• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Angka Kematian Bayi di Kota Denpasar

Tahun 2010-2015

Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

PEMERINTAH KOTA DENPASAR

ORGANISASI

74

Upaya – upaya yang telah dilakukan untuk mencegah kematian pada bayi meliputi imunisasi TT pada ibu hamil, persalinan yang bersih, perawatan mata, ASI dini dan ekslusif dan pemberian antibiotika untuk penyebab kematian karena infeksi. Kemudian untuk penyebab kematian karena asfiksia dan trauma kelahiran dilakukan upaya berupa resusitasi dan penghangatan. Sedangkan untuk mencegah kematian bayi karena kelainan kongenital dilakukan upaya yang meliputi terapi spilis bagi WUS penderita spilis dan suplementasi Folat pada ibu hamil. Dari segi promosi kesehatan, telah dilaksanakan Penyuluhan kesehatan kepada remaja putri dan peningkatan pengetahuan kader.

Lebih dari 90% kematian bayi di Kota Denpasar pada tahun 2015 terjadi pada usia kurang dari 28 hari dan 50% lebih kematian disebabkan oleh BBLR. Hal ini mengindikasikan kesehatan ibu pada saat hamil sangat berperan dalam perkembangan kesehatan janin.

AKB dilihat dari tingkat Kecamatan tahun 2015 seperti pada grafik dibawah ini. Pada tahun 2015, sebanyak 9 orang bayi meninggal dari 16.072 Kelahiran Hidup, (0,56 per 1000 Kelahiran hidup). Kematian bayi di Kota Denpasar lebih banyak terjadi pada bayi laki – laki ( 0,86/1000 KH) dibandingkan bayi perempuan (0,25/1000 KH). Bila dilihat berdasarkan kecamatan angka kematian bayi tertinggi di kecamatan Denpasar Selatan dan terendah di Kecamatan Denpasar Barat.

0 0.3 0.53 1.6 0 0.5 1 1.5 2

Angka Kematian Bayi

Angka Kematian Bayi di Kota Denpasar Berdasarkan Kecamatan Tahun 2015

PEMERINTAH KOTA DENPASAR

ORGANISASI

75

Angka Kematian Bayi di Kota Denpasar untuk tahun 2015 sudah di bawah target yang ditetapkan pada Renstra Dinas Kesehatan Kota Denpasar untuk tahun 2015 (24/1000 KH). Bila kita bandingkan dengan realisasi tahun 2014 (0,6 per 1000 KH) maka angka kematian bayi tahun 2015 mengalami sedikit penurunan.

Renstra Dinas Kesehatan Kota Denpasar mencantumkan target kematian bayi 24 per 1000 kelahiran hidup untuk tahun 2015, sedangkan Angka Kematian Bayi di Kota Denpasar (0,56/1000 Kelahiran Hidup) sudah dibawah target dan ini menunjukan bahwa pelayanan kesehatan bagi bayi di Kota Denpasar sudah cukup baik karena petugas dan sarana kesehatan sudah menjangkau seluruh wilayah desa/kelurahan yang ada di Kota Denpasar.

Angka Kematian Ibu Melahirkan

Angka kematian ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, dan pelayanan kesehatan waktu melahirkan.

Pada grafik diatas terlihat dalam tiga tahun terakhir angka kematian Ibu di Kota Denpasar cenderung berfluktuasi cukup besar. Pada tahun 2013 dan 2014 AKI di Kota Denpasar sudah dapat ditekan namun meningkat kembali secara signifikan pada tahun 2015 (56 per 100.000 KH) sudah

0 10 20 30 40 50 60 70 AKI Per 100.000 KH

AKI Kota Denpasar Tahun 2011 -2015

PEMERINTAH KOTA DENPASAR

ORGANISASI

76

lebih rendah dari target Renstra Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2015 (85 per 100.000 KH). Jika dibandingkan dengan target Nasional (125 per 100.000 KH) maupun target tingkat Propinsi Bali (100 per 100.000 KH), maka AKI per 100.000 Kelahiran Hidup di Kota Denpasar berada jauh di bawah target yang telah ditetapkan .

Selama tahun 2015 di Kota Denpasar terjadi 9 kematian ibu yang terdiri dari 4 kematian ibu hamil dan 2 orang ibu bersalin dan 3 orang ibu nifas. Delapan Ibu meninggal di fasilitas kesehatan (Rumah Sakit) sedangkan 1 orang meninggal di perjalanan menuju RS. Enam kematian ibu di Kota Denpasar disebabkan oleh penyakit Non Obstertri yaitu 3 orang karena kelainan jantung, 2 orang dengan pneumonia dan 1 orang tidak jelas diagnosisnya karena sudah meninggal diperjalanan. Tiga kematian ibu disebabkan oleh kelainan Obstetri yaitu 1 orang karena perdarahan, 1 orang karena exlamsi dan 1 orang karena infeksi.

Di Tingkat Kecamatan yang ada di Kota Denpasar, Angka Kematian Ibu terdistribusi di seluruh kecamatan yaitu Denpasar Utara, Denpasar Timur, Denpasar Barat dan Denpasar Selatan seperti terlihat pada grafik di bawah ini :

Data pada grafik di atas menunjukan bahwa kematian maternal tertinggi di kecamatan Denpasar Utara dan Denpasar Selatan. Bila dilihat kelompok umurnya kematian ibu hamil tertinggi pada kelompok umur 20 – 34 tahun yaitu sebanyak 6 orang dari 9 orang

0 50 100

Angka Kematian Ibu

Angka Kematian Ibu per 100.000 KH berdasarkan Kecamatan di Kota Denpasar

Tahun 2015

PEMERINTAH KOTA DENPASAR

ORGANISASI

77

yang meninggal (66,7%). Hal ini kemungkinan disebabkan karena kelompok 20 – 34 tahun merupakan kelompok umur yang paling produktif untuk hamil dan melahirkan. Upaya yang sudah dilakukan selain rutin melaksanakan Audit Maternal Perinatal (AMP) untuk mengetahui akar permasalahan penyebab kematian juga sudah dilaksanakan pembelajaran kasus yang mengakibatkan kematian ibu tersebut. Strategi kedepannya yang akan diambil untuk mengatasi hal ini adalah selain melibatkan lintas sektor dan lintas program agar ikut bersama – sama memantau ibu hamil, melahirkan dan masa setelah melahirkan dengan gerakan sayang ibu di harapkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi di Kota Denpasar dapat ditekan.

Adapun jumlah anggaran yang mendukung indikator tersebut dapat dilihat pada anggaran program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak dalam kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak secara terpadu dan kegiatan pelayanan kesehatan ibu bersalin dan bayi baru lahir dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 248.320.800,00 dari target Rp. 260.505.500,00 sehingga capaian kinerja keuangannya sebesar 95%.

Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk

Pencapaian Angka Kesakitan DBD untuk Tahun 2015 sebesar 216,1/100.000 penduduk dari target 240/100.000 penduduk sehingga capaian kinerja sebesar 109,95%. Hal tersebut menunjukan terjadinya peningkatan angka kesakitan DBD per 100.000 penduduk dibandingkan Tahun 2014

180 200 220 240 260

Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk

Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk Tahun 2013-2015

PEMERINTAH KOTA DENPASAR

ORGANISASI

78

yang sebesar 211,7/100.000 penduduk dan terjadi penurunan dibandingkan Tahun 2013 yang sebesar 249,9/100.000 penduduk.

Untuk mengukur capaian kinerja keuangan indikator tersebut dapat dilihat pada anggaran program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dengan kegiatan penyemprotan/fogging sarang nyamuk, pengadaan alat dan bahan-bahan fogging dan pencegahan serta penanggulangan penyakit endemic/epidemic dengan jumlah anggaran keuangan Tahun 2015 sebesar Rp. 9.827.968.420,00 dari target Rp. 10.423.961.500,00 sehingga capaian kinerja keuangan sebesar 94%.

Persentase RT yang melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Persentase RT yang melaksanakan PHBS untuk Tahun 2015 sebesar 78,40% dari target sebesar 80% sehingga capaian kinerjanya sebesar 98%. Hal tersebut menunjukan angka yang sama dengan Tahun 2014 sebesar 78,40% dan terjadi penurunan angka dibandingkan Tahun 2013 sebesar 79,77%.

Adapun jumlah anggaran yang digunakan untuk mendukung indikator tersebut dapat dilihat dari jumlah anggaran program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan penyuluhan masyarakat pola hidup sehat dengan jumlah anggaran Tahun 2015 sebesar Rp. 425.396.780,00 dari target sebesar Rp.423.306.600,00 sehingga capaian kinerjanya sebesar 99,50%.

77.50% 78.00% 78.50% 79.00% 79.50% 80.00% RT yang melaksanakan PHBS

Persentase RT yang melaksanakan PHBS Tahun 2013-2015

PEMERINTAH KOTA DENPASAR

ORGANISASI

79

Persentase Masyarakat Miskin yang mendapat pelayanan kesehatan

Persentase masyarakat miskin yang mendapat pelayanan kesehatan pada Tahun 2015 sebesar 100% dari target 100% sehingga capaian kinerja sebesar 100%. Angka tersebut didapat karena masyarakat miskin yang mendapat pelayanan kesehatan tergabung dengan pasien BPJS lainnya dengan kata lain masyarakat miskin telah menggunakan BPJS.

Adapun jumlah anggaran yang digunakan pada Tahun 2015 untuk mendukung keberhasilan indikator tersebut dapat dilihat pada anggaran program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan kegiatan Pelayanan Kesehatan Penduduk miskin di Puskesmas dan Jaringannya, dengan Realisasi anggaran sebesar Rp. 128.216.200,00 dari target sebesar Rp. 128.586.325,00 sehingga capaian kinerja keuangannya sebesar 99,7%.

Umur Harapan Hidup

INDIKATOR KINERJA REALISASI TAHUN 2010 S/D 2015

UTAMA 2011 2012 2013 2014 2015 Umur Harapan Hidup 73,01 73,06 73,06 73,06 73,71 0% 50% 100% 150%

Persentase Masyarakat Miskin yg Mendapat Pelayanan Kesehatan

Perbandingan Persentase Masyarakat Miskin yg Mendapat Pelayanan Kesehatan pada Tahun 2014-2015

PEMERINTAH KOTA DENPASAR

ORGANISASI

80

Umur harapan hidup merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat selain angka kematian dan angka kesakitan. Umur harapan hidup penduduk Kota Denpasar tahun 2015 adalah 73,71 tahun. Hasil capaian ini bila dibandingkan dengan target umur harapan hidup yang ditetapkan untuk tahun 2015 sudah melampaui target.

Adapun jumlah anggaran yang digunakan untuk mendukung indikator ini dapat dilihat pada jumlah anggaran program peningkatan pelayanan kesehatan lansia dengan kegiatan pelayanan kesehatan dan pelayanan pemeliharaan kesehatan dengan jumlah anggaran Tahun 2015 sebesar Rp. 360.194.588,00 dari target Rp. 364.663.400,00 sehingga capaian kinerja keuangannya sebesar 98,80%.

Jumlah Pendapatan Asli Daerah Kota Denpasar

Untuk mengukur tingkat kemajuan perekonomian pada suatu daerah, salah satu indikator penting yang dapat digunakan adalah Jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Denpasar, dimana Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan yang

TUJUAN 5 : MISI MEMPERCEPAT PERTUMBUHAN DAN MEMPERKUAT KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI SISTEM EKONOMI KERAKYATAN

Sasaran Strategis 5.1 : Terwujudnya Pengembangan Perekonomian di Kota Denpasar

72.6 72.8 73 73.2 73.4 73.6 73.8

Umur Harapan Hidup

Perbandingan Umur Harapan Hidup

PEMERINTAH KOTA DENPASAR

ORGANISASI

81

bersumber dan dipungut sendiri oleh pemerintah daerah. Sumber PAD terdiri dari pajak daerah, restribusi daerah, laba dari badan usaha milik daerah (BUMD) dan pendapatan asli daerah lainnya yang sah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) dipergunakan oleh daerah dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan daerah sesuai dengan kebutuhannya guna memperkecil ketergantungan dalam mendapatkan dana dari pemerintah tingkat atas (subsidi).

No Tahun Target PAD Realisasi PAD

1 2011 Rp. 326.707.146.211,00 Rp. 424.959.412.894,23 2 2012 Rp. 406.680.887.558,13 Rp. 511.326.621.036,34 3 2013 Rp. 586.955.993.816,53 Rp. 658.974.707.435,78 4 2014 Rp. 644.117.977.749,00 Rp.698.705.007.355,99 5 2015 Rp.724.497.965.131,00 Rp. 776.176.266.472,64 100,000,000,000.00 200,000,000,000.00 300,000,000,000.00 400,000,000,000.00 500,000,000,000.00 600,000,000,000.00 700,000,000,000.00 800,000,000,000.00 900,000,000,000.00

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Dokumen terkait