• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peraturan Presiden No.5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 –

TD III 1 Pasar Leg

B. Analisa Permasalahan Persampahan 1 Analisa permasalahan timbulan sampah

3. Peraturan Presiden No.5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 –

Sasaran pembangunan Nasional bidang AMPL telah ditetapkan dalam RPJMN tahun 2010-2014 khususnya drainase adalah menurunnya luas genangan sebesar 22.500 ha di 100 kawasan strategis perkotaan.

4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

Dalam upaya pengelolaan sistem drainase perkotaan guna memenuhi SPM perlu tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun. B. Ruang Lingkup Pengelolaan Drainase

Seiring dengan pertumbuhan penduduk perkotaan yang amat pesat di Indonesia dan pembangunan tempat tinggal penduduk yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang (RTR) seperti di daerah-daerah yang seharusnya jadi resapan/tempat parkir air (Retarding Pond) dan daerah-daerah bantaran sungai mengakibatkan peningkatan volume air yang masuk ke saluran drainase dan sungai sehingga terlampauinya kapasitas penyediaan prasarana dan sarana drainase perkotaan dan daya tamping sungai. Sebagai akibat dari permasalahan tersebut adalah terjadinya banjir atau genangan yang semakin meningkat.

Drainase yang dimaksud disini adalah drainase perkotaan yang didefinisikan sebagai drainase di wilayah kota yang berfungsi untuk mengelola dan mengendalikan air permukaan sehingga tidak mengganggu dan/atau merugikan masyarakat. Dalam upaya pengelolaan sistem drainase di banyak kota di Indonesia pada umumnya masih bersifat parsial, sehingga

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

tidak menyelesaikan permasalahan banjir dan genangan secara tuntas. Pengelolaan drainase perkotaan harus dilaksanakan secara menyeluruh, mengacu kepada SIDLACOM dimulai dari tahap Survey, Investigation (investigasi), Design (perencanaan), Operation (Operasi) dan Maintanance (Pemeliharaan), serta ditunjang dengan peningkatan kelembagaan, pembiayaan serta partisipasi masyarakat. Peningkatan pemahaman mengenai sistem drainase kepada pihak yang terlibat baik pelaksana maupun masyarakat perlu dilakukan secaraberkesinambungan.

6.4.3.2. Kondisi Drainase Perkotaan

Pengembangan jaringan drainase di Kabupaten Ponorogo sampai saat ini masih difokuskan pada kawasan perkotaan atau kawasan permukiman dengan kepadatan tinggi. Pusat Kota Ponorogo yang merupakan wilayah pemukiman padat masih akan terus berkembang menjadi semakin padat dan sebagaimana RUTRK/RDTRK Ponorogo perkembangan kota pada waktu yang akan datang kota akan berkembang ke wilayah pinggiran dengan lahan persawahan sebagai wilayah terbangun untuk permukiman maupun fasilitas umum lainnya.

Memperhatikan kondisi perkembangan perubahan tata guna lahan Kota Ponorogo maka di Kota Ponorogo akan semakin besar limpasan air hujannya karena area peresapan air semakin sempit. Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya untuk mengantisipasi adanya pengaruh yang tidak baik dari perubahan tataguna lahan. Begitu pula dengan sistem drainase Kota Ponorogo perlu dilakukan evaluasi, pemeliharan dan perbaikan secara berkala agar semua saluran drainase dapat berfungsi dengan baik.

Berdasarkan kondisi eksisting di lapangan dapat diketahui bahwa kondisi sistem drainase Kota Ponorogo secara umum sudah baik. Khususnya di daerah pusat Kota Ponorogo seluruh kawasan sudah terdapat saluran drainase yang sebagian besar mampu menampung limbah domestik dan limpasan air hujan walaupun pada kondisi hujan yang sangat deras di beberapa kawasan harus terjadi genangan-genangan sesaat yang dapat menghambat aktifitas masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam uraian berikut : A. Kondisi Saluran Drainase

Pada umumnya di Kota Ponorogo sudah dilayani oleh saluran-saluran drainase, mulai saluran drainase kwarter, tersier, sekunder dan sebagai buangan akhir adalah saluran alam sebagai saluran primer.

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

1. Saluran drainase primer

Kondisi saluran drainase primer yang merupakan saluran alam (berupa sungai) yang melewati Kota Ponorogo menyesuaikan dengan kondisi morfologi alirannya. Berikut uraian kondisi saluran alam (sungai) dan afvour sebagai saluran drainase primer di Kota Ponorogo:

a. Kali Ketegan di hulu dan di hilir mempunyai kondisi dasar sungai yang berbeda. Di bagian hulu sungai dibangun Dam Cokromenggalan sehingga dasar sungai di bagian hulu ini relatif lebih tinggi dibanding dengan di hilir karena efek sedimentasi akibat pembendungan. Jika terjadi banjir maka pada bagian hulu muka air akan meluap terlebih dahulu karena penampang alur tidak mampu. Karena Kali Jaraan pada bagian hilir ini bermuara di Kali Sekayu, maka banjir di Kali Sekayu akan berpengaruh pada tinggi muka air di Kali Jaraan.

b. Kali Mungkungan dan Kali Urung-urung pada bagian selatan Kota Ponorogo kondisinya juga mengikuti morfologi sungai itu sendiri. Penampang alur sungai ini cukup dalam kurang lebih 5,0 m dengan lebar sungai antara 8,0 m s/d 15,0 m setelah Dam urung-urung. Sepanjang kiri dan kanan sungai ditumbuhi dengan semak belukar. Sungai ini di Jembatan Jenes dimensinya berubah agak sempit dengan lebar rata-rata 6,0 dan kedalaman alur kuang lebih 3,5 m. Kemiringan rata-rata sungai Dam Urung-urung sampai jembatan Jenes adalah 0,0018.

c. Saluran primer yang paling selatan adalah Kali Keyang dengan dimensi lebar rata- rata 13 m dan kedalaman 7 s/d 8 m. Berupa saluran tanah dengan kemiringan tebing 4 : 1 m. Muara Kali Keyang ini adalah di Kali Sekayu. Debit Kali Keyang dibagian muara bertambah besar setelah aliran dari Jembatan Jenes masuk ke Kali Keyang d. Afvour Tambak Kemangi mempunyai penampang aliran yang cukup baik pada

bagian hilir Dam Tambak Kemangi karena sudah dinormalisasi. Tebing kiri dan kanan alur dibuat dari pasangan batu Kali dengan kemiringan 4 : 1. Pada bagian hulu Dam Tambak Kemangi alurnya hanya mempunyai tinggi jagaan 0,5 m s/d 0,8 m terhadap permukaan jalan (sepanjang Jalan H. Juanda). Adapun pada bagian hilirnya tersedia kedalaman alur cukup memadai yaitu sampai 5,0 m. Dengan demikian jika terjadi banjir dari arah hulu maka daerah pada bagian hulu dam ini berpeluang seKali menjadi daerah genangan banjir karena air cukup sebagian efek pembendungan dam dan tinggi jagan aliran yang memadai melampaui tebing afvour.

e. Pada bagian lain di selatan Kota Ponorogo afvour Sedodok dengan dimensi lebar rata-rata 2,5 m dan kedalaman 2,0 m s/d 2,5 m. Kondisi afvour ini masih merupakan saluran tanah dengan kemiringan tebing 4 : 1 s/d 2 : 1. Muara dari afvour ini di Kali Urung-urung pada Jembatan Jenes. Dengan demikian pada Jembatan Jenes

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

terdapat tiga muara alur yaitu afvour Tambak Kemangi, afvour Sedodok dan Kali Urung-urung.

2. Saluran drainase sekunder

Saluran drainase sekunder di pusat kota mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai penampung limbah domestik dan penampung limpasan air hujan. Saluran drainase sekunder di pusat kota dilengkapi dengan lubang-lubang penangkap (inlet drain) yang berukuran kecil dan tidak diperhitungkan sesuai dengan aliran yang akan masuk dan masih memungkinkan untuk tersumbat oleh sampah dan batu/kerikil dan endapan debu sehingga menyebabkan genangan. Saluran drainase sekunder di pusat kota secara umum sudah dibangun dengan pasangan batu kali dan sudah ditutup dibagian atasnya yang sekaligus penutup tersebut berfungsi sebagai trotoar jalan dan pada jarak tertentu disediakan lubang kontrol untuk keperluan pemeliharaan. Pada kondisi eksisting saluran ini sudah cukup lebar namun banyak terjadi endapan sedimen yang seharusnya sering dilakukan kegiatan normalisasi.

Sementara itu untuk saluran drainase sekunder dipinggir kota kebanyakan masih berfungsi menampung limpasan air hujan. Saluran drainase sekunder dipinggir kota masih berupa saluran dari tanah dan terbuka.

Tabel 6.35. Saluran Drainase di Kota Ponorogo

Nama Jalan/Lokasi Saluran n

Dimensi

Type

b (m) m h (m)

d (m)

Sal Jemb Ketegan Kanan 0.025 2 0.25 1 0 Trapesium Sal Jemb Ketegan Kiri 0.025 2 0.25 1 0 Trapesium Jl. Letjen Sutoyo Kanan 0.025 1 0 1 0 Segi Empat Jl. Letjen Sutoyo Kiri 0.025 1 0 0.7 0 Segi Empat Jl. Soekarno-Hatta Kanan 0.025 1.4 0 1.2 0 Segi Empat Jl. Soekarno-Hatta Kiri 0.025 1.4 0 1.2 0 Segi Empat Jl. Niken Gandini 0.025 6 0.15 1.75 0 Trapesium Jl. Jendral Suprapto Kanan 0.025 1 0.15 0.8 0 Trapesium Jl. Jendral Suprapto Kiri 0.025 1 0.15 0.8 0 Trapesium Jl. Batoro Katung Kanan 0.025 0.75 0 0.8 0 Segi Empat Jl. Batoro Katung Kiri 0.025 0.75 0 0.8 0 Segi Empat Jl. Kawung Kanan 0.025 0.3 0 0.4 0 Segi Empat Jl. Kawung Kiri 0.025 0.3 0 0.4 0 Segi Empat Jl. Jagadan Kanan 0.025 0.3 0 0.3 0 Segi Empat Jl. Jagadan Kiri 0.025 0.3 0 0.3 0 Segi Empat Jl. Menur Kanan 0.025 0.5 0.25 1.53 0 Trapesium Jl. Menur Kiri 0.025 0.5 0.25 1.53 0 Trapesium Jl. Ir. H Juanda VI 0.016 0 0 0 0.5 Lingkaran

Jl. Sekar arum 0.016 0 0 0 0.5 Lingkaran

Up Stream DamTambak Kemangi 0.025 5 0.25 2.1 0 Trapesium Down Stream DamTambak Kemangi 0.025 6 0.25 1.5 0 Trapesium Jl. Suryomenggolo 0.016 0 0.15 0 0.75 Lingkaran

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

Nama Jalan/Lokasi Saluran n

Dimensi

Type

b (m) m h (m)

d (m)

Jl. Sultan Agung Kiri 0.03 1 0 1.4 0 Segi Empat Jl. Sultan Agung Kanan 0.025 1 0 1.4 0 Segi Empat Jl. Ir. H Juanda Kiri 0.025 0.6 0 0.8 0 Segi Empat Jl. Ontorejo Kanan 0.025 0.6 0 0.6 0 Segi Empat Jl. Irawan Kanan 0.025 0.5 0.15 1.5 0 Trapesium Jl. Irawan Kiri 0.025 0.5 0.15 1.5 0 Trapesium

Jl. Janoko Kiri 0.016 0 0 0 0.5 Lingkaran

Jl. Kamajaya Kanan 0.03 0.5 0 0.5 0 Segi Empat Jl. Kamajaya Kiri 0.03 0.5 0 0.5 0 Segi Empat

Jl. Barong 0.025 0.4 0 0.5 0 Segi Empat

Jl. Pramuka Kanan 0.03 0.6 0.15 0.8 0 Trapesium Jl. Pramuka Kiri 0.03 0.6 0.15 0.8 0 Trapesium Sal Depan Stadion Kanan 0.025 0.75 0 0.8 0 Segi Empat

Jl. Seram 0.03 0.9 0.15 0.5 0 Trapesium

Jl. Sulawesi Kanan 0.025 0.6 0 0.7 0 Segi Empat Jl. Sulawesi Kiri 0.025 0.6 0 0.7 0 Segi Empat Jl. Sinom Parijoto Kiri 0.025 2 0.15 1.5 0 Trapesium Jl. Trunojoyo Kiri 0.025 1.75 0.15 1.5 0 Trapesium Jl. Trunojoyo Kanan (C-4 Irigasi) 0.025 1.75 0.15 1.5 0 Trapesium Jl. Halim Perdana Kusuma Kiri 0.03 0.9 0 0.75 0 Segi Empat Jl. Halim Perdana Kusuma Kanan 0.025 0.9 0 0.75 0 Segi Empat Jl. Ki Ageng Kutu 0.02 0.75 0.15 1 0 Trapesium Jl. Sekar Gayam Kanan 0.025 0.3 0 0.4 0 Segi Empat Jl. Sekar Gayam Kiri 0.025 0.3 0 0.4 0 Segi Empat Jl. DI Panjaitan Kanan 0.025 0.94 0 1.1 0 Segi Empat Jl. DI Panjaitan Kiri 0.025 0.9 0 1 0 Segi Empat Jl. Sekar Pudak Kiri 0.025 0.55 0 0.4 0 Segi Empat Jl. Sekar Pudak Kanan 0.025 0.35 0 0.9 0 Segi Empat

Jl. Basuki Rahmat 0.025 1 0 1 0 Segi Empat

Jl. Jenar 0.025 0.6 0 0.8 0 Segi Empat

Jl. Subali Gg I 0.025 0.3 0 0.4 0 Segi Empat

Jl. Subali 0.025 0.7 0 1 0 Segi Empat

Jl. Anggada Kanan 0.025 0.4 0 0.4 0 Segi Empat Jl. Anggada Kiri 0.025 0.4 0 0.4 0 Segi Empat Jl. A. Yani Kanan 0.025 1 0 1.3 0 Segi Empat

Jl. A. Yani Kiri 0.025 1 0 1.3 0 Segi Empat

Jl. Ontoseno Kiri 0.025 1 0.15 1.5 0 Trapesium Jl. Ontoseno Kanan 0.025 0.4 0 0.4 0 Segi Empat Jl. Poncowolo Kanan 0.025 0.4 0 0.5 0 Segi Empat Jl. Poncowolo Kiri 0.025 0.4 0 0.5 0 Segi Empat Jl. Subali Sel Kali Kanan 0.025 1 0 1.5 0 Segi Empat Jl. Subali Sel Kali Kiri 0.025 0.3 0 0.3 0 Segi Empat Jl. R.Wijaya Kanan 0.025 0.2 0 0.2 0 Segi Empat Jl. R.Wijaya Kiri 0.025 0.2 0 0.2 0 Segi Empat Jl. Sultan Trenggono Kanan 0.025 1 0 0.7 0 Segi Empat Jl. Sultan Trenggono Kiri 0.025 1 0 0.7 0 Segi Empat

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

Nama Jalan/Lokasi Saluran n

Dimensi

Type

b (m) m h (m)

d (m)

Pot. A1 Dam Cokromenggalan 0.025 1 0 0.6 0 Segi Empat Pot. B1 Dam Cokromenggalan 0.025 1.2 0 1 0 Segi Empat Pot. C1 Dam Cokromenggalan 0.025 1.5 0 1 0 Segi Empat Pot. A2 Dam Cokromenggalan 0.025 0.4 0 0.4 0 Segi Empat Pot. B2 Dam Cokromenggalan 0.025 1.5 1 0.8 0 Trapesium Pot. B3 Dam Cokromenggalan 0.025 0.2 0 0.5 0 Segi Empat Pot. B4 Dam Cokromenggalan 0.025 0.6 0 0.7 0 Segi Empat Pot. C5 Dam Tambak Kemangi 0.025 1.5 0 1 0 Segi Empat Pot. B5 Dam Tambak Kemangi 0.025 0.5 0 0.5 0 Segi Empat Pot. B6 Dam Tambak Kemangi 0.025 0.8 0 1.3 0 Segi Empat Pot. C2 Dam Cokromenggalan 0.025 1.5 0 1 0 Segi Empat Jl Imam Bonjol Kanan 0.025 0.8 0.25 0.9 0 Trapesium Jl Imam Bonjol Kiri 0.025 1.75 0.25 1.5 0 Trapesium Sumber : Kompilasi Data Masterplan Drainase Kota Ponorogo