• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

2. Tinjauan Tentang Peningkatan Kesejahteraan

a. Pengertian Peningkatan

Peningkatan berasal dari kata dasar tingkat yang menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1993:950-951) dalam Kamus Besar berlapis-lapis, sedangkan peningkatan itu sendiri diartikan sebagai suatu proses, cara,

dikatakan bahwa peningkatan adalah merupakan suatu proses perubahan kearah yang lebih baik atau berkembang.

b. Pengertian kesejahteraan

Kesejahteraan merupakan tujuan dan harapan bagi setiap manusia. Tingkat kesejahteraan setiap orang dapat berbeda-beda dalam arti keadaan seseorang belum tentu sama dengan orang lain. Kesejahteraan berbanding terbalik dengan kemiskinan, orang yang berada dibawah garis kemiskinan menjadi sangat jauh untuk mencapai kesejahteraan.

poverty, identifying those who most often had to forgo consumption of goods and services, did correlate strongly with other types of welfare problems. Hence, people living under poor conditions do suffer from welfare problems even though this section of the population is not always captured by income

Artinya, perampasan kemiskinan, mengidentifikasi mereka yang paling sering harus melupakan kemsumsi barang dan jasa, tidak berkorelasi kuat dengan jenis lain masalah kesejahteraan. Oleh karena itu, orang yang hidup dalam kondisi miskin menderita masalah kesejahteraan meskipun ini bagian dari populasi tidak selalu ditangkap oleh ukuran kemiskinan pendapatan.

commit to user

Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat memberi

telah terpenuhi kebutuhan dasarnya. Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainnya seperti lingkungan yang bersih, aman dan nyaman. Juga terpenuhinya hak asasi dan partisipasi serta terwujudnya masyarakat beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

www.menkokesra.go.id).

Sedangkan pengertian kesejahteraaan sosial menurut

Pre-Conference Working for the 15th International Conference of Social Welfare

dalam Miftachul Huda (2009:73)

arrangements wich have as their direct and primary objective the well being of people in social context. It includes the broad range of polities and services wich are concerned with various aspects of people live thir income,

Artinya kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha sosial yang terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Didalamnya tercakup pula unsur kebijakan dan pelayanan dalam arti luas yang terkait dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat, seperti pendapatan, jaminan sosial, kesehatan, perumahan, pendidikan, rekreasi budaya, dan lain sebagainya

Dalam konteks Indonesia sendiri, kesejahteraan sosial dapat dimaknai terpenuhinya kebutuhan seseorang, kelompok, atau masyarakat dalam hal material, spiritual maupun sosial. Ini seperti tertuang dalam Undang-Undang tentang Kesejahteraan Sosial yang baru disahkan pada 18 Desember tahun 2008 yaitu Undang-undang No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial.

Dalam Pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa sial adalah kondisi

terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya Selaras dengan Undang-undang tersebut maka menurut Ig.

menjadi tiga macam yaitu, kebutuhan yang bersifat jasmaniah, kebutuhan yang

Jadi kesejahteraan adalah kondisi dimana telah terpenuhinya kebutuhan dasar seseorang baik dalam kebutuhan material, spiritual maupun

commit to user

sosial sebagai warga negara yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin. Dengan demikian , kesejahteraan sosial identik dengan kebijakan yang diambil pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya.

c. Negara Kesejahteraan

Pada umumnya tujuan dari kesejahterakan rakyat adalah mewujudkan suatu negara yang sejahtera yang lazim disebut Negara kesejahteraan (welfare state). Menurut Miftac

kebijakan pemerintah dalam pembangunan kesejahteraan rakyatnya paling banyak dibicarakan adalah negara kesejahteraan (welfare state). Oleh sebab itu membahas wacana negara kesejahteraan dalam lingkup kesejahteraan sosial

.

Sistem welfare state atau negara kesejahteraan pertama kali digagas

pada abad-18 oleh Jeremy Bentham, sebagai perkembangan dari teori utilitarianisme yang mengedepankan prinsip kebahagiaan. Dalam teori welfare state atau negara kesejahteraan menyatakan bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menjamin kebahagiaan terbesar (atau kesejahteraan) dari jumlah terbesar warga negara. Negara kesejahteraan muncul sebagai alternatif terhadap the poor law (UU anti-kemiskinan) yang kerap menimbulkan stigma bahwa negara hanya memberikan bantuan kepada orang-orang miskin.

Menurut Miftachul Huda (2009:110) Cikal bakal negara

kesejahteraan telah ada sejak abad pertengahan dengan diterapkannya poor law di kerajaan Inggris. Meskipun sistem poor law banyak dikritik banyak pihak poor law tetap dikatakan sebagai fondasi penting bagi sistem negara

kesejahteraan. Kritik poor law dipengaruhi oleh pandangan konservatif

sehingga bentuk kebijakannya cenderung residual dan means-tested

Sifat residual tersebut ditunjukkan dengan tidak diperbolehkannya seorang warga untuk memperoleh pelayanan apabila dia pada dasarnya mampu untuk bekerja. Residual juga berarti kebijakan selektif, hanya untuk orang

miskin saja. Ini sejalan dengan pendekatan means-tested menyeleksi warga

commit to user

diperuntukkan hanya bagi orang yang memperoleh gaji dibawah Rp. 25 ribu perhari. Sehingga bila suatu hari orang tersebut memperoleh gaji diatas Rp. 25 ribu perhari, maka hak untuk memperoleh bantuan tersebut dicabut. Karena itu, kebijakan seperti ini dianggap menjebak orang miskin untuk tetap memperoleh penghasilan maksimal Rp. 25 ribu, agar tetap berhak memperoleh bantuan. Inilah seperti yang terjadi di Indonesia dalam kebijakan Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebagai kompensasi kenaikan harga BBM. Oleh sebab itu, negara kesejahteraan banyak dianggap sebagai perbaikan dari sistem poor law.

Sejalan dengan hal tersebut menurut Darmawan dan Sugeng (2006:9) menyebutkan bahwa Negara kesejahteraan pada dasarnya mengacu pada peran negara yang aktif dalam mengelola dan mengorganisasi perekonomian yang didalamnya mencakup tanggung jawab negara untuk menjamin ketersediaan pelayanan kesejahteraan dasar dalam tingkat tertentu bagi warganya Tujuan pokok negara kesejahteraan antara lain:

1) Mengontrol dan mendayagunakan sumber daya sosial ekonomi untuk

kepentingan publik;

2) Menjamin distribusi kekayaan secara adil dan merata;

3) Mengurangi kemiskinan;

4) Menyediakan asuransi sosial(pendidikan dan kesehatan) bagi masyarakat

miskin;

5) Menyediakan subsidi untuk layanan sosial dasar bagi disadvantage

people;

6) Memberi proteksi sosial bagi tiap warga negara

(W Riawan, 2008:6)

Lebih lanjut Miftachul Huda (2009:106-108) menjelaskan Negara kesejahteraan (welfare state) merupakan sistem pemerintahan dimana negara bertanggung jawab

besar terhadap kesejahteraan warganya. Seperti tertuang dalam Barner&

Noble, New American Encyclopedi: Welfare state dijalankan oleh

pemerintahan demokratis yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi dari rakyatnya. Dalam encyclopedia of Aging definisi

yang paling mendasar dari Welfare state menunjuk kepada tanggung jawab

pemerintah untuk memelihara kesejahteraan rakyatnya. Yang dimaksud negara dalam pengertian ini adalah lembaga politik yang menjalankan pemerintahan atau dengan kata lain pemerintah itu sendiri. Dalam kontek Indonesia, misalnya pemerintah dari tingkat pusat, provinsi, hingga tingkat daerah

commit to user

Jadi negara kesejahteraan adalah negara yang bertanggung jawab dalam memelihara dan mengusahakan kesejahteraan rakyatnya. Dalam hal ini kesejahteraan diwujudkan melalui pemerintah sebagai suatu lembaga politik.

Namun demikian menurut Bessant, Watts, Dalton dan Smith dalam Edi Suharto

(58-abad ke-18 ketika Jeremy Bentham (1748-1832) mempromosikan gagasan

bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menjamin the greatest

happines (atau welfare) of the greatest number of their citizens. Bentham

kebahagiaan atau kesejahteraan. Berdasarkan prinsip utilitarianisme yang dikembangkan, sesuatu yang dapat menimbulkan kebahagiaan ekstra adalah sesuatu yang baik. Sebaliknya, sesuatu yang menimbulkan sakit adalah buruk. Menurutnya, aksi-aksi pemerintah harus selalu diarahkan untuk

Oleh sebab itu gagasan Bentham mengenai reformasi hukum, peranan konstitusi dan penelitian sosial bagi pengembangan kebijakan sosial menyebabkan negara dituntut untuk senantiasa menjalankan program agar dapat meningkatkan kesenangan sebesar-besarnya dari warga negara. Ide father of welfare state).

Setelah gagasan Bentham tentang negara kesejahteraan ini, negara-negara industri pada abad XIX berada dibawah tekanan untuk menyediakan pelayanan sosial kepada warganya seperti penyediaan air bersih, pendidikan publik, pelayanan kesehatan dan sebagainya. Menurut Miftachul Huda penerapan welfare state juga didukung oleh gerakan kelas pekerja dinegara-negara

tersebut dilakukan oleh gerakan sosialis radikal dan partai buruh yang

kemudian mendesak untuk diterapkannya welfare state. Sehingga pada tahun

1870-1880 Otto von Bismarck mendesak parlemen Inggris untuk memenuhi tuntutan tersebut dengan menerapkan skema asuransi sosial. Kebijakan tersebut kemudian menjadi sejarah penting dalam perkembangan sistem negara kesejahteraan.

commit to user

Pada tahun 1939-1945 selama perang dunia dua (PD II) negara kesejahteraan kemudian mengalami perkembangan yang modern. Di Inggris pada tahun 1940 Anglican Archishop William Temple menggunakan istilah welfare state untuk usaha suatu negara dalam menyejahterakan rakyatnya. Dari perkembangan negara kesejahteraan tersebut kemudian lahirlah beberapa tokoh yang kemudian dikenal dalam memperkenalkan ide tentang negara kesejahteraan. Tokoh tersebut yakni: Sir William Beveridge (1942) dan T.H. Marshall (1963) yang mampu mengusulkan tentang sistem asuransi yang komprehensif.

Dari pengertian negara kesejahteraan tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk mewujudkan negara kesejahteraan perlu adanya tanggung jawab negara terhadap warganya dalam hal ini adalah kesejahteraan rakyat, karena jelas disebutkan dalam Undang-undang No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial pada Pasal 24 yaitu penyelenggaraan kesejahteraan sosial menjadi tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah.

-construcing or

reconstrucing institutions of governance capable of providing citizens with physical and economic security-is widely held to be one of the most pressing policy qiuestions facing the international community today.

Artinya membangun negara yaitu membangun atau merekonstruksi lembaga pemerintahan mampu memberikan warga dengan keamanan fisik dan ekonomi secara luas dianggap salah satu pertanyaan kebijakan yang paling mendesak yang dihadapi masyarakat internasional saat ini. Dari pernyataan diatas suatu negara perlu mengadakan perubahan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dari segi ekonomi dan keamanan.

Jadi arti peningkatan kesejahteraan adalah suatu proses perubahan taraf hidup baik dalam kebutuhan material, spiritual maupun sosial kearah yang lebih baik sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

Untuk meningkatkan kesejahteraan sosial ada beberapa metode yang digunakan. Ada tiga metode kebijakan sosial yang dikenal umum untuk meningkatkan kesejahteraan sosial.

commit to user

1) Berupa program pelayanan sosial yang secara langsung dilakukan untuk

meningkatkan kesejahteraan sosial. Metode ini paling umum digunakan karena mempunyai formula yang jelas untuk mengatasi masalah sosial

2) Upaya untuk mensejahterakan warga negara dilakukan melalui produk

perundang-undangan (statutory regulation)

3) Peningkatan kesejahteraan juga dapat dilakukan melalui sistem pajak.

Penggunaan sistem pajak ini dikenal dengan istilah kesejahteraan fiscal (Miftahul Huda, 2009:89)

Selain tiga metode kebijakan sosial tersebut ada pula usaha lain yang dapat dilakukan melalui strategi pemenuhan kebutuhan melalui sumber-sumber yang dapat dikelompokkan menjadi:

1) Uang atau barang, antara lain tunjangan-tunjangan, pembagian kembali

hasil pendapatan dan bahan meterial lainnya untuk keperluan bantuan.

2) Jasa pelayanan berupa bimbingan dan penyuluhan.

3) Kesempatan-kesempatan, seperti pendidikan, latihan-latihan, pekerjaan

dan semacamnya.

(T. Sumarnonugroho, 1984:51)

Selama ini bentuk sistem jaminan sosial yang telah banyak dikenal, ada 3 jenis yaitu:

1) Welfare state, diartikan bahwa pelayanan yang berkaitan dengan

kesejahteraan warga negara sepenuhnya disediakan oleh pemerintah, khususnya pendidikan, pelayanan kesehatan, jaminan hari tua dan kecelakaan kerja.

2) Welfare Pluralism, adalah konsep tentang sistem jaminan sosial yang

diserahkan kepada pasar atau swasta maupun kelompok masyarakat yang memberikan jaminan kepada lingkungannya. Model ini banyak diadopsi oleh Amerika dengan sistem ekonomi liberal.

3) Welfare Society, yaitu sistem jaminan sosial yang muncul dari inisiatif

masyarakat. Negara mempunyai peran yang kecil karena semua jaminan sosial menjadi tanggung jawab individu dan komunal. Konsep ini banyak diterapkan di negara dunia ketiga termasuk Indonesia.

(Herawati dalam Eddy Kiswanto, 2005:95)

Jadi arti peningkatan kesejahteraan adalah suatu proses perubahan taraf hidup baik dalam kebutuhan material, spiritual maupun sosial kearah yang lebih baik sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

commit to user

d. Indikator Kesejahteraan

Dalam mengukur kesejahteraan suatu keluarga perlu suatu indikator sebagai alat ukur, salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan rumah tangga adalah dengan melihat pendapatan dan pengeluaran selama sebulan. Namun selain itu terdapat suatu indikator dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam mengukur tingkat kesejahteraan suatu keluarga. Indikator tersebut akan menentukan suatu keluarga masuk dalam kriteria keluarga yang mana.

1) Indikator Keluarga Sejahtera BPS

Dalam menentukan keluarga yang sejahtera, BPS menggunakan 14 kriteria keluarga miskin. Bila keluarga tidak masuk dalam salah satu indikator tersebut berarti termasuk dalam keluarga yang sejahtera. BPS menggunakan ini terutama untuk menentukan suatu keluarga masuk kedalam keluarga miskin, sangat miskin dan hampir miskin. Indikator BPS tersebut adalah sebagai berikut:

a) Hanya sanggup makan satu/dua kali dalam sehari

b) Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan

c) Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/rumbia/kayu berkualitas

rendah/tembok tanpa diplester

d) Jenis atap bangunan tempat tinggal terluas adalah sirap, genteng/seng/

asbes kondisi jelek/kualitas rendah atau ijuk, rumbia

e) Tidak sanggup membayar biaya pengobatan dan puskesmas/poliklinik

f) Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu

g) Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun

h) Luas bangunan tempat tinggal kurang dari 8

i) Sumber penghasilan kepala keluarga adalah petani dengan luas lahan

500 , buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan

atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp. 600.000,00 per bulan.

commit to user

j) Pendidikan tertinggi Kepala Keluarga : tidak bersekolah/tidaktamat

SD/ hanya SD tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama sama dengan rumah tangga lain

k) Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik

l) Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak

terlindung/sungai/air hujan

m) Bahan bakar untuk memasak sehari hari adalah kayu

bakar/arang/minyak tanah

n) Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai

minimal Rp 500.000,00 seperti sepeda motor kredit/non kredit Sumber: BPS Tahun 2011

2) Indikator Keluarga Sejahtera Menurut BKKBN

BKKBN mempunyai kriteria sendiri dalan menentukan

penggolongan keluarga sejahtera yang dinamakan tahapan keluarga sejahtera. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

a) Keluarga Pra-sejahtera (Pra-KS) adalah keluarga yang belum dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti kebutuhan agama, sandang pangan, kesehatan dan KB, atau keluarga yang belum memenuhi salah satu atau lebih indikator-indikator keluarga sejahtera I.

b) Keluarga Sejahtera Tahap I (KS-I) adalah keluarga yang dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan psikologisnya, seperti kebutuhan akan pendidikan, interaksi dalan keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi.

c) Keluarga Sejahtera Tahap II (KS-II) adalah keluarga yang lebih dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya seperti kebutuhan menabung dan memperoleh informasi.

commit to user

d) Keluarga Sejahtera Tahap III (KS-III) adalah keluarga yang dapat

memenuhi kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis, dan kebutuhan pengembangannya, namun belum dapat memberikan sumbangan dalam bentuk materiil dan keuangan untuk kepentingan sosial kemasyarakatan atau yayasan sosial keagamaan, kesenian, olahraga, pendidikan dan sebagainya.

e) Keluarga Sejahtera Tahap III Plus (KS-III Plus) adalah keluarga yang

telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya baik yang bersifat dasar, sosial psikologis, maupun yang bersifat pengembangan serta dapat pula memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.

Berdasarkan kriteria tersebut BKKBN kemudian menggolongkan keluarga berdasar indikator sebagai berikut:

a) Keluarga Pra-sejahtera: Jika tidak dapat memenuhi satu atau lebih dari

5 indikator KS I maka termasuk ke dalam Keluarga Prasejahtera.

b) Keluarga Sejahtera I: Makan dua kali sehari atau lebih , memiliki

pakaian yang berbeda, rumah yang ditempati mempunyai atap, lantai dan dinding yang baik, bila ada keluarga yang sakit dibawa kesarana kesehatan, dan semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah.

c) Keluarga Sejahtera II: Melaksanakan Ibadah agama dan kepercayaan

masing masing, paling kurang sekali seminggu makan daging/ ikan/ telur, memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru dalam setahun, Luas lantai rumah paling kurang 8m2 untuk setiap penghuni rumah, tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat, ada anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh penghasilan, seluruh anggota keluarga umur 10 60 th bisa baca tulisan latin.

d) Keluarga Sejahtera III: Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan

agama, sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang maupun barang, makan bersama paling kurang sekali seminggu untuk

commit to user

berkomunikasi, mengikuti kegiatan masyarakat, memperoleh informasi dari surat kabar, radio, TV, majalah.

e) Keluarga Sejahtera III plus: Memberikan sumbangan materil secara

teratur dan aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan.

Berdasar indikator dari BKKBN tersebut bila disesuaikan dengan Undang-undang No. 11 Tahun 2009 Pasal 1 ayat (1) tentang pengertian kesejahteraan meliputi kesejahteraan material, spiritual dan sosial maka dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Indikator kesejahteraan material meliputi, makan dua kali sehari atau

lebih, memiliki pakaian yang berbeda, rumah yang ditempati mempunyai atap, lantai dan dinding yang baik, bila ada keluarga yang sakit dibawa kesarana kesehatan, semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah, paling kurang sekali seminggu makan daging/ ikan/ telur, memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru dalam setahun, 10 Luas lantai rumah paling kurang 8m2 untuk setiap penghuni rumah, tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan Sehat, ada anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh penghasilan, seluruh anggota keluarga umur 10 60 th bisa baca tulisan latin, sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang maupun barang, makan bersama paling kurang sekali seminggu untuk berkomunikasi, memberikan sumbangan materil secara teratur

2. Indikator Kesejahteraan Spiritual meliputi, keluarga berupaya

meningkatkan pengetahuan agama, serta melaksanakan ibadah agama dan kepercayaan masing masing

3. Indikator Kesejahteraan Fungsi Sosial meliputi, aktif sebagai pengurus

organisasi kemasyarakatan, mengikuti kegiatan masyarakat, serta memperoleh informasi dari surat kabar, radio, TV, dan majalah.

commit to user

Dokumen terkait