• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN PUBLIC RELATIONS RESTORAN CIMORY MOUNTAIN VIEW

Peranan public relations merupakan semua kegiatan yang dilakukan oleh karyawan marketing public relations Restoran Cimory untuk mencapai keberlangsungan dan tujuannya. Dalam penelitian ini, peranan public relations yang dilakukan oleh karyawan marketing public relations Restoran Cimory adalah peranan sebagai informator, dan peranan sebagai fasilitator.

Peranan Public Relations Restoran Cimory sebagai Informator

Peranan public relations sebagai informator merupakan peran public relations

untuk memberikan layanan informasi dan pencari informasi yang dibutuhkan oleh karyawan lain maupun pengunjung Restoran Cimory melalui berbagai media informasi. Peranan public relations sebagai informator diidentifikasikan dengan pengetahuan responden terhadap informasi yang dipublikan oleh Restoran cimory melalui (1) koran, (2) majalah, (3) brosur, (4) spanduk, (5) televisi, (6) radio, (7)

website, (8) facebook, (9) twitter, dan (10) instagram. Selain media informasi yang digunakan, pengetahuan responden mengenai kasus yang pernah terjadi di Restoran Cimory juga menjadi tolak ukur dari penilaian peranan public relations sebagai informator. Penilaian responden terhadap peranan public relations Restoran Cimory dilakukan untuk melihat citra Restoran Cimory dibagi atas tiga kategori, yakni rendah, sedang, dan tinggi. Berdasarkan kategori tersebut, maka penilaian responden terhadap peranan public relations sebagai informator dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah dan persentase pengunjung berdasarkan peranan public relations

sebagai informator

Informator Jumlah Persentase (%)

Rendah Sedang Tinggi 30 46 24 30.0 46.0 24.0 Total 100 100.0

Berdasarkan data pada Tabel 3, peranan public relation sebagai informator pada pembentukan citra Restoran Cimory tergolong sedang. Persentase yang diperoleh pada kategori ini sejumlah 46.0 persen. Alasan peranan public relations sebagai informator cenderung sedang adalah penggunaan media yang masih belum maksimal. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4 bahwa sebagian besar responden menyatakan

kurang mengetahui media informasi yang dipakai oleh public relations Restoran Cimory.

Tabel 4. Persentase responden yang mengetahui Cimory melalui media informasi yang digunakan oleh public relations Restoran Cimory

Media Informasi Persentase (%)

Koran 7.0 Majalah 3.0 Brosur 8.0 Spanduk 26.0 Televisi 38.0 Radio 5.0 Website 10.0 Facebook 7.0 Twitter 3.0 Instagram 5.0

Berdasarkan Tabel 4 responden secara dominan menyatakan bahwa informasi mengenai Restoran Cimory diperoleh melalui iklan yang ada di televisi. Responden yang mengetahui informasi melalui televisi memiliki persentase sebanyak 38.0 persen dari keseluruhan responden. Informasi yang responden dapatkan dari televisi adalah iklan produk yoghurt. Persentase tinggi berikutnya adalah responden yang mendapatkan informasi melalui spanduk yang di pasang di sepanjang jalur jalan menuju Puncak dengan jumlah 26.0 persen. Seperti yang dituliskan oleh salah satu responden bernama TL (38 tahun) yang mengetahui informasi mengenai restoran Cimory melalui spanduk, televisi, website, dan facebook. Begitu pula menurut IP (22 tahun), ia mengetahui informasi mengenai Restoran Cimory melalui koran, spanduk, televisi, dan instagram.

Pengetahuan responden yang kurang terhadap media informasi yang dipakai oleh public relations Restoran Cimory pada kenyataannya tidak membuat masyarakat tidak mengetahui keberadaan Restoran Cimory. Hal ini dapat dikatakan bahwa pengunjung cenderung tidak membutuhkan atau tidak mencari informasi mengenai Restoran Cimory lebih lanjut melalui media informasi yang dipakai public relations

Restoran Cimory. Pengunjung hanya cukup mengetahui keberadaan Restoran Cimory dan juga produk unggulannya secara interpersonal. Hal ini sesuai pada Tabel 5 yang menjelaskan tentang pengetahuan responden pertama kali mengetahui Cimory.

Pada Tabel 5 terlihat bahwa secara dominan persentase sumber informasi melalui teman/saudara/orang lain merupakan yang tertinggi yakni sebanyak 40.0 persen. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar responden mengetahui adanya

Restoran Cimory ataupun produk Cimory itu sendiri berasal dari cerita teman ataupun saudara yang mungkin pernah mengunjungi Restoran Cimory atau membeli produk Cimory sebelumnya. Sehingga informasi tersebut membuat responden memutuskan untuk mengunjungi Restoran Cimory.

Tabel 5. Jumlah dan persentase pengetahuan responden pertama kali mengetahui Cimory

Sumber Informasi Pertama Kali Jumlah Persentase (%)

Majalah/Koran 2 2.0 Radio/TV 11 11.0 Brosur/Leaflet 2 2.0 Spanduk/Banner 16 16.0 Internet 10 10.0 Teman/Saudara/Orang lain 40 40.0 Lainnya 19 19.0 Total 100 100.0

Adapun sumber lainnya yang dominan adalah kategori lainnya. Pada kategori ini responden menyatakan bahwa kedatangan mereka ke Restoran Cimory dikarenakan kebetulan melewati Restoran Cimory sehingga ada keinginan untuk mampir dan juga pernah melihat produk Cimory di minimarket ataupun supermarket yang ada di daerah tempat tinggalnya.

Seperti yang sudah diterangkan di atas bahwa peranan public relations sebagai informator cenderung sedang dikarenakan penggunaan media yang masih kurang maksimal. Hal tersebut juga terlihat pada pengetahuan responden terhadap kasus negatif yang pernah terjadi di Restoran Cimory. Dapat di lihat pada Tabel 6 bahwa hanya 7.0 persen responden saja yang mengetahui adanya berita negatif mengenai Restoran Cimory.

Tabel 6. Jumlah dan persentase pengunjung berdasarkan pengetahuan mengenai berita negatif yang terjadi di Restoran Cimory

Pengetahuan Kasus Jumlah Persentase (%)

Tahu Tidak Tahu 7 93 7.0 93.0 Total 100 100.0

Hal ini dikarenakan Cimory cenderung tertutup untuk memberikan izin kepada wartawan untuk mempublikasikan berita negatif yang pernah terjadi di Restoran Cimory. Pihak public relations Restoran Cimory mengatakan bahwa apabila terjadi

permasalahan pada internal ataupun eksternal restoran maka public relations secara langsung turun tangan untuk segera menyelesaikan masalah tersebut. Ketika ada media yang secara sengaja mempublikasikan berita negatif tanpa adanya pemberitahuan dan penawaran, maka pihak public relatios Restoran Cimory dengan damai mengajak media tersebut untuk bertemu langsung di lokasi Restoran Cimory untuk dapat mengkomunikasikan krisis tersebut dengan cara memberikan klarifikasi dan melakukan kerjasama dalam hal merevisi isi dari berita yang dipublikasikan.

Dalam hal ini terlihat bahwa public relations Restoran Cimory melakukan tugasnya dalam manajemen komunikasi krisis. Sesuai dengan menurut Putra (2012), manajemen krisis adalah kemampuan seorang public relations untuk memimpin, melakukan peranan komunikasi dan mengatur atau mengelola arus informasi untuk menciptakan pemahaman dari permasalahan, mengatasi krisis, kepentingan publikasi, dan menciptakan citra positif bagi lembaga atau perusahaan yang diwakilinya. Public relations Restoran Cimory selalu berusaha menjaga image baik kepada seluruh masyarakat dengan selalu mengontrol berita buruk yang dipublikasikan oleh media.

Peranan Public Relations Restoran Cimory sebagai Fasilitator

Peranan public relations sebagai fasilitator merupakan peranan public relations

Restoran Cimory dengan memberikan fasilitas seperti sarana prasarana, pelayanan karyawan, dan penanggapan keluhan. Sarana prasarana yang disediakan meliputi mushola, toilet, taman bermain anak (playground), kursi tunggu, dan parkiran yang luas. Adapun untuk pelayanan karyawan meliputi pelayanan yang cepat, menarik, santun, ramah, dan memuaskan. Untuk penanggapan keluhan merupakan peran public relations dalam menanggapi kritik dan saran yang diberikan oleh pengunjung Restoran Cimory.

Penilaian responden terhadap peranan public relations Restoran Cimory dilakukan untuk melihat citra Restoran Cimory di bagi atas tiga kategori, yakni rendah, sedang, dan tinggi. Persentase peranan public relations sebagai fasilitator dalam menciptakan citra Restoran Cimory dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah dan persentase pengunjung berdasarkan peranan public relations

sebagai fasilitator

Fasilitator Jumlah Persentase (%)

Rendah Sedang Tinggi 30 27 43 30.0 27.0 43.0 Total 100 100.0

Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa peranan public relations sebagai fasilitator memiliki kecenderungan kategori tinggi dengan jumlah persentase 43.0 persen atau 43 orang dari seluruh responden. Hal ini terjadi karena fasilitas, pelayanan, maupun tanggapan keluhan yang diterima oleh responden cenderung memuaskan. Responden dapat menikmati fasilitas yang diberikan dari Restoran Cimory meskipun tidak menggunakan fasilitasnya secara keseluruhan. seperti halnya responden yang berkunjung tanpa membawa anak kecil mungkin tidak menggunakan fasilitas taman bermain anak. Selanjutnya, kategori rendah merupakan kategori selanjutnya yakni sebesar 30.0 persen. Sedangkan untuk peranan public relations

dengan kategori sedang memiliki persentase tidak jauh dengan kategori rendah yaitu sebesar 27.0 persen.

Dokumen terkait