• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran, Tugas, dan Tanggung Jawab Masyarakat Terhadap

Pendidikan adalah aktivitas khas masyarakat manusia. Ia hanya ada dan berlangsung dalam lingkungan masyarakat manusia. Di satu sisi, pendidikan merupakan aktivitas yang secara inheren telah melekat dalam tugas kemanusiaan manusia. Di sisi lain, pendidikan juga merupakan sarana atau instrument bagi upaya membentuk dan mewujudkan tatanan masyarakat ideal yang dicita-citakan Islam. Karenanya masyarakat tidak bisa dipisahkan dari pendidikan, dan sebaliknya, pendidikan juga tidak bisa dipisahkan dari masyarakat.18

Pemahaman konsep masyarakat ideal yang dicontohkan Rasulullah Saw. sangat diperlukan dalam rangka mewujudkan konsep pendidikan yang islami. Ada lima hal yang menggambarkan hubungan antara konsep masyarakat dengan pendidikan, yaitu:

Pertama, bahwa gambaran masyarakat ideal harus dijadikan salah

satu pertimbangan dalam merancang visi, misi, dan tujuan pendidikan. Dalam hubungan ini visi pendidikan dapat dirumuskan dengan menyatakan bahwa pendidikan sebagai pusat keunggulan bagi pembentukan masyarakat yang beradab. Sedangkan misinya adalah membangun masa depan bangsa yang lebih cerah. Sedangkan tujuannya menghasilkan sumber daya manusia yang siap memajukan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai islami.

18 Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islami, Membangun Kerangka Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Praktik Pendidikan, (Bandung: Citapustaka, 2008), h. 37

Kedua, bahwa gambaran masyarakat yang ideal harus dijadikan

landasan bagi pengembangan pendidikan yang berbasis masyarakat. Yaitu pendidikan yang melihat masyarakat bukan hanya sebagai sasaran atau objek penyelenggaraan pendidikan, melainkan sebagai mitra dan subjek penyelenggaraan pendidikan. Masyarakat harus dilihat sebagai suatu keadaan dimana didalamnya terdapat berbagai potensi yang amat luas untuk diberdayakan bagi penyelenggaraan kegiatan pendidikan. Jika masyarakat memerlukan tenaga pendidik (guru), pustakawan, tenaga administrasi dan sebagainya untuk kegiatan pendidikan, maka semuanya itu dapat dimintakan kepada lembaga pendidikan. Demikian pula jika pendidikan memerlukan lapangan olahraga, tempat praktek ibadah, magang dan sebagainya, maka semuanya itu dapat dimintakan pada masyarakat.

Ketiga, perkembangan yang terjadi di masyarakat harus dipertimbangkan

dalam merumuskan tujuan pendidikan. Pendidikan harus menghasilkan lulusan yang dibutuhkan oleh masyarakat atau lapangan kerja. Jika lapangan kerja saat ini membutuhkan tenaga operator computer, maka pendidikan harus menghasilkan lulusan yang mampu mengoperasikan computer. Selanjutnya jika dunia kerja membutuhkan para dokter, maka dunia pendidikan harus menghasilkan lulusan menjadi dokter dan sebagainya.

Keempat, perkembangan dan kemajuan yang terjadi di masyarakat

harus dijadikan landasan bagi perumusan kurikulum. Dengan cara demikian akan terjadi link and mach antara dunia pendidikan dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini amat penting diperhatikan karena dunia pendidikan sering mendapatkan kritik dari berbagai kalangan yang disebabkan karena tidak mampu menghasilkan lulusan yang siap pakai.19

Dalam persfektif Islam, diantara kewajiban utama masyarakat adalah mengesakan Allah SWT. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari perjanjian atau primordial kolektif ummat manusia,(lihat QS. al-A’râf. 6: 172). Ketika Allah Swt. mengambil kesaksian dari manusia, maka semua manusia menjawab: “Benar ya Allah, kami bersaksi

bahwa Engkau Tuhan kami. Ayat tersebut bermakna bahwa manusia menempatkan eksistensinya sebagai suatu komunitas yang diikat oleh perjanjian atau kontrak yang sama. Karena itu, mereka memiliki kewajiban religius untuk menyeru dan mengingatkan sesame komunitas untuk berpegang teguh pada kontrak atau perjanjian primordial kolektif, yakni bersyahadah atau mengakui keberadaan dan keesaan Allah Swt.20

Oleh karena itu, tugas-tugas edukatif yang harus dilaksanakan masyarakat antara lain adalah:

a. Mengarahkan diri dan semua anggota masyarakat (ummah) untuk bertauhid dan bertaqwa kepada Allah.( QS. 23: 52)

b. Masyarakat berkewajiban men-ta’lîm, men-ta’dîb, dan men-tarbiyah-kan syari’at Allah SWT, sebagaimana dilakumen-tarbiyah-kan oleh para Nabi dan Rasul. Diantara muatan yang harus dididikkan tersebut adalah membacakan ayat-ayat Allah (QS. 13:30), menyeru agar manusia menyembah Allah dan menjauhi Thaghut, (QS. 16: 36), memberi putusan yang adil, (QS. 10: 47), membawa berita gembira dan memberi peringatan, ( QS. 35: 24), dan menjadi saksi bagi sesame ummah.(QS. 16:84 dan 89; 28: 75).

c. Masyarakat berkewajiban saling menyeru ke jalan Allah, (QS. 22:67), menganjurkan kepada yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran. (QS. 3: 104 dan 110).

d. Masyarakat harus mendidik sesamanya untuk selalu berlomba-lomba dalam meletakkan kebajikan, sebab diantara rahasia mengapa Allah SWT. menjadikan manusia itu berkelompok-kelompok, tidak satu ummah saja adalah untuk menguji dan melihat bagaimana manusia berkompetisi dalam melakukan kebajikan.(QS. 5:48). e. Masyarakat (ummah) berkewajiban membagi rahmat Allah atau

berkorban untuk sesamanya, karena sesungguhnya Allah telah mensyari’atkan hal-hal yang demikian. (QS. 22:34)

f. Masyarakat (ummah) harus menegakkan sikap adil agar mereka bisa menjadi saksi terhadap perbuatan sesamanya, sebagaimana Rasul diutus Allah Swt untuk menjadi saksi atas perbuatan yang mereka lakukan. (QS. 2:143).

g. Masyarakat berkewajiban mendidikkan tanggung jawab pada setiap warganya, sebab mereka hanya hidup dalam suatu rentang waktu. Suatu saat ajal akan menjemput tanpa dapat diundur atau dimajukan. (QS. 15:5 ; 23:43). Akan ada masa dimana setiap ummah akan dipanggil untuk melihat buku catatan amalnya dan menerima balasan terhadap segala sesuatu yang telah dikerjakan.(45:28).21

KONSEP ILMU

DALAM PERSPEKTIF

FALSAFAH PENDIDIKAN

ISLAM

F

ilsafat Pendidikan Islam merupakan konsep berfikir tentang kependidikan yang bersumber atau berlandaskan ajaran agama Islam tentang hakikat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam.

Ajaran Islam yang bersumber Al-Qur’an dan Al-Hadits sarat dengan nilai-nilai dan konsep-konsep untuk memberikan tuntunan hidup manusia, yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, diri sendiri, dan lingkungan baik fisik, sosial, maupun budaya. Al-Qur’an yang juga merupakan petunjuk etika dan kebijaksanaan. Begitu juga mengenai petunjuk ilmu pengetahuan, Al-Qur’an dapat menjadi Grand Theory dalam mewujudkan ilmu pengetahuan yang islami.