• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang

APBN DAK APBD

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang

Peraturan ini menjelaskan bahwa tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari. SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan dapat meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan. Sedangkan SPAM bukan jaringan perpipaan dapat meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air. Pengembangan SPAM menjadi kewenangan/ tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk menjamin hak setiap orang dalam mendapatkan air minum bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif sesuai dengan peraturan perundang- undangan, seperti yang diamanatkan dalam PP No. 16 Tahun 2005.

Pemerintah dalam hal ini adalah Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal Cipta Karya di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum. Adapun fungsinya antara lain mencakup:

▪ Menyusun kebijakan teknis dan strategi pengembangan sistem penyediaan air minum;

▪ Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan sistem penyediaan air minum termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;

▪ Pengembangan investasi untuk sistem penyediaan air minum;

▪ Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pembinaan kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang air minum.

6.3.2. Kondisi Pelayanan Air Minum

Sistem penyediaan air minum di Kabupaten Ponorogo dibedakan berdasarkan karakteristik wilayahnya yaitu perdesaan dan perkotaan IKK, hal ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan pelayanannya. Berdasarkan ketentuan perkotaan, seharusnya utilitas air minum untuk air minum di wilayah IKK disediakan oleh PDAM, akan tetapi ada beberapa IKK

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

di Kabupaten Ponorogo yang belum terlayani oleh PDAM yaitu antara lain IKK Sambit, IKK Pudak, IKK Jambon, IKK Sukorejo. Sementara itu, pelayanan air minum di wilayah perdesaan di Kabupaten Ponorogo secara umum telah dilayani dengan sistem perpipaan maupun non perpipaan. Pelayanan air minum dengan sistem perpipaan meliputi PDAM, HIPPAM, WSLIC-2, dan swadaya perpipaan, sedangkan sistem non perpipaan meliputi sumur gali maupun sumur pompa.

Tabel 6.11.Gambaran Umum Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Minum Kabupaten Ponorogo

No Uraian Satuan

Sistem Non Perpipaan

Sistem Perpipaan Keterangan

1. Pengelola - Masyarakat HIPPAM, WSLIC, PDAM

WSLIC-2 merupakan program bantuan untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses Air Minum terutama di musim kemarau, mencakup penyediaan sarana Air Minum berupa: penangkap mata air, tendon air, rumah pompa, dengan system perpipaan serta pembuatan sumur gali.

2. Tingkat Pelayanan

% 21,7% 26,71% Daerah pelayanan PDAM dibagi menjadi 1 BNA dan 13 unit. 3. Sumber Air Baku - Sumur

dangkal

Mata air, air tanah dalam

Sumber air baku PDAM Kabupaten Ponorogo melalui:

- pipa distribusi dengan diameter 25-75 mm (PVC, ACP, dan Gi), - pipa transmisi memiliki diameter

100-400 mm (ACP, Gi, dan PVC - total panjang pipa adalah 408.832

m

- sistem yang digunakan adalah system pemompaan dan gravitasi.

4. Kapasitas Sub Sistem Produksi Kapasitas Terpasang

l/dt - PDAM:208 l/dt Kapasitas terpasang ada yang lebih ada yang kurang. Kelebihan

kapasitas tersebut tidak bisa untuk memenuhi / menyuplai daerah yang kurang karena terletak di beberapa IKK yang jaraknya sangat jauh Kapasitas Produksi l/dt - Terjual l/dt - PDAM:191 l/dt 5. Jumlah Sambungan Unit - PDAM: - Pelanggan domestik = 14.205 - Pelanggan non domestik = 1.467 - HU/KU/TA = 325

6. Kehilangan Air % PDAM:

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

No Uraian Satuan

Sistem Non Perpipaan

Sistem Perpipaan Keterangan

(di IKK Mlarak) - Terendah = 20%

(di IKK Slahung)

Sumber: Kompilasi Data Pelayanan Air Bersih di Kabupaten Ponorogo, DED Air Bersih Kerjasama Antar Kabupaten Ponorogo-Madiun, dan Masterplan Air Bersih Perdesaan Kabupaten Ponorogo

Tabel 6.12.Pelayanan HIPPAM di Kabupaten Ponorogo

No. Kecamatan Jumlah

HIPPAM

Keterangan

1. Ngrayun 6 HIPPAM Terdapat di Desa Binade, Selur, Cepoko, Ngrayun, Temon 2. Slahung 3 HIPPAM Terdapat di Desa Senepo, Ngilo-ilo, Wates

3. Pudak 2 HIPPAM Terdapat di Desa Tambang dan Bareng 4. Sooko 2 HIPPAM Terdapat di Desa Suru, Bedoho, dan Jurug 5. Bungkal 3 HIPPAM Terdapat di Desa Pelem, Koripan, dan Bungkal

6. Ngebel 6 HIPPAM Terdapat di Desa Ngrogung, Ngebel, Wagir Lor, Pupus, Gondowido, dan Talun

7. Sambit 2 HIPPAM Terdapat di Desa Gajah dan Ngadisanan 8. Badegan 2 HIPPAM Terdapat di Desa Dayakan dan Biting

9. Balong 2 HIPPAM Terdapat di Desa Karang Patihan dan Pandak

10. Pulung 11 HIPPAM Terdapat di Desa Singgahaan, Wagir Kidul, Bekering, Munggung, Banaran, Singgahan, Bedrug, Tegalrejo, Karang Patihan, Wayang, dan Serag

11. Jambon 1 HIPPAM Terdapat di Desa Sidoharjo

Sumber: Kompilasi Data Masterplan Air Bersih Perdesaan Kabupaten Ponorogo

Berdasarkan ketentuan perkotaan, seharusnya utilitas air bersih untuk air minum di wilayah IKK disediakan oleh PDAM, akan tetapi pada IKK di Kabupaten Ponorogo ada beberapa IKK yang belum terlayani oleh PDAM, yaitu IKK Ngrayun, IKK Sambit, IKK Pudak, dan IKK Jambon. Sementara itu beberapa IKK lainnya telah terlayani PDAM. Berikut gambaran penyediaan air minum di beberapa IKK:

▪ Pada IKK Pulung (sebagian Desa Pulung 148 ha, sebagian Desa Pulung Merdiko 77,5 ha, sebagian Desa Sidoharjo 69 ha, dan sebagian Desa Wotan 35 Ha), pelayanan air bersihnya dilayani oleh PDAM secara gravitasi dari desa diatasnya yang mempunyai debit besar yaitu Desa Banaran dan Bekering, mengingat IKK Pulung ini tidak memiliki sumber mata air sendiri.

▪ Pada IKK Ngebel (Desa Ngebel 212 ha, Desa Sahang 106,25 ha, Desa Wagir Lor 187,50 ha, dan Desa Gondowido 102,50 ha) belum ada PDAM, tetapi dilayani HIPPAM, WSLIC-2, swadaya perpipaan, dan Telaga Ngebel. Pada IKK ini terdapat 15 sumber mata air dengan debit 45,5 l/det yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air minum penduduk dengan rincian: sumber di Desa Ngebel (5) dikelola HIPPAM; sumber di Desa Sahang (7) dan Gondowido (5) dikelola HIPPAM/WSLIC-2; serta sumber di Desa Wagir Lor (13) dikelola HIPPAM/WSLIC-2.

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

▪ Pada IKK Sooko (Desa Sookol 227,50 ha, Desa Jurug 56 ha, dan Desa Bedoho 57 ha), pelayanan air bersihnya telah dilayani oleh PDAM secara gravitasi dari desa- desa di atasnya karena IKK Sooko ini tidak memiliki sumber mata air sendiri. Pada IKK ini terdapat 20 sumber mata air dengan debit 45,75 l/det yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air minum penduduk dengan rincian: sumber di Desa Sooko (9) dan Jurug (9) dikelola PDAM/Swadaya; sumber di Desa Bedoho (2) dikelola PDAM/HIPPAM

▪ Pada IKK Pudak (Desa Krisik 40,57 ha, Desa Pudak Kulon 39,98 ha, dan Desa Pudak Wetan 57,38 ha), pelayanan air bersihnya dilayani oleh WSLIC-2 dan swadaya perpipaan. Pada IKK ini terdapat 5 sumber mata air dengan debit 9 l/det yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air minum penduduk dengan rincian: sumber di Desa Pudak Kulon dikelola swadaya; sumber di Desa Pudak Wetan (2) di manfaatkan WSLIC-2.

▪ Pada IKK Jetis, IKK Sambit, dan IKK Mlarak tidak terdapat sumber mata air, penduduk menggunakan air tanah sebagai sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan air minumnya..

▪ Pada IKK Sawoo (Desa Sawoo 1489,36 ha dan Desa Prayungan 1868,285 ha) terdapat 2 sumber mata air dengan debit 5 l/det yang digunakan penduduk setempat untuk kebutuhan air minumnya.

Sumber air baku untuk air minum di Kabupaten Ponorogo utamanya berupa sumber mata air yang terdapat pada beberapa desa di tiap kecamatan. Sumber mata air tersebut juga digunakan oleh PDAM dan digunakan pula oleh desa-desa lain yang tidak memiliki sumber air sendiri maupun desa-desa yang memiliki sumber mata air dengan debit yang kurang. Berikut merupakan rincian sumber mata air yang terdapat di Kabupaten Ponorogo.

Tabel 6.13 Sumber Mata Air Yang Terdapat Pada Beberapa Desa di Kabupaten Ponorogo No. Kecamatan Jumlah mata air Debit (l/det) Penggunaan Eksisiting

1. Pulung 52 244,50 Seluruh sumber di Kecamatan Pulung telah dimanfaatkan

untuk air minum warga dan telah melayani 63,97% penduduk setempat. Untuk pengelola masing-masing sumber sebagai berikut:

- Sumber di Desa Patik (6) dikelola PDAM/swadaya

- Sumber di Desa Bekiring (6) dan Wagir Kidul (2) dikelola HIPPAM

- Sumber di Desa Bedrug (1) dikelola Swadaya/WSLIC-2

- Sumber di Desa Banaran (13), Munggung (10), Wayang (7), dan Kesugihan (2) dikelola swadaya

- Sumber di Desa Serag (2) dikelola WSLIC-2

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

No. Kecamatan Jumlah mata air Debit (l/det) Penggunaan Eksisiting

2. Ngebel 45 75,50 Seluruh sumber di Kecamatan Ngebel telah dimanfaatkan

untuk air minum warga dan telah melayani 84,97% penduduk setempat. Untuk pengelola masing-masing sumber sebagai berikut:

- Sumber di Desa Ngebel (5) dikelola HIPPAM

- Sumber di Desa Sahang (7), Gondowido (5), dan Talun (2) dikelola HIPPAM/WSLIC-2

- Sumber di Desa Wagir Lor (13), Ngrogung (11), Pupus (2) dikelola HIPPAM/WSLIC-2

3. Sooko 25 54,75 Seluruh sumber di Kecamatan Sooko telah dimanfaatkan

untuk air minum warga dan telah melayani 34,03% penduduk setempat. Untuk pengelola masing-masing sumber sebagai berikut:

- Sumber di Desa Sooko (9), Jurug (9) dikelola PDAM/Swadaya

- Sumber di Desa Bedoho (2) dikelola PDAM/HIPPAM

- Sumber di Desa Suru (1) di manfaatkan PDAM/HIPPAM/WSLIC-2

- Sumber di Desa Klepu (2) dikelola swadaya

- Sumber di Desa Ngadirejo (2) dikelola WSLIC-2

4. Pudak 12 31,00 Seluruh sumber di Kecamatan Pudak telah dimanfaatkan

untuk air minum warga dan telah melayani 78,32% penduduk setempat. Untuk pengelola masing-masing sumber sebagai berikut:

- Sumber di Desa Pudak Kulon (3) dan Banjarejo (4) dikelola swadaya

- Sumber di Desa Pudak Wetan (2) di manfaatkan WSLIC-2

- Sumber di Desa Bareng (1) dan Tambang (2) dikelola HIPPAM/WSLIC-2

5. Jetis - - Pada wilayah perdesaan Kecamatan Jetis tidak terdapat

sumber mata air,penduduk menggunakan air tanah sebagai sumber air bersih

6. Sambit 8 27,00 8 Sumber mata air pada kawasan perdesaan Kecamatan

Sambit digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum penduduk setempat secara individu

7. Sawoo 23 50,00 23 Sumber mata air pada kawasan perdesaan Kecamatan

Sawoo digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum penduduk setempat secara individu (Desa Tempuran) maupun WSLIC-2 (Desa Tumpuk, Pangkal,Temon, Sriti, dan Ngindeng)

8. Mlarak - - Pada wilayah perdesaan Kecamatan Mlarak tidak terdapat

sumber mata air,penduduk menggunakan air tanah sebagai sumber air bersih

9. Slahung 5 5,50 - Sumber di Desa Senepo (2), Caluk (1), dan Wates (1) telah

digunakan sebagai sumber air minum warga

- Sumber di Desa Ngilo-ngilo (1) digunakan untuk irigasi

10. Balong 5 18,00 - Sumber di Desa Pandak (1) dan Karangpatihan (14) telah

dimanfaatkan untuk air minum warga dengan pipanisasi

- Sumber di Desa Bulak (1) dan Ngendut (2) belum dimanfaatkan warga untuk air minum

11. Bungkal 7 15,20 - Sumber di Desa Pelem (3), Koripan (1), Munggu (1), dan