• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

2. Kepala Lingkungan (Informan II)

4.3. Penyebab Terjadinya Demam Berdarah pada Keluarga 1 Kebersihan dalam Rumah Keluarga

4.3.4. Sanitasi Lingkungan

Narasi berikut ini menggambarkan bagaimana sanitasi lingkungan kurang terjaga oleh keluarga:

I Kebersihan lingkungan ditempat kami tinggal ini kami lakukan sendiri-sendiri oleh masing-masing keluarga. Kalau sempat saja kami lakukan karena kami jarang di rumah. Ada beberapa keluarga didepan tempat tinggal keluarga Bapak Sugi yang selalu membersihkan lingkungannya tetapi ada keluarga yang tidak mau membersihkan sama sekali sehingga selokan mereka mampet seperti “orang Batak” yang jualan, sampahnya dibuang diselokan dan malas membersihkannya. Selama Ibu Dita tinggal di Perumnas Helvetia baru sekali kepala lingkunganya turun meminta warga untuk bergotong royong membersihkan selokan yaitu setelah “si Rizdin” sembuh dari demam berdarahnya dan Ibu Dita melaporkan bahwa anaknya terkena demam berdarah…..

II Selokan kami ini jarang kami dibersihkan karena kebanyakan keluarga yang tinggal di sini sibuk dan jarang di rumah. Kalaupun mau membersihkan selokan harus keluarga masing-masing. Karena kejadian anak saya terkena demam berdarah makanya kepala lingkungan turun dan mengajak warga membersihkan selokan. Padahal Ibu Ida selalu membersihkan selokan bersama ibu mertuanya tetapi hanya selokan di belakang rumah tetapi kalau di depan jarang…..

III Kebersihan lingkungan kami karena kami secara rutin mengadakan gotong royong setiap hari minggu kalaupun tidak semua keluarga yang tinggal di sini ikut tetapi kami selalu melakukannya sehingga selokan tidak mampet dan bersih. Hanya karena kami tinggal didekat pasar Helvetia di mana banyak pedagang yang buang sampah sembarangan, makanya selokan dekat pasar Helvetia itu mampet dan bila hujan maka airnya mengalir kerumah keluarga yang berdekatan dengan pasar tersebut, padahal kami sudah mengajukan keberatan kepada pengelola pasar Helvetia tetapi belum juga ada tanggapan……

IV Semua keluarga di lingkungan kami selalu membersihkan selokan rumahnya walaupun sendiri-sendiri, tetapi umumnya selokan

kami ditutupi dengan semen sehingga susah untuk membersihkannya. Hal itulah yang kadang-kadang membuat selokan kurang lancar…..

Dari narasi keluarga di atas terlihat 2 keluarga tidak pernah melakukan kegiatan gotong royong di lingkungan tempat mereka tinggal dan 2 keluarga secara rutin melakukannya. Sanitasi lingkungan harus dijaga oleh masing-masing keluarga karena kesibukan dari masing-masing keluarga menyebabkan mereka tidak tidak sempat bergotong royong apalagi untuk melakukan 3M bersama-sama, padahal 3M tersebut sangat penting untuk pemberantasan demam berdarah.

4.4. Peran Petugas Kesehatan

Berikut ini narasi dari Petugas Kesehatan dan petugas penunjang demam berdarah terhadap masyarakat yang tidak perduli akan kesehatan mereka sendiri:

I Masyarakat tidak perduli akan pentingnya kebersihan bahkan ada masyarakat yang ketika mau diperiksa bak mandi mereka “menolak”, setelah dipaksa ternyata memang bak mandinya tidak pernah dibersihkan. Ketika ada ditemukan jentik di dalam bak mandinya disuruh buang airnya juga menolak karena nanti mau digunakan untuk mencuci kain lap dan mengepel lantai, setelah itu

apakah bak mandinya dikeringkan atau tidak aku tidak tahu lah “habis” dikasih tahu pemilik rumahnya “membandel”….

II Siapa yang ingin warganya terkena demam berdarah kata pak Dodot tetapi bila terjadi bagaimana? apa saya yang salah padahal mereka pergi ke Tembung lalu digigit oleh nyamuk Tembung terus mereka pulang ke Helvetia dan mereka demam selanjutnya positif demam berdarah “nah” kalau seperti ini siapa yang salah? makanya kalau warga saya terkena demam berdarah saya selalu tanyakan pergi kemana mereka sebelumnya…..

Dari kedua narasi petugas terlihat bahwa peran petugas kesehatan terhadap penanggulangan demam berdarah sudah berjalan walaupun belum maksimal, hal ini dikarenakan kurangnya penyuluhan yang petugas berikan sehingga masyarakat merasa bahwa yang mereka lakukan sudah benar.

Sedangkan petugas penunjang penanggulangan demam berdarah menurut Ibu Herta sebagai Petugas Kesehatan yang bertanggung jawab terhadap penangulangan demam berdarah bahwa Jumantik berjalan seperti narasi berikut: I Tenaga jumantik berjalan dan pemeriksaan jentik selalu dilakukan

setiap hari Jumat dan sekalian Jumat bersih. Dan apabila ada kasus pada suatu lingkungan maka seluruh rumah dilingkungan warga tersebut akan diperiksa bak mandinya untuk melihat ada

jentik atau tidak, hal ini dilakukan bersama kepala lingkungan wilayah setempat….

Tetapi kenyataan yang didapati di lapangan bahwa jumantik sudah tidak berjalan lama, seperti narasi Pak Dodot sebagai Kepala Lingkungan yang juga sebagai tenaga jumantik berikut:

II Kami para Jumantik sudah lama tidak melakukan pemeriksaan jentik lagi sejak bulan Nopember 2008 dikarenakan tidak ada lagi perintah dari Pemerintah daerah, selama ini kami bekerja sebagai pemantau jentik karena ada tugas dari Bapak Walikota tetapi sekarang tidak berjalan lagi…..

Petugas juga terlihat kurang aktif dan tidak memberikan penyuluhan tentang pencegahan dan penanggulangan demam berdarah pada masyarakat di wilayah kerjanya terlihat dari narasi dua keluarga yang terkena demam berdarah ketika meraka melapor kepada Puskesmas:

I Setelah kakak melapor ke Puskesmas bahwa anak kakak terkena demam berdarah maka datanglah petugas Puskesmas. Selanjutnya rumah kakak diperiksa begitu juga “dua puluh” rumah yang ada di lingkungan sekitar rumah kakak dan dikatakan oleh petugas Puskesmas itu hanya dua rumah saja yang tidak ada jentik, lalu sore hari sekitar jam 14.00 wib dilakukan penyemprotan tetapi

“herannya” hanya rumah kakak saja padahal hampir semua rumah berjentik kata petugasnya bahkan ada yang “mau” memberikan “uang” kalau rumah mereka disemprot juga tetapi petugasnya menolak. Waktu dilakukan penyemprotan semua kamar dibuka begitu juga kamar mandi tetapi mereka tidak meminta kakak untuk menyimpan dan menutup makanan hanya inisiatif kakak sendiri untuk menyimpan makanan. Waktu dilakukan penyemprotan hanya penyemprotnya saja yang turun sedangkan petugas puskesmas tidak turun lagi. Setelah dilakukan penyemprotan dan asapnya hilang maka seluruh perabotan dapur kakak cucu kembali seperti piring, gelas dan lain-lainnya karena kakak khawatir ada sisa-sisa zat kimia nya menempel. Dan setelah itu petugas kesehatan tidak pernah muncul lagi apalagi untuk memberikan penyuluhan demam berdarah kepada kami…..

II Suami melapor ke Puskesmas bahwa anak saya terkena demam berdarah tetapi baru dua hari kemudian petugas Puskesmasnya turun memeriksa kerumah setelah suami saya kembali datang ke Puskesmas dengan membawa hasil laboratorium anak saya sebagai bukti bahwa anak saya memang benar terkena demam berdarah. Tetapi karena saya tidak di rumah dan pulang kampung karena meninggalnya ibu saya di mana rumah saya dalam keadaan kunci

maka Petugas penyemprot tidak dapat masuk kedalam rumah sehingga yang disemprot hanya luarnya rumah saja dan selokan seluruhnya, petugas penyemprot berjanji akan datang untuk menyemprot kembali tetapi sampai sekarang mereka tidak pernah datang lagi untuk menyemprot ulang apalagi untuk memberikan penyuluhan tentang demam berdarah kapada keluarga kami….

Dokumen terkait