• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Kasus Notaris kepada suatu Lembaga Keuangan

BAB IV AKIBAT HUKUM COVERNOTE YANG DIBUAT OLEH

D. Contoh Kasus Notaris kepada suatu Lembaga Keuangan

Kredit untuk suatu Bank X dalam hal Bank tersebut memberikan sejumlah kredit kepada nasabah dengan segmentasi pemberian kredit kepada Developer untuk pembangunan sebuah komplek perumahan. Setelah perikatan selesai dilakukan Notaris menerbitkan Covernote dengan isi materi Covernote menjamin proses pemecahan Sertipikat yang sedang berlangsung dan pemasangan Hak Tanggungan serta akan menyerahkan kepada Bank tersebut selambat lambatnya 8 (delapan) bulan sejak kelengkapan berkas diserahkan seluruhnya.Pihak Bank selanjutnya melakukan proses realisasi pencairan atas kredit debitur dengan landasan hanya Surat Keterangan atau Covernote yang diterbitkan oleh Notaris tersebut. Bank dapat mencairkan dengan landasan Covernote tersebut karena Notaris yang melakukan perikatan dan menerbitkan Covernote tersebut adalah notaris rekanan yang sebelumnya sesuai ketentuan internal Bank telah melakukan MOU (Memorandum Of Understanding/Nota Kesepahaman) dengan Bank tersebut. Secara jelas Bank dapat sewaktu-waktu meminta pertanggungjawaban Notaris atas kepentingan terhadap jaminan Bank tersebut.151

151Contoh kasus pada Bank Swasta

Namun setelah covernote diterbitkan dan kredit telah dicairkan, Bank melengkapi berkas-berkas yang diminta Notaris baik berkas-berkas pendukung maupun penandatanganan APHT (Akte Pemberian Hak Tanggungan) oleh Pejabat Bank, Pemberian Kuasa untuk memasang Hak Tanggungan Ke BPN dari Pejabat Bank kepada Notaris dan lain-lain. Setelah itu pada saat telah dipenuhi semua kelengkapan oleh Bank, Notaris rekanan dengan keperluan dan urusan pribadi meninggalkan kantor untuk keluar negeri dan keberadaan Notaris tersebut akan digantikan dengan Notaris pengganti yang merupakan Asisten Notaris tersebut yang bekerja di Kantor Notaris yang bersangkutan.Kemudian dalam hal Covernote yang telah diterbitkan Notaris,selanjutnya pengerjaan berkas dilanjutkan oleh Notaris pengganti dan pada saat itu Notaris pengganti menerbitkan Kuitansi penagihan atas pekerjaan kepada Bank untuk biaya Pemecahan dan Biaya Pemasangan Hak Tanggungan dengan jumlah yang sangat signifikan. Notaris Pengganti menjelaskan kepada Bank sebagai dasar pertimbangan Bank mencairkan dana tersebut. Setelah dilakukan pembayaran atas tagihan kuitansi tersebut oleh Bank dengan biaya yang sudah dicadangkan pada awal perikatan proses tersebut tidak kunjung ada penyelesaian sampai batas akhir waktu Covernote.Kemudian Pihak Bank meminta penjelasan kepada Notaris yang bersangkutan dan ternyata terjadi penyimpangan hukum dimana pada saat Notaris pengganti melakukan pencairan dana pengurusan dana tersebut diambil dan dilarikan oleh Notaris pengganti tersebut.Sementara itu Notaris yang telah menjadi rekanan Bank pada saat diminta pertanggungjawabannya tidak memberikan jawaban pasti atas proses penyelesaian sertipikat yang menunggu

biaya yang belum dibayarkan ke Badan Pertanahan Negara (BPN). Dikarenakan pihak Bank memiliki Covernote yang dikeluarkan oleh notaris tersebut pihak Bank akan menempuh jalur hukum untuk meminta pertanggungjawaban Notaris tersebut dan dikarenakan Notaris telah mengeluarkan Covernote tersebut dan menandatanganinya maka walau secara pasti perbuatan tersebut tidak dilakukannya melainkan dilakukan oleh Pegawai yang bekerja dikantornya namun secara pasti Notaris tetap harus bertanggung jawab terhadap penyelesaian sertipikat hingga terpasang Hak Tanggungan dan dikembalikan kembali kepada Bank untuk disimpan.152

Maka apabila terjadi penyimpangan atas proses pengurusan yang dilakukan oleh Notaris yang merupakan tanggungjawab seorang Notaris, Bank dapat melakukan tindak pidana atas ketidaksesuaian perjanjian antara Bank dengan Notaris yang dibuktikan dengan Covernote yang dipegang oleh Bank. Notaris bertanggungjawab atas terbitnya sebuah Covernote yang berisikan perjanjian-perjanjian dan konsekuensi hukum yang akan terjadi di kemudian hari terhadap hal-hal yang tercantum dalam isi covernote.

152Ibid

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian bab-bab sebelumnya maka kesimpulan dan saran yang penulis peroleh adalah sebagaiberikut:

A. Kesimpulan

1. Fungsi dan Peranan Covernote Notaris atas suatu proses pengurusan sertipikat adalah Notaris memiliki konsekuensi hokum pasti terhadap prestasi yang wajib dipenuhi dalam janji-janji yang ada dalam covernote tersebut. Hal ini berkaitan apabila Notaris gagal dalam penyelesaian prestasi tersebut maka notaris dapat dikategorikan melakukan tindakan pidana berupa penipuan dan dapat juga terkena sanksi perdata yaitu melakukan wanprestasi terhadap janji-janji yang telah diberikan. Notaris wajib teliti dalam penggunaan bahasa-bahasa hukum yang tertuang dalam isi perjanjian yang sedang dilakukan/diurus sebelum covernote diterbitkan.

2. Tanggungjawab Notaris sebagai pejabat umum terhadap Covernote yang dibuat atas pengurusan sertipikat adalah Notaris dalam hal ini menjamin sertipikat yang akan menjadi jaminan kredit pada lembaga keuangan. Pihak Bank memegang covernote sebagai surat sakti dan dokumen jaminan dari Notaris untuk dapat langsung mencairkan kredit tanpa harus menunggu sertipikat selesai dipasang Hak Tanggungan, maka menjadi pertimbangan penting bagi Notaris / PPAT dalam menerbitkan Covernote kepada Bank untuk memastikan segala aspek

hukum yang bias timbul terhadap sertipikat yang akan dipasang dan dibebani dengan HakTanggungan.

3. Akibat hukum Covernote yang dibuat oleh Notaris terhadap pihak-pihak yang berkepentingan adalah dikarenakan Covernote bukan termasuk dalam kewenangan Notaris maka covernote itu sendiri tidak dapat memberikan kepastian hokum berisi surat keterangan dan bukan produk hokum sebagai bukti agunan seperti SKMHT, APHT, Fiducia, dll. Sehingga Covernote tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat secara hukum (Legal Binding) bagi penerima Covernote. Surat Keterangan atau Covernote yang dikeluarkan notaris hanya dapat mengikat secara moral yang muncul berdasarkan praktik dan kebutuhan sebab Covernote sendiri sebenarnya tidak termasuk sebagai akta otentik yang dapat dijadikan alat bukti walaupun dibuat oleh pejabat umum dalam hal ini Notaris/PPAT. Disamping itu hal ini juga bertalian dengan Undang-Undang Jabatan Notaris yang tidak menjelaskan tentang wewenang dan tugas seorang Notaris dalam mengeluarkan dan menerbitkan Covernote.

B. Saran

1. Notaris dalam menerbitkan Covernote harus memastikan terlebih dahulu terkait dengan janji-janji yang akan timbul dalam Covernote tersebut apakah seluruh prestasi yang dijanjikan dapat dipenuhi tepat pada waktunya dan sesuai dengan seluruh prestasi.

2. Covernote dikeluarkan hanya untuk kepentingan surat yang sedang dalam proses oleh Notaris jelas dan pasti kejelasan hukumnya agar tidak ada pihak yang

dirugikan kemudian apabila Covernote isinya tidak sesuai dengan kenyataan, serta disarankan kepada Notaris untuk membuat covernote hanya sebatas keterangan pengurusan saja, dan hal-hal lain diluar pengurusan bukanlah tanggungjawab Notaris, karena bias saja nantinya akibat penerbitan Covernote tersebut Notaris dituntut untuk ganti rugi seperti contoh Jaminan salah satu lembaga keuangan tidak dapat di tanggungkan dan bersamaan juga pada saat debitur melakukan wanprestasi, dan juga disarankan kepada Notaris agar dalam setiap menerbitkan Covernote pada akhir keterangan ditambahkan bahwa Notaris tidak bertanggungjawab apabila dikemudian hari isi ataupun prestasi dari Covernote tidak dapat diselesaikan di Kantor Pemerintahan yang mengurusi penyelesaian prestasi dari Covernote tersebut, dan tidak lupa menambahkan keterangan bahwa keterangan yang diberikan dalam Covernote ini ikut dan tunduk pada ketentuan Undang-Undang yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

AP Parlindungan. Pendaftaran Tanah di Indonesia, Bandung : Mandar Madju, 1994.

Abdul kadir Muhammad, S.H. Prof, Hukum Perdata Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2014.

Boedi Harsono. Hukum Agraria Indonesia : “Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya”, Jakarta : Djambatan, 2005.

Burhan Ashofa. Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 1998.

C.S.T. Kansil, S.H & Chistine S.T Kansil, S.H., M.H. Pokok-Pokok Etika Profesi Hukum, Jakarta : PT. Pradnya Paramita, 1996.

Effendi Perangin. Hukum Agraria Di Indonesia (Suatu Telaah Dari Sudut Pandang Praktisi Hukum) Cetakan ke-3, Jakarta : CV. Rajawali, 1991.

Florianus SP. Sangun.Tata Cara Mengurus Sertipikat Tanah, Jakarta : Visimedia, 2007.

Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia Tafsir Tematik Terhadap UU No. 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, Bandung : Cetakan Ketiga, Refika Aditama, 2011, (Selanjutnya disebut Buku I ).

Sekilas Dunia Notaris & PPAT Indonesia (kumpulan tulisan), Bandung : CV.Mandar Maju, 2009.

Menjalin Pemikiran-Pendapat Tentang Kenotariatan (Kumpulan Tulisan), Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2013.

Hadi Setia Tunggal, Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Jabatan Notaris dilengkapi Putusan Mahkamah Konstitusi & AD, ART DAN Kode Etik Notaris,Jakarta, Harvarindo, hal 36, 2006.

Hans Kelsen, Teori Hukum Murni dengan judul buku asli General Theori of Law and State, Alih Bahasa Somardi, Rimdi Press, Jakarta.

Herlien Budiono, SH,Dr,Kumpulan Tulisan HUKUM PERDATA di Bidang KENOTARIATAN, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2013.

Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Hak-Hak Atas Tanah, Jakarta: Indonesia Legal Center Publishing, 2013.

Ikatan Notaris Indonesia. Jati Diri Notaris Indonesia, Dulu, Sekarang dan Di Masa Datang, Jakarta : PT. Gramedia, 2008.

J.J.J. M. Wuisman. Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Asas-asas, Jakarta : Fakultas Ekonomi UI, 1996.

Koentjoroningrat.Metode-metode Penelitian Masyarakat, Edisi Ketiga, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1997.

Maria S.W. Sumardjono dan Martin Samosir. Hukum Pertanahan Dalam Berbagai Aspek, Medan : Bina Media, 2000.

Pedoman, Pembuatan Usulan Penelitian, Yogyakarta : Gramedia, 1989

Mhd Yamin Lubis dan Abd Rahim Lubis.Hukum Pendaftaran Tanah, Bandung : CV.

Mandar Maju, 2008.

MunirFuady, SH, MH, Llm, Dr. Konsep Hukum Perdata,Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2014

Muchsin, Imam Koeswayono.Hukum Agraria Indonesia Dalam Perpektif Sejarah, Bandung : Refina Aditama, 2007.

Putri A.R. Perlindungan Hukum Terhadap Notaris Indikator Tugas-Tugas Jabatan Notaris yang Berimplikasi Perbuatan Pidana, Jakarta : PT. Softmedia, 2011.

R Soegondo Notodisoererjo, Hukum Notariat di Indonesia, Suatu Penjelasan, 1682:97-98)

R. Subekti, R Tjitrosudibio, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Jakarta, Pradnya Paramita, hal 475, 2008.

R. Wirjono Prodjodikoro, Prof. DR., Azas-Azas Hukum Perjanjian, SH., Bandung : Mandar Maju, 2011.

Suharnoko, S.H., MLI, Hukum Perjanjian Teori dan Analisa Kasus, Jakarta: kencana Prenadamedia Group, 2004.

Tobing, G.H.S, Lumban, Peraturan Jabatan Notaris, Jakarta:Cetakan ke 4, hal 48, 1983.

Tan Thong Kie, Buku I Studi Notariat (Serba-Serbi Praktek Notaris), Jakarta: PT.

Ichtiar Baru Van Hoeve, 2000.

Buku II Studi Notariat (Serba-Serbi Praktek Notaris),Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2000.

Yanuar Arifin, Panduan Lengkap Mengurus Dokumen Properti (Tanah Dan Rumah), 2013, Banguntapan Jogjakarta: DIVA Press

B. PeraturanPerundang-Undangan Undang-Undang Dasar 1945

KitabUndang-Undang Hukum Perdata

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1338 ayat 1

Undang-Undang Nomor 2 tahun 2014 tentang perubahan atas undang-undang nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960

Undang-Undang Pokok Agraria Pasal 16 ayat 1 huruf a, 20-27 Undang-Undang Pokok Agraria Pasal 41 ayat 1

Undang-Undang Pokok Agraria Pasal 42 dan PP Nomor 40 tahun 1996 Undang-Undang Jabatan NotarisPasal 1

Undang-Undang Jabatan Notaris Pasal 67 Undang-undang Jabatan Notaris Pasal 16 Undang-undang Jabatan Notaris Pasal 17 Undang-Undang Jabatan Notaris Pasal 25- 32 Undang-Undang Jabatan NotarisPasal 33 angka 1 Undang-Undang Jabatan NotarisPasal 33 ayat 1 Undang-Undang Jabatan NotarisPasal 34 ayat 2 KitabUndang-Undang Hukum Perdata Pasal 1968 Undang-Undang Pokok Agraria Pasal 20

Undang-Undang Pokok Agraria Pasal 9 ayat 2 huruf c

PP Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Pasal 1 angka 20 Peraturan PemerintahNomor 24 Tahun 1997 Pasal 1 Ayat 20

Penjelasan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah

Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996

Pasal 50 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996

SK Direksi Bank Indonesia No. 23/69/KEP/DIR tanggal 28 Februari 1991