggota organisasi, pekerjaan dalam organisasi, praktik-praktik

pengelolaan, struktur organisasi, dan pedoman organisasi.

Komunikasi organisasi ialah komunikasi dalam kumpulan yang

mempunyai hirarki dan tujuan. Komunikasi organisasi merupakan proses

untuk anggota menghimpun informasi yang berhubungan dengan

organisasinya dan merubah yang terjadi di dalamnya.10

Definisi komunikasi organisasi secara fungsional ialah pertunjukan

dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan

9

Purwanto, Joko, 2006, Komunikasi Bisnis, Jakarta: Edisi Kedua, Erlangga

10

(29)

commit to user

bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu komunikasi terdiri dari unit

komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarkis antara yang satu dengan

lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Secara interpretatif dapat

diartikan sebagai proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan

organisasi.11

Keterkaitan komunikasi dengan organisasi menurut William V.

Hanney bahwa “organisasi terdiri dari sejumlah orang, melibatkan keadaan

saling bergantung, kebergantungan memerlukan koordinasi yang

mensyaratkan komunikasi”.

Komunikasi organisasi melingkupi komunikasi interpersonal dan

komunikasi kelompok. Kepentingan bersama dan tujuan organisasi

menjadi orientasi komunikasi organisasi. Hirarki organisasi menentukan

pola komunikasi yang terjadi.

3. Komunikasi Interpersonal

3.1. Pengertian Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan

antara seseorang dengan orang lain dalam suatu masyarakat atau

organisasi (bisnis dan nonbisnis), dengan menggunakan media

11

(30)

commit to user

komunikasi tertentu dan bahasa yang mudah dipahami untuk

mencapai tujuan tertentu.

Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah

penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang

lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan

dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.12

Komunikasi interpersonal biasanya terjadi antara dua orang

(diadik) secara tatap muka (face to face), walaupun dapat juga melalui

media telepon. Komunikasi interpersonal terbangun dari komunikasi

intrapersonal karena seseorang akan menyusun komunikasi efektif

saat interaksi. Hal terpenting ialah komunikasi interpersonal

membangun hubungan antar manusia.

Komunikasi oganisasi menunjuk pada pola dan bentuk

komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi

(interpersonal communications) dan komunikasi kelompok.

Efektivitas komunikasi interpersonal baru tercapai bila memenuhi

paling sedikit lima komponen, yaitu :

a. Adanya kesamaan kepentingan antara komunikator dengan komunikannya.

b. Adanya sikap yang mendukung dari kedua belah pihak.

c. Sikap positif, artinya pikiran atau ide yang diutarakan dapat diterima sebagai sesuatu yang mendatangkan manfaat bagi keduanya.

d. Sikap keterbukaan yang ditampilkan oleh kedua belah pihak.

(31)

commit to user

Djoko Purwanto memaparkan bahwa suatu komunikasi bisa

dimasukkan dalam lingkup komunikasi kelompok apabila, pertama,

proses komunikasi dengan pesan-pesan yang disampaikan oleh

seorang pembicara kepada khalayak dalam jumlah yang lebih banyak

daripada tatap muka. Kedua, komunikasi berlangsung kontinyu dan

bisa dibedakan mana sumber dan mana penerima (receiver). Umpan

balik atau feedback yang didapat tidak maksimal karena waktu

terbatas dan khalayak relatif banyak. Ketiga, pesan yang disampaikan

terencana dan bukan spontanitas untuk kalangan tertentu.

Komunikasi kelompok terlibat di dalam lingkup komunikasi

organisasi. Kelompok-kelompok kecil saling berinteraksi sehingga

terjadi komunikasi organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan.

Menurut Ernest Bormann bahwa grup berasal dari berbagai macam

share kepribadian. Teori Tindakan simbolik yaitu menjelaskan

bagaimana tipe komunikasi membentuk identitas grup dan budaya,

yang berdampak pada konsensus bersama dengan berbagi emosi,

motivasi dan makna.14

Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya

jelas terlihat melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi

yang berlaku. Proses dalam organisasi adalah salah satu faktor

penentu dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu proses

14

(32)

commit to user

yang akan selalu terjadi dalam organisasi apapun adalah proses

komunikasi. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan,

dan pengalaman. Mengingat perannya yang penting dalam menunjang

kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu

dicurahkan untuk mengelola komunikasi dalam organisasi. Proses

komunikasi yang begitu dinamik dapat menimbulkan berbagai

masalah yang mempengaruhi pencapaian sebuah organisasi terutama

dengan timbulnya salah faham dan konflik.

3.2. Faktor-Faktor dalam Komunikasi Interpersonal

Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal

yang baik. Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, bila isi pesan kita

dipahami, tetapi hubungan di antara komunikan menjadi rusak. Anita

Taylor mengatakan Komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak

unsur, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting.

Untuk menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal,

kita perlu meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa faktor yang

mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah:

1. Percaya (trust)

Bila seseorang punya perasaan bahwa dirinya tidak akan dirugikan,

tidak akan dikhianati, maka orang itu pasti akan lebih mudah

membuka dirinya. Percaya pada orang lain akan tumbuh bila ada

(33)

commit to user

a. Karakteristik dan maksud orang lain, artinya orang tersebut

memiliki kemampuan, keterampilan, pengalaman dalam bidang

tertentu. Orang itu memiliki sifat-sifat bisa diduga, diandalkan,

jujur dan konsisten.

b. Hubungan kekuasaan, artinya apabila seseorang mempunyai

kekuasaan terhadap orang lain, maka orang itu patuh dan tunduk.

c. Kualitas komunikasi dan sifatnya mengambarkan adanya

keterbukaan. Bila maksud dan tujuan sudah jelas, harapan sudah

dinyatakan, maka sikap percaya akan muncul.

2. Perilaku supportif akan meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa

ciri perilaku suportif yaitu:

a.Evaluasi dan deskripsi: maksudnya, kita tidak perlu memberikan

kecaman atas kelemahan dan kekurangannya.

b.Orientasi masalah: mengkomunikasikan keinginan untuk kerja

sama, mencari pemecahan masalah. Mengajak orang lain

bersama-sama menetapkan tujuan dan menetukan cra mencapai

tujuan.

c. Spontanitas: sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif

yang pendendam.

d.Empati: menganggap orang lain sebagai persona.

e. Persamaan: tidak mempertegas perbedaan, komunikasi tidak

(34)

commit to user

rasa hormat terhadap perbedaan-perbedaan pandangan dan

keyakinan.

f. Profesionalisme: kesediaan untuk meninjau kembali pendapat

sendiri.

3. Sikap terbuka, kemampuan menilai secara obyektif, kemampuan

membedakan dengan mudah, kemampuan melihat nuansa, orientasi ke

isi, pencarian informasi dari berbagai sumber, kesediaan mengubah

keyakinannya, profesional dll.15

3.3. Efektivitas Komunikasi Interpersonal

Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah

komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini

dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku

seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik

bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu

juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti

apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia

dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya

seluas-luasnya (Sunarto, 2003, p. 13).

Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum

yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap

15

(35)

commit to user

mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan

(equality).(Devito, 1997, p.259-264).

1. Keterbukaan (Openness)

Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi

interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus

terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti

bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat

hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu

komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri

mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan

pengungkapan diri ini patut. Aspek keterbukaan yang kedua mengacu

kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap

stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap

pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita

ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan

kita berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada

ketidak acuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan.

Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan

terhadap orang lain. Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan

dan pikiran (Bochner dan Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini

adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah

(36)

commit to user

untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang

menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama tunggal).

2. Empati (empathy)

Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan

seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada

suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata

orang lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain

atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu

seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan

merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama.

Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang

lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka

untuk masa mendatang. Kita dapat mengkomunikasikan empati baik

secara verbal maupun non verbal. Secara nonverbal, kita dapat

mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan (1) keterlibatan aktif

dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai; (2)

konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur tubuh yang penuh

perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian yang

sepantasnya.

3. Sikap mendukung (supportiveness)

Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat

sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya

(37)

commit to user

empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung.

Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif,

bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategic, dan (3) provisional, bukan

sangat yakin.

4. Sikap positif (positiveness)

Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal

dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara

positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap

positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal.

Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap

positif terhadap diri mereka sendiri. Kedua, perasaan positif untuk situasi

komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif.

Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan

orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara

menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.

5. Kesetaraan (Equality)

Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang

mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih

atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar

setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi

interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya,, harus ada

pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan

(38)

commit to user

penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang

ditandai oleh kesetaraan, ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat

sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada

sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak

mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku

verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak

lain, atau menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk

memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.

3.4. Fungsi Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal yang ada dalam suatu organisasi memiliki

beberapa fungsi diantaranya sebagai berikut:

1. Untuk mendapatkan respon/ umpan balik. Hal ini sebagai salah satu tanda

efektivitas proses komunikasi.

2. Untuk melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respon/ umpan balik.

3. Untuk melakukan kontrol terhadap lingkungan sosial, yaitu kita dapat

melakukan modifikasi perilaku orang lain dengan cara persuasi.

Proses yang terjadi dalam komunikasi intrapersonal melibatkan beberapa

unsur atau elemen sebagai berikut (Burgon & Huffner, 2002):

1. Sensasi, yaitu proses menangkap stimulus (pesan/informasi verbal maupun

non verbal). Pada saat berada pada proses sensasi ini maka panca indera

(39)

commit to user

2. Persepsi, yaitu proses memberikan makna terhadap informasi yang

ditangkap oleh sensasi. Pemberian makna ini melibatkan unsur subyektif.

Contohnya, evaluasi komunikan terhadap proses komunikasi, nyaman

tidakkah proses komunikasi dengan orang tersebut?

3. Memori, yaitu proses penyimpanan informasi dan evaluasinya dalam

kognitif individu. Kemudian informasi dan evaluasi komunikasi tersebut

akan dikeluarkan atau diingat kembali pada suatu saat, baik sadar maupun

tidak sadar. Proses pengingatan kembali ini yang disebut sebagai recalling.

4. Berpikir, yaitu proses mengolah dan memanipulasi informasi untuk

memenuhi kebutuhan atau menyelesaikan masalah. Proses ini meliputi

pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan berfikir kreatif. Setelah

mendapatkan evaluasi terhadap proses komunikasi interpersonal maka ada

antisipasi terhadap proses komunikasi yang selanjutnya. Contohnya, jika

kita merasa tidak nyaman berkomunikasi dengan dosen maka kita

mempunyai cara untuk antisipasi agar komunikasi di kemudian hari

menjadi lancar.

Seringkali komunikan tidak saling memahami maksud pesan atau informasi

dari lawan bicaranya. Hal ini disebabkan beberapa masalah antara:

a. Komunikator;

1. Hambatan biologis, misalnya komunikator gagap.

2. Hambatan psikologis, misalnya komunikator yang gugup.

3. Hambatan gender, misalnya perempuan tidak bersedia terbuka terhadap

(40)

commit to user b. Media;

1. Hambatan teknis, misalnya masalah pada teknologi komunikasi

(microphone, telepon, power point, dan lain sebagainya).

2. Hambatan geografis, misalnya blank spot pada daerah tertentu sehingga

signal HP tidak dapat ditangkap.

3. Hambatan simbol/ bahasa, yaitu perbedaan bahasa yang digunakan pada

komunitas tertentu. Misalnya kata-kata “wis mari” versi orang Jawa

Tengah diartikan sebagai sudah sembuh dari sakit sedangkan versi

orang Jawa Timur diartikan sudah selesai mengerjakan sesuatu.

4. Hambatan budaya, yaitu perbedaan budaya yang mempengaruhi proses

komunikasi.

c. Komunikate;

1. Hambatan biologis, misalnya komunikate yang tuli.

2. Hambatan psikologis, misalnya komunikate yang tidak berkonsentrasi

dengan pembicaraan.

3. Hambatan gender, misalnya seorang perempuan akan tersipu malu jika

membicarakan masalah seksual dengan seorang lelaki.

E. Kerangka Berpikir

Pendidikan yang bermutu merupakan tuntutan masyarakat Indonesia

untuk menghasilkan sumber daya manusia bermutu yang mampu bersaing

(41)

commit to user

bermutu diperlukan strategi, langkah-langkah konkrit dan operasional yang

dilakukan secara berkelanjutan.

Salah satu langkah konkrit peningkatan mutu pendidikan adalah

pemberdayaan satuan pendidikan agar mampu berperan sebagai subjek

penyelenggara pendidikan, yang diberi kewenangan untuk merancang serta

melaksanakan pendidikan sesuai dengan potensi dan kondisi masing-masing

sekolah.

Sebagai salah satu pilar pemberdayaan masyarakat di era global ini,

sekolah mempunyai tanggung jawab besar. Tanggung jawab yang tidak hanya

sebagai pelaksana dan tempat dimana masyarakat bisa menempuh pendidikan

tetapi juga tanggung jawab moril sebagai bagian dari masyarakat yang harus

mampu memahami kondisi dan permasalahan yang sedang berkembang.

Sebuah hal yang memaksa sekolah untuk terus berbenah, baik secara fisik

maupun manajerial

Sekolah merupakan organisasi yang komplek. Organisasi yang terdiri

dari puluhan atau bahkan ratusan anggota, mulai dari siswa yang didalam alur

organisasi berada di posisi paling bawah, guru dan pegawai sekolah, kepala

sekolah dan komite sekolah. Tentunya masing-masing dari mereka

mempunyai latar belakang yang berbeda yang nantinya turut mempengaruhi

bagaimana konsep mereka menjalankan proses komunikasi di organisasi

sekolah. Oleh karena itu harus dipahamai bagaimana konsep komunikasi yang

(42)

commit to user

Untuk membangun sebuah proses komunikasi yang berjalan sesuai

dengan koridor fungsi dan tujuan berorganisasi, di Focus Independent School

di bentuklah sebuah media komunikasi yang disebut sebagai Parents Teachers

Association (PTA). Pada Media PTA ini seluruh anggota organisasi

melakukan fungsi komunikasi khususnya komunikasi interpersonal antara

pihak sekolah dengan orangtua murid diantaranya untuk mengkomunikasikan

informasi dari pihak sekolah kepada orangtua murid yang tergabung dalam

kepengurusan dan anggota PTA dengan efektif, sehingga tingkat gangguan

komunikasi bisa diminimalkan, dan kesenjangan persepsi bisa dikurangi.

Dengan adanya media PTA ini, maka Focus Independent School harus bisa

membangun iklim komunikasi yang sehat dan positif.

Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat

dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa

organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan

dalam mengambil resiko, mendorong mereka dan memberi mereka tanggung

jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyediakan informasi yang

terbuka dan cukup tentang organisasi, mendengarkan dengan penuh perhatian

serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari

anggota organisasi, secara aktif member penyuluhan kepada para anggota

organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting

bagi keputusan-keputusan dalam organisasi, menaruh perhatian pada

(43)

commit to user

Berdasarkan paparan tersebut diatas, maka kerangka berpikir dalam

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan 2

Kerangka Berpikir

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian

yang dimaksudkan menggambarkan suatu fenomena atau kenyataan sosial.

Jenis penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menarik generalisasi untuk

menjelaskan variabel-variabel yang menyebabkan gejala atau kenyataan

sosial.16 Whitney (1960) menjelaskan bahwa metode deskriptif merupakan

upaya pencari fakta dengan interpretasi yang lengkap, mempelajari

masalah-masalah dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu termasuk

16

Faisal, Sanapiah. 1995. Format-Format Penelitian Sosial. Dasar-Dasar dan Aplikasi.

(44)

commit to user

kegiatan-kegiatan, sikap-sikap dan pandangan-pandangan serta

proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu

fenomena.17

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha mendeskripsikan peran

komunikasi interpersonal dalam PTA sebagai media komunikasi antara

Focus Independence School dengan orangtua murid selaku customer untuk

membangun hubungan harmonis, menanamkan kepercayaan dan

mencegah konflik.

2. Metode Penelitian

Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif tidak bekerja

dengan mempergunakan data untuk ditransformasikan dalam bilangan atau

angka. Penelitian ini juga tidak mengolah rumus dan tidak ditafsirkan atau

diinterpretasikan sesuai dengan ketentuan statistik atau matematik.

Menurut Lexy Moleong, metode kualitatif merupakan prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, gambar dan bukan

angka-angka. Dengan demikian laporan penelitian ini akan berisi

kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tersebut.18

Berdasarkan pengertian tersebut penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan

data mengenai kebijakan Focus Independent School Solo melalui

sumber-sumber data yang dipaparkan diatas.

17

Mohammad Nazir.1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Hal. 64

18

(45)

commit to user

Penelitian ini menggunakan strategi studi kasus tunggal yaitu peran

komunikasi interpersonal dalam PTA untuk membangun hubungan

harmonis, menanamkan kepercayaan dan mencegah konflik antara Focus

Independent School dengan orangtua murid. Studi kasus tunggal diperoleh

karena fokus penelitian sudah ditentukan dari awal. Penelitian mengarah

pada tujuan yang biasanya berupa fokus permasalahan.

3. Lokasi Penelitian

Pada penelitian ini, lokasi yang digunakan penelitian adalah forum

Parents Teachers Associations (PTA) Focus Independent School yang

berlokasi di Jl. K.S Tubun No 27, Manahan Solo.

4. Jenis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis data yaitu :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari lapangan, yaitu

yang langsung diperoleh dari lokasi penelitian di Focus Independent

School Solo melalui interview dengan pengurus PTA dan orang tua

wali murid selaku anggota PTA.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber utamanya

yaitu dengan cara mengutip atau memperoleh data yang sudah tersedia

(46)

commit to user

5. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan

teknik purposive sampling. Penarikan sampel secara purposive yaitu

dimana peneliti cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan

dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui

masalah secara mendalam.19 Dalam penelitian ini penulis mengambil

sampel dari pengurus PTA diantaranya : Mrs. Ririen Wiropranoto Lim

selaku penasehat PTA, Ms. Anastasia Risna selaku PRO/ humas PTA, Bp

Wijanarko selaku orangtua murid dan ketua PTA, dan Ibu Febri Haryu

Apsari selaku orangtua murid dan Ibu Atit Andriyani selaku orang tua

wali.

6. Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh dari sumber

data internal. Data internal adalah data yang diperoleh atau bersumber dari

dalam perusahaan bersangkutan. Data tersebut dikumpulkan dari hasil

wawancara dengan menggunakan interview guide terhadap pengurus dan

anggota PTA Focus Independent School, yaitu :

a. Mrs. Ririen Wiropranoto Lim selaku penasehat PTA.

b. Ms. Anastasia Risna selaku PRO/humas PTA.

c. Bp Wijanarko selaku orangtua murid dan ketua PTA.

d. Ibu Febri Haryu Apsari selaku orangtua murid dan anggota PTA.

19

(47)

commit to user

e. Ibu Atit Andriyani selaku orang tua murid dan anggota PTA.

7. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menerapkan teknik pengumpulan data yang dapat di

golongkan sebagai penelitian lapangan (field research) yang dilakukan

dengan mengamati secara langsung terhadap aktivitas dan peran PTA

khususnya dalam berkomunikasi dengan orangtua murid selaku customer

Focus Independent School berusaha memahami gejala yang tidak

diramalkan sebelumnya dan mengembangkan kesimpulan-kesimpulan

umum sementara yang mendorong pengamatan lebih lanjut. Teknik

pengumpulan data yang dilakukan yaitu :

a. Wawancara mendalam

Wawancara yang dilakukan kepada responden yang menggunakan

interview guide yang pertanyaannya tidak berstruktur dan dengan

bentuk open ended question. Dalam melakukan pengumpulan

informasi, peneliti menggunakan hand record untuk merekam hasil

wawancara sehingga lebih mudah menginterpretasikan dan

menganalisa informasi yang diperoleh.

b. Observasi

Yaitu dengan mengadakan pengamatan secara langsung ke lapangan

terhadap objek penelitian.

(48)

commit to user

Studi pustaka adalah cara pengumpulan data yang melakukan

penelitian kepustakaan. Selain itu dilakukan penelusuran data-data

teoristis.

8. Validitas Data

Untuk mengembangkan validitas data dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi data, yaitu suatu teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar

data itu. Hal tersebut dimaksudkan untuk pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data.

Dalam hal ini, penelitian dengan menggunakan teknik triangulasi

dengan sumber, yaitu dengan cara membandingkan hasil wawancara

dengan isi suatu dokumen yang berkaitan dengan suatu penelitian. Dengan

demikian keberadaan data yang satu akan berkaitan dengan suatu

penelitian. Dengan demikian keberadaan data yang satu akan

dikonfirmasikan dengan data yang diperoleh dari sumber data yang lain,

sehingga datanya akan terjamin validitasnya. Data yang dikumpulkan tidak

semuanya dianggap valid oleh karena itu perlu dilakukan reduksi agar data

yang dianalisis benar-benar memiliki validitas dan variabel yang tinggi.

Perbandingan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah

data hasil wawancara antara pihak pengurus PTA dengan wawancara

dengan orangtua murid. Selain itu, data akan dibandingkan lagi dengan

(49)

commit to user

9. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data terkumpul terutama sekali terdiri

atas kata-kata dan bukan dari angka-angka. Kalaupun angka-angka itu ada,

dipisahkan dari kata-kata yang bermakna. Selain itu dalam penelitian

kualitatif tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan pegangan

semua penelitian. Salah satu cara yang dapat dianjurkan adalah mengikuti

langkah-langkah yang masih bersifat umum yaitu : reduksi data, penyajian

data dan penarikan kesimpulan. Seperti yang dikemukakan oleh HB.

Sutopo: ”Data dianalisis melalui tiga tahap yaitu mereduksi data,

menyajikan data dan kemudian menarik kesimpulan dilakukan pada siklus

antara ketiga tahap tersebut sehingga data yang terkumpul berhubungan

satu sama lain secara sistematis”.20

Langkah pertama dari analisis data adalah reduksi data yaitu proses

seleksi data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi yang

dilakukan di Focus Independent School. Data tersebut dipilih dan

disederhanakan berdasarkan fokus permasalahan yang akan di bahas.

Langkah selanjutnya adalah penyajian data hasil seleksi yang sesuai

dengan pokok permasalahan yang akan diteliti, dengan penyajian data

peneliti akan mudah memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang

harus dilakukan lebih jauh menganalisa berdasarkan atas pemahaman yang

didapat dari data tersebut. Sedangkan data terakhir adalah penarikan

kesimpulan. Penarikan simpulan dalam penelitian kualitatif bukan berarti

20

(50)

commit to user

sudah berakhir, namun peneliti tetap beraktivitas dengan waktu yang

tersisa. Model analisis seperti ini disebut model analisis interaktif.

Bagan 3

Model Analisis Interaktif

(Sumber: HB. Sutopo, 2002 : 96)

Yang dimaksud dengan ketiga komponen dalam proses analisa kualitatif

interaktif di atas adalah :

a. Reduksi data

Reduksi data adalah bagian analisis, merupakan bentuk analisis yang

mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang

tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan

akhir dapat dilakukan.

b. Penyajian data

Penyajian data adalah suatu rakitan organisasi informasi yang

memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

(51)

commit to user c. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan terjadi saat proses pengumpulan data berakhir, dan

diverifikasi sehingga makna data lebih lanjut dapat diuji validitasnya dan

(52)

commit to user

BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Berdirinya Focus Independent School

Focus Independent School dahulu dikenal dengan Palm Kids School

Solo. Palm Kids School Solo adalah sekolah nasional plus yang merupakan

franchise dari Palm Kids School Palembang. Palm Kids School Solo didirikan

pada tanggal 16 April 2002 di Jalan Dr. Supomo 48 Solo. Pada awalnya, Palm

Kids Solo hanya membuka kelas Pre-school dan Kindergarten dengan jumlah

murid 48 anak. Pada tahun 2006, Palm Kids School Solo membuka Palm Kids

Primary School di Jalan RM. Said No 208 Solo. Setelah 6 tahun lebih berdiri,

Palm Kids School Solo kini memiliki gedung sendiri yang terletak di Jalan

KS. Tubun No 27 Manahan Solo.

Palm Kids School Solo adalah sekolah yang didirikan secara

independen dan tidak berbasis agama. Palm Kids School Solo menyediakan

pendidikan mulai dari Pre-school, TK (Kindergantern), dan SD (Primary).

Pendidikan disampaikan dengan dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan

Indonesia serta mengacu pada kurikulum Palm Kids dan International

Primary Curiculum.

Seiring dengan berkembangnya Palm Kids School di kota Solo, maka

pihak manajemen bekerjasama dengan PT. Fokus Edukasi Internasional untuk

lebih memperluas prospek bisnis dalam jasa pendidikan ini. PT. Fokus

(53)

commit to user

mulai dari tingkat prasekolah hingga perguruan tinggi. PT. Fokus Edukasi

Internasional didirikan di Solo pada tanggal 27 April 2005 sesuai dengan akte

notaris No 112, yang disahkan oleh Notaris Pujiastuti Pangestu, SH.

Mengingat semakin tingginya arus globalisasi, maka dibuatlah FIS

(Focus Independent School). FIS adalah sekolah nasional plus yang

menggunakan kurikulum internasional IPC (International Primary

Curriculum) dari Inggris. IPC adalah kurikulum yang sudah digunakan di

hampir 54 negara di seluruh dunia. FIS adalah sekolah nasional pertama di

Indonesia yang menggunakan kurikulum IPC.

B. Visi dan Misi Focus Independent School

1. Visi

“we are providing the best quality education services”.

2. Misi

a. memberi layanan pendidikan kepada masyarakat dengan cara yang

memuaskan

b. mencapai tingkat masukan murid yang merata serta keluaran murid

yang bermutu

c. menciptakan kegairahan dan motivasi belajar yang tinggi dari

murid-murid dan semangat kepemimpinan yang besar

(54)

commit to user

C. Value/Nilai

Setiap orang yang bekerja di Focus Independent School harus

memiliki sikap dan perilaku (value) yang terkandung pada kata

EDUCATIONS, antara lain:

1. E : Eager to learn; memiliki keinginan untuk terus belajar

memperbaiki diri.

2. D : Discipline; memiliki disiplin yang tinggi.

3. U : Unique & Dynamic; Memiliki sifat yang unik dan selalu dinamis.

4. C : Creative; memiliki kreativitas yang tinggi.

5. A : Adventurer; memiliki jiwa berpetualang.

6. T : Tactical; memiliki sikap yang taktis dalam menghadapi setiap

persoalan.

7. I : Innovative; memiliki keinginan untuk selalu membuat inovasi.

8. P : Purposive; memiliki tujuan yang jelas dalam menjalankan setiap

tindakan.

9. N : Noteworthy; memiliki arti dan fungsi dimanapun berada.

10. S : Spriritual; memiliki jiwa spiritual.

D. Fasilitas Sekolah

Focus Independent School memiliki bentuk bangunan menarik yang

dilengkapi dengan fasilitas yang bersifat mendidik. Setiap kelas dilengkapi

dengan pintu keluar/masuk dan AC. Sekolah juga memiliki kolam renang,

(55)

commit to user

yang lebih kecil. Sebagai tambahan, perpustakaan FIS telah memiliki lebih

dari 1000 buku baik dalam bahasa Inggris maupun Indonesia.

E. Struktur Organisasi Sekolah

Struktur Organisasi Focus Independent School terdiri dari :

1. Director

2. Director of Study

3. Principal

a. Berfungsi sebagai pendidik, manajer, administrator, supervisor, leader,

innovator, motivator, dan pembimbing.

b. Bertugas menyusun rencana dan program sekolah, membina

kesiswaan, pembelajaran dan membina serta melaksanakan kerjasama

dengan masyarakat.

4. Trainer

5. Psychologist

6. Teacher

7. Staff

a. Public Relations Officer (PRO)

b. Helper

c. Office Boy

8. Non Academic Director

9. Marketing

Gambar

Tabel 1 Hasil Evaluasi Kegiatan PTA Focus Independent School
Tabel 1. Peran PTA
Tabel 2. Kegiatan PTA FIS Surakarta
Gambar 3. Orang Tua Murid Yang Hadir

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian Yuliani (2007) menunjukkan bahwa variabel LDR tidak berpengaruh terhadap ROA, didukung oleh penelitian Mintarti (2009) dan Dewi (2010) yang menunjukkan

Proses perebusan yang dilanjutkan dengan proses perendaman ini, jaringan tumbuhan yang mengalami kerusakan akibat suhu tinggi, hal ini dapat menyebabkan ikatan

MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN MENINGKATKAN PELAYANAN PEMERINTAH GUNA MENINGKATKAN. DAYA

peubahnya tidak memuat eksponensial, trigonometri  (seperti  sin ,  cos

Dimana guru menyiapkan beberapa konsep atau topik permasalahan yang cocok untuk digunakan pada satu bagian kartu soal dan kartu jawaban, kemudian siswa mencocokkan

Berikut ini adalah petunjuk pemakaian asap cair untuk dijadikan bahan pengawet pada mie basah:.. ALAT ,BAHAN , SERTA TATA

Penjelasan Gambar 3, User atau masyarakat memilih menu katalog madrasah, maka akan tampil fitur pencarian umum yang akan menampilkan daftar madrasah yang

Berdasarkan fokus masalah pada BAB I serta hasil pembahasan pada BAB IV dan BAB V maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa penelitian mengenai “Identifikasi