• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

1. Peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam Mewujudkan

Jawab Negara untuk Mensejahterakan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia di Surakarta

Peranan pemerintah dalam mensejahterakan rakyat diatur dalam UUD

pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama -undang No. 11 Tahun 2009 Tentang K

kesejahteraan rakyat merupakan tanggung jawab negara. Kesejahteraan tersebut meliputi kesejahteraan material, kesejahteraan spiritual dan kesejahteraan dalam fungsi sosial. Sesuai dengan pengertian kesejahteraan menurut Undang-undang

terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan

Pemerintah Kota Surakarta dalam penyelenggaraan kesejahteraan terutama kesejahteraan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia di Surakarta, akan peneliti ulas tentang peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan kesejahteraan Veteran Pejuang baik kesejahteraan material, spiritual maupun kesejahteraan dalam fungsi sosial. Kesejahteraan Veteran Pejuang tersebut adalah sebagai berikut:

a)Kesejahteraan Material

Kesejahteraan material adalah kondisi dimana terpenuhinya kebutuhan material seseorang yaitu kebutuhan berupa alat-alat yang dapat diraba, dilihat, dan mempunyai bentuk. Untuk mengetahui peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam hal mewujudkan kesejahteraan material Veteran Pejuang, maka akan dibahas bantuan material dari Pemerintah Kota Surakarta kepada Veteran terlebih dahulu. Pemerintah Kota Surakarta telah memberikan bantuan material

commit to user

kepada Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) di Surakarta sebagai satu-satunya Organisasi yang menaungi Veteran. Bantuan tersebut berupa Dana Hibah yang diberikan rutin tiap tahunnya. Bantuan dana hibah tersebut berasal dari APBD Kota Surakarta. Data tentang dana hibah yang telah di berikan Pemerintah Kota Surakarta kepada beberapa Organisasi/Instansi sebagai berikut:

Tabel 6. Daftar Bantuan Dana Hibah Pemerintah Kota Surakarta Tahun 2011 berdasarkan APBD Kota Surakarta.

No. Nama Instansi/Organisasi Dana Hibah/Tahun

1 LVRI Rp. 15.000.000

2 PWRI Rp. 15.000.000

3 DHC Angkatan 45 Rp. 32.000.000

4 PEPABRI Rp. 15.000.000

5 Dinsos/Janda Perintis Kemerdekaan Rp. 40.000.000

Sumber: Kantor Administrasi Kesejahteraan Rakyat

Dari data tersebut terlihat bahwa Pemerintah Kota Surakarta telah memberikan dana hibah sebesar Rp. 15.000.000 dari APBD Kota Surakarta kepada Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Surakarta pada setiap tahunnya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan untuk keberlangsungan LVRI dalam berbagai kegiatannya.

Berikut ini hasil wawancara pemberian bantuan dari Pemerintah Kota Surakarta kepada LVRI dengan Drs. Wahyono, M.Pd:

Kami memberikan bantuan kepada veteran berupa dana hibah yang berwujud uang sebesar Rp. 15.000.000 untuk setiap tahunnya yang kami berikan dalam 2 termin. Karena disini bila lebih dari 10 juta harus diberikan berkala

commit to user

Berdasarkan hasil wawancara yang telah disampaikan informan diatas bila dilihat besarnya bantuan itu mempunyai selisih sangat jauh bila

32.000.000 sedangkan Janda Perintis Kemerdekaan mendapat Rp. 40.000.000. Dalam pengoperasian dana tersebut antara Veteran dan Janda Perintis Kemerdekaan juga sangat berbeda jauh. Untuk mengetahui lebih rinci peneliti sajikan dalam tabel berikut:

Tabel 7. Perbedaan Pengoperasian Dana Hibah Antara Veteran Pejuang dan Janda Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia.

No. Pembeda Veteran Janda Perintis

Kemerdekaan

1 Organisasi yang

menaungi

Legiun Veteran Republik

Indonesia (LVRI) Surakarta

Dinas Sosial

2 Distribusi dana

hibah

Digunakan untuk biaya

operasi LVRI dan diberikan untuk 5 ranting

masing-masing mendapat Rp.

1250.000 tiap tahun yang akhirnya digunakan ranting untuk biaya operasionalnya

Semua dibagi

7orang janda

perintis Kemerdekaan

Dari tabel diatas terlihat adanya ketimpangan yang jauh antara Veteran Pejuang Kemerdekaan dan Janda Perintis Kemerdekaan.

Adanya perbedaan yang cukup besar antara Veteran dan Janda Perintis Kemerdekaan karena hal itu tergantung dari instansi yang membawahi yang mengajukan dana tersebut. Kalau para Janda Perintis Kemerdekaan kan dibawah Dinas Sosial jadi mungkin lebih bisa terorganisir dalam pembuatan proposal pengajuan dana.

(Hasil wawancara dengan Bpk. Drs. Wahyono, M.Pd pada tanggal 1 Agustus 2011 Pukul 10.00 WIB)

commit to user

Berdasarkan penelitian, perbedaan dana hibah yang diterima LVRI dengan Janda Perintis Kemerdekaan adalah pada instansi/organisasi yang menaungi dalam pembuatan proposal pengajuan. Proses dalam mendapatkan dana hibah Rp. 15.000.000 tersebut pada awalnya organisasi LVRI mengajukan proposal kepada Pemerintah Kota Surakarta melalui Administrasi Kesejahteraan Rakyat Kota Surakarta. Dalam proposal pengajuan tersebut dicantumkan pula estimasi dana yang telah dibuat oleh LVRI. Kemudian Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat dengan dibantu Kepala sub bagian kesejahteraan rakyat, Kepala sub Bagian Agama, Pendidikan dan Kebudayaan serta Kepala Sub Bagian Pemuda dan Olahraga menyeleksi proposal pengajuan dengan melakukan verifikasi, yang bertujuan untuk mengetahui apakah data-data yang diajukan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya serta apakah organisasi tersebut berhak mendapatkan bantuan. Setelah proposal disetujui dengan jumlah nominal yang telah ditentukan Kepala Bagian Kesejahteraan rakyat, kemudian dana tersebut dicairkan melalui DPPKA(Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset) Kota Surakarta yang diambil dari pos belanja tidak langsung yaitu belanja hibah APBD tahun 2011.

Berdasar tata cara mendapatkan bantuan dana hibah tersebut dapat disimpulkan bahwa besarnya dana hibah sangat tergantung pada organisasi dalam pembuatan proposal pengajuan. Bila organisasi yang membawahi Janda Perintis Kemerdekaan langsung dibawah Dinas Sosial sedangkan Veteran Pejuang berada dibawah Organisasi LVRI berdasar Undang-undang No. 7

Tahun 1967 Tentang Veteran Republik Indonesia Pasal 15 yang berbunyi

Setiap Veteran Republik Indonesia berhak dan wajib menjadi anggota Legiun Veteran Republik Indonesia yang merupakan satu-satunya organisasi massa . Sejak diberlakukannya Undang-undang No.7 Tahun 1967 Tantang Veteran Republik Indonesia maka Veteran otomatis menjadi anggota LVRI. Sebelum dikeluarkan Undang-undang No.7 Tahun 1967 Veteran dibawah Dinas Sosial.

Berikut hasil wawancara dengan Ketua LVRI Cabang Surakarta, Letnan Satu(purn) Sjatam Hadibroto:

commit to user

keluar Undang-undang No.7 Tahun 1967 maka Veteran mempunyai organisasi (Wawancara: Selasa, 10 Mei 2011 Pukul 10.00 WIB) Dari keterangan Narasumber diatas menyebutkan bahwa sebelum keluar Undang-undang No. 7 Tahun 1967 Veteran berada dibawah naungan Dinas Sosial dan setelah keluar Undang-undang No 7 Tahun 1967 mempunyai organisasi sendiri yaitu LVRI.

Perbedaan organisasi yang membawahi tersebut sangat

mempengaruhi jumlah dana hibah yang diterima veteran. Hal ini disebabkan karena potensi fisik yang dimiliki kedua organisasi tersebut juga berbeda. Jika Dinas Sosial mempunyai struktur organisasi dengan personil yang masih muda, pendidikan pengurus minimal sarjana, mobilitasnya masih bagus sehingga pemikirannya masih segar untuk dapat mengelola organisasi dengan baik dan dalam pengajuan dana hibah ke Pemerintah Kota Surakarta sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan Janda Perintis Kemerdekaan. Sedangkan LVRI Kota Surakarta mempunyai struktur organisasi yang sebagian besar pengurus dari Veteran Pejuang sendiri yang rata-rata umurnya 85 tahun sehingga kemampuan fisiknya sudah menurun untuk mengembangkan organisasi dan dalam pembuatan pengajuan dana hibah ke Pemerintah Kota Surakarta masih kurang.

Meskipun bantuan dari Pemerintah Kota Surakarta cukup banyak setiap tahunnya namun masih belum dapat memenuhi untuk memenuhi kebutuhan LVRI apalagi untuk menunjang Kesejahteraan Veteran.

Berikut hasil wawancara dengan Ketua LVRI Cabang Surakarta, Letnan Satu(purn) Sjatam Hadibroto:

Kami mendapat dana hibah dari Pemerintah Kota Surakarta Rp. 15.000.000 untuk setiap tahunnya diangsur 2 kali. Dana tersebut kami berikan kepada 5 ranting masing-masing ranting mendapat dana Rp. 1.500.000 juga kami angsur 2 kali, sehingga masih tersisa Rp. 7.500.000 kami gunakan untuk biaya operasional termasuk biaya transportasi bila ada undangan rapat dibeberapa tempat juga untuk mengaji pegawai yang bila dihitung masih kurang. Kalau kami menarik iuran dari anggota juga tidak mungkin. Untuk keperluan rapat saja kami dengan biaya sendiri.

commit to user

(Wawancara: Kamis, 30 Juni 2011 Pukul 08.40 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara diatas terlihat bahwa untuk memenuhi kebutuhan organisasi LVRI pengurus sangat bergantung kepada pemerintah Kota Surakarta, karena adanya ketidakmungkinan untuk menarik iuran dari anggota yang masih banyak yang hidup dalam kekurangan. Sedangkan bantuan Hibah yang sampai ke Ranting dalam tiap Kecamatan digunakan untuk pembiayaan sarana dan prasarana markas ranting. Sedang untuk kegiatannya seperti pertemuan rutin Veteran iuran lagi, seperti yang dikemukakan dalam hasil wawancara dengan Bpk. Sugiarso salah satu pengurus Ranting Pasar Kliwon:

Bantuan dari Markas Cabang sebesar Rp. 1.500.000 tersebut kami gunakan untuk pembiayaan sarana dan prasarana di ranting sini sedang untuk kegiatan yang kami adakan rutin tiap bulan sekali kami terpaksa menarik iuran dari anggota veteran

(Wawancara: Sabtu, 9 Juli 2011 Pukul 10.30 WIB)

Dari hasil petikan wawancara dengan pengurus ranting di kecamatan diatas terlihat bahwa bantuan Dana Hibah hanya bisa dipergunakan untuk merawat sarana dan prasarana di ranting. Sedangkan untuk sampai pada Veteran agar digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan belum dapat tercapai.

Sebenarnya Pemerintah Kota Surakarta sudah mengetahui bahwa dana hibah yang diperuntukkan LVRI hanya sampai pada operasional saja. Hal ini terungkap dari wawancara dengan Drs. Wahyono M.Pd:

Setiap tahunya dari setiap organisasi yang mendapat bantuan dana hibah juga memberikan laporan pertanggungjawaban kepada Pemerintah Kota Surakarta, termasuk LVRI. Hal ini dimaksudkan agar Permerintah Kota Surakarta mengetahui apakah dana tersebut sudah digunakan sebagai mana mestinya atau belum. Sejauh ini kami juga mengetahui bahwa dana hibah yang kami berikan kepada LVRI hanya sampai pada biaya operasionalnya saja dan belum sampai pada anggota, namun kami hanya memberikan motivasi melalui dana hibah agar organisasi tersebut tetap berjalan dan terserah organisasi yang mengelola.

commit to user

Berdasarkan hasil wawancara tersebut memperlihatkan bahwa Pemerintah Kota Surakarta sebenarnya sudah mengetahui bahwa dana hibah yang diberikan kepada LVRI hanya dapat digunakan untuk operasional organisasi saja, namun Pemerintah Kota Surakarta melalui Administrasi Kesejahteraan Rakyat belum melakukan suatu tindakan agar bantuan tersebut dapat dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan Veteran Pejuang.

Selain dana hibah tersebut Pemerintah Kota Surakarta belum memberikan bantuan yang lain kepada Veteran pada umumnya dan Veteran Pejuang Kemerdekaan pada khususnya.

Hal ini terungkap dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Bpk. Drs. Wahyono, M.Pd dalam wawancara sebagai berikut:

Menurut data laporan setahu saya selain Dana Hibah selama ini belum ada bantuan yang lain. Karena melalui dana hibah tersebut sudah cukup untuk

m (Wawancara: Senin, 1 Agustus 2011

Pukul 10.00 WIB)

Pernyataan narasumber diatas sejalan dengan pernyataan salah satu Veteran Pejuang kemerdekaan Bpk Tumin Atmowinoto dalam wawancara sebagai berikut:

Saya hanya mendapat tunjangan tiap bulan itu saja, bahkan dana kehormatan saya juga belum turun. Kalau untuk pengurusan perpanjangan saya membayar uang Rp. 60.000 untuk perpanjangan Rp 30.000 dan yang Rp 30.000 sisanya untuk biaya pertemuan rutin tiap 1 bulan.

(Wawancara: Sabtu16 Juli 2011 Pukul 19.00 WIB)

Dari hasil penelitian dengan Veteran Pejuang diatas terlihat bahwa bantuan dari pemerintah belum bisa sampai kepada Veteran untuk meningkatkan kesejahteraan materialnya. Padahal bila dibandingkan dengan Para Janda Perintis Kemerdekaan yang di naungi Dinas Sosial, mereka tiap tahun mendapatkan bantuan Dana Hibah sebesar Rp. 5.000.000. Selain itu Janda Veteran juga mendapat bantuan dari Pemerintah Provinsi seperti yang dikemukakan salah satu Janda Perintis Kemerdekaan Ibu Sumirah dalam wawancara sebagai berikut:

commit to user

Saya pernah mendapat Rp. 2.500.000 pada waktu saya diajak ke Semarang bertemu pak Gubernur dan diberi baju. Tanggal 18 Agustus kemarin saya juga mendapat Rp. 5.000.000 . (Wawancara: Jumat, 8 Juli 2011 Pukul 09.00 WIB)

Selain bantuan dana hibah tersebut Para Janda Perintis juga dijanjikan bantuan rumah bagi yang belum mempunyai rumah. Meski bantuan tersebut belum terealisasi namun dari Dinas Sosial tetap akan mengusahakan seperti pernyataan Bpk. Slamet Staf Dinas Sosial yang mengurusi Janda Perintis Kemerdekaan dalam wawancara sebagai berikut:

Karena pemerintah mempunyai program baru kepada janda perintis Kemerdekaan yang belum mempunyai rumah yaitu dengan memberikan rumah yang layak, maka Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengusahakan agar rencana tersebut segera terealisasi yaitu dengan membuat proposal kepada pemerintah. Namun sampai sekarang program tersebut belum juga terlaksana, kami dari dinas tetap akan mengusahakan agar Janda Perintis Kemerdekaan tersebut segera mendapat rumah dan dapat hidup dengan layak.

(Wawancara: Rabu, 6 Juli 2011 Pukul 10.00 WIB)

Dari pernyataan narasumber diatas terlihat bahwa Janda Perintis Kemerdekaan lebih diperhatikan Pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas Sosial yang lebih terorganisir melaui beberapa program yang dimiliki Dinas Sosial kepada Janda Perintis Kemerdekaan.

Dari beberapa uraian dan hasil wawancara diatas diperoleh hasil tentang pemenuhan kebutuhan material dari Pemerintah Kota Surakarta kepada Veteran Pejuang yaitu meski sudah ada bantuan berupa dana hibah tetapi masih ada ketimpangan yang terlihat jelas antara Veteran dan Janda Perintis Kemerdekaan di Kota Surakarta yang disebabkan karena lembaga yang mengurusi berbeda. Perbedaan kepengurusan tersebut mengakibatkan dana hibah yang diberikan kepada LVRI lebih sedikit dikarenakan pengurus LVRI dalam pengajuan dana belum dapat memperhitungkan alokasi dana sehingga kesejahteraan Veteran Pejuang belum dapat diwujudkan melalui bantuan tersebut. Dan membuktikan bahwa Pemerintah Kota masih kurang memperhatikan kesejahteraan material Para Veteran Pejuang Kemerdekaan

commit to user

karena sudah mengetahui bahwa masih belum dapat sampai ke tiap individu Veteran Pejuang tetapi tidak ada tindakan nyata yang dilakukan Pemerintah Kota Surakarta.

b. Kesejahteraan Spiritual

Seperti yang telah dikemukakan bahwa kesejahteraan selain dari segi material juga kesejahteraan spiritual. Kesejahteraan spiritual adalah kondisi dimana terpenuhinya kebutuhan material seseorang yaitu kebutuhan akan benda yang tidak berwujud. Kebutuhan ini tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan dalam hati. Namun dalam hal kesejahteraan spiritual belum pernah ada langkah nyata dari Pemerintah Kota Surakarta. Pemerintah Kota Surakarta dalam hal spiritual memberikan kegiatan hanya secara global tidak dikhususkan kepada Veteran atau pada kelompok yang lain. Misalnya pada bulan Ramadhan diadakan Taraweh keliling dan pembagian zakat fitrah dari Pemerintah Kota Surakarta. Seperti pernyataan dari Bpk Drs. Wahyono, M.Pd Kepala Subbag Agama, Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Kota Surakarta dalam wawancara sebagai berikut:

Pemerintah Kota Surakarta dalam hal mensejahterakan Veteran Pejuang dari segi spiritualnya tidak dikhususkan kepada Veteran atau kepada kelompok lain, kami mengadakan kegiatan hanya secara global. Kegiatan tersebut seperti Taraweh keliling ke Masjid yang ditunjuk yang dihadiri oleh Walikota Surakarta atau diwakili Pejabat Pemerintah Kota Surakarta yang lain. Juga pada hari menjelang Lebaran juga memberikan zakat fitrah kepada masyarakat Kota Surakarta.

(Wawancara: Kamis, 8 Sptember 2011 Pukul 09.00 WIB)

Dari pernyataan narasumber diatas terungkap bahwa Pemerintah Kota Surakarta belum mempunyai kegiatan kerohanian yang ditujukan kepada Veteran Pejuang. Hal ini dikuatkan dengan pernyataan dari 7 orang Veteran Pejuang yang semuanya menjawab bahwa belum ada kegiatan yang diselenggarakan Pemerintah Kota Surakarta yang bekaitan dengan Kerohanian

commit to user

atau Spiritual. Salah satu pernyataan Veteran Pejuang tersebut terungkap dari wawancara dengan Bpk. Slamet sebagai berikut:

(Wawancara: Senin, 25 Juli 2011 Pukul 11.00 WIB)

Selain kegiatan tersebut dari Pemerintah Kota Surakarta tidak mempunyai lagi kegiatan yang berkaitan dengan spiritual hal ini dikarenakan memang Pemerintah Kota Surakarta belum mempunyai program lain yang dapat menunjang kegiatan warganya. Sehingga Dari hasil wawancara dengan Kepala Subbag Agama, Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Kota Surakarta dan Veteran Pejuang tersebut membuktikan bahwa pemenuhan kebutuhan spiritual dari Pemerintah Kota Surakarta kepada Veteran Pejuang Surakarta belum terwujud, karena untuk pemenuhan kebutuhan spiritual diserahkan sepenuhnya kepada tiap individu sedang Pemerintah Kota Surakarta melalui Administrasi Kesejahteraan Rakyat hanya mempunyai agenda yang bersifat rutinitas dan baru menyentuh masyarakat mayoritas saja.

c. Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan akan barang dan jasa yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan sosial suatu kelompok masyarakat. Dalam mewujudkan kesejahteraan Veteran Pejuang dalam hal sosialnya Pemerintah Kota Surakarta mengadakan kegiatan seperti Upacara Peringatan Pertempuran 4 Hari di Solo yang melibatkan Para Pelaku Sejarah termasuk Para Veteran Pejuang namun terbatas hanya pengurus saja. Foto Kegiatan Upacara tersebut dapat dilihat di lampiran 3.

Selain kegiatan tersebut Pemerintah Kota juga mengundang Veteran dalam Ulang tahun Pemerintah Kota. Seperti pernyataan dari Bpk. Sjatam Hadibroto Ketua LVRI dalam wawancara sebagai berikut:

Kegiatan yang kami lakukan rutin hanya pada saat ulang tahun Pemerintah Kota Surakarta itupun kalau mendapat undangan dan

commit to user

hanya untuk pengurus saja, kemudian Upacara pada saat Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI di Stadion Maladi Sriwedari untuk Veteran yang masih mampu mengikuti.

(Wawancara: Kamis, 30 Juni 2011 Pukul 08.40 WIB)

Dari hasil wawancara diatas terlihat bahwa Pemerintah Kota Surakarta sudah memperhatikan Veteran dengan melibatkan dalam kegiatan yang diadakan Pemerintah Kota Surakarta, namun kegiatan tersebut kebanyakan hanya melibatkan Pengurus LVRI saja.

Sedangkan untuk Para Janda Perintis Kemerdekaan, Pemerintah Kota mempunyai agenda rutin untuk mengadakan anjangsana dirumah salah satu Janda Perintis Kemerdekaan.

Hal ini terungkap dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Bpk. Slamet dari Dinas Sosial dalam wawancara sebagai berikut:

Kegiatan Janda Perintis Kemerdekaan tersebut berupa anjangsana yang dilakukan seetiap tahunnya. Anjangsana adalah kegiatan yang diselenggarakan pemerintah kota untuk tetap menjalin silaturahmi

dengan Veteran Perintis kemerdekaan meski para Perintis

Kemerdekaan sudah tiada namun kegiatan tersebut tetap dilakukan bersama Janda Veteran Perintis Kemerdekaan yang masih hidup. Anjangsana dilakukan dengan mengadakan pertemuan antar Janda Veteran Perintis Kemerdekaan dengan Pemerintah Kota Surakarta yang setiap tahunnya bergilir dari rumah Janda Veteran Perintis Kemerdekaan yang satu kerumah yang lain. Untuk biaya penyelenggaraanya ditanggung oleh Pemerintah Kota Surakarta, dan bila acara telah usai masing-masing Janda Veteran Perintis Kemerdekaan diberikan taliasih biasanya berupa parcel buah atau yang lainnya.

( Wawancara: Rabu, 6 Juli 2011 Pukul 10.00 WIB)

Dari keterangan narasumber diatas memperlihatkan bahwa peran organisasi sangat penting sekali dalam menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan kesejahteraan anggotanya. Terbukti dari Dinas Sosial mengadakan kegiatan anjangsana dengan Pemerintah Kota Surakarta, kegiatan anjangsana tersebut dapat terlaksana karena dari Dinas Sosial mempunyai

commit to user

agenda rutin yang melibatkan Pemerintah Kota Surakarta yang dalam hal ini Dinas Sosial mengajukan rencana kegiatan kemudian dari Pemerintah Kota Surakarta menyetujui kegiatan tersebut. Dari uraian tersebut memperlihatkan bahwa Pemerintah Kota Surakarta hanya menunggu organisasi mengajukan rencana kegiatan tidak mempunyai inisiatif kegiatan sendiri.

Menurut Drs. Wahyono M.Pd perbedaan kegiatan tersebut dikarenakan Pemerintah Kota Surakarta dalam hal ini hanya bersifat pasif saja tergantung masing-masing organisasi yang menyelenggarakan kegiatan. Hal ini terungkap dari wawancara sebagai berikut:

Setiap kegiatan yang diselenggarakan diluar program kami Pemerintah Kota Surakarta hanya mengikuti saja. Jadi untuk kegiatan yang bersifat momentum seperti kegiatan seperti pada peringatan pertempuran empat hari di Solo kemarin dari Pemerintah Kota Surakarta memfasilitasi kegiatan tersebut yang juga melibatkan Veteran.

(Wawancara: Kamis, 8 September 2011 Pukul 09.00 WIB)

Dari pernyataan narasumber diatas memperlihatkan bahwa Pemerintah Kota Surakarta belum dapat menyelenggarakan program kegiatan sendiri dan hanya menunggu bila ada organisasi yang mengajukan kegiatan. Padahal, bila dilihat tidak semua organisasi mempunyai kapasitas untuk menyelenggarakan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan seperti organisasi LVRI.

Berdasarkan hasil-hasil temuan dan berdasarkan indikator yang digunakan untuk mengukur bagaimana peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan tanggung jawab negara untuk mensejahterakan Veteran Pejuang Kemerdekaan Indonesia di Surakarta diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa Pemerintah Kota Surakarta dalam mensejahterakan Veteran Pejuang di Kota Surakarta memiliki peranan yang kurang maksimal. Kurang maksimalnya peranan pemerintah tersebut dapat ditunjukkan dari hal berikut ini:

1)Kesejahteraan Material: Pemerintah Kota Surakarta masih kurang

memperhatikan kesejahteraan material Veteran Pejuang, karena satu-satunya bantuan dari Pemerintah Kota Surakarta kepada Veteran yang

commit to user

berupa dana hibah hanya cukup sampai pada LVRI saja dan belum menyentuh kesejahteraan Veteran Pejuang pribadi. Dalam hal ini Pemerintah Kota Surakarta sebenarnya mengetahui bahwa bantuan tersebt belum sampai ke tiap individu Veteran Pejuang tetapi tidak ada tindakan nyata yang dilakukan Pemerintah Kota Surakarta.

2)Kesejahteraan Spiritual: Peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam

mewujudkan kesejahteraan spiritual Veteran Pejuang belum pernah ada. Kegiatan yang diselenggarakan hanya secara global kepada Warga Kota Surakarta saja.

3)Kesejahteraan Sosial: Peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam

mewujudkan kesejahteraan sosial Veteran Pejuang, hanya sebatas menunggu bila ada kegiatan yang diselenggarakan Veteran yang memerlukan keterlibatan Pemerintah Kota Surakarta saja.

2. Tingkat efektivitas Organisasi Legiun Veteran Republik Indonesia

Dokumen terkait