• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PETANI PEREMPUAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA USAHATANI BAWANG MERAH DI DESA SARURAN KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERAN PETANI PEREMPUAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA USAHATANI BAWANG MERAH DI DESA SARURAN KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PETANI PEREMPUAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA USAHATANI BAWANG MERAH

DI DESA SARURAN KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG

RAHMAWATI 105961102517

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

(2)

PERAN PETANI PEREMPUAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA USAHATANI BAWANG MERAH

DI DESA SARURAN KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG

RAHMAWATI 105961102517

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

(3)
(4)

iv

(5)

v

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Peran Petani Perempuan Terhadap Pengambilan Keputusan Pada Usahatani Bawang Merah Di Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, 23 Desember 2021

Rahmawati 105961102517

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

”JIKA MEMANG BUAT KAMU, HAL ITU PASTI AKAN DATANG PADAMU, TIDAK PERLU TERLALU MENGEJAR, TIDAK PERLU CEMAS ATAU RAGU-RAGU, APA YANG SUDAH DITAKDIRKAN UNTUKMU TIDAK AKAN TERLEWATKAN”.

“PERCAYALAH PADA PROSES, KARNA SEJATINYA PROSES ADALAH HAL YANG TERBAIK UNTUK DIRI SENDIRI”.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kuperuntukkan terutama untuk diriku sendiri dan kepada kedua orang tuaku, Ayahanda dan Ibunda, ketulusannya dari hati dan doa yang tak pernah putus, semangat yang tak ternilai. Serta untuk orang-orang terdekatku saudaraku,

sahabatku, dan untuk almamater biru kebangaanku.

(7)

vii

ABSTRAK

RAHMAWATI.105961102517. Peran Petani Perempuan Terhadap Pengambilan Keputusan Pada Usahatani Bawang Merah di Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang. Dibimbing oleh RATNAWATI TAHIR dan SAHLAN.

Penelitian ini bertujuan mengkaji peran petani perempuan terhadap pengambilan keputusan dalam usahatani bawang merah. Penentuan informan dalam penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Informan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 orang petani perempuan. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif, yang diolah dalam bentuk tabulasi yakni disusun dalam bentuk tabel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran petani perempuan terhadap pengambilan keputusan pada usahatani bawang merah 54,70% artinya dimana petani perempuan yang berperan pada pengambilan keputusan adalah di tahapan penentuan jenis bibit, jumlah tenaga kerja, waktu tanam, jumlah tenaga kerja (tahap tanam dan pemeliharaan), penyulaman dan penyiangan, waktu pemupukan, waktu panen, jumlah tenaga kerja (tahap panen dan pascapanen), pengikatan kembali dan harga jual. Sedangkan 45,29% tidak berperan pada pengambilan keputusan yaitu pada tahapan penentuan jumlah bibit, proses pengolahan lahan, penyiraman, jenis pupuk, waktu penyemprotan, jenis pestisida, dan pengeringan/penjemuran.

Kata Kunci : Peran, Petani Perempuan dan Pengambilan Keputusan.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Peran Petani Perempuan Terhadap Pengambilan Keputusan Pada Usahatani Bawang Merah Di Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Ir. Hj. Ratnawati Tahir, M.Si, selaku pembimbing I dan Sahlan, S.P.,M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.

2. Dr. H. Andi Khaeriyah. M.Pd selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Dr. Sri Mardiyati, S.P.,M.P., selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

(9)

ix

4. Kedua orang tua, Ibunda Kadaria dan Almarhun Ayahanda Gaffar, kakak dan adikku tercinta Jasman Gaffar, Rismawati, Muh. Alfariki, dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan doa, semangat, dan bantuan materi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis.

6. Kepada pihak pemerintah Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang beserta jajarannya yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di daerah tersebut.

7. Untuk teman-teman seperjuangan sekaligus sahabatku Nurul Istiqamah Muis, Risda, Mutmainah dan Nur Asia terimakasih telah membantuku, memberiku semangat dan selalu menghiburku.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna, semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Oleh karena itu, penulis berharap atas saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga tujuan dari pembuatan skripsi ini dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Makassar, 23 Desember 2021

Rahmawati

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ... iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Pengertian Peran ... 6

2.2 Peran Perempuan ... 7

2.3 Peran Petani Perempuan ... 9

2.4 Teori Pengambilan Keputusan ... 11

2.5 Usahatani Bawang Merah ... 13

(11)

xi

2.6 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 18

2.7 Kerangka Pemikiran ... 23

III. METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

3.2 Teknik Penentuan Informan ... 26

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 26

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.5 Teknik Analisis Data ... 28

3.6 Definisi Operasional ... 29

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ... 30

4.1 Letak Geografis ... 30

4.2 Kondisi Demografis ... 30

4.3 Kondisi Pertanian ... 34

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

5.1 Identitas Responden ... 36

5.2 Peran Petani Perempuan Terhadap Pengambilan Keputusan ... 42

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 53

6.1 Kesimpulan ... 53

6.2 Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN ... 56

RIWAYAT HIDUP ... 68

(12)

xii

DAFTAR TABEL

No Halaman

Teks

1. Data jumlah perempuan (istri petani) di Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang ... 2 2. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 18 3. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Saruran

Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang ... 31 4. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Saruran

Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang ... 31 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan umur di Desa Saruran Kecamatan

Anggeraja Kabupaten Enrekang ... 32 6. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Saruran

Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang ... 33 7. Produksi pertanian di Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten

Enrekang ... 35 8. Identitas responden berdasarkan kelompok umur di Desa Saruran

Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang ... 36 9. Identitas responden berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Saruran

Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang ... 38 10. Identitas responden berdasarkan Luas Lahan di Desa Saruran

Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang ... 39 11. Identitas responden berdasarkan Pengalaman berusaha tani bawang

merah di Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang ... 40 12. Identitas responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga di Desa

Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang ... 42 13. Peran petani perempuan terhadap pengambilan keputusan pada

tahapan pra tanam ... 43 14. Peran petani perempuan terhadap pengambilan keputusan pada

tahapan tanam dan pemeliharaan ... 46

(13)

xiii

15. Peran petani perempuan terhadap pengambilan keputusan pada tahapan panen dan pasca panen ... 49 16. Rekapitulasi Pengambilan Keputusan Pada Usahatani Bawang Merah

di Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang. ... 52

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

Teks

1. Kerangka Pemikiran Penelitian Peran Petani Perempuan Terhadap Pengambilan Keputusan Usahatani Bawang Merah di Desa Saruran

Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang. ... 25

2. Wawancara bersama ibu Eti petani perempuan di Desa Saruran ... 62

3. Wawancara bersama ibu Hadaria petani perempuan di Desa Saruran ... 62

4. Wawancara bersama ibu Nadaria petani perempuan di Desa Saruran ... 63

5. Ibu Darna melakukan proses penyiangan ... 63

6. Petani perempuan melakukan pemanenan bawang merah Saruran ... 64

7. Petani perempuan melakukan pengikatan kembali bawang merah yang sudah kering ... 64

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

Teks

1. Kuesioner penelitian ... 57 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten

Enrekang ... 59 3. Identitas responden petani perempuan di Desa Saruran Kecamatan

Anggeraja Kabupaten Enrekang ... 60 4. Rekapitulasi Jawaban Petani Responden Terhadap Pengambilan

Keputusan Dalam Usahatani Bawang Merah Di Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang ... 61 5. Dokumentasi bersama petani perempuan di Desa Saruran Kecamatan

Anggeraja Kabupaten Enrekang ... 62 6. Surat izin penelitian di Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten

Enrekang ... 65 7. Surat keterangan sudah melakukan penelitian ... 66

(16)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bawang merah ( Allium ascalonicum L ) adalah salah satu jenis komoditas tanaman hortikultura yang banyak dikonsumsi manusia sebagai campuran bumbu masak setelah cabe. Selain dijadikan campuran bumbu masak, bawang merah juga dijual dalam bentuk olahan seperti ekstrak bawang merah, bubuk, minyak atsiri, bawang goreng bahkan sebagai bahan obat untuk menurunkan kadar kolesterol, gula darah, mencegah penggumpalan darah, menurunkan tekanan darah, serta memperlancar aliran darah (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2007).

Budidaya bawang merah tidak bisa dibudidayakan secara terus menerus.

Hal itu dikarenakan karena perubahan cuaca yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada masa panen raya yaitu pada bulan Juni dan Desember akan diperoleh hasil panen yang yang paling tinggi, sehingga di luar musim tersebut stok bawang merah sangat sedikit, sedangkan musim tanam bawang merah pada bulan April dan Oktober.

Kabupaten Enrekang mempunyai daerah-daerah pusat bawang merah antara lain yaitu berada di Kecamatan Anggeraja khususnya di Desa Saruran merupakan wilayah strategis untuk mengembangkan usahatani bawang merah, karena cukup luasnya areal perkebunan, masyarakat setempat memiliki potensi sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh dikarenakan pertanian atau usahatani mereka ditunjang oleh sarana irigasi yang memadai, sehingga rata-rata masyarakatnya

(17)

2 bekerja sebagai petani yang membudidayakan usahatani bawang merah Petani dan keluarganya ikut terlibat dalam usahatani tersebut, dalam usahatani bawang merah semua anggota keluarga salah satunya petani perempuan memiliki peranan yang sangat penting.

Tabel 1. Data jumlah perempuan (istri petani) di Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang.

No Nama Dusun Jumlah Perempuan ( istri petani )

1. Dusun Saruran 132

2. Dusun Batu Tempang 84

3. Dusun Tirampan 48

Total 264

Sumber : Data Sekunder tahun 2020

Jumlah perempuan (istri petani) di Desa Saruran berjumlah 264 orang.

Itulah yang mendasari bahwa dengan jumlah itu, perempuan sebetulnya mempunyai peranan sektor pertanian yang sangat besar. Namun demikian, masih banyak perempuan yang belum terlibat di dalam usahatani bawang merah dan jika perempuan belum terlibat tentu saja tidak bisa mengambil keputusan. Perananan Perempuan di sektor pertanian yang tidak kalah penting dibandingkan kaum laki- laki, tapi masih dirasakan adanya diskriminasi perhatian dan kesempatan bagi kaum perempuan.

Menurut Sudarta (2010) pada sektor pertanian perempuan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipandang sebelah mata, dalam budidaya tanaman pangan, dan perkebunan pembagian kerja antara pria dan perempuan sangatlah jelas, selalu diungkapkan bahwa pria bekerja pada kegiatan yang banyak

(18)

3 menggunakan otot dan perempuan melakukan pekerjaan pada kegiatan yang memerlukan kerapian dan ketelitian yang memerlukan banyak waktu. Itu sebabnya perempuan ikut terlibat pada kegiatan ekonomi produktif sehingga perempuan mempunyai peran ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga yang bertanggung jawab pada peran domestik, serta berperan dalam kegiatan produktif untuk ikut serta membantu suami mencari nafkah untuk mencukupi dan memenuhi segala keperluan keluarga. Oleh karena itu pembagian waktu petani perempuan tidak hanya melaksanakan peran domestik namun juga dibagi untuk kegiatan produktif.

Petani perempuan melakukan pekerjaan dengan harapan mendapatkan penghasilan tambahan untuk ikut serta dalam membantu kepala keluarga dalam menyiapkan segala keperluan hidup keluarganya. Alur kerja petani perempuan yang berada di Desa Saruran yakni keterlibatan petani perempuan pada budidaya bawang merah yang dilakukan pada pagi hari sampai siang hari terkadang ada juga yang hingga sore hari. Tiap petani perempuan mempunyai jam kerja yang berbeda-beda. Perempuan dianggap ikut berperan karena selain menangani pekerjaan rumah tangga seperti mengatur, mengarahkan, dan mendidik anak merupakan kewajiban utama seorang ibu, petani perempuan juga ikut serta berperan (membantu suami) dalam proses budidaya bawang merah, terutama pada pengambilan keputusan.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Peran Petani Perempuan Terhadap Pengambilan Keputusan Pada

(19)

4 Usahatani Bawang Merah Di Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya rumusan masalah pada penelitian ini ialah: Bagaimana peran petani perempuan terhadap pengambilan keputusan pada usahatani bawang merah?.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka tujuan penelitian adalah mengkaji peran petani perempuan terhadap pengambilan keputusan dalam usahatani bawang merah.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:

1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai peran petani perempuan terhadap pengambilan keputusan pada usahatani bawang merah.

2. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terkait kebijakan-kebijakan dan perancangan program yang mempengaruhi pandangan terhadap peran wanita dalam sektor pertanian.

3. Bagi peneliti, sebagai sarana menggali pengetahuan, pengalaman, dan wawasan yang diharapkan berguna baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.

(20)

5 4. Bagi praktisi, penelitian ini diharapkan mampu memberikan ide bagi peneliti-

peneliti lain yang ingin lebih memperdalam dan mengembangkan topik penelitian ini menjadi lebih luas.

(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peran

Berdasarkan kamus besar bahasa indonesia peran ialah sesuatu yang menciptakan bagian yang memegang kekuasaan terutama pada saat terjadinya sesuatu hal ataupun peristiwa. Menurut Nurmayasari (2014) peran merupakan segala sesuatu yang dilakukan seseorang atau kelompok orang dalam sesuatu kegiatan karena kedudukan yang dimilikinya sedangkan menurut Astuti (2013), peran ialah keterlibatan individu atau kelompok dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan individu maupun tujuan bersama. Peran yang dimiliki pria dan perempuan itu tidak dapat ditentukan karena keduanya terdapat perbedaan biologis dan kodrat, tetapi dibedakan atau dipilih menurut kedudukan, fungsi, dan peranan masing-masing dalam berbagai aspek kehidupan dan pembangunan.

Berhubungan dengan gender diketahui ada tiga jenis peran gender antara lain peran produktif, peran reproduktif, dan peran sosial yang memiliki pengertian sebagai berikut:

1. Peran produktif merupakan peran yang dilaksanakan oleh seseorang, mengenai pekerjaan yang dapat menciptakan barang dan jasa, baik untuk diperdagangkan maupun untuk dikonsumsi. Peran ini sering juga disebut sebagai peran sektor publik.

2. Peran reproduktif ialah peran yang dilaksanakan oleh individu untuk kegiatan yang berhubungan antara pemeliharaan sumber daya manusia dan pekerjaan urusan rumah tangga, contohnya memasak, mencuci pakaian, mengasuh anak

(22)

7 dan alat-alat rumah tangga, menyetrika, membersihkan rumah dan lain-lain Peran reproduktif seperti ini disebut dengan peran di sektor domestik.

3. Peran sosial merupakan peran yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk ikut terlibat dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, contohnya gotong-royong dalam menyelesaikan berbagai pekerjaan yang berkaitan dengan kepentingan bersama.

2.2 Peran Perempuan

Peran ialah bagian dinamis untuk sebuah posisi (status) jika seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya seperti posisi atau statusnya maka ia melaksanakan sebuah peran.

Perempuan ialah sumber kehidupan dimana biasanya perempuan dikaitkan dengan kelembutan, kasih sayang dan sumber kebahagian, terkadang seorang pria atau laki-laki memiliki kesuksesan karena adanya peran perempuan dalam kehidupannya. Di Indonesia terkhususnya perempuan yang menetap di desa serta kurang mampu peran ganda merupakan sesuatu yang tidak asing lagi. Dilihat pada sektor usahatani, keikutsertaan perempuan lebih dominan pada kegiatan produksi di sektor pertanian. Perempuan juga ikut serta dalam sektor produksi yang paling awal yaitu persiapan bibit sampai pada tahapan produksi paling akhir. Terdapat 2 alasan hal itu terjadi: (1) perubahan teknologi (2) dikarenakan munculnya “new modes of production” sebagai modernisasi pertanian di daerah pedesaan.

Keikutsertaan perempuan dalam berperan aktif ialah sebuah tindakan yang efisien, mengingat bahwa perempuan mempunyai peran atau tujuan ganda, antara

(23)

8 lain sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) serta mencari nafkah, dilihat dari peran atau tujuan yang kedua menghasilkan penghasilan.

Peran memiliki arti yaitu laku atau bertindak. Sedangkan arti peran yang dipaparkan pada status, peran dan kedudukan dalam masyarakat, bisa dipaparkan melalui dua cara, yakni (1) Penjelasan historis. Berdasarkan penjelasan historis ruang lingkup peran awalnya berasal dari lingkungan yang mempunyai kaitan yang erat dengan drama atau teater yang tumbuh pada zaman Romawi. Dengan hal itu, peran memiliki karakter yang disandang atau dibawakan oleh seorang aktor pada sebuah lakon tertentu dalam pentas. (2) Definisi peran dalam ilmu sosial. Peran dalam ilmu sosial yaitu salah satu fungsi atau tujuan yang ditanggung seorang individu saat menduduki posisi tertentu, seseorang mampu menjalankan fungsi karena posisi yang didudukinya.

Analisis peran perempuan bisa dilakukan dari perspektif kedudukan mereka dalam berkaitan dengan pekerjaan produktif langsung maupun tidak langsung, yaitu:

1. Peran tradisi memposisikan perempuan pada fungsi reproduksi (mengurus rumah tangga, suami dan mengasuh anak). Hidupnya seratus persen hanya untuk keluarga. Dalam pembagian kerja sudah jelas bahwa perempuan di rumah dan laki-laki di luar rumah.

2. Peran transisi memposisikan peran tradisi lebih dominan dengan peran yang lain. Pembagian tugas menyertakan dukungan gender, namun dalam keberadaan dalam mempertahankan keharmonisan dan urusan rumah tangga tetap menjadi tanggung jawab perempuan atau wanita.

(24)

9 3. Dwiperan menempatkan perempuan pada kehidupan dua dunia, yaitu menempatkan peran domestik dan publik pada posisi yang sama-sama penting.

Dukungan moril suami memicu kekuatan sedangkan keseganan suami akan menimbulkan keresahan atau bahkan menimbulkan pertikaian yang terbuka atau terpendam.

4. Peran egalitarian memakan waktu dan minat perempuan untuk berkegiatan di luar. Dukungan moral dan tingkat kepekaan laki-laki sangat membantu untuk menghindari permasalahan kepentingan pemilahan dan pelaksanaan peranan.

Jika tidak, akan terjadi perbedaan dan akan saling berargumentasi untuk mencari pembenaran atau pembelaan yang dapat menumbuhkan ketidakharmonisan dalam kehidupan berkeluarga

5. Peran kontemporer ialah dampak atau akibat dari pilihan perempuan untuk mandiri dalam kesendiriannya. Populasi mereka belum terlalu banyak, namun karena benturan demi benturan dari lelaki terhadap perempuan yang tidak terlalu peduli pada kepentingan perempuan suatu saat akan meningkatkan jumlah populasi mereka (Aida Vitalaya 2010).

2.3 Peran Petani Perempuan

Peran petani perempuan terhadap perekonomian keluarga, rumah tangga dan masyarakat masyarakat cukup berpengaruh dimana berkembangnya suatu masyarakat itu kadang membutuhkan keterlibatan perempuan. Perempuan mempunyai peran ganda yaitu sebagai pembina rumah tangga (sektor domestik) dan pencari nafkah (sektor publik). Keterlibatan perempuan dalam bidang pekerjaan kadang tidak diperhitungkan.

(25)

10 Menurut Arsanti (2013) banyak aspek yang dalam sektor pertanian yang perlu dibenahi. Peran atau keterlibatan wanita tani dalam sektor pertanian dapat menjadi pondasi yang kuat dalam pembangunan pertanian secara berkelanjutan.

Rendahnya kemampuan berinovasi sebagai motor penggerak perkembangan pertanian pada berbagai lini juga tidak lepas dari persoalan kapasitas peran wanita di dalamnya yang masih dianggap rendah. Dalam hal ini, program pemberdayaan wanita tani menjadi sangat strategis guna meningkatkan kapasitas wanita tani dan kontribusinya dalam sektor pertanian. Melalui peningkatan kapasitas inilah akan meningkatkan kemampuan wanita tani untuk berinovasi dan menjadi motor penggerak pertumbuhan sektor pertanian.

Keikutsertaan petani perempuan dalam pada sebuah kegiatan tidak terlepas dari motivasi atau kemauan dari petani perempuan itu sendiri. Kemauan petani perempuan untuk ikut aktif pada suatu kegiatan merupakan wadah pengembangan untuk mengisi waktu kosong dengan hal yang bermanfaat untuk mengembangkan diri/hasratnya. Pada umumnya posisi atau kedudukan petani perempuan terhadap masyarakat dan keluarganya yaitu : 1. Istri petani, 2. Anggota keluarga tani, 3.

Kepala keluarga tani, 4. Pengusaha tani, 5. Ketua atau anggota tani.

Petani perempuan merupakan istri petani dimana dalam kegiatan usahatani atau kegiatan lainnya yang berhubungan dengan usaha mereka secara langsung atau tidak langsung ikut mensejahterakan keluarga, dengan harapan antara lain:

1. Menumbuhkan motivasi petani perempuan agar lebih berperan pada setiap usaha pembangunan pertanian.

(26)

11 2. Menumbuhkan keikutsertaan petani perempuan untuk lebih mampu berperan pada tahap pengambilan keputusan dalam hal yang mengenai kebutuhan petani perempuan, keluarga, dan masyarakat. Meningkatkan kemampuan merupakan tujuan utama dari peningkatan kesejahteraan petani perempuan pada saat menggunakan setiap sumber daya alam pertanian yang ada dengan harapan demi meningkatkan produktivitas usahatani dan penghasilan keluarganya.

Berkembangnya petani perempuan yang ada di desa ternyata tidak berbarengan dengan kualitas kemampuan yang dimiliki mulai dari keterampilan atau keahlian serta pendidikan dan berbagai masalah lainnya yang dirasakan petani perempuan yang ada di Indonesia yaitu: (1) tingkat atau taraf hidup rendah serta jumlah relatif keluarga yang sangat besar, (2) kesempatan belajar dan tingkat pendidikan yang relatif kurang, (3) ilmu serta keahlian yang dimiliki sangat kurang dan cukup tertinggal dalam sektor usahatani.

2.4 Teori Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan tahapan menentukan pilihan mengenai beberapa alternatif demi mengapai tujuan yang diharapkan. Pengertian tersebut mempunyai tiga elemen kunci. Pertama, mengambil keputusan dengan mempertimbangkan beberapa pilihan yang ada. Kedua, pengambilan keputusan merupakan tahapan atau langkah dimana melibatkan beberapa pilihan akhir dari pilihan alternatif lainnya. Ketiga, "hasil yang diinginkan" yang dimaksud pada definisi melibatkan tujuan atau target yang dihasilkan dari aktivitas mental bahwa pembuat keputusan terlibat untuk mencapai keputusan akhir (Lunenburg, 2010).

(27)

12 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan sangat penting untuk memahami mengenai keputusan yang akan diambil. Artinya, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi langkah atau proses yang bisa mempengaruhi hasil. Faktor-faktor itu antara lain (Dietrich, 2010):

a. Pengalaman masa lalu b. Bias kognitif

c. Usia dan perbedaan individu

d. Kepercayaan pada relevansi pribadi e. Eskalasi komitmen

Sedangkan, menurut Hasan dalam (Tjiong, 2014), faktor yang dapat atau bisa memengaruhi pengambilan keputusan antara lain;

1. Posisi atau kedudukan

Ketika hendak mengambil suatu keputusan, posisi seorang individu dapat dilihat dari segi letak posisi, apakah individu sebagai penentu keputusan ataukah sebagai seorang staf, dan tingkatan posisi, ialah sebagai strategi, kebijakan, norma, organisasional, operasional, atau teknis. Hal tersebut berkaitan apakah individu dalam keluarga bisa memutuskan dan memilih keinginannya sendiri atau harus mengikuti kehendak orang tua.

2. Masalah

Masalah merupakan penghambat dalam mencapai sebuah tujuan serta penyimpangan dari sesuatu yang diinginkan. Masalah yang timbul bisa mempengaruhi seseorang untuk berkeinginan untuk melanjutkan sekolahnya dibangku perkuliahan.

(28)

13 3. Situasi

Situasi adalah seluruh faktor dimana pada sebuah keadaan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya serta memberikan dampak pada diri individu mengenai hal yang akan dilakukan.

4. Kondisi

Kondisi yaitu keseluruhan dari berbagai faktor yang menentukan tindakan seorang individu. Kondisi yang dihadapi individu dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil.

5. Tujuan

Tujuan pada pengambilan keputusan ialah tujuan yang objektif. Dimana tujuan yang akan dicapai, baik itu tujuan individu maupun kelompok yang pada dasarnya telah ditentukan. Tujuan seorang individu merupakan faktor untuk memutuskan pilihannya.

2.5 Usaha Tani Bawang Merah 2.5.1 Persiapan benih

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan pada usahatani iyalah pada kualitas benih yang ditanam. Bawang merah yang dimanfaatkan atau akan digunakan sebagai benih harus cukup tua. Umur benih yang berkualitas ialah benih yang sudah tersimpan selama 30 sampai 40 hari. Petani biasanya menggunakan benih yang dibeli dari pasar atau menggunakan bibit lokal.

Proses persiapan benih kadang dilaksanakan beberapa hari sebelum melaksanakan penanaman. Kegiatan pembersihan seperti pembersihan dan pengirisan ujung umbi bawang merah merupakan salah satu tahapan utama dalam

(29)

14 persiapan benih. Agar umbi cepat tumbuh dan memiliki jumlah anakan yang banyak maka dilakukan pengirisan ujung umbi bawang merah ini dilakukan dengan harapan agar memperoleh hasil yang memuaskan. Jika benih yang akan ditanam memiliki jumlah yang banyak, maka persiapan benih dilakukan jauh-jauh hari sebelum proses penanaman dengan cara menyicilnya.

2.5.2 Pengolahan lahan

Untuk mendukung agar pertumbuhan dan perkembangan bawang merah dengan harapan agar tumbuh subur perlu dilakukan pengolahan lahan yang baik dengan cara menciptakan kondisi tanah seperti yang dibutuhkan tanaman bawang merah, yaitu tanah yang gembur dan subur. Tahapan awal yang dilakukan ialah mensanitasi lahan dari rumput atau gulma menggunakan herbisida. Pengolahan lahan dilaksanakan dengan 5 tahapan, yaitu: penaikan tanah, pembalikan tanah, pembuatan bedengan, penggemburan, ada juga yang membuat garis di atas bedengan dengan tujuan agar pada saat benih ditanam bisa lurus dan rapi.

2.5.3 Penanaman

Penanaman bawang merah rata-rata dilakukan pada pagi hari untuk mengurangi penguapan. Penanaman biasanya dilakukan dengan menaburkan pupuk dasar terlebih dahulu. Pupuk dasar yang digunakan biasanya menggunakan pupuk kompos atau pupuk kandang. Setelah pupuk dasar telah disebar biasanya tanah didiamkan beberapa hari sebelum proses penanaman bawang dilaksanakan.

Jarak tanam yang digunakan adalah 15x20 cm dan 20x20 cm dengan luas bedengan 110 sampai 120 cm dengan tinggi bedengan 50 sampai 60 cm.

(30)

15 Bedengan biasanya dibuat agak lebih tinggi jika kondisi tanahnya atau lahan terlalu becek atau sering berair sangat beresiko terkena busuk umbi.

Proses penanaman bawang merah dilakukan dengan cara membuat lubangan terlebih dahulu kemudian disusul dengan menaruh bawang merah dengan membenamkan bagian akarnya terlebih dahulu usahakan jangan terbalik karena menyebabkan lambatnya pertumbuhan bawang merah. Bawang merah yang dibenamkan sampai ujungnya rata dengan permukaan tanah dengan kedalaman ¾ bagian dengan bagian dari mata tunas.

2.5.4 Penyulaman

Penyulaman dilakukan ketika tanaman berumur kurang lebih 15 HST ( Hari Setelah Tanam). Biasanya di umur tersebut sudah nampak benih yang tumbuh atau tidak, jika ada benih yang tidak tumbuh maka akan dilakukan pergantian benih yang mati dengan benih yang baru. Biasanya petani memperoleh benih dari pasar atau membeli langsung ke pedagang yang ada di desa mereka, dimana umur benih tersebut berbeda-beda. Hal itu mengakibatkan benih yang tidak tumbuh relatif lebih banyak, sehingga memerlukan adanya tindakan penyulaman.

2.5.5 Penyiangan

Proses penyiangan dilakukan dengan tujuan guna membersihkan media tanam dari gulma yang mengakibatkan terhambatnya perkembangan tanaman bawang merah, akibat dikarenakan adanya persaingan untuk memperoleh unsur hara. Penyiangan umumnya dilaksanakan sekali selama musim tanam yaitu ketika berumur 30 hari atau juga dapat dilakukan lebih dari sekali tergantung dari tingkat pertumbuhan gulma. Biasanya pada saat akan melakukan penanaman, lahan atau

(31)

16 media tanamnya dilakukan penyemprotan menggunakan herbisida sehari sebelum atau setelah penanam dilakukan.

2.5.6 Penyiraman

Tanaman bawang merah memiliki umbi yang mudah busuk oleh karena itu, tanaman bawang merah tidak memerlukan terlalu banyak air akan tetapi memerlukan penyiraman secara intensif atau sesuai dengan kebutuhan dengan melihat kondisi bawang merah di lahan dan kondisi cuaca yang ada.

Proses penyiraman disesuaikan dengan kondisi musim tanam yang dilakukan oleh petani. Pada saat musim hujan tingkat frekuensi penyiraman tidak terlalu sering dilakukan. Sedangkan pada musim kemarau penyiraman dilakukan setiap hari sampai tanaman bawang merah tumbuh. Hal tersebut dikarenakan akibat pada saat musim kemarau tanaman bawang merah memerlukan penyiraman yang cukup.

2.5.7 Pemupukan

Untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman bawang merah yang biasanya kurang tersedia dalam tanah maka perlu adanya proses atau tahapan pemupukan. Biasanya petani melakukan pemupukan sebanyak satu sampai tiga kali selama satu musim tanam. Jika melihat kondisi di lapangan bagus, kadang petani melakukan pemupukan lebih dari empat kali dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman bawang merah mencapai umur 15 HST. Pemupukan kedua dilakukan pada saat 30 HST. Pemupukan ketiga dilakukan pada saat umur 45 HST. Cara pemupukan dilakukan dengan

(32)

17 mencampurkan setiap kombinasi berbagai jenis pupuk kemudian pupuk ditaburkan di antara barisan bawang merah.

2.5.8 Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman bawang merah dilakukan guna mengurangi kerugian. Proses ini disesuaikan dengan keadaan hama dan penyakit yang menyerang lahan pertanian. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara menggunakan pestisida kimia. Hama bawang merah yang paling banyak menyerang yaitu ulat bawang (ulat grayak) dimana ditandai dengan adanya bercak putih transparan pada daun, ulat tanah (petani menyebutnya dengan nama ulat hitam karena ulat ini berwarna hitam), hama trip yang ditandai dengan adanya bercak putih beralur pada daun, hama cikrak (memanjangnya daun mengakibatkan umbi kecil) dan busuk daun.

2.5.9 Panen dan pasca panen

Kegiatan pemanenan meliputi aktivitas pencabutan. Kegiatan pemanenan dilakukan pada saat umbi sudah memiliki ukuran yang besar dan siap untuk dipanen, ialah pada umur tanaman 55-60 hari. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut umbi bawang merah secara perlahan dari dalam tanah. Setelah dicabut kemudian bawang merah diikat sebanyak kurang lebih 5-10 rumpun atau sebesar genggaman tangan dan dikumpulkan di dalam tenda yang telah disiapkan untuk mempermudah dalam penjemuran. Kegiatan pasca panen biasanya dilakukan ialah penjemuran, pengikatan bawang merah yang sudah kering, penyortiran sekaligus pembersihan.

(33)

18 2.6 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Tabel 2. Penelitian Terdahulu yang Relevan

No. Nama

Peneliti

Metode Analisis Hasil

1. Josua P.Hutajulu (2015)

Analisis Peran Perempuan Dalam

Pertanian di Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kuburaya

Metode analisis kuantitatif

Perempuan disamping sebagai ibu rumah tangga pada keluarga berbasis petani di Desa Rasau Jaya I, juga terlibat dari persentase waktu kerja yang mencapai rata-rata 5,2 jam/hari orang kerja (HOK) untuk mengelola pertaniannya.

Tingginya keterlibatan tersebut dikarenakan keterlibatan perempuan sudah komprehensif dalam proses-proses pertanian.

Keterlibatan sudah dimulai dari persiapan lahan, penanaman, perawatan, pemberantasan hama dan penyakit tanaman sampai panen, pasca panen seperti perontokan, panen, pembersihan hasil panen, pengangkutan, penyortiran hasil panen dan pemasaran. Disamping itu, rendahnya tingkat keterlibatan dalam pengambilan keputusan atau kebijakan cenderung dikarenakan kurangnya pengakuan terhadap kemampuan dan wawasan perempuan. Hal ini juga akibat pengakuan atas kesetaraan gender kurang dilakukan dan dipahami. Pada sisi lain, budaya paternalis masih sangat dipegang erat oleh masyarakat.

(34)

19

No. Nama

Peneliti

Metode Analisis Hasil

2. Asriyanti Syarif, Mutmainnah Zainuddin (2018) Kontribusi Ekonomi Dan Peran

Perempuan Dalam Pengambilan Keputusan Pada Usahatani Sayuran di Kabupaten Bantaeng

Analisis kualitatif 1. Kontribusi ekonomi dari perempuan tani dalam melakukan usahatani sayuran sebesar 7,03% dan memiliki kontribusi yang kecil.

2. Peran perempuan dalam pengambilan keputusan pada :1) penentuan jenis tanaman sayuran sebanyak 80%

berperan. 2) pengguna sarana produksi sebanyak 86,66%

perempuan tani berperan. 3) pengelolaan usahatani sebanyak 70% perempuan tani berperan dalam pengambilan keputusan.

4) pada aspek pemasaran sebesar 100% perempuan tani berperan dalam pengambilan keputusan.

(35)

20

No Nama Penulis Metode Analisis Hasil

3. Muhammad firsal, Asriyanti Syarif, Sahlan.

(2021) Peran Perempuan Secara Ekonomi dan

Pengambilan Keputusan Pada Usaha Tani Murbei Sebagai Penyangga Industri Kain Sutera

Analisis deskriptif dan pendapatan.

1. Pengambilan keputusan pada kegiatan usahatani murbei sepenuhnya dilakukan oleh perempuan tani, kecuali pada kegiatan pembukaan lahan dan penanaman yang melibatkan peran suami dan keluarga.

Sedangkan pengambilan keputusan pemilihan sarana produksi dan tenaga kerja sepenuhnya dilakukan oleh perempuan tani, kecuali pada pemilihan dan penggunaan tenaga kerja.

2. Perempuan tani

berkontribusi secara

ekonomi dengan

memberikan rata-rata pendapatan Rp. 10.793.156 selama kurun waktu 6 bulan. Peran perempuan secara ekonomi dengan melakukan usahatani murbei dan pemeliharaan ulat sutera membuat mereka dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga.

(36)

21

No Nama Penulis Metode Analisis Hasil

4. Slamet Widodo (2009)

Analisis Peran Perempuan Dalam Pertanian Tembakau

Metode analisis kuantitatif

Perbedaan aktivitas suami dan istri tampak pada dominasi istri pada pekerjaan reproduktif dan suami pada pekerjaan produktif. Suami sama sekali tidak terlibat dalam pekerjaan reproduktif. Namun sebaliknya istri harus memikul beban kerja ganda, selain melakukan pekerjaan reproduktif, istri harus juga turut melakukan pekerjaan produktif. Curahan kerja istri dalam satu hari mencapai 10,7 jam. Istri tidak mendapatkan akses untuk mendapatkan kredit dari lembaga koperasi maupun perbankan. Selain itu istri juga tidak mendapat akses terhadap informasi pertanian melalui lembaga penyuluhan.

Pengambilan keputusan pada usahatani tembakau dilakukan suami. Istri dilibatkan pada pengelolaan keuangan karena adanya stereotip yang menyatakan bahwa perempuan lebih bisa mengatur keuangan dibandingkan laki-laki.

Perbedaan aktivitas, akses dan kontrol antara suami istri disebabkan oleh masih kuatnya nilai budaya patriarki pada masyarakat setempat. Kontrol perempuan yang terbatas disebabkan oleh adanya nilai laki-laki sebagai pemimpin perempuan.

(37)

22 No Nama Penulis Metode

Analisis

Hasil 5. Nuralfi

Khaerany (2019)

Peran ganda perempuan pada keluarga petani desa pallantikang kabupaten gowa

Deskriptif kualitatif

1. faktor penyebab peran ganda di Desa Pallantikang kabupaten gowa, yaitu faktor ekonomi, faktor kebiasaan, dan faktor lingkungan.

2. Pembagian alokasi waktu dalam pembagian kerja pada keluarga petani di sawah dan di rumah terbagi atas empat kelompok pembagian waktu yaitu sebelum ke sawah, selama berada di sawah, dan setelah pulang dari sawah, dan,

3. Proses pengambilan keputusan menunjukkan bahwa proses pengambilan keputusan melalui 3 tipe yaitu, tipe dominan istri, dominan suami, dan tipe seimbang.

Penelitian ini terdapat kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Josua P.Hutajulu yaitu keduanya membahas tentang peranan perempuan dalam pertanian. Perbedaan penelitian ini terfokus hanya kepada masalah peran di sektor usahatani bawang merah sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ida Rahmi Chalid terfokus ke pertanian secara umum.

Penelitian yang dilakukan oleh Asriyanti Syarif dan Mutmainnah Zainuddin ini terdapat kesamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama membahas tentang peran perempuan dalam pengambilan keputusan. Perbedaan dari kedua penelitian ini membahas tentang peran petani perempuan dalam pengambilan keputusan dalam usahatani bawang merah sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh

(38)

23 Asriyanti Syarif dan Mutmainnah Zainuddin meneliti tentang pengambilan keputusan pada usahatani sayuran.

Dari penelitian ini persamaan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Firsal, Asriyanti Syarif, dan Sahlan yaitu membahas peran perempuan dalam usahatani. Perbedaanya pada penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Firsal, Asriyanti Syarif, dan Sahlan meneliti tentang peran perempuan secara ekonomis dan meneliti pada usahatani murbei sedangkan penelitian ini hanya terfokus kepada peranan petani perempuan pada usahatani bawang merah.

Penelitian yang dilakukan oleh Slamet Widodo memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu meneliti tentang peran perempuan. Adapun perbedaan dari penelitian yang dilakukan Slamet Widodo yaitu meneliti pada pertanian tembakau sedangkan penelitian ini fokus ke usahatani bawang merah.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nuralfi Khaerany terdapat persamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang peran perempuan.

Perbedaanya pada penelitian Nuralfi Khaerany meneliti tentang peran ganda perempuan pada keluarga sedangkan penelitian ini meneliti tentang peran perempuan dalam pengambilan keputusan dalam usahatani bawang merah.

2.7 Kerangka Pemikiran

Peran petani perempuan pada upaya memenuhi kebutuhan rumah tangga amatlah penting, karena dalam menyusun program pembangunan salah satu faktor yaitu dengan adanya pertimbangan curahan kerja perempuan, agar peranan petani perempuan dapat diperluas. Besarnya peranan perempuan pada kegiatan yang

(39)

24 menghasilkan pendapatan amat kuat hubungan peranannya dalam mengatur penggunaan pendapatan rumah tangga.

Usahatani bawang merah adalah salah satu sumber pendapatan utama untuk mencukupi kebutuhan hidup masyarakat Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang. Pada usahatani bawang merah pastinya membutuhkan perhatian khusus dan penanganan semaksimal mungkin demi memperoleh hasil yang menguntungkan. Tindakan dan perhatian itu tentu saja tidak lepas dari peran perempuan. Keterlibatan perempuan pada usahatani bawang bisa memberikan dampak positif dalam produksi bawang merah. Selain itu, juga mampu meringankan beban ekonomi dalam rumah tangga. Agar lebih jelas dapat dilihat pada skema kerangka pikir penelitian Peran Petani Perempuan Terhadap Usahatani Bawang Merah di Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang.

(40)

25 Gambar 1.Kerangka Pemikiran Penelitian Peran Petani Perempuan Terhadap Pengambilan Keputusan Usahatani Bawang Merah di Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang.

Usahatani Bawang Merah

Peran Petani Perempuan

Tahap Pratanam 1. Persiapan

benih:

- Jenis benih - Jumlah benih

(kg) 2. Pengolahan

lahan:

- Jumlah tenaga kerja

Tahap panen &

pasca panen 1. Panen:

- Waktu panen - Jumlah tenaga

kerja 2. Pengeringan/

penjemuran 3. Pengikatan

kembali 4. Pemasaran:

- Harga jual Tahap tanam &

pemeliharaan 1. Penanaman:

- Waktu tanam 2. Penyulaman 3. Penyiangan 4. Penyiraman 5. Pemupukan:

- Jenis pupuk

- Waktu pemupukan 6. Pengedalian hama dan

penyakit:

- Waktu penyemprotan - Jenis pestisida

Pengambilan Keputusan

(41)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2021.

3.2 Teknik Penentuan Informan

Informan dalam penelitian ialah sebanyak 20 orang perempuan (istri petani) yang terlibat dalam usahatani bawang merah di Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang. Penentuan informan pada penelitian ini menggunakan teknik Purposive sampling, dengan kriteria informan sebagai berikut:

1. Perempuan (istri petani bawang merah) 2. Berumur 25-60 tahun

3. Mempunyai lahan untuk budidaya bawang merah 3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu data berupa kata-kata atau verbal cara memperoleh data kualitatif dapat dilakukan melalui wawancara. Data kuantitatif merupakan data atau informasi yang didapatkan dalam bentuk angka, dalam bentuk angka ini data kuantitatif dapat diproses menggunakan rumus matematika atau dapat juga dianalisis dengan sistem statistik. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang

(42)

27 diperoleh langsung dari pihak yang diperlukan datanya atau dari sumber-sumber primer yaitu informasi narasumber. Sedangkan data sekunder ialah data yang diperoleh tidak secara langsung dari narasumber melainkan dari pihak ketiga (Sugiarto 2017).

Data primer pada penelitian ini berasal dari hasil wawancara dengan petani perempuan yang terlibat dalam usahatanI bawang merah, serta data sekunder didapatkan dari kantor Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang berupa data letak geografis, jumlah penduduk, jenis mata pencaharian, umur, tingkat pendidikan dan data kondisi pertanian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi lapangan, digunakan untuk memperoleh informasi mengenai peran petani perempuan dalam pengambilan keputusan pada usahatani bawang merah.

2. Wawancara, yaitu peneliti melakukan interaksi dan komunikasi dengan petani perempuan, dalam melakukan pengumpulan data melalui cara wawancara menggunakan bantuan kuesioner yang telah disiapkan dan mengacu pada kerangka pikir terhadap petani perempuan mengenai pengambilan keputusan pada tiga tahapan yaitu: tahap pra tanam, tahap tanam dan pemeliharaan serta tahap panen dan pascapanen.

(43)

28 3. Dokumentasi merupakan teknik pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen serta mendokumentasikan segala sesuatu yang berhubungan guna memperkuat informasi yang didapatkan pada penelitian ini.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif merupakan analisis yang digunakan pada penelitian ini yang diolah dalam model tabulasi atau disusun dalam bentuk tabel. Berdasarkan jawaban responden akan diketahui berapa persen jumlah responden yang ikut berperan dan tidak pada kegiatan usahatani bawang merah. Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil penelitian, selanjutnya dianalisis guna mencapai tujuan penelitian ini.

Data yang sudah diperoleh dapat dicari berapa persentase peran terhadap pengambilan keputusan dengan rumus yang digunakan mengutip dari pendapat Moch. Ali (Rian Andriani 2008).

Keterangan :

P = Persentase (jawaban responden yang dicari) f = Frekuensi jawaban yang dicari

n = Jumlah informan 100% = Bilangan tetap

(44)

29 3.6 Definisi Operasional

1. Peran adalah bagian yang dinamis dari sebuah kedudukan (status) bila seorang individu yang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya berarti ia telah menjalankan sebuah peran dalam usahatani bawang merah di Desa Saruran.

2. Petani perempuan ialah ibu-ibu (istri petani) yang bertempat tinggal di Desa Saruran yang melaksanakan usahatani bawang merah

3. Peran petani perempuan ialah keterlibatan perempuan dalam melakukan usahatani bawang merah

4. Pengambilan keputusan ialah langkah yang dilakukan dalam memilih suatu tindakan sebagai solusi permasalahan dalam usahatani bawang merah

5. Usahatani merupakan salah satu kegiatan yang mengorganisasi sarana produksi pertanian dan teknologi pada suatu usaha di sektor pertanian.

6. Tahap pra tanam ialah langkah atau proses sebelum tanam bawang merah yang terdiri dari persiapan benih dan pengolahan lahan.

7. Tahap tanam dan pemeliharaan yaitu terdiri dari beberapa tahapan antara lain:

penanaman, penyulaman, penyiangan, penyiraman, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit pada usahatani bawang merah.

8. Tahap panen dan pasca panen yaitu tahapan akhir yang terdiri atas panen, pengeringan/penjemuran, pengikatan kembali, dan pemasaran pada usahatani bawang merah.

(45)

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1 Letak Geografis

Desa saruran merupakan bagian dari Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang yang luasnya 4,10 Km2. Letak desa ini sekitar 2,1 km dari ibukota kecamatan, 30 km dari ibukota kabupaten, 249 km dari ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Secara administratif batas-batas Desa Saruran adalah sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tampo Kecamatan Anggeraja.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Balla Kecamatan Baraka.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Batu Noni Kecamatan Anggeraja.

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Tanete Kecamatan Anggeraja.

4.2 Kondisi Demografis

4.2.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Penduduk adalah salah satu faktor penentu terbentuknya sebuah wilayah atau negara serta sekaligus sebagai modal penting sebuah negara bisa dikatakan berkembang atau maju, sehingga suksesnya pembangunan dibidang ekonomi, sosial, politik, budaya dan pendidikan tidak terlepas dari peran penduduk, keadaan penduduk juga sekaligus sebagai faktor utama dalam pembangunan fisik maupun nonfisik. Adapun Tabel 3 sebagai berikut.

(46)

31 Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Saruran

Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang.

No Jenis Kelamin Jumlah (Orang)

1. Laki-laki 528

2. Perempuan 546

Jumlah 1074

Sumber: Data Kantor Desa Saruran, 2020

Data Tabel 6 dapat diketahui bahwa jumlah laki-laki di Desa Saruran berjumlah 528 orang, sedangkan jumlah perempuan berjumlah 546 orang. Dari jumlah penduduk perempuan yang lebih banyak tentu saja dapat diharapkan pengambilan keputusan kaum perempuan juga bisa mendominasi.

4.2.2 Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian di Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang rata-rata bermata pencaharian sebagai petani. Namun, tidak semua warganya bekerja di sektor pertanian. Ada beberapa yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil, di bidang perdagangan dan jasa serta sektor industri, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang.

No Mata Pencaharian Jumlah

1. Petani 273

2. Pegawai Negeri Sipil 23

3. Sektor jasa dan perdagangan 19

4. Sektor industri -

Sumber: Data Kantor Desa Saruran, 2020.

(47)

32 Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa tingkat penduduk dilihat dari mata pencaharian sebagai petani berjumlah 273 orang, pegawai negeri sipil 23 orang, sektor jasa dan perdagangan berjumlah 19 orang. Dari data tersebut di Desa Saruran kebanyakan bekerja sebagai petani mereka mengambil keputusan untuk menjadi seorang petani disebabkan oleh beberapa faktor SDA yang mendukung seperti lahan dan sistem irigasi.

4.2.3 Berdasarkan Umur

Suatu kelompok usia atau generasi adalah sekelompok orang yang telah mengalami kehidupan politik, sosial, sejarah dan ekonomi dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini:

Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang.

No Umur (Tahun) Jumlah (Orang)

1. 0-15 267

2. 16-30 286

3. 31-45 227

4. 46-60 195

5. >60 99

Jumlah 1074

Sumber:Data Kantor Desa Saruran, 2020.

Tabel 5 jumlah penduduk dilihat dari sesi umur ialah 1074 orang, yang didapat dari umur 0 sampai 15 tahun berjumlah 267 orang, umur 16 sampai 30 tahun berjumlah 286 orang, umur 31 sampai 45 tahun berjumlah 227 orang, umur 46 sampai 60 tahun berjumlah 195 orang dan yang berumur lebih dari 60

(48)

33 tahun berjumlah 99 orang. Umur seorang petani pada umumnya dapat mempengaruhi aktivitas petani dalam mengelola usahanya, dalam hal ini fisik dan kemampuan berpikir serta mengambil keputusan. Semakin muda umur petani cenderung memiliki fisik yang kuat dan dinamis dalam mengelola usahataninya.

Sehingga mampu bekerja lebih kuat dari petani yang umurnya tua. Berdasarkan klasifikasi umur, dimana umur 16-30 tahun dikatakan sebagai umur produktif sehingga sangat potensial dalam mengembangkan usaha taninya. Sedangkan, usia petani kisaran lebih dari 65 tahun dikategorikan sebagai non produktif.

4.2.4 Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam kehidupan, dikarenakan pendidikan dapat mempengaruhi dan menentukan pola pikir seseorang dalam menghadapi sebuah masalah. Tingkat pendidikan di Desa Saruran dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Saruran Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang.

No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang)

1. SD/Sederajat 111

2. SMP/Sederajat 175

3. SMA/Sederajat 286

4. S1 80

Jumlah 652

Sumber: Data Kantor Desa Saruran 2020.

Tabel 6 bisa diketahui jika jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan yakni 652 orang, dimana diperoleh dari jumlah SD/Sederajat 111 orang,

(49)

34 SMP/Sederajat sebanyak 175 orang, SMA/Sederajat 286 orang dan S1 sebanyak 80 orang. Dalam menganalisis suatu masalah tingkat pendidikan akan mempengaruhi kemampuan berpikir. Petani yang memiliki tingkat. Tingkatan pendidikan yang tinggi mudah mempengaruhi pola pikir seseorang untuk mengarahkannya dalam mengambil keputusan yang menguntungkan dan baik bagi dirinya, bagi masyarakat serta lingkungannya.

4.3 Kondisi Pertanian 5.2.1 Tanaman Pangan

Di Desa Saruran sektor pertanian terutama kegiatan perkebunan paling mendominasi namun, disamping bercocok tanam, masyarakat setempat juga memiliki ternak yang mereka kembangkan dan cukup beragam, meskipun dalam skala yang relatif kecil. Ternak yang dikembangkan adalah sapi, kambing, ayam dan bebek. Pertanian di Desa Saruran pada umumnya menjadikan tanaman jagung dan bawang merah sebagai tanaman yang mereka budidayakan. Kedua tanaman tersebut selalu bergantian.

Sampai saat ini, usahatani bawang merah masih menjadi usahatani yang sangat menjanjikan bagi petani di Desa Saruran. Walaupun dengan kendala dan resiko yang cukup besar akan dihadapi selama berusaha tani bawang merah, tidak menyurutkan niat para petani untuk tetap melakukan usahatani bawang merah.

Hal itu karena mereka menganggap bahwa pengelolaan usahatani bawang merah sangat mudah untuk dilakukan, selain produksinya sangat cepat, jangka waktu antara penanaman sampai panen sangat cepat berkisar antara 55-60 hari. Oleh karena itu dengan segala macam resiko yang mereka hadapi setidaknya hasil

(50)

35 pendapatan yang didapatkan lebih dari cukup untuk membiayai segala keperluan dan proses usahatani selanjutnya.

Desa Saruran mempunyai tingkat produksi pertanian seperti tanaman palawija serta umbi-umbian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Produksi Pertanian di Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang.

No Jenis Komoditi Luas Lahan (Ha) Produksi (Ton)

1. Bawang merah 308 3.502

2. Jagung 35 256

3. Kacang-kacangan 21 32

4. Ubi jalar 15 1.092

Sumber: Data Kantor Desa Saruran, 2020.

Tabel 7 dapat diketahui bahwa jenis komoditi pertanian di Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang ialah bawang merah dengan luas lahan 308 Ha dengan produksi sebesar 3.502 Ton, Jagung luas lahan 35 Ha dengan produksi sebesar 256 Ton, kacang-kacangan dengan luas lahan 21 Ha dengan produksi sebesar 32 Ton, dan ubi jalar dengan luas lahan 15 Ha dengan total produksi sebesar 1.092 Ton. Dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan mengenai produksi pertanian di Desa Saruran lebih banyak membudidayakan Bawang merah disebabkan bawang merah memiliki potensi yang lebih banyak dengan dukungan luas lahan dan produksi yang sangat tinggi yang tentunya diharapkan bisa mensejahterakan para petani.

(51)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden 5.1.1 Umur

Umur merupakan lama hidup petani responden sampai pada saat penelitian dilakukan oleh peneliti yang dinyatakan dalam usia atau umur, dalam menanggapi atau merespon sesuatu hal yang baru umur atau usia seseorang amatlah berpengaruh. Selain itu, usia juga sangat berpengaruh pada kondisi fisik pada setiap orang atau individu, terkhusus pada saat mengerjakan kegiatan usaha tani atau bertani, umur juga mendukung petani dalam memahami atau menerima tindakan yang baik dari narasumber.

Tabel 8. Identitas Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang.

No Umur (Tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

1. 30-35 2 10

2. 36-41 5 25

3. 42-47 4 20

4. 48-53 4 20

5. 54-59 5 25

Total 20 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2020.

Tabel 8 dapat dilihat bahwa umur petani responden yang paling banyak adalah 50-54 tahun ialah sebanyak 6 orang dengan persentase 30 persen, Sedangkan umur petani antara 30–39 tahun ialah berjumlah 5 orang dengan

(52)

37 persentase 25 persen dan juga petani berumur 40-44 tahun berjumlah 5 orang dengan persentase 25 persen. Sementara petani yang berumur antara 45–49 hanya 1 orang dengan persentase 5 persen, petani yang berumur 55-59 tahun berjumlah 3 orang dengan peresentase 15 persen.

Dapat disimpulkan bahwa rata-rata petani perempuan masih tergolong usia produktif. Hal ini berarti fisik tenaga mereka masih mampu untuk bekerja dan terlibat dalam mengambil keputusan mengelola usahatani bawang merah. Dengan demikian kesempatan untuk melakukan aktivitas atau kegiatan pertanian lebih besar dengan melihat persentase dari masing-masing kelompok umur tersebut.

5.1.2 Pendidikan

Tingkat pendidikan petani sangat mempengaruhi kemampuan petani dalam berpikir dan mengelola usahataninya. Petani yang memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi bisa berpengaruh terhadap cara berpikir sehingga dapat membuat petani lebih antusias dan memiliki tingkat penerimaan pada teknologi baru lebih baik untuk meningkatkan produksi cabang usahatani yang dijalankan.

Agar lebih jelas, tingkat pendidikan petani responden bisa dilihat pada Tabel 9 berikut.

(53)

38 Tabel 9. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa

Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang.

No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1. SD/Sederajat 7 35

2. SMP/Sederajat 6 30

3. SMA/Sederajat 6 30

4. S1 1 5

Total 20 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2020.

Tabel 9 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani perempuan responden yaitu terdapat 7 orang atau sebesar 35 persen yang tamat SD, Kemudian sebanyak 6 orang atau 30 persen yang tamat SMP dan SMA, serta hanya 1 orang atau 5 persen yang sampai menempuh pendidikan S1. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa petani perempuan yang ada di Desa Saruran memiliki tingkat pendidikan yang tergolong rendah namun dalam pengambilan keputusan pada usahatani bawang merah pendidikan tidak terlalu berpengaruh disebabkan walaupun tingkat pendidIkan mereka rendah tapi pengalaman mereka dalam usahatani bawang merah sudah berpengalaman berpuluhan tahun.

5.1.3 Luas Lahan

Jumlah produksi yang dihasilkan oleh petani juga dipengaruhi oleh luas lahan yang dimilikinya. Semakin luas lahan yang digarap petani semakin besar pula hasil produksi yang didapatkan. Begitu pula sebaliknya, semakin sempit luasan lahan yang digarapnya, semakin sedikit hasil yang diperolehnya. Agar lebih jelasnya luas lahan petani responden bisa dilihat pada Tabel 10.

(54)

39 Tabel 10. Identitas Responden Berdasarkan Luas Lahan di Desa Saruran

Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang.

No Luas Lahan (Ha) Jumlah (orang) Persentase (%)

1. 0,30-0,52 8 40

2. 0,53-0,75 4 20

3. 0,76-1,00 8 40

Total 20 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2020.

Tabel 10 dapat diketahui bahwa ada 8 atau 40 persen petani responden yang memiliki luas lahan antara 0,30-0,52 Ha. Petani yang memiliki luas lahan 0,53- 0,75 Ha terdapat 4 orang petani responden atau sebesar 24 persen dari total keseluruhan responden. Sedangkan petani yang memiliki luas lahan 0,76-1,00 Ha ada 8 orang atau 40 persen dari total responden. Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengambilan keputusan luas lahan budidaya bawang merah baik dengan lahannya yang luas ataupun sempit mereka tetap menggunakan lahan mereka untuk membudidayakan bawang merah. Dalam hal perolehan produksi yang tinggi, lahan usahatani bawang merah petani perempuan yang luas tidak menjamin bahwa usahatani bawang merah lebih produktif dibandingkan dengan luas lahan yang sempit.

5.1.4 Pengalaman Usahatani

Pengalaman usahatani ialah terhitung dari sejak kapan memulai kegiatan usahatani. Pengalaman petani yang sudah lama dapat memberikan keahlian atau kemampuan petani pada usahatani lebih baik lagi. Pengalaman berusahatani seorang individu dapat memberikan pengaruh besar pada keberhasilan atau

(55)

40 kesuksesan usahatani terutama pada pengambilan keputusan dalam tahapan usahataninya. Dari pengalaman berusahatani tersebut maka dapat dijadikan sebagai pelajaran bahwa pada umumnya semakin banyak pengalaman maka akan mempengaruhi pada peningkatan produksi dan laba bagi petani. Agar lebih jelas, pengalaman berusahatani petani responden bisa dijelaskan pada Tabel 11 berikut.

Tabel 11. Identitas Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani Bawang Merah di Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang.

No Pengalaman Usahatani (Tahun)

Jumlah (orang) Persentase (%)

1. 10-16 5 25

2. 17-23 7 35

3. 24-30 3 15

4. 31-37 2 10

5. 38-44 3 15

Total 20 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2020.

Tabel 11 dapat diketahui bahwa pengalaman berusahatani, petani responden yang paling banyak yaitu antara 17–23 tahun dengan jumlah responden sebanyak 7 orang dengan persentase 35 persen, kemudian disusul responden dengan pengalaman usahatani 10–16 sebanyak 5 orang dengan persentase 25 persen serta petani yang memiliki pengalaman sekitar 24-30 tahun dan 38-44 tahun sebanyak 3 orang dengan persentase 15 persen, dan paling terakhir pengalaman berusahatani responden 31-37 tahun jumlah respondennya sebanyak 2 orang dengan presentase 10 persen.

(56)

41 Hal ini tentu berpengaruh dalam pengelolaan usahatani masing-masing responden khususnya dalam pencapaian hasil produksi yang lebih baik.

Pengalaman berusahatani yang cukup lama menjadikan petani lebih berhati-hati dan matang, dalam mengambil keputusan terhadap usaha taninya. Kegagalan dimasa lalu dapat dijadikan pelajaran sehingga lebih berhati-hati dalam bertindak.

Sedangkan petani kurang pengalaman umumnya lebih cepat dalam keputusan karena lebih berani menanggung resiko.

5.1.5 Jumlah Tanggungan Keluarga

Banyaknya orang yang menetap dalam satu keluarga tani merupakan definisi dari jumlah tanggungan keluarga. Jika jumlah tanggungan keluarga tani besar maka akan mempengaruhi semangat petani agar lebih giat untuk melakukan kegiatan dalam mengelola usahatani yang mereka budidayakan, dimana jumlah tenaga kerja akan mempengaruhi besarnya kebutuhan keluarga tani akan semakin meningkat atau tidak agar lebih jelaskan, jumlah tanggungan keluarga petani responden dapat dilihat pada Tabel 12.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi nilai kebisingan yang dihasilkan oleh mesin serbaguna saat dioperasikan dan menentukan kelayakan mesin serbaguna sebagai

Cek akurasi geometri adalah melakukan perbandingan antara koordinat pada peta manuskrip dan koordinat hasil pengukuran GPS di lokasi yang sama, sedangkan verifikasi penutup

Sesuai dengan indikator berpikir kritis, pada tampilan video pembelajaran Gambar 4, terlihat bahwa mahasiswa mampu memberikan penjelasan sederhana (PS),

Name Address Number of Shares in Previous Month Percent of Shares in Previous Month Number of Shares in Current Month Percent of Shares in Current Month Controlle r PT Indika Energy

Pembuluh nadi atau arteri adalah pembuluh darah berotot yang membawa darah dari jantung. Fungsi ini bertolak belakang dengan fungsi pembuluh balik yang membawa

Pengembangan model pembelajaran ke- terampilan motorik berbasis permainan dalam penelitian ini, terdapat beberapa kesimpulan dari produk yang dihasilkan, yaitu: (1) Ber-

Seorang peksos yang bekerja dalam ranah HAM, memiliki beberapa perspektif yang bisa digunakan ketika akan menangani masalah klien yang terkait dengan HAM, yaitu (i)

Hasil analisis sidik ragam dengan GC-MS menunjukkan kandungan zingiberene dalam minyak jahe untuk proses hidrodistilasi dengan bantuan ultrasonik dan tanpa ultrasonik