• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

2. Tingkat Efektivitas Organisasi Legiun Veteran Republik

anggotanya

Pada prinsipnya Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) adalah Organisasi satu-satunya menghimpun para Veteran, baik Veteran Pejuang, Veteran Pembela, maupun Para Janda Veteran. LVRI berdiri berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1967 Tentang Veteran Republik Indonesia Pasal 15

anggota Legiun Veteran Republik Indonesia yang merupakan satu-satunya Legiun Veteran Republik Indonesia sebagai satu-satunya organisasi yang menghimpun massa Veteran mempunyai 3 tujuan yaitu:

d)Untuk membina potensi nasional Veteran RI dalam melestarikan NKRI

Berdasar Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

e) Mewujudkan kesejahteraan rakyat dibidang sosial ekonomi, pendidikan, dan

kebudayaan, termasuk kesejahteraan anggota LVRI,

f) Sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945, LVRI didirikan juga untuk

commit to user

Berdasarkan hal tersebut maka perlunya dikaji mengenai efektivitas LVRI Kota Surakarta dalam mengupayakan kesejahteraan anggotanya sesuai dengan tujuan yang kedua yaitu untuk mewujudkan kesejahteraan Veteran.

organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumberdaya dalam usaha

efektivitas dapat menggunakan pendekatan menurut tujuan, yang dikemukakan James L. Gibson dkk (1985:28) yang menya

tujuan: Pendekatan ini menekankan pentingnya pencapaian tujuan sebagai kriteria

melihat bagaimana organisasi tersebut memberdayakan sumberdaya yang ada sehingga tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai. Selain menggunakan pendekatan menurut tujuan untuk mengukur efektivitas suatu organisasi dapat pula menggunakan pendekatan teori sistem. Pendekatan teori sistem menurut James L. Gibson dkk (1

paling sederhana, organisasi mengambil sumber daya masukan dari sistem yang lebih luas (lingkungan), sumber daya ini di prosess, dan keluar dalam bentuk yang diubah(keluaran). Senada dengan pernyataan tersebut menurut E. Mulyasa

siklus input-proses-output, tidak hanya output atau hasil, serta harus

mencerminkan hubungan timbal balik antara manajemen berbasis sekolah dan lingkungan se

efektivitas Legiun Veteran Republik Indonesia Kota Surakarta terhadap peningkatan kesejahteraan Veteran Pejuang di Kota Surakarta, peneliti mempertimbangkan antara input yang didapatkan LVRI, proses yang berlangsung di LVRI serta output atau dampak dari input dan proses tersebut yang disesuaikan dengan tujuan LVRI yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya.. Sehingga untuk mengukur efektivitas LVRI Kota Surakarta terhadap kesejahteraan Veteran Pejuang melalui tahapan berikut ini:

commit to user

a. Input/Masukan

Membicarakan input/masukan dalam hal meningkatkan kesejahteraan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia melalui Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) tidak luput dari peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam membantu keberlangsungan hidup LVRI Kota Surakarta yang salah satunya melalui dana hibah yang telah diberikan serta kegiatan yang diadakan Pemerintah Kota Surakarta yang melibatkan LVRI dan Veteran. Selain bantuan dari pemerintah, input yang dimaksud adalah fasilitas dan perlengkapan yang dimiliki LVRI.

Kantor Cabang LVRI Kota Surakarta berada diatas tanah milik pribadi

yang hanya berada dalam 1 ruangan luasnya 18 sedangkan inventaris yang

ada di LVRI Cabang adalah sebagai berikut:

1) 4 meja kerja pengurus

2) 4 kursi kerja pengurus

3) Meja dan kursi sudut untuk menerima tamu

4) 1 buah almari untuk menyimpan arsip

5) White board sebagai papan informasi jumlah Veteran Pejuang, Veteran

Pembela dan Janda Veteran yang ada di Kota Solo

6) Kertas Struktur Organisasi LVRI

7) Foto Kegiatan LVRI

Dengan melihat beberapa inventaris yang dimiliki LVRI Kota Surakarta diatas terlihat bahwa fasilitas dan perlengkapan yang ada masih kurang memadai untuk mendukung terselenggaranya beberapa kegiatan. Misalnya, aula sebagai tempat pertemuan yang bisa dijadikan tempat untuk menampung bila ada kegiatan LVRI belum ada. Sedangkan kantor LVRI yang ada di ranting juga atas swadaya pengurus sendiri, ada yang berada disalah satu ruangan rumah pengurus namun ada juga yang mempunyai kantor yang justru memadai jika dibanding dengan Kantor Cabang.

Bantuan dari Pemerintah Kota Surakarta dan kondisi fasilitas serta perlengkapan yang dimiliki LVRI diharapkan dapat menunjang kegiatan yang bisa meningkatkan kesejahteraan Veteran Pejuang namun melihat kondisi yang

commit to user

ada masih kurang memadai, sehingga kegiatan yang akan diselenggarakan dapat terhambat dengan kondisi tersebut.

b. Proses

Setelah ada input yang dimiliki LVRI maka selanjutnya dapat dibahas tentang bagaimana prosesnya untuk mewujudkan kesejahteraan Veteran

Pejuang di Kota Surakarta. Jumlah Veteran Pejuang di Surakarta sebanyak 113

orang, belum termasukVeteran Pembela dan Janda Veteran. Untuk mengurusi Veteran Pejuang yang masih cukup banyak tersebut, dalam kepengurusannya LVRI mempunyai satu seksi yang mengurusi kesejahteraan anggota yaitu Kabag Kesejahteraan Anggota.

Berikut hasil wawancara dengan Ketua LVRI Cabang Surakarta, Letnan Satu (purn) Sjatam Hadibroto:

Sebenarnya ada sie yang mengurusi kesejahteraan anggota namanya Kabag Kesejahteraan Anggota tetapi sekarang ini tidak dapat berjalan dengan maksimal karena tidak ada dana yang mencukupi untuk menunjang kegiatan keanggotaan. Disamping itu terbentur juga dengan usia anggota Veteran Pejuang sendiri yang sudah tidak memungkinkan untuk diadakan kegiatan yang menunjang

(Wawancara: Kamis, 30 Juni 2011 Pukul 08.40 WIB)

Dari hasil wawancara diatas sebenarnya LVRI sudah mempunyai suatu seksi yang mengurusi masalah kesejahteraan anggota. Namun pada kenyataannya tugas dari Seksi Kesejahteraan itu hanya sebagai pengantar bila ada undangan dari Kantor Cabang Surakarta ke tiap Kantor Ranting di Kecamatan.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Kabag Kesejahteraan LVRI Kota Surakarta Bpk. Slamet dalam wawancara sebagai berikut:

yang ditujukan kepada tiap- (Wawancara: Senin, 25 Juli 2011

Pukul 11.00 WIB)

Dari pernyataan Kabag Kesejahteraan Anggota di atas terlihat bahwa dalam pelaksanaan tugas meningkatkan kesejahteraan Anggota Veteran masih

commit to user

belum berjalan maksimal. Selain itu dalam kepengurusan LVRI masih didominasi oleh Veteran Pejuang Kemerdekaan sendiri sehingga dengan usia yang rata-rata 85 tahun untuk melaksanakan tugas tersebut tidak memungkinkan lagi. Dalam kepengurusan LVRI hanya terdapat 1 orang pengurus yang bukan dari Veteran tetapi dari Pemuda Panca Marga (PPM) yaitu perkumpulan anak Veteran yang tergabung dalam sebuah organisasi yang dinamakan Pemuda Panca Marga disingkat PPM. Satu orang pengurus tersebut diperbantukan dengan diberi gaji perbulannya Rp. 350.000 yang tugasnya sebagai Bendahara di LVRI. Sehingga untuk mengadakan kegiatan yang menunjang untuk kesejahteraan Veteran belum dapat tercapai dengan maksimal.

Karena keterbatasan dana yang kami miliki kami menyerahkan setiap kegiatan kepada pengurus ranting pada masing-masing kecamatan karena diranting lebih dekat aksesnya dengan tempat tinggal Veteran. Dari masing-masing ranting mengadakan arisan rutin yang biasanya diadakan setiap bulan sekali yaitu pada minggu kedua ada yang tiap tanggal 10 ada juga yang tiap tanggal 11 namun ada juga yang tidak mengadakan kegiatan satupun disamping kurangnya dana untuk melakukan kegiatan tersebut juga kurangnya sumberdaya manusia karena baik pengurus maupun anggota sudah tidak sanggup lagi untuk mengurusi hal tersebut. Jadi kami sebenarnya memerlukan sukarelawan yang mau membantu memajukan kesejahteraan anggota. Sebenarnya kami juga mendapat bantuan tenaga dari Pemuda Panca Marga yaitu anak-anak dari Veteran yang masih hidup maupun yang sudah meninggal yang tergabung dalam Pemuda Panca Marga (PPM) namun saya rasa masih kurang (Hasil wawancara dengan Ketua LVRI Cabang Surakarta, Letnan Satu(purn) Sjatam Hadibroto pada tanggal 30 Juni 2011 Pukul 08.40 WIB).

Berdasarkan hasil penelitian diatas terlihat bahwa selain faktor kurangnya pendanaan juga masih kurangnya sumber daya manusia yang membantu Para Veteran Pejuang. Sehingga kegiatan LVRI rutin hanya Upacara dan Tabur bunga pada saat Ulang Tahun LVRI, Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Peringgatan Empat Hari di Solo serta pada saat Ulang tahun Pemerintah Kota Surakarta. Dari semua kegiatan diatas tidak semua

commit to user

mengikut sertakan anggota, seperti pada saat ulang tahun Pemerintah Kota Surakarta dan Peringatan Pertempuran Empat Hari di Solo hanya pengurus LVRI saja yang ikut.

Setiap tahunnya Veteran Pejuang harus melakukan perpanjangan tunjangan Veteran (tuvet) hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah Veteran yang bersangkutan masih hidup. Sehingga bila Veteran tidak melakukan perpanjangan maka tunjangan Veteran dapat dihentikan karena dianggap Veteran yang bersangkutan telah meninggal dunia. Dalam pengurusan perpanjangan tunjangan Veteran melibatkan ranting, cabang dan Kaminvetcad. Hal ini seperti yang dikemukakan Kepala Urusan Veteran Drs. Supardi dalam wawancara sebagai berikut:

rpanjangan dimaksudkan untuk mengetahui apakah veteran tersebut masih (Wawancara: Rabu, 03 Agustus Pukul 10.00 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara di atas di ketemukan bahwa tujuan diadakannya perpanjangan oleh Veteran setiap bulannya adalah agar mengetahui apakah Veteran yang bersangkutan tersebut masih hidup.

Sedangkan untuk cara perpanjangan lebih lanjut Drs. Supardi mengemukakan dalam wawancara sebagai berikut:

-mula berkas dikumpulkan melalui Ranting ke Markas Cabang dari Markas Cabang lalu dikirimkan ke Kantor Administrasi Veteran IV/35 Surakarta diteruskan ke Babinminvetcaddam IV diponegoro dan

(Wawancara: Rabu, 03 Agustus Pukul 10.00 WIB)

Selain membantu dalam mengurus perpanjangan tunjangan Veteran, LVRI melalui ranting juga membantu dalam pencairan Dana Kehormatan. Dana Kehormatan adalah bantuan dari Presiden Republik Indonesia untuk menghormati jasa Para Veteran baik Veteran Pejuang, Veteran Pembela, Veteran Non Tunjangan maupun Veteran Anumerta melalui ahli warisnya. Besarnya Dana Kehormatan antara beberapa Veteran diatas berbeda-beda, Veteran Pejuang mendapatkan Dana Kehormatan Rp. 250.000 setiap bulannya.

commit to user

Daftar dana kehormatan yang sudah turun maupun yang belum bagi penerima tunjangan Veteran maupun non tunjangan Veteran dapat dilihat di lampiran 10.

c. Output

Setelah Peneliti bahas mengenai bagaimana input yang didapat oleh LVRI Surakarta dan proses dalam penanganan Veteran Pejuang di Surakarta dalam hal kesejahteraannya lebih lanjut akan Peneliti bahas mengenai output dari hasil input dan proses tersebut.

Sesuai dengan tujuan Organisasi LVRI adalah salah satunya untuk mensejahterakan anggotanya maka akan dibahas apakah segala proses dari peranan yang telah dilakukan oleh LVRI Surakarta sudah efektif dalam mensejahterakan Veteran Pejuang Kemerdekaan di Surakarta.

Untuk mengetahui apakah Veteran Pejuang Kemerdekaan sudah sejahtera atau belum, sesuai dengan Undang-undang No. 11 Tahun 2009 Pasal

material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu

Berdasarkan hal tersebut maka perlunya diketahui tentang ketiga kebutuhan tersebut apakah sudah tercukupi oleh Veteran Pejuang, dan apakah LVRI sudah berperan dalam pencapaian tersebut.

Dalam menentukan kesejahteraan suatu keluarga perlu suatu indikator sebagai alat ukur, salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan rumah tangga adalah dengan melihat pendapatan dan pengeluaran selama sebulan. Namun selain itu terdapat suatu indikator dari BKKBN untuk mengukur tingkat kesejahteraan suatu keluarga. Indikator tersebut sebagai berikut:

Tabel 8. Indikator Tahapan Keluarga Sejahtera Menurut BKKBN

No .

Indikator Tahapan Keluarga Sejahtera

Kriteria Keluarga Sejahtera

commit to user

2 Memiliki pakaian yang berbeda Jika tidak dapat

memenuhi satu atau lebih dari 5 indikator KS I maka termasuk ke dalam Keluarga

Prasejahtera

3 Rumah yang ditempati mempunyai

atap, lantai dan dinding yang baik

4 Bila ada keluarga yang sakit dibawa

kesarana kesehatan

5 Semua anak umur 7-15 tahun dalam

keluarga bersekolah

6 Melaksanakan Ibadah agama dan

kepercayaan masing masing

Keluarga Sejahtera II Jika tidak dapat memenuhi satu atau lebih dari 7 indikator KS II maka termasuk ke dalam Keluarga

Sejahtera I

7 Paling kurang sekali seminggu makan

daging/ ikan/ telur

8 Memperoleh paling kurang satu stel

pakaian baru dalam setahun

9 10 Luas lantai rumah paling kurang

8m2 untuk setiap penghuni rumah

10 Tiga bulan terakhir keluarga dalam

keadaan sehat

11 Ada anggota keluarga yang bekerja

untuk memperoleh penghasilan

12 Seluruh anggota keluarga umur 10 60 th

bisa baca tulisan latin

commit to user

pengetahuan agama Jika tidak dapat

memenuhi satu atau lebih dari 5 indikator KS III maka termasuk ke dalam Keluarga sejahtera II

14 Sebagian penghasilan keluarga ditabung

dalam bentuk uang maupun barang

15 Makan bersama paling kurang sekali

seminggu untuk berkomunikasi

16 Mengikuti kegiatan masyarakat

17 Memperoleh informasi dari surat kabar,

radio, TV, majalah

18 Memberikan sumbangan materil secara

teratur

Keluarga Sejahtera III plus

Jika tidak dapat memenuhi satu atau lebih dari 2 indikator KS III plus maka termasuk ke dalam KS III

19 Aktif sebagai pengurus Organisasi

kemasyarakatan

Berdasar indikator dari BKKBN tersebut bila disesuaikan dengan Undang-undang No. 11 Tahun 2009 Pasal 1 ayat (1) tentang pengertian kesejahteraan meliputi kesejahteraan material, spiritual dan dalam fungsi sosial maka dapat digolongkan sebagai berikut:

4. Indikator kesejahteraan material meliputi, makan dua kali sehari atau

lebih, memiliki pakaian yang berbeda, rumah yang ditempati mempunyai atap, lantai dan dinding yang baik, bila ada keluarga yang sakit dibawa kesarana kesehatan, semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah, paling kurang sekali seminggu makan daging/ ikan/ telur, memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru dalam setahun, 10 Luas

commit to user

lantai rumah paling kurang 8 untuk setiap penghuni rumah, tiga bulan

terakhir keluarga dalam keadaan sehat, ada anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh penghasilan, seluruh anggota keluarga umur 10 60 th bisa baca tulisan latin, sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang maupun barang, makan bersama paling kurang sekali seminggu untuk berkomunikasi, memberikan sumbangan materil secara teratur

5. Indikator Kesejahteraan Spiritual meliputi, keluarga berupaya

meningkatkan pengetahuan agama, serta melaksanakan ibadah agama dan kepercayaan masing masing

6. Indikator Kesejahteraan Sosial meliputi, aktif sebagai pengurus organisasi

kemasyarakatan, mengikuti kegiatan masyarakat, serta memperoleh informasi dari surat kabar, radio, TV, dan majalah.

Dari pemenuhan kebutuhan material, spiritual dan sosial tersebut maka untuk mengukur tingkat kesejahteraan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Pemenuhan Kebutuhan Material

Kebutuhan material adalah kebutuhan berupa alat-alat yang dapat diraba, dilihat, dan mempunyai bentuk. Kebutuhan material berwujud nyata dan dapat dinikmati langsung. Contoh: makan nasi dapat kita rasakan kenikmatannya, minum air dapat menghilangkan dahaga dan rumah sangat nyaman untuk berlindung.

Untuk mengetahui dalam pemenuhan kebutuhan material Veteran Pejuang terlebih dahulu akan dibahas mengenai besarnya tunjangan yang diterima oleh Veteran Pejuang setiap bulannya. Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia terbagi menjadi 5 golongan, besarnya tunjangan yang diterima berbeda-beda pada setiap golongannya, pembagian golongan tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

commit to user

Tabel 9. Besarnya Tunjangan Veteran Pejuang Republik Indonesia Berdasakan Golongan

No. Golongan Tunjangan

1 A Rp.1.112.000

2 B Rp.1.082.000

3 C Rp.1.052.000

4 D Rp.1.022.000

5 E Rp. 992.000

Sumber: LVRI Surakarta

Berdasarkan tabel 9 diatas besarnya tunjangan antara golongan satu dengan yang lainnya mempunyai selisih Rp.30.000 pada tiap tingkatnya belum termasuk dikurangi untuk membayar Askes sebesar Rp. 19.840 setiap bulan. Namun setelah diadakan wawancara dengan Veteran Pejuang pembagian golongan ini pada kenyataannya tidak berdasarkan masa kerja tetapi berdasarkan waktu pendaftaran. Jadi pembagian golongan berdasarnya cepat tidaknya Veteran Pejuang mendaftarkan diri sebagai Veteran Pejuang.

Hal ini terungkap dari hasil wawancara dengan Bpk. Gesang salah satu Veteran Pejuang sebagai berikut:

Dulu waktu pertama saya mendapat tunjangan ditahun 1992 tunjangan saya hanya Rp. 42.000. Golongan saya ini khan E padahal sebenarnya saya berjuang sudah 4 tahun tapi karena saya daftar sebagai Veteran belakang sendiri jadi masa bakti saya hanya

dihitung 9 bulan.Teman saya yang masa berjuangnya dengan saya

lebih sedikit malah bisa masuk kegolongan lebih atas karena mendaftarnya lebih duluan.

(Wawancara: Jumat, 15 Juli 2011 Pukul 13.00 WIB)

Selain tunjangan Veteran, Pemerintah Republik Indonesia juga telah memberikan Dana Kehormatan sebesar Rp. 250.000. Namun ternyata

commit to user

setelah penelitian, belum semua Veteran Pejuang menerima Dana Kehormatan.

Hal ini terungkap dari pernyataan beberapa Veteran Pejuang Kemerdekaan di Surakarta, salah satunya Ibu Supinah al Pinah dalam wawancara sebagai berikut:

Setiap bulan saya mendapat tunjangan Rp. 992.040 dipotong untuk askes Rp. 19.840 jadi saya mendapat Rp. 972.200. Saya sampai sekarang belum mendapat Dana Kehormatan dari Presiden padahal saya sudah mengajukan selama tiga tahun ini. Apa mungkin uang itu dikorupsi pejabat. Saya tunggu-tunggu kok belum juga turun padahal adik saya yang nomer 2 sakit strok harus rawat jalan. (Wawancara: Jumat, 15 Juli 2011 Pukul 11.00 WIB)

Hal senada juga diungkapkan Bpk Gesang karena sejak tahun 2008 Dana Kehormatan yang dijanjikan Pemerintah belum juga turun dalam wawancara sebagai berikut:

Saya mendapat tunjangan Rp. 992.040 setiap bulan dipotong askes Rp. 19.840 jadi saya mendapat Rp. 972.200. Saya belum mendapat Dana Kehormatan dari Presiden padahal saya sudah mengajukan sejak tahun 2008. Teman-teman saya juga banyak yang belum

mendapatkan Dana Kehormatan sampai mereka sudah

meninggalpun juga belum turun.

(Wawancara: Jumat, 15 Juli 2011 Pukul 13.00 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara diatas ternyata memang benar masih banyak Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia di Surakarta yang belum mendapatkan Dana Kehormatan. Kemudian peneliti konfirmasikan dengan Kepala Urusan Veteran di Kaminvetcad Bpk Supardi di peroleh keterangan sebagai berikut:

Masih banyaknya Veteran Pejuang yang belum mendapat dana kehormatan hal itu kembali lagi menjadi wewenang dari pusat karena misal tahun 2009 dari pusat sudah menentukan kuota se-Jawa Tengah 10 orang yang mendapat dana kehormatan maka yang lain harus bersabar dahulu untuk menunggu giliran.

commit to user

(Wawancara: Rabu, 03 Agustus Pukul 10.00 WIB)

Berdasar keterangan dari narasumber diatas diketahui bahwa belum cairnya dana kehormatan yang selama ini dinanti Veteran Pejuang tergantung pada kebijakan dari pusat dan harus menunggu giliran terlebih dahulu.

2) Pemenuhan Kebutuhan Spiritual

Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan yang dihubungkan dengan

benda-benda tak berwujud. Kebutuhan ini tidak bisa diraba,

dilihat, dan berbentuk tetapi bisa dirasakan dalam hati. Contoh: orang Islam bersembahyang di masjid, orang Kristen dan Katolik sembahyang di gereja, orang Budha sembahyang di wihara, dan orang Hindu bersembahyang di pura.

Dalam pemenuhan kebutuhan spiritual dari LVRI kepada Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia belum dapat terlaksana dibuktikan dengan agenda kegiatan LVRI Kota Surakarta sebagai berikut:

a) Ulang Tahun Pemerintah Kota Surakarta

b) Peringatan 17 Agustus di taman Kusuma Bakti

c) Peringatan Pertempuran Empat Hari di Solo

d) Rapat tiap ranting minggu ke 2

e) Ulang tahun LVRI

f) Rapat Ketua, Sekretaris dan Bendahara tiap senin kedua

g) ABRI masuk desa bila ada.

Bila melihat agenda kegiatan LVRI Kota Surakarta diatas dari semua kegiatan belum menunjukkan adanya kegiatan yang dapat menunjang pemenuhan kebutuhan spiritual.

Hal ini juga diungkapkan oleh Bp. Sjatam Hadibroto Ketua LVRI dalam wawancara sebagai berikut:

commit to user

Belum ada kegiatan spiritual yang kami adakan karena yang berkaitan dengan spiritual tergantung veteran masing-masing (Wawancara: Kamis, 30 Juni 2011 Pukul 08.40 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara diatas diketahui bahwa dari kegiatan yang pernah diadakan LVRI belum pernah ada kegiatan yang berkaitan dengan kebutuhan spiritual Veteran Pejuang hal ini dikarenakan pengurus LVRI menganggap bahwa masalah spiritual menjadi urusan masing-masing Veteran Pejuang sehingga LVRI tidak mengadakan kegiatan spiritual.

Meskipun dari LVRI belum pernah ada kegiatan yang berkaitan dengan kebutuhan spiritual Veteran Pejuang, namun dari 7 orang Veteran Pejuang yang Peneliti temui semua sudah berupaya meningkatkan kebutuhan spiritualnya masing-masing. Hal ini terbukti dari lembar pertanyaan yang diajukan tentang apakah sudah melaksanakan ibadah agama dan kepercayaan masing-masing semua menjawab sudah. Lebih lanjut peneliti bertanya lagi mengenai apakah Veteran Pejuang juga sudah berupaya meningkatkan pengetahuan agamanya semua juga menjawab sudah.

Dari keterangan beberapa narasumber diatas membuktikan bahwa meski dari LVRI belum dapat membantu memenuhi kebutuhan spiritual Veteran Pejuang namun dari Veteran Pejuang sendiri sudah berusaha memenuhi kebutuhannya masing-masing.

3) Pemenuhan Kebutuhan Sosial

Kebutuhan sosial adalah kebutuhan akan berbagai barang dan jasa yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan sosial suatu kelompok masyarakat. Contohnya adalah jalan umum, penerangan tempat umum, berserikat mengeluarkan pendapat, berbisnis, berorganisasi, dan lain-lain. Bila melihat kebutuhan sosial diatas yang disesuaikan dengan yang telah didapatkan Veteran Pejuang maka LVRI sudah banyak berperan dalam pemenuhan kebutuhan sosial, misalnya banyak agenda LVRI yang sudah

commit to user

berkaitan dengan kebutuhan sosial seperti upacara bendera diberbagai peringatan, acara tabur bunga dimakam pahlawan yang telah melibatkan Veteran Pejuang.

Kebutuhan akan aktualisasi diri juga dapat masuk dalam kebutuhan sosial Veteran Pejuang. Kebutuhan aktualisasi diri (self esteem) menurut BKKBN merupakan kebutuhan yang bila dapat dipenuhi menjadikan keluarga tersebut masuk dalam Keluarga Sejahtera III plus, yang didalamnya meliputi:

a) Memberikan sumbangan materiil secara teratur

b) Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan

Berdasarkan kriteria Keluarga Sejahtera III plus diatas dari 7 orang Veteran Pejuang yang ditemui belum ada yang dapat memenuhi kedua kriteria diatas. Jadi meskipun dari LVRI sudah banyak mengadakan kegiatan yang berkenaan dengan pemenuhan fungsi sosial namun didalam hidup bermasyarakat banyak Veteran Pejuang yang belum melaksanakan kegiatan kemasyarakatannya.

Dengan melihat pemenuhan kebutuhan material, spiritual dan sosial diatas bila disesuiakan dengan indikator tahapan keluarga sejahtera menurut BKKBN yang dijadikan instrumen yang diberikan kepada 7 Veteran Pejuang (dapat dilihat pada lampiran 11) didapat hasil sebagai berikut:

Keluarga sejahtera I : 2

Keluarga sejahtera II : 4

Keluarga sejahtera III : 1

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa keluarga Veteran Pejuang lebih banyak yang tergolong kedalam keluarga sejahtera II sehingga masih kurang dalam pencapaian kesejahteraan selain itu masih ada pula Veteran Pejuang yang masuk

Dokumen terkait