• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Adalet Partisi di dalam Pemerintahan

POLITIK DI REPUBLIK TURK

A. Peranan Adalet Partisi di dalam Pemerintahan

AP sebagai partai pemenang pemilihan umum 19651 menjadi pemimpin pemerintahan, namun memiliki dinamika yang tidak dapat dikatakan sedikit. AP merupakan partai yang paling berpengaruh2 dan menonjol di Turki selama periode 1960-an. Selama periode tersebut pula, AP telah memberikan peran terhadap berbagai kebijakan di berbagai bidang yang dapat dinilai sebagai sebuah kontribusi bagi negara Turki.

a. Bidang Politik

Sebagaimana yang telah diketahui AP telah memberikan beberapa pengaruh bagi dinamika politik Turki. Upaya rekonsiliasi AP dengan militer merupakan konsekuensi penting bagi partai tersebut dalam menjaga hubungan baik dan mengurangi unsur perselisihan dari kedua belah pihak, hal ini pula yang menyumbangkan terhadap stabilitas politik pada saat itu.3

Dengan mayoritas kemenangan suara dan kursi yang solid di Grand National Assembly (Majelis Nasional Agung), Süleyman

1 Adalet Partisi telah memenangkan dua pemilihan umum secara berturut-berturut yaitu pada tahun 1965 dan 1969. Hingga akhirnya kembali dikalahkan oleh musuh lamanya CHP, pada tahun 1973 dan 1977. Adapun persentase suara yang di dapat oleh AP pada pemilihan 1969 adalah

46, 55 persen, atau mendapatkan 4.229.712 suara pemilih. Lihat, “Justice Party (Turkey)”, artikel

diakses pada 8 November 2009 dari: http://en.wikipedia.org/wiki/Justice_Party_Turkey. 2Gözüküçk, “Rethinking The Turkish Center

-Right in 1990s”, h. 24.

3 Dodd, C.H., “The Devolepment of Turkish Democracy”. British of Middle Eastern Studies, Vol. 19, No. 1 (1992), h. 22.

Demirel yang terpilih sebagai Perdana Menteri, tidak mempunyai masalah dalam memperoleh suara kepercayaan bagi kabinetnya, sehingga selama beberapa tahun berikutnya, dia (Süleyman Demirel /AP) mendominasi politik Turki.4

AP pun pada dasarnya memiliki ideologi sebagai poros kanan dari pusat,5 memberikan kemudahan terhadap pembangunan perusahaan, penarikan pajak minimal, beroposisi dengan golongan yang beridiologi extrimis, khususnya Marxisme dan komunis, serta menekankan terhadap kepentingan pertumbuhan ekonomi.6

Walaupun begitu, AP tetap mendapat gangguan dari dalam tubunya sendiri yang dalam hal ini orang-orang Demokrat yang terjadi setelah diumumkannya Undang-Undang Amnesti bulan Agutus 1966. Para pemimpin DP, termasuk mantan presiden Celâl Bayar (menjadi presiden pada tahun 1950 sampai dengan 1960), dibebaskan. Dari Tahun 1968 sebuah pressure group (sebuah kelompok yang berupaya

untuk menekan) bernama Bizim Eva tau “Rumah Kita” di bentuk

seputar lingkungan politik Celâl Bayar untuk memengaruhi kebijakan-

4 Zurcher, Sejarah Modern, h. 332. 5

Sayari dan Esmer ed., Politics, Parties and Elections in Turkey, h.53. Dalam konteks politik Turki, partai politik telah terklasifikasi secara tradisional yang kemudian terbagi melalui partai politik yang beraliran kiri dan partai politik yang beraliran kanan. Adapun partai politik yang berada pada kiri dari pusat dan kanan dari pusat dipercaya berdiri pada sebuah spektrum politik yang kemudian disebut dengan center (poros tengah). Lihat, Gözüküçk, “Rethinking The Turkish Center-Right in 1990s”, h. 13-14. Pada tahun 1946 sampai dengan tahun 1980 tercatat ada beberapa partai politik yang mewakili masing-masing poros tersebut. Pada poros center-right (kanan dari pusat) diwakili antara lain oleh AP, DP dan YTP (Yeni Tμrkiye Partisi/Partai Turki

Baru). Dari poros center-left (kiri dari pusat), diwakili antara lain CHP (Cumhuriyet Halk

Partisi/Partai Rakyat Republik), dan BP (Birlik Partisi/ Partai Persatuan). Kemudian poros right

(kanan) diwakili antara lain CKMP (Cumhuriyetci Koylμ Millet Partisi/Partai Nasional Petani

Republik) dan MP (Millet Partisi/Partai Nasional), lalu di poros left (kiri) hanya diwakili oleh TIP (Türkiye Iş çi Partisi/Partai Pekerja Turki). Lihat, Sayari dan Esmer ed., Politics, Parties and Elections in Turkey, h.185-187.

kebijakan AP.7 Namun Süleyman Demirel dapat mempertahankan kesatuan partainya dan posisinya di puncak partai sepanjang tahun 1960-an.8

Sebagai partai yang berporos tengah dari kanan, AP dihadapi oleh kelompok oposisi kiri, dan merupakan permasalahan riskan bagi eksistensi AP. AP telah melancarkan propaganda anti-komunis dan menentang pergerakan-pergerakan sayap kiri. Dengan dukungan Millî Güvenlik Kurulu (Dewan Keamanan Nasional) dan Mili Istihbarat

Teşkilâti/MIT (Organisasi Intelijen Nasional), tekanan terus

dilancarkan terhadap organisasi-organisasi sayap kiri.9 Hal ini dilakukan untuk selain untuk mempropagandakan anti-komunis juga sebagai upaya memperkecil gangguan atau ancaman dari pergerakan sayap kiri.

b. Bidang Ekonomi

Di bawah pemerintahan AP, setelah 1965 pengaruh Devlet

Planlama Teşklâti atau Badan Perencanaan Negara10 makin dibatasi,

hal ini terjadi, karena kebijakan Devlet Planlama Teşklâti bersifat

mengikat di segala sektor. Rencana pembangunan lima tahun kedua,

7 Zurcher, Sejarah Modern, h. 332. 8

Ibid., h. 332

9

Ibid., h. 333.

10 Devlet Planlama Teşklâti atau Badan Perencanaan Negara, dibentuk untuk mewujudkan keinginan terhadap perkembangan dan kemajuan yang terencana dan terkoordinasi. Sesuai pasal 129 Konstitusi Turki dan menurut Undang-undang 91 dalam Konstitusi September 1960, diberi kekuasaan luas di bidang perencanaan ekonomi, sosial, dan kultural. Badan tersebut memformulasikan rencana pembangunan lima tahun. Lihat, Zurcher, Sejarah Modern, h. 352.

yang dioperasikan tahun 1968, dinyatakan wajib bagi sektor pemerintah, namun hanya sebagian saja bagi sektor swasta.11

Kebijakan-kebijakan pembangunan pemerintahan yang dilakukan AP pada (1960-1980) hingga akhir masa berkuasanya, bertujuan menggantikan impor dengan industrialisasi. Dalam memenuhi hampir seluruh barang industri, selain bahan makanan olahan, tekstil, dan baja, Turki masih bergantung kepada impor; hampir semua barang yang tahan lama harus didatangkan dari luar negeri.

Selain melalui insentif investasi langsung, seperti subsidi dan potongan langsung pembiayaan pajak, pemerintah menggalakkan pula pembangunan industry dalam negeri dengan tiga cara; 1) melalui pembatasan impor secara eksentif, untuk mengekang masuknya produk-produk industri Eropa dan Amerika, 2) melalui manipulasi nilai tukar (dengan menjaga Lira -mata uang Turki- tetap tinggi secara artifisial, perusahaan-perusahaan yang diizinkan membeli dollar dari pemerintah menjadi mampu membeli barang-barang dari luar negeri dengan harga terhitung murah, 3) dengan membangun pasar murah dalam negeri dengan membayar harga jaminan tinggi bagi kaum petani (jauh di atas harga dunia) dan dengan memungkinkan kaum pekerja industri mendapatkan kenaikan upah.12

11

Zurcher, Sejarah Modern, h. 352. 12Ibid., h. 353

Dari segi pertumbuhan ekonomi, perekonomian Turki tahun antara 1962 sampai tahun 1976 mencapai angka pertumbuhan tahunan rata- rata 6,9 persen.13

c. Bidang Sosial

Süleyman Demirel seringkali mengkalim bahwa AP sebagai partai massa (memiliki banyak pendukung) yang merepresentasikan dari berbagai kelas yaitu masyarakat desa, kota, pekerja maupun pengusaha.14 AP relatif terbuka dan toleran dalam menghadapi tradisi Islam.

Tahun 1960-an menunjukkan adanya perdebatan intelektual yang hangat mengenai segala macam masalah politik dan sosial. Mehmet Ali Aybar yang merupakan tokoh dari Türkiye Iş çi Partisi/ Partai Pekerja Turki berpendapat bahwa kini sudah tiba waktunya untuk mengadakan revolusi sosial, yang bisa dihasilkan melalui sarana demokratis.15 Mereka mengharapkan datangnya keberhasilan itu dari kesadaran kelas yang meningkat dan dari kesadaran politik di kalangan kaum pekerja. Di sisi lain adapula kelompok yang berpengaruh, yang nampaknya merupakan lawan paham dari kelompok sebelumnya. Milli Demokratik Devrim/Revolusi Demokratis Nasional, yaitu aliran pemikiran dalam bidang politik yang dipimpin oleh Mihri Belli16

13

Ibid., h. 353

14Altunıs

¸ık and Özlem Tür, Turkey Challenges, h. 34.

15 Perdebatan tentang paham Marxisme, cukup berkembang pesat pada pertengahan tahun 1960-an, dimana-mana diskusi-diskusi bertemakan kelas sosial merebak. Hal ini yang kemudian sebagai salah satu faktor lahirnya Türkiye Iş çi Partisi/ Partai Pekerja Turki. Lihat, Zurcher,

Sejarah Modern, h. 338.

memiliki pendirian bahwa Turki adalah masyarakat asiatik dengan karakteristik feodal, kaum proletariat itu lemah, dan , perubahan revolusioner hanya akan bisa dihasilkan oleh kaum intelektual dan dengan para perwira.17 Namun kemudian AP dapat cukup baik

“menjinakkan” suasana tersebut –dalam hal pengaruh politik- bahwa ketika CHP memposisikan dirinya sebagai center-left (kiri dari pusat)18, Türkiye Iş çi Partisi pun mencari dukungan terhadap kaum pekerja dan ploretariat, sehingga terjadilah perebutan dukungan bagi kedua partai tersebut. Maka AP dengan mudah mempropagandakan

CHP yang merupakan musuh terberat AP bahwa “bagian kiri dari

pusat ialah jalan ke Moskow”.19

d. Bidang Agama

AP yang telah membuka hubungan baik dengan kelompok agama menjadikan mind-public/pola fikir masyarakat Turki terhadapnya menjadi baik dalam dunia Islam.20

Beberapa hal yang kemudian mendukung AP diterima oleh kelompok Islam adalah merespons terhadap keinginan-keinginan kaum religius, yang di mana hal itu telah dilakukan oleh Demokrat Parti, sebagai partai pendulunya.21 DP pada awal tahun 1950-an pernah melakukan pengumandangan azan kembali dalam bahasa Arab,

17Ibid., h. 338.

18 CHP pada pemilu 1965 menghadirkan manifesto baru yang ditulis dari dua orang tokoh

partai tersebut, Turhan Feyzioğlu dan Bülent Ecevit, yaitu penekanan peranan CHP terhadap

keadilan sosial serta keamanan sosial, tanpa secara eksplisit menyatakan sosialis. Lihat, Zurcher,

Sejarah Modern, h. 335. 19

Zurcher, Sejarah Modern, h. 338.

20Sherwood, “the Rise of theJustice Party in Turkey”, h. 58 . 21Ibid., h. 58.

pendidikan keagamaan diperluas, masjid dibangun di daerah pedesaan sebagaimana dibangun jalan-jalan dan sekolah-sekolah, AP pun melakukan/mengikuti tradisi DP tersebut.22

Meskipun AP memang bukan merupakan partai religiuus akan tetapi sikap dan upaya AP kepada kelompok agama seperti Nurcu, membuktikan bahwa partai ini dapat dikatakan menekankan karakter partai Islam dan melindungi nilai-nilai tradisional.23