• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Peran Petani Perempuan Terhadap Pengambilan Keputusan

Peran petani perempuan pada sektor ekonomi masyarakat dan rumah tangga ataupun pada kehidupan keluarga amatlah besar dalam perkembangan masyarakat dimana membutuhkan keterlibatan perempuan. Dalam rantai pertanian seperti tahapan pra tanam, tahapan tanam dan pemeliharaan serta memasarkan hasil

43 panen terkadang dilaksanakan oleh perempuan di desa sehingga tidak heran jika dalam beberapa hal perempuan terlibat dalam menentukan terlaksananya usaha tani.

5.1.1 Tahap Pra Tanam

Tabel 13. Peran Petani Perempuan Terhadap Pengambilan Keputusan Pada Tahapan Pra tanam

Peran pengambilan keputusan pada tahapan pra tanam

No Tahapan Berperan

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021.

Tabel 13 bisa diketahui jika terdapat 14 orang petani perempuan atau 70 persen dari total responden yang ikut berperan dalam pengambilan keputusan mengenai jenis benih apa yang akan ditanam. Berdasarkan dari hasil wawancara dengan para petani perempuan mereka ikut berperan dalam pengambilan keputusan karena beberapa alasan, yaitu menentukan benih yang akan ditanam harus dari kesepakatan bersama karena mempertimbangkan kualitas, harga dan modal yang tersedia dan juga untuk menghindari pertengkaran atau perselisihan jika benih yang mereka tanam tidak tumbuh dengan baik jadi nantinya tidak ada tuduh menuduh dan penyesalan. Sedangkan yang tidak berperan sebanyak 6 orang alasan ketidak berperanan disebabkan karena suami mereka sendiri yang memilih benih, mereka lebih mempercayakan pemilihan benih ke suaminya dan

44 mereka hanya dilibatkan pada saat akan membayar benih tersebut. Dalam hal mengenai jumlah benih yang ditanam dari total 20 responden sebanyak 7 orang petani perempuan berperan dalam pengambilan keputusan dari hasil wawancara alasannya karena jumlah benih yang akan ditanam dari tahun ke tahun jumlahnya tetap sama, suami mereka juga ingin mereka berpartisipasi dalam hal ini karena mempertimbangkan juga dengan kondisi modal yang mereka miliki, sedangkan ada 13 petani perempuan tidak terlibat dari hasil wawancara alasan mereka tidak terlibat dalam pengambilan keputusan mengenai jumlah benih yang ditanam disebabkan suami lebih tahu karena disesuaikan dengan lahan yang akan ditanami bawang merah, mereka lebih mempercayakan masalah itu kepada suami mereka

Pengolahan lahan yaitu menyiapkan media tanam yang mendukung laju perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Lahan yang diolah dengan baik mempunyai peluang yang tinggi dalam memberikan kualitas biji bawang merah yang memuaskan. Pengolahan lahan terdiri dari perbaikan tanah,membuat bedengan, serta penggemburan. Dalam pengambilan keputusan dalam hal proses pengolahan lahan tidak satupun petani perempuan yang terlibat dalam pengambilan keputusan ini. Dari hasil wawancara alasan mereka tidak terlibat karena pengolahan lahan suami yang terjun langsung dibantu dengan beberapa tenaga kerja laki-laki, menurut mereka pengolahan lahan adalah pekerjaan yang cukup berat untuk perempuan, ia hanya dilibatkan pada saat memberi upah dan konsumsi kepada buruh yang membantu dalam pengolahan lahan. Mengenai keterlibatan dalam pengambilan keputusan jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam pengolahan lahan 70 persen petani perempuan terlibat. Alasan petani

45 perempuan ikut terlibat dalam pengambilan keputusan mengenai jumlah tenaga kerja yang digunakan pada saat pengolahan lahan dikarenakan suaminya memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada dirinya untuk mencari buruh atau tenaga kerja yang akan digunakan, dia lebih tahu memperkirakan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, dan memang setiap mencari tenaga kerja kebanyakan petani perempuan atau istri yang ditugaskan. Terdapat 6 orang yang tidak berperan dalam pengambilan keputusan mengenai jumlah tenaga kerja karena suami mereka yang lebih tau karena tenaga kerja yang digunakan adalah laki-laki, suami mereka sendiri yang memilih tenaga kerja yang bisa untuk membantunya mengolah lahan dikarenakan ada beberapa tenaga kerja laki-laki yang pekerjaannya kurang bagus.

46 5.2.2 Tahap Tanam dan Pemeliharaan

Tabel 14. Peran Petani Perempuan Terhadap Pengambilan Keputusan Pada Tahap Tanam dan Pemeliharaan.

Peran pengambilan keputusan pada tahap tanam dan pemeliharaan

No Tahapan Berperan

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021.

Tabel 14 diketahui bahwa dalam penentuan waktu tanam dan jumlah tenaga kerja yang digunakan pada saat menanam bawang merah, petani perempuan di Desa Saruran terlibat 100 persen. Dari hasil wawancara petani perempuan mengatakan bahwa dalam menentukan waktu tanam perlu diputuskan bersama-sama karena mempertimbangkan beberapa hal seperti di hari itu tenaga kerja (buruh tanam) tersedia karena kadang para petani terkendala masalah ini ditambah lagi pada hari yang sama banyak petani lain yang juga menanam bawang merah, jadi sudah pasti akan membutuhkan banyak tenaga kerja, selain itu juga petani perempuan harus mempersiapkan segala hal seperti konsumsi dan upah yang akan diberikan kepada para tenaga kerja yang membantu dalam proses penanaman

47 bawang merah dan menentukan jumlah tenaga kerja disesuaikan dengan berapa jumlah karung bibit yang akan ditanam karena dibagian ini petani perempuan diberikan kepercayaan kepada suaminya dalam kegiatan tersebut.

Dalam hal pengambilan keputusan dalam proses penyulaman dan penyiangan keterlibatan petani petani perempuan 15 orang atau 75 persen ikut berperan. Dari hasil wawancara yang dilakukan alasan para petani perempuan terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut dikarenakan partisipasi sendiri mereka secara langsung terjun ke lahan untuk penyulaman dan penyiangan dikarenakan pekerjaan ini relatif ringan untuk dikerjakan oleh perempuan dan memerlukan ketelitian dan kesabaran. Ada beberapa juga yang dibantu dengan tenaga kerja wanita (buruh) jika para petani perempuan tidak bisa menjangkau lahan karena lahan yang cukup luas. Sisanya sebanyak 5 orang atau 25% tidak berperan tahap penyulaman dan penyiangan sepenuhnya diberikan kepada buruh tani.

Penyiraman biasanya dilakukan setiap satu kali dalam sehari dengan alat sprinkle atau kincir air. Pada tahap pertumbuhan, penyiraman dilakukan secara teratur, terkhusus apabila kondisi lahan kering. Dalam tahap ini petani perempuan 20 orang atau 100 persen tidak terlibat sama sekali dalam pengambilan keputusan mengenai waktu penyiraman. Dari hasil wawancara alasan mereka tidak terlibat dikarenakan bapak atau suami mereka yang mengambil alih pekerjaan ini suami lebih tau dengan kondisi lahan, dan juga proses penyiraman menggunakan mesin pompa air yang cukup besar, kebanyakan dari mereka tidak paham menggunakan mesin pompa air.

48 Pengambilan keputusan mengenai jenis pupuk yang digunakan petani perempuan di desa Saruran hanya 2 petani perempuan atau 10 persen yang berperan dari hasil wawancara mereka mengatakan bahwa suami mereka juga mengikutkan mereka ketika hendak membeli pupuk agar nantinya untuk pembelian pupuk di musim tanam selanjutnya suami memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada petani perempuan untuk mengurus itu. Dari hasil wawancara 18 petani perempuan atau 90 persen tidak berperan dalam pengambilan keputusan ini alasan petani perempuan tidak ikut berperan disebabkan suami mereka lebih mengetahui mengenai pupuk, petani perempuan juga tidak ingin pusing dalam menentukan jenis pupuk apa yang akan digunakan dari pendapat mereka pupuk apapun yang akan digunakan diserahkan ke suami asalkan bisa membuat tanaman bawang merah tumbuh subur, suami hanya menyampaikan harga pupuk yang akan dibeli. Pengambilan keputusan mengenai waktu pemupukan 12 orang atau 60 persen petani perempuan ikut berperan, alasan mereka berperan karena petani perempuan ikut membantu meringankan pekerjaan bapak pada saat pemupukan agar cepat selesai sisanya tidak berperan dikarenakan memiliki tenaga kerja tetap yang di kontrak selama budidaya bawang merah.

Penyemprotan merupakan salah satu tindakan pengendalian hama atau organisme pengganggu. OPT dibagi menjadi tiga kelompok yang terdiri atas hama, vektor penyakit dan gulma, OPT tersebut harus dicegah dan ditanggulangi dengan harapan tanaman bisa tumbuh sehat, memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang baik sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Dalam hal pengambilan keputusan mengenai waktu penyemprotan dan jenis pestisida yang

49 digunakan petani perempuan 0 persen yang ikut berperan. Alasan petani perempuan tidak terlibat dikarenakan bapak atau suami mereka lebih tahu masalah pestisida yang cocok digunakan dan mereka lebih tahu waktu untuk melakukan penyemprotan karena disesuaikan dengan kondisi atau tingkat hama yang menyerang lagi pula penyemprotan adalah pekerjaan yang berat untuk dikerjakan perempuan karena menggunakan mesin semprot yang kapasitasnya sampai 30 liter.

5.2.3 Tahap Panen dan Pascapanen

Tabel 15. Peran Petani Perempuan Terhadap Pengambilan Keputusan Pada Tahapan Panen dan Pascapanen.

Peran pengambilan keputusan pada tahapan panen dan pascapanen

No Tahapan Berperan

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021.

Panen merupakan tahapan akhir dimana dilakukan dengan memungut/mengambil hasil kegiatan pertanian yang berupa biji yang sudah cocok secara psikologis berdasarkan kondisi fisik dan umur tanaman untuk memperoleh hasil optimal baik dari segi kualitas biji serta kuantitasnya. Panen dilaksanakan dengan cara memegang daun bawang sambil ditarik perlahan sampai umbi bawang merahnya terangkat dari tanah. Pengambilan keputusan mengenai waktu

50 panen dan mengenai jumlah tenaga kerja yang digunakan pada saat panen 20 orang atau 100 persen petani perempuan ikut berperan dalam pengambilan keputusan. Alasan petani perempuan ikut berperan karena sebelum melakukan panen banyak yang harus dipersiapkan seperti konsumsi, tenaga kerja, upah dan itu semua petani perempuan yang menanganinya. Karena kebanyakan tenaga kerja yang digunakan pada saat panen adalah perempuan jadi suami mereka mempercayakan hal itu kepada istrinya/petani perempuan.

Penjemuran merupakan tahapan mengeringkan bawang merah dengan menggunakan bantuan sinar matahari. Penjemuran ini bertujuan untuk menurunkan kadar air pada bawang merah agar tahan lebih tahan lama.

Pengambilan keputusan mengenai lamanya waktu penjemuran/pengeringan hanya 2 orang atau 10 persen yang ikut berperan karena petani perempuan ikut membantu suami mereka pada saat melakukan penjemuran jadi dia juga mengetahui berapa lama melakukan penjemuran dan sisanya sebanyak 18 orang atau 90 persen tidak berperan. Alasan petani perempuan kebanyakan tidak berperan dalam pengambilan keputusan ini dikarenakan bapak atau suami yang lebih mengetahui dan juga melakukan penjemuran pekerjaan yang berat kadang para suami mereka dibantu oleh anak laki-laki mereka jadi para petani perempuan tidak terlalu terlibat mengenai lamanya waktu penjemuran/pengeringan karena menyesuaikan juga dengan cuaca, apabila cuaca cerah penjemuran hanya memerlukan beberapa hari.

Setelah bawang merah dijemur tahapan selanjutnya adalah mengikat kembali bawang merah dengan menyatukan beberapa bawang merah menjadi satu

51 ikatan. Pada pengambilan keputusan mengenai pengikatan kembali bawang merah yang sudah kering sebanyak 20 orang petani perempuan atau 100 persen ikut berperan alasan mereka terlibat karena mereka terjun langsung mengikat bawang merah dengan dibantu oleh beberapa tenaga kerja perempuan lainnya, alasan lainnya karena pekerjaan ini memerlukan ketelitian dan kesabaran karena harus disortir dengan teliti bila ada bawang merah yang busuk.

Pemasaran bawang merah adalah salah satu kegiatan menyampaikan komoditi bawang merah dari petani ke konsumen dengan tujuan mendapatkan nilai uang sebagai balas jasa atas hasil komoditi bawang merah. Pengambilan keputusan mengenai pemasaran (harga jual) bawang merah petani perempuan terlibat 100 persen dikarenakan dalam pemasaran harus ada kesepakatan suami istri dengan harga jual yang ditawarkan pembeli atau pedagang sudah sesuai dengan kualitas bawang merah yang mereka miliki, dan juga banyak pertimbangan yang diperhatikan yaitu jika dengan harga jual yang ditawarkan dapat memberikan keuntungan bagi mereka atau tidak.

52 Tabel 16. Rekapitulasi Pengambilan Keputusan Pada Usahatani Bawang Merah

di Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang.

No Kegiatan Usahatani Persentase Keputusan (%)

7. Penyulaman dan penyiangan 75

8. Waktu penyiraman 0

15. Lamanya waktu pengeringan 10

16. Pengikatan kembali bawang merah 100

17. Pemasaran (harga jual) 100

Jumlah 930

Rata-rata 54,70

Sumber : Data primer setelah diolah,2020.

Tabel 16 dapat dilihat jika rata-rata jumlah persentase keputusan petani responden yang ikut berperan pada pengambilan keputusan sebesar 54,70%

sementara yang tidak ikut berperan pada pengambilan keputusan dengan jumlah rata-rata sebanyak 45,29 %. Hal tersebut memperlihatkan jika petani perempuan yang berada di Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang ikut ambil peran mengenai pengambilan keputusan pada usahatani bawang merah.

Karena keikutsertaan petani perempuan bisa memberikan harapan agar bisa meningkatkan pendapatan usahatani bawang merah yang mereka budidayakan dan juga partisipasi petani perempuan pada kegiatan usahatani bawang merah masih

53 tergolong tinggi sehingga bisa diberikan apresiasi serta dukungan dari berbagai pihak.

Dokumen terkait