• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Silabus

SILABUS SMA IPA Satuan pendidikan : SMA/MA

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/ Semester : XI/II

Alokasi waktu : 2 x 45 menit

Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, cinta damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

88

Waktu Belajar

1.1Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang sistem pencernaan makanan pada manusia

Gangguan Sistem Pencernaan Makanan

Manusia

Mengamati

 Mengamati video berita tentang konstipasi, diare serta gambar-gambar tentang gangguan sistem pencernaan makanan manusia

Menanya

 Melalui video dan gambar tentang gangguan sistem pencernaan makanan manusia, siswa

termotivasi untuk kritis sehingga dapat membuat pertanyaan-pertanyaan Lembar penilaian afektif 2 x 45 menit - Gambar - Video - Artikel penelitian - Materi ajar - Buku teks BIOLOGI untuk SMA/MA Kelas XI 2.1Berperilaku ilmiah: jujur,

disiplin, tanggungjawab, kerjasama, toleran, santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam setiap tindakan dan dalam melakukan

percobaan/pengamatan dan diskusi baik di dalam

kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium

89 struktur jaringan penyusun

organ pada sistem pencernaan makanan dalam kaitannya dengan nutrisi, bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem

pencernaan makanan manusia

 Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya gangguan sistem pencernaan makanan manusia?  Gejala-gejala apa sajakah yang timbul jika mengalami gangguan sistem pencernaan makanan? Tertulis (Menjo- dohkan dan Uraian) Lisan

90 zat makanan yang

terkandung dalam berbagai jenis bahan makanan

dikaitkan dengan kebutuhan energi setiap individu serta teknologi pengolahan pangan dan keamanan pangan

pengobatan dan/atau pencegahan yang dapat dilakukan manusia agar tidak mengalami gangguan sistem pencernaan makanan? Mengumpulkan Data  Berdiskusi dalam kelompok untuk mengidentifikasi jenis gangguan sistem pencernaan makanan dalam artikel penelitian  Mengumpulkan

informasi dari berbagai sumber yang mencakup:

Lembar penilaian afektif

91 gejala-gejala yang

timbul, dan langkah- langkah pengobatan dan/atau pencegahan terhadap jenis gangguan sistem pencernaan yang dibahas dalam artikel penelitian

Menalar

 Berdiskusi dalam kelompok untuk menganalisis data dari artikel penelitian

Mengkomunikasikan

 Menyajikan hasil

analisis artikel penelitian

Lembar penilaian psikomo- torik Lembar penilaian worksheet

92  Mempresentasikan

worksheet analisis

artikel penelitian di depan kelas

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA/MA Mata Pelajaran : Biologi Kelas/ Semester : XI/ II

Materi Pokok : Gangguan Sistem Pencernaan Makanan Manusia Alokasi waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.7Menganalis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem pencernaan makanan dalam kaitannya dengan nutrisi, bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan manusia

3.7.1 Siswa dapat menjelaskan jenis- jenis gangguan sistem pencernaan makanan manusia. 3.7.2 Siswa dapat menganalisis

faktor-faktor penyebab gangguan sistem pencernaan makanan manusia.

3.7.3 Siswa dapat menjelaskan gejala- gejala gangguan sistem pencernaan makanan manusia. 3.7.4 Siswa dapat menguraikan

langkah-langkah pengobatan terhadap gangguan sistem pencernaan makanan manusia. 3.7.5 Siswa dapat menguraikan

langkah-langkah pencegahan terhadap gangguan sistem pencernaan makanan manusia. 4.7Menyajikan laporan hasil uji zat

makanan yang terkandung dalam berbagai jenis bahan makanan dikaitkan dengan kebutuhan energi setiap individu serta teknologi pengolahan pangan dan keamanan pangan

4.7.1 Siswa dapat menganalisis artikel penelitian tentang uji khasiat tanaman untuk mengobati gangguan sistem pencernaan makanan manusia.

C. Tujuan Pembelajaran

3.7.1.1Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis gangguan sistem pencernaan makanan manusia dengan benar setelah mengamati video berita dan gambar-gambar gangguan sistem pencernaan makanan manusia.

3.7.2.1Siswa dapat menganalisis faktor-faktor penyebab gangguan sistem pencernaan makanan manusia dengan benar melalui diskusi kelompok. 3.7.3.1Siswa dapat menjelaskan gejala-gejala pada gangguan sistem

pencernaan makanan manusia dengan benar melalui worksheet kelompok.

3.7.4.1Siswa dapat menguraikan langkah-langkah pengobatan terhadap gangguan sistem pencernaan makanan manusia dengan tepat melalui

worksheet kelompok.

3.7.5.1Siswa dapat menguraikan langkah-langkah pencegahan terhadap gangguan sistem pencernaan makanan manusia dengan tepat melalui

worksheet kelompok.

4.7.1.1Siswa dapat menganalisis artikel penelitian tentang uji khasiat tanaman untuk mengobati gangguan sistem pencernaan makanan manusia dengan benar melalui worksheet kelompok.

D. Materi Pembelajaran

1)Materi Pokok : Gangguan Sistem Pencernaan Makanan Manusia

2)Submateri : a. Macam-macam Gangguan Sistem Pencernaan Makanan Manusia

b. Faktor-faktor Penyebab Gangguan Sistem Pencernaan Makanan Manusia

c. Gejala-gejala pada Gangguan Sistem Pencernaan Makanan Manusia

d. Langkah-langkah Pengobatan dan/atau Pencegahan Gangguan Sistem Pencernaan Makanan Manusia

E. Pendekatan, Model, dan Metode

1) Pendekatan : saintifik

2) Model : cooperative learning 3) Metode : diskusi kelompok

F. Langkah Kegitan Pembelajaran Tahap

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Proses Saintifik Alokasi Waktu Pendahuluan Apersepsi Motivasi Orientasi  Mengucap salam

 Mengecek kehadiran siswa Guru menayangkan video berita tentang konstipasi, diare serta gambar-gambar atau foto-foto gangguan sistem pencernaan makanan manusia.

Guru menceritakan tentang

“Pengaruh Perjalanan

(Travelling) terhadap Sistem

Pencernaan”. Hal ini dilakukan agar memotivasi dan

membangkitkan rasa ingin tahu siswa untuk bertanya: Mengapa

perjalanan jauh dapat menyebabkan konstipasi?

Guru menanggapi jawaban siswa.

Guru menayangkan/ menuliskan pokok bahasan yang akan dibahas dan tujuan

Mengamati

Menanya

20 menit

pembelajaran.

Tahap Inti  Guru meminta siswa membentuk kelompok (terdiri atas 3-4 orang).  Guru menjelaskan cara

mengerjakan worksheet kelompok.

 Guru meminta perwakilan kelompok untuk mengambil artikel penelitian dan

worksheet kelompok.

60 menit

 Siswa membaca artikel penelitian.

 Siswa lalu berdiskusi dalam kelompok dan

mengumpulkan berbagai informasi untuk kelengkapan

worksheet dari berbagai

sumber seperti buku dan internet.

Mencoba

 Siswa menganalisis pada artikel penelitian.

 Siswa menganalisis atau mengolah data yang diperoleh dari berbagai sumber lalu mengaitkannya dengan data pada artikel penelitian.

Menalar

 Guru memilih beberapa kelompok untuk

mempresentasikan hasil

Mengkomuni- kasikan

worksheet kelompok di depan

kelas.

 Guru memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap presentasi siswa.

Penutup

Rangkuman

Refleksi

Tindak Lanjut

Siswa bersama guru

merangkum materi yang telah dibahas selama pembelajaran. Guru menanyakan perasaan

dan manfaat yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran.

Guru memberitahukan siswa untuk mempersiapkan diri untuk ulangan harian di pertemuan selanjutnya.

Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam.

10 menit

G. Media, Alat/Bahan dan Sumber Belajar

1)Media : gambar, video, artikel penelitian 2)Alat/Bahan : proyektor (LCD), papan tulis, spidol

3)Sumber Belajar : Worksheet kelompok, Buku Biologi SMA Kelas XI, internet

H. Penilaian Aspek yang

dinilai

Teknik

Penilaian Bentuk Instrumen Waktu Penilaian

Sikap Lembar observasi

Rubrik penilaian, kriteria nilai, dan lembar penilaian afektif. Selama proses KBM berlangsung dan diskusi kelompok. Pengetahuan - Worksheet kelompok - Tes Tertulis (Menjodohkan dan Uraian)

Kisi-kisi soal, soal, kunci jawaban, rubrik penilaian, dan lembar penilaian kognitif.

Hasil worksheet kelompok dan tes tertulis

Keterampilan Presentasi

worksheet

kelompok

Rubrik penilaian, kriteria nilai, dan lembar penilaian psikomotorik. Pada saat presentasi worksheet kelompok Yogyakarta, 8 Maret 2017 Mengetahui

C. Materi Pembelajaran dan Artikel Penelitian

GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

Gangguan sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pola makan yang salah, program diet yang ekstrim, bulimia (memuntahkan makanan dengan sengaja), gaya hidup, memakan makanan dengan zat aditif berbahaya, mengonsumsi makanan yang tidak bernutrisi, makanan yang tidak higienis, atau proses pemasakan dan penyimpanan makanan yang salah (Irnaningtyas, 2013).

Gangguan sistem pencernaan makanan antara lain sebagai berikut:

1. Sariawan (stomatitis aftosa), luka pada mulut yang berbentuk bercak warna

putih kekuningan dengan permukaan agak cekung, dapat disebabkan oleh luka tergigit, mengonsumsi makanan/minuman panas, alergi, kekurangan vitamin C dan zat besi, kebersihan mulut tidak terjaga, kelainan pencernaan, faktor psikologis, atau kondisi tubuh yang tidak fit (Irnaningtyas, 2013).

2. Muntah (emesis/vomitus), pengeluaran paksa isi lambung melalui mulut dan muntah psikogenik, muntah akibat faktor emosi, termasuk yang menyertai

peradangan atau bau yang memualkan atau pada situasi stres lainnya (Irnaningtyas, 2013).

3. Konstipasi (sembelit) dan obstipasi (konstipasi parah), pengerasan tinja

yang berlebihan atau lambatnya pergerakan feses melalui usus besar sehingga sulit buang air besar. Gejala-gejalanya antara lain: melakukan tekanan yang kuat pada perut ketika defekasi, timbul perasaan bahwa evakuasi feses tidak sempurna (tidak semuanya keluar), feses keras atau menyerupai bentuk pelet, defekasi kurang dari 3 atau 2 kali dalam seminggu berdasarkan pada rutinitas setiap individu. Hal tersebut dapat disebabkan oleh makanan yang kurang berserat (buah dan sayuran), defekasi yang ditunda terlalu lama, kurang cairan yang masuk ke dalam tubuh, kurang beraktivitas atau berolahraga, pengaruh obat-obatan tertentu, perubahan dalam kehidupan seperti kehamilan penuaan dan perjalanan, emosi, penyalahgunaan laksatif, serta penyakit/kelainan/gangguan tertentu. Konstipasi dapat dicegah dengan cara mengubah pola makan menjadi lebih sehat, rajin berolahraga, banyak minum air putih, membiasakan buang air besar secara teratur, dan tidak mengabaikan dorongan untuk berdefekasi. Konstipasi dapat diobati dengan laksatif (pencahar) (Irnaningtyas, 2013; Aryulina, dkk, 2010; Wexner and Duthie, 2006; Parker, J and Parker P, 2002; Sherwood, 2011; Silverthorn, 2013).

4. Gastritis (radang lambung) atau maag adalah gangguan pencernaan yang

lambung yang berlebihan, makan tidak teratur, mikroorganisme, terus-menerus mengonsumsi obat-obatan anti nyeri golongan AINS seperti aspirin, alkohol, pola tidur yang tidak teratur, dan stres. Selain itu, banyak faktor lain yang menyebabkan terjadinya gastritis misalnya karena mengalami operasi besar, kecelakaan yang menimbulkan trauma, bakteri, ataupun karena penyakit lain. Gejala-gejala antara lain rasa perih atau sakit seperti perut terbakar pada perut bagian atas, mual, mulas, muntah, kehilangan selera makan, dan kembung. Untuk mengurangi resiko terkena gastritis, hendaknya kita makan secara teratur, menghindari minuman beralkohol dan rokok, dan mengganti obat- obatan penghilang rasa nyeri dengan golongan lain, seperti acetaminophen (Irnaningtyas, 2013; Aryulina, dkk, 2010).

5. Diare adalah gangguan pencernaan yang terjadi akibat pergerakan yang cepat

dari materi tinja di sepanjang usus besar. Penderita diare akan mengalami rangsangan terus-menerus untuk buang air besar paling sedikit tiga kali dalam 24 jam namun feses lembek atau masih mengandung air yang berlebihan. Gejala lainnya yaitu mual, muntah, mulas, nyeri pada perut, demam, dan terdapat tanda-tanda dehidrasi. Diare dapat disebabkan oleh infeksi mikroorganisme seperti virus, bakteri, protozoa, dan helminthes, alergi (fruktosa dan laktosa), kelebihan vitamin C, mengonsumsi alkohol atau buah- buahan tertentu. Penderita diare akan cepat sembuh dalam beberapa hari dengan mengonsumsi makanan dan air yang cukup, dan dapat ditambahkan pula garam elektrolit pada air yang diminum. Namun, penyakit ini akan menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam jiwa jika tanpa perawatan. Langkah-langkah pencegahan diare antara lain hindari makanan dan minuman yang tidak bersih, cuci tangan pakai sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar, rebus air minum terlebih dahulu, gunakan air bersih untuk memasak, buang air besar di jamban serta pengelolaan sampah dengan benar (Irnaningtyas, 2013; Aryulina, dkk, 2010; Kemenkes RI, 2011).

6. Flatus, keluarnya gas dari saluran pencernaan melalui rektum lalu anus atau

juga bersendawa. Gas berasal dari udara yang tertelan, atau hasil produksi dari bakteri di saluran pencernaan/kolon berupa gas hidrogen dan metana akibat mengonsumsi banyak gula dan polisakarida atau gas dari difusi darah yang masuk ke dalam saluran pencernaan. Nitrogen adalah gas dengan komposisi terbesar, diikuti dengan karbon dioksida. Gas-gas lainnya adalah berupa oksigen, sulfida, dan amonia. Secara normal, orang akan mengeluarkan gas satu liter setiap harinya. Selain itu, penyebab terbentuknya flatus adalah konstipasi, obat-obatan dan suplemen, kondisi kesehatan, dan perubahan hormon (Irnaningtyas, 2013; Aryulina, dkk, 2010).

7. Pankreasitis atau radang kelenjar pankreas, dapat disebabkan oleh luka pada

pengeluaran pankreas. Pankreatitis dapat menjadi penyakit kronis akibat mengonsumsi alkohol dalam jangka waktu lama, atau karena adanya enzim- enzim pencernaan yang menyerang dan merusak pankreas beserta jaringan- jaringan di sekitarnya. Sebagian besar penderita pankreatitis akut dirawat di rumah sakit, karena hanya bisa makan dari cairan infus saja (Irnaningtyas, 2013; Aryulina, dkk, 2010).

8. Apendisitis adalah peradangan apendiks (umbai cacing), lebih dikenal dengan

penyakit usus buntu. Gangguan ini terjadi akibat penyumbatan oleh bahan tinja yang mengeras dan tersangkut di dalam apendiks yang berakibat pembengkakan dan terisi pus (nanah) atau jaringan mati. Selain itu, juga disebabkan oleh bakteri. Usus buntu memang bukan merupakan alat pencernaan dan fungsinya juga belum diketahui secara pasti, namun jika terjadi peradangan pada organ tersebut akan menimbulkan gejala-gejala seperti mual, muntah, dan nyeri yang hebat di perut kanan bagian bawah. Umumnya apendisitis ditangani dengan pembedahan untuk mencegah terjadinya bengkak atau peradangan pada selaput rongga perut (peritonitis). Jika tidak diangkat dengan pembedahan, maka apendiks akan pecah dan menumpahkan isinya yang mengandung kuman (Irnaningtyas, 2013; Aryulina, dkk, 2010).

9.Malnutrisi, keadaan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi. Malnutrisi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan penyakit seperti kwashiorkor dan marasmus (Kurang Energi Protein-KEP, biasa terjadi pada balita) (Irnaningtyas, 2013). 10.Malabsorpsi, penyerapan nutrisi yang buruk dari saluran pencernaan ke

dalam aliran darah sehingga menyebabkan kekurangan gizi (Irnaningtyas, 2013).

11.Parositis (gondongan/mumps), suatu penyakit menular yang menyebabkan

pembengkakan kelenjar ludah (kelenjar parotid) pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah, disebabkan oleh virus Paramyxovirus (Irnaningtyas, 2013).

12.Peritonisitis, peradangan pada peritoneum (jaringan tipis yang melapisi

organ-organ yang terletak di dalam rongga perut). Peradangan dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus, bahan kimia iritan, dan benda asing (Irnaningtyas, 2013).

13.Kolik abdomen, gangguan aliran normal isi usus di sepanjang traktus

intestinal, ditandai dengan kram dan nyeri hebat pada perut yang mungkin disertai dengan mual dan muntah. Biasanya disebabkan oleh peradangan (Irnaningtyas, 2013).

14.Ulkus peptikum, luka (peradangan kronis) pada lapisan lambung dekat

duodenum (bagian teratas dari usus halus), disebabkan oleh infeksi bakteri

15.Gastroenterisitis (flu perut), peradangan pada saluran pencernaan lambung

dan usus halus yang mengakibatkan kombinasi diare, muntah, dan kejang perut. Gastroenterisitis disebabkan oleh virus atau bakteri (Irnaningtyas, 2013).

16.Xerostomia, gejala mulut kering akibat berkurangnya produksi ludah.

Berkurangnya produksi ludah terjadi akibat adanya gangguan saraf pusat, saraf kelenjar ludah, dan perubahan elektrolit ludah. Xerostomia dapat disebabkan oleh tumor otak, radang selaput otak, obat-obatan tertentu, penyakit ginjal dan kencing manis, rasa takut/cemas, serta depresi (Irnaningtyas, 2013).

17.Karies gigi, penyakit infeksi yang merusak struktur gigi, atau gigi menjadi

berlubang. Karies gigi dapat disebabkan oleh bakteri penghasil asam (Irnaningtyas, 2013).

18.Hepatitis¸penyakit peradangan hati yang dapat disebabkan oleh infeksi virus,

keracunan alkohol, karbon tetraklorida, atau obat penenang tertentu (Irnaningtyas, 2013).

19.Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau asam lambung disebabkan

oleh otot di ujung esofagus tidak tertutup dengan baik (meregang secara tidak normal atau melemah), kelebihan berat badan, faktor keturunan, stres, konsumsi obat-obat tertentu, hiatus hernia, hamil, gastroparesis, dan konsumsi makanan yang mengandung banyak lemak. Gejala-gejalanya antar lain nyeri ulu hati (heartburn) kronis yang kadang-kadang menyebar sampai ke tenggorokan disertai rasa asam di mulut dengan frekuensi 2 atau 3 kali seminggu atau lebih, nyeri dada, kesulitan menelan (disfagia), batuk kering, suara serak dan/atau sakit tenggorokan, terasa tak nyaman / ada benjolan di tenggorokan, regurgitasi (mual-muntah) makanan atau cairan asam lambung (acid reflux). Langkah-langkah pencegahannya adalah dengan mengubah gaya hidup, antara lain: berpikiran positif, kurangi stres, hindari makan dan minum terlalu cepat, hindari makanan pedas dan asam, istirahat yang cukup, posisi tidur sebaiknya dengan sedikit menaikkan kepala supaya tidak terjadi refluks asam ke esofagus, menurunkan berat badan karena kelebihan lemak akan memberikan tekanan pada perut, gunakan pakaian atau ikat pinggang yang longgar (Mediskus, 2017).

20.Sendawa (burping/belching) adalah keluarnya gas dari saluran cerna

(kerongkongan atau lambung) ke mulut yang disertai adanya suara dan kadang-kadang bau. Timbulnya suara tersebut disebabkan oleh getaran udara/gas pada katup kerongkongan saat keluarnya gas. Hal ini merupakan hal yang umum dan bisa terjadi pada siapa saja. Sendawa merupakan usaha untuk melepaskan udara yang terperangkap dalam lambung yang biasanya menimbulkan ketidaknyamanan di saluran cerna. Sendawa setelah makan

merupakan hal yang normal, namun jika terjadi terus-menerus maka perlu diperiksakan. Penyebab sendawa: makan/minum terlalu cepat, menelan udara, minum minuman berkarbonasi, mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti metformin, cemas, serta merupakan gejala penyakit maag atau terdapat gangguan pada esofagus (Forumsains).

21.Nyeri ulu hati (Heartburn) merupakan nyeri di daerah epigastrium. Nyeri

ulu hati ditandai dengan timbulnya rasa terbakar di dada. Sensasi terbakar ini biasanya terjadi sesudah mengonsumsi makanan tertentu dan akan semakin terasa ketika berbaring atau membungkuk. Nyeri ulu hati merupakan gejala dari suatu penyakit, terutama penyakit yang disebabkan oleh gangguan saluran cerna bagian atas seperti GERD (Rachmawati, 2013; Astuti, 2017). 22.Intoleransi laktosa Laktosa adalah gula susu yang dipecah oleh enzim

laktase, suatu enzim pencernaan yang terdapat dalam usus halus. Intoleransi laktosa adalah berkurangnya kemampuan untuk mencerna laktosa, yang disebabkan oleh kekurangan enzim laktase. Gejala-gejala intoleransi laktosa meliputi antara lain: perut kembung (banyak gas), sakit perut, dan diare. Intoleransi laktosa sebagian besar disebabkan oleh faktor genetik, dimana penderita mempunyai laktase lebih sedikit dibanding orang normal. Penyebab lainnya adalah gastroenteritis, infeksi parasit, dan defisiensi besi. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan akibat intoleransi laktosa, dapat dilakukan berbagai hal seperti membaca label pangan dengan seksama, pembatasan jumlah susu yang dikonsumsi, dan pemilihan produk-produk susu. Penderita intoleransi laktosa dianjurkan untuk mengkonsumsi produk susu fermentasi seperti keju matang (mature atau ripened cheeses), mentega atau yoghurt, produk susu bubuk, produk susu yang mengandung banyak lemak atau susu bebas laktosa seperti produk kedelai (Badan POM RI, 2008).

Pustaka Acuan:

Aryulina, D., Muslim, C., dan Manaf, S., 2010, BIOLOGY 2A for Senior High

School Grade XI Semester 1, ESIS, Jakarta.

Astuti, W. S., 2017, “Berdamai dengan GERD (Nyeri Uluhati)”, Tribun Jogja,

Minggu Pahing, 26 Februari 2017, http://farmasi.ugm.ac.id/files/piotribun/2017-2-26-168594Berdamai-Dengan- GERD---Nyeri-Ulu-Hati.pdf, diunduh pada tanggal 11 April 2017.

Badan POM RI, 2008, “Kenali Intoleransi Laktosa Lebih Lanjut”, InfoPOM, Vol.

9, No. 1, Edisi Januari 2008, http://perpustakaan.pom.go.id/KoleksiLainnya/Buletin%20Info%20POM/010 8.pdf, diunduh pada tanggal 17 April 2017.

Forumsains, “Gas Saluran Cerna: Sendawa, Kembung, Kentut”,

http://www.forumsains.com/kesehatan/gas-saluran-cerna-sendawa-kembung- kentut/, diakses pada tanggal 17 April 2017.

Irnaningtyas, 2013, BIOLOGI untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan

Matematika dan Ilmu Alam, Erlangga, Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI, 2011, “Pengendalian Diare di Indonesia”, Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan, Volume 2, Triwulan 2,

http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/buleti n-diare.pdf, diunduh pada tanggal 21 April 2016.

Mediskus, 2017, “Penyakit GERD: Defenisi, Gejala, Penyebab, Pengobatan”, http://mediskus.com/penyakit/penyakit-gerd-definisi-gejala-penyebab-

pengobatan, diakses pada tanggal 11 April 2017.

Parker, J. N. and Parker P. M., 2002, The 2002 Official Patient’s Sourcebook on Constipation: A Revised and Updated Directory for the Internet Age, ICON

Group International, Inc., USA, pp. 11-21.

Rachmawati, V., 2013, Skripsi: “Hubungan Faktor Stres Psikososial dengan

Keluhan Nyeri Ulu Hati pada Pasien Rawat Jalan di Poli Penyakit Dalam

RSD dr. Soebandi”, Fakultas Kedokteran, Universitas Jember,

http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/13269, diunduh pada tanggal 17 April 2017.

Sherwood, L., 2011, HUMAN PHYSIOLOGY: FROM CELLS TO SYSTEMS, 6th

Edition, diterjemahkan oleh Brahm U. Pendit, EGC, Jakarta, hal. 688-697.

Silverthorn, D. U., 2013, HUMAN PHYSIOLOGY: AN INTEGRATED

APPROACH, 6th Edition, diterjemahkan oleh Staf Pengajar Departemen

Fakultas Kedokteran FKUI, EGC, Jakarta, hal. 723-764.

Wexner, S. D. and Duthie G. S., 2006, Constipation: Etiology, Evaluation, and

Management, Springer-Verlag, London, pp. 4-5, 15, 16, 26-27, 36, 44, 135,

D. Worksheet Analisis Artikel Penelitian

WORKSHEET ANALISIS ARTIKEL PENELITIAN

Nama Anggota Kelompok :

Hari, tanggal :

BIBLIOGRAFI PENULIS

a. Penulis b. Judul

c. Nama jurnal, buletin, atau website

d. Tanggal publikasi (dan halaman, bila ada) : _____________________________________________ : _____________________________________________ ______________________________________________ ______________________________________________ : _____________________________________________ : _____________________________________________ ______________________________________________ TUJUAN PENELITIAN

(tulislah dengan kata-kata yang Anda pahami)

PROSEDUR PENELITIAN

(tulislah dalam bentuk bagan alir dengan kata-kata yang Anda pahami)

1. 2. 3. 4.

ANALISIS DATA

Dokumen terkait