• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Kinerja Jaringan Jalan Untuk mendapatkan gambaran

Dalam dokumen Jurnal Volume 1 No. 2 2013 (Halaman 45-48)

DI KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2014 DAN

METODOLOGI 1 Jenis Penelitian

7. Perbandingan Kinerja Jaringan Jalan Untuk mendapatkan gambaran

menyeluruh dari upaya penanganan lalu lintas, tidak hanya dapat dilihat dari indikator kinerja ruas jalan. Akan tetapi juga perlu dilihat dari perbandingan indikator kinerja jaringan jalan kondisi eksisting dan kondisi setelah dilakukan penanganan:

Adapun perbandingan kinerja jaringan jalan kondisi eksisting dengan kondisi setelah dilakukan penanganan dapat dilihat pada tabel 10 dibawah ini :

Dari hasil perbandingan kinerja jaringan jalan di atas, dapat dilihat bahwa upaya penanganan dengan melakukan manajemen lalu lintas dan perubahan fisik jalan memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja jaringan. Peningkatan kinerja jaringan jalan di indikasikan dari ruas jalan yang vc rationya diatas 0,85 sudah mulai menurun dengan perbandingan persentase untuk strategi 1 (satu) turun sebesar 30,4%, strategi 2 (dua), turun sebesar 34,78 dan strategi 3 (tiga) turun sebesar 100% dari kondisi eksisting, Sedangkan untuk kecepatan rata-rata kendaraan mengalami fluktuasi di beberapa strategi. Presentase kenaikan dan penurunan kecepatan rata-

rata dapat dilihat bahwa strategi 1 (satu), kecepatan rata-rata kendaraannya turun 0,40% (dari 34,75 km/jam ke 34,61 km/ jam), strategi 2 (dua), kecepatan rata-rata kendaraannya turun 0,32% (dari 34,75 km/ jam ke 34,64 km/jam), sedangkan strategi 3 (tiga), kecepatan rata-rata kendaraannya naik sebesar 2,74% (dari 34,75 km/jam ke 35,7 km/jam) bila dibandingkan kondisi eksisting.

Dari beberapa strategi yang dilakukan diatas, terbukti bahwa strategi 3 (tiga) lebih baik dari strategi lainnya, tetapi dampaknya adalah terjadi pengurangan lebar trotoar dan penyediaan anggaran untuk pembebasan lahan.

No Indikator

Jaringan Jalan Satuan

Tahun 2019

Tahun 2019

Strategi1 Strategi2 Strategi 3

Nilai Selisih % Nilai Selisih % Nilai Selisih % 1 Panjang Perjalanan kend-km 41,523.75 42,001.98 478.23 1.15 42,001.02 477.27 1.15 41,992.22 468.47 1.12 2 Waktu Perjalanan kend-jam 1,195.08 1,213.69 18.61 1.56 1,213.67 18.59 1.56 1,176.20 - 18.88 - 1.56 3 Kecepatan rata-

rata km/jam 34.75 34.61 -0.14 -0.40 34.64 - 0.11 -0.32 35.7 0.95 2.74

5 VCR > 0.85 - 23 16 -7 -30.4 15 - 8.00 -34.78 0 - 23.00 100.00

6 Perubahan Fisik Jalan dan Dampaknya Tidak ada Tidak ada

Ada

Dampak:

- Pengurangan lebar trotoar - Penyediaan anggaran untuk pembebasan lahan

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan data-data yang diperoleh serta analisis penelitian dan pembahasan mengenai perencanaan pening- katan kinerja jaringan jalan tahun 2014 dan tahun 2019, maka ada beberapa hal yang dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut: a. Berdasarkan Uji validitas dan kalibrasi

pemodelan dengan menggunakan uji statistik metode Paired Sample t test telah memenuhi persyaratan untuk dilakukan proses peramalan dan pembebanan jaringan jalan

b. Berdasarkan hasil analisis pembebanan lalu lintas pada jaringan jalan di Kota Padang Panjang dengan menggunakan program Cube, menunjukkan bahwa pada tahun 2009 dan tahun 2014, kinerja jaringan jalan di Kota Padang Panjang cukup baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil analisis kinerja jaringan jalan pada tahun 2014 menunjukkan tahun 2014 vc ratio dibawah 0,75 sebesar 97,67% atau 210 ruas jalan , vc ratio 0,75 – 0,84 sebesar 1,40% atau 3 ruas jalan, vc ratio 0,85 – 1 sebesar 0,93% atau 2 ruas jalan, dan vc ratio > 1,00 sebesar 0%. Sedangkan pembebanan lalu lintas tahun 2019, diketahui terjadi penurunan kinerja jaringan yang diindikasikan dengan beberapa ruas jalan mengalami kemacetan (vc ratio > 1,00) sebesar 6,05% atau 13 ruas jalan, vc ratio 0,85 – 1,00 sebesar 4,65% atau 10 ruas jalan, vc ratio 0,75 – 0,84 sebesar 2,33% atau 5 ruas jalan dan vc ratio dibawah 0,75 sebesar 86,98% atau 187 ruas jalan.

c. Penerapan strategi 1 (Sistem Satu Arah) di daerah CBD pada tahun 2019 ternyata kinerja jaringan jalan di Kota Padang Panjang belum menunjukkan kinerja yang optimal atau lebih baik. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil analisis kinerja jaringan jalan pada strategi 1 (satu) masih terdapat kemacetan sebesar 3,86% atau 8 ruas jalan (vc ratio > 1,00), v/c ratio diantara 0,85 -1,00 sebesar 3,86% atau 8 ruas jalan, vc ratio diantara 0,75 – 0,84 sebesar 5,80% atau 12 ruas jalan dan vc ratio dibawah 0,75 sebesar 86,47% atau 179 ruas jalan.

d. Untuk penerapan strategi 2 (sistem satu arah dan penambahan lebar efektif jalan) di daerah CBD , hanya dapat mengurangi kemacetan sebesar 1% atau 1 ruas jalan dibandingkan penerapan strategi 1 (satu) sedangkan untuk strategi 3 (pelebaran jalan dan SSA) ternyata dapat meningkatkan kinerja jaringan jalan di Kota Padang Panjang. Hal ini terlihat, tidak terdapat ruas jalan yang macet (vc ratio > 1,00) maupun vc rationya 0,85 – 1,00 artinya secara keseluruhan ruas jalan di Kota Padang Panjang berkinerja baik.

Rekomendasi

Dengan memperhatikan hasil analisis maupun kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut : a. Melakukan normalisasi terhadap jalan Imam Bonjol 1 dari parkir badan jalan sehingga lebar efekif jalan tersebut menjadi lebih lebar

b. Perlunya penerapan Sistem Satu Arah (SSA) pada ruas Jl. Hamid Hakim 1, manajemen lalu lintas dan perubahan fisik

model hybrid tersebut? Artikel ini mengidentifikasi lebih lanjut pelaksanaan model hybrid Rahman El Yunusiah, M. Yamin 1, M.

Yamin 2, Sudirman 1, Sudirman 2, Sudirman 3, M. Syafei.

c. Perlunya peningkatan jalan pada ruas jalan Jl. Anas Karim 2, Jl. Bukit Kandung 2, Jl. Bukit Kandung 3, Jl. M. Yamin 1, Jl. M. Yamin 3, Jl. Rasuna Said 1, Jl. Raya Padang Panjang 3, Jl. Sudirman 7, Jl. Sudirman 8, Jl. Sudirman 9, Jl. Sutan Syahrir 1, Jl. Sutan Syahrir 2.

d. Perlunya konsistensi pengawasan dan pemeliharaan, terhadap prasarana jaringan jalan untuk mengantisipasi permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul di masa yang akan datang.

e. Perlunya pengawasan terhadap trotoar agar tidak ditempati oleh area PKL (pedagang kaki lima) sehingga tidak menurunkan kapasitas jalan.

f. Sebelum menjalankan hasil rekomen- dasi riset, pemerintah daerah perlu melakukan evaluasi terhadap rekomen- dasi agar pelaksanaan/penerapan hasil rekomendasi tepat sasaran dan tidak terjadi konflik sosial.

g. Perlunya kajian tentang angkutan umum secara menyeluruh yang dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi jalan raya.

h. Perlu dilakukan kajian lebih lanjut tentang dampak pertumbuhuan kendara- an terhadap kinerja simpang, terutama simpang-simpang di CBD (Central Bussines District)

i. Perlunya penyediaan anggaran untuk pembebasan dan peningkatan jalan di masa yang akan datang

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2009. Sumatera Barat Dalam Angka. Padang.

Badan Pusat Statistik. 2009. Padang Panjang Dalam Angka. Padang Panjang.

Black, J.A. 1981. Urban Transport Planning: Theory and Practice. London: Cromm Helm.

Citilabs. 1998, Cube 4.0.1 User’s Manual Software , United Kingdom

Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Jakarta.

Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Barat. 2002. Rencana Umum Jaringan Transportasi Jalan. Padang.

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 14 Tahun 2006. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas. Jakarta.

Papacostas, C.S. 1987. Fundamental of Transportation Engineering. Prentice Hall Inc, Englewood Cliffs. New Jersey.

Sekolah Tinggi Transportasi Darat. 2009. Laporan Umum Lalu Lintas Angkutan Jalan. Bekasi.

Tamin, O.Z. 1997. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB, Bandung

Wiratna, V.S. 2008. SPSS Untuk Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Umum, Penerbit Global Media Informasi.

MODEL HYBRID DALAM PRAKTIK DEMOKRASI LOKAL

Dalam dokumen Jurnal Volume 1 No. 2 2013 (Halaman 45-48)