• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

2. Kepala Lingkungan (Informan II)

5.2. Peran Petugas

5.2.1. Tanggung Jawab Petugas

Petugas kesehatan dalam penanggulangan DBD mempunyai tanggung jawab yaitu melakukan kunjungan rumah dalam hal ini untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat yaitu keluarga agar mereka mengerti dan melaksanakan penanggulangan DBD, melakukan pemeriksaan jentik di rumah-rumah masyarakat, menggerakkan dan mengawasi pemberantasan sarang nyamuk serta membuat laporan hasil pemeriksaan jentik serta melaporkannya setiap bulan (Depkes RI, 2006).

Dalam Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 diakui oleh Departemen Kesehatan bahwa kelemahan pembangunan kesehatan dari sudut tenaga adalah yang menyangkut penyebaran yang belum merata, mutu pendidikan yang belum memadai, komposisi tenaga kesehatan yang timpang (Depkes RI, 1999).

Hal tersebut sesuai dengan yang peneliti dapati di lapangan di mana tenaga kesehatan program penanggulangan DBD hanya satu orang dengan pendidikan DIII keperawatan dengan luas wilayah kerja yang sangat luas yaitu 7 wilayah, dengan minim pengetahuan dan pengalaman serta sering berganti-ganti petugas penanggung jawab sehingga kinerja petugas kesehatan tersebut kurang.

Petugas kesehatan selama ini merasa bahwa tugas mereka bukan hanya untuk mengontrol masyarakat agar mau menjaga keluarga mereka terhadap demam berdarah. Petugas merasa bahwa masyarakat lah yang tidak aktif dan

sangat pasif, karena selama masyarakat merasa bahwa “fogginglah” yang paling penting dalam pencegahan demam berdarah maka demam berdarah akan terus terjadi, padahal fogging hanya membunuh nyamuk dewasa tetapi tidak membunuh jentik-jentik nyamuk jadi semua harus “berpulang” ke masyarakat kembali untuk menjaga rumah dan lingkungannya sehingga tidak menjadi tempat perindukan nyamuk demam berdarah.

Petugas dalam menjalankan tanggung jawabnya sudah seharusnya melakukan kunjungan rumah untuk melakukan penyuluhan tentang pemberantasan demam berdarah kepada keluarga tetapi pada kenyataannya hal itu tidak mereka lakukan, hanya ketika terjadi kasus demam berdarah saja mereka melakukan kunjungan rumah hal itu pun dikarenakan harus melakukan penyelidikan Epidemiologi.

Selain melakukan kunjungan rumah petugas kesehatan juga melakukan pemeriksaan jentik berkala ke rumah-rumah masyarakat yang dilakukan secara rutin yaitu pada waktu yang telah ditetapkan bersama. Ibu Herta selaku petugas penanggung jawab penanggulangan demam berdarah di Puskesmas Helvetia mengatakan, mereka secara rutin melakukan pemeriksaan jentik pada hari Jumat, di mana dikerahkan seluruh petugas yang ada di Puskesmas dan dijadwalkan secara terperinci kapan saja mereka turun melakukan melakukan pemeriksaan jentik tersebut karena mereka dibagi sebanyak empat kelompok di seluruh wilayah kerja Puskesmas.

Selain itu petugas kesehatan juga merupakan penggerak dan pengawas dalam pemberantasan sarang nyamuk tetapi melihat kenyataan di lapangan di mana petugas penanggung jawab penanggulangan demam berdarah hanya satu orang saja maka hal tersebut sulit dilakukan. Di mana seharusnya petugas kesehatan mengawasi dan mengajak masyarakat agar mau melakukan PSN secara serentak dan mengingat wilayah kerja Puskesmas Helvetia yang sangat luas dengan 7 wilayah kerja maka petugas sangat kewalahan untuk melakukannya.

Petugas kesehatan dalam hal ini penanggung jawab program penanggulangan demam berdarah setiap melakukan pemeriksaan jentik yaitu setiap hari Jumat membuat catatan atau hasil rekapan pemeriksaan jentik, tetapi dari hasil yang saya lihat sewaktu saya mengikuti pemeriksaan jentik yang mereka lakukan rekap itu hanya sekedar catatan berapa jumlah rumah yang diperiksa dan itu dicatat hanya pada selembar kertas bukan pada kertas rekapan tetap dan nama pemilik rumah tidak dicatat secara lengkap.

Setiap selesai melakukan pemeriksaan jentik maka hasil catatan pemeriksaan itu lalu diserahkan kepada petugas penanggulangan DBD lalu si petugas tersebutlah yang merekap hasil pemeriksaan jentik tersebut lalu dilaporkanlah kepada Kepala Puskesmas.

5.2.2. Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan di Puskesmas Helvetia tidak berjalan di mana seharusnya hal ini dilakukan mengingat angka kejadian demam berdarah yang tinggi di Puskesmas Helvetia. Promosi kesehatan sangat penting dilakukan sehingga

masyarakat tergugah untuk mengubah perilaku mereka dari yang tidak baik menjadi perilaku yang baik.

Petugas kesehatan penanggung jawab program penanggulangan DBD di Puskesmas Helvetia bahkan tidak tahu apa itu promosi kesehatan atau apa saja yang dilakukan dalam melakukan promosi kesehatan, bahkan ketika ditanya hal yang paling sederhana tentang penyuluhan apa saja yang mereka lakukan sepertinya petugas tersebut juga kurang mengerti.

Promosi kesehatan yang mereka lakukan hanya sekedar himbauan kepada keluarga agar melakukan 3 M tanpa menunjukkan dan mempraktekkan apa-apa saja 3M tersebut. Bahkan brosur dan leafleat Puskesmas Helvetia mengenai DBD tidak ada, padahal itu sangatlah banyak di Dinas Kesehatan tinggal bagaimana cara mereka untuk bisa memperoleh dan membagi-bagikan kepada masyarakat yang datang ke Puskesmas Helvetia.

Promosi kesehatan yang mereka akui hanya pada waktu “Gerakan Bulan DBD” berupa pergerakkan yang dilakukan Pemerintah melalui Dinas Kesehatan dengan pemberian tas dan kaos yang bertuliskan pencegahan demam berdarah kepada anak-anak SD dan hal tersebut telah sangat lama tidak ada lagi.

Promosi kesehatan dengan melakukan penyuluhan sangat penting dalam meningkatkan partisipasi masyarakat. Hal tersebut merupakan proses jangka panjang untuk mencapai perubahan perilaku manusia, yang harus dilaksanakan secara berkelanjutan. Penuluhan kesehatan dinilai cukup efektif untuk daerah- daerah endemis dan beresiko terjangkitnya DBD (Depkes RI, 2003).

Penyuluhan kesehatan dilakukan melalui berbagai saluran komunikasi personal meliputi kegiatan pendidikan kelompok dan berbagai media massa seperti televisi, Koran dan majalah.

5.2.3. Pemberantasan Sarang Nyamuk

Dari hasil pengamatan saya petugas kesehatan melakukan kegiatan PSN setiap hari Jumat sudah dilaksanakan dengan baik tetapi karena setiap melakukan yang “kata mereka” adalah PSN tetapi kenyataannya hanyalah pemeriksaan “jentik”

di dalam rumah dikarenakan pelaksanaan“PSN” tersebut dilakukan pada wilayah kerja Puskesmas yang didapati penderita demam berdarah. Ketika petugas Puskesmas ditanya mengapa hanya di wilayah atau lingkungan yang terkena kasus demam berdarah saja yang dilakukan Jumat bersih “kata” petugas Puskesmas karena luasnya wilayah kerja Puskesmas.

PSN sebenarnya bagaimana mengajak masyarakat agar turut serta dalam pemberantasan sarang nyamuk dengan bergotong royong bersama membersihkan lingkungan tetapi karena umumnya warga Perumnas Helvetia adalah pekerja maka hal tersebut sangat sulit untuk dilakukan bersama dengan warga. Salah satu cara hanya dengan memeriksa ada tidaknya jentik di wadah penampungan air warga serta memberikan penyuluhan langsung kepada keluarga agar selalu melakukan 3M+1T.

PSN dapat dilakukan secara serentak oleh warga hanya harus diatur dan disepakati waktu yang tepat seperti hari Minggu atau hari libur di mana

masyarakat tidak bekerja dan berada di rumah, sehingga semua masyarakat dapat bersama melakukan kegiatan PSN tersebut karena tindakan PSN tersebut harus serenpak sehingga nyamuk demam berdarah tidak dapat berpindah tempat dan dapatlah diputuskan rantai kehidupan nyamuk demam berdarah tersebut. Masyarakat sebenarnya mau untuk diajak melakukan kegiatan PSN tersebut jika semua warga turun dan kepala lingkungan mereka juga mau turut serta bersama mereka.

Dokumen terkait